Anda di halaman 1dari 17

PERENCANAAN CHECK DAM BATANG LAMPASI KECAMATAN

PAYAKUMBUH UTARA, KOTA PAYAKUMBUH

Deddy Suryadi, Mawardi Samah, Khadavi


Jurusan Teknik Sipil, Fakultas Teknik Sipil dan Perencanaan, Universitas Bung Hatta Padang
Email:desuryadi2602@gmail.com, mawardi_samah@yahoo.com 1, qhad_17@yahoo.com 2

Abstrak

Checkdam Batang Lampasi bertujuan melindungi bendung agar sedimen berupa lumpur, pasir,
kerikil dan batu-batuan yang berada di dasar sungai dapat terbendung, sedimen tersebut berasal
dari erosi pada bagian hulu sungai yang mengakibatkan aliran debris. Sasaran utama pelaksanaan
adalah untuk menjaga bendung agar tidak terguling serta mengendalikan sedimen agar dapat
membentuk badan sungai. Dari analisa hidrologi didapat curah hujan rencana dengan metode
hasper gumbel dan weduwen, stasiun curah hujan dari tahun 1998 sampai 2012 didapat curah
hujan rencana R100 = 183,9997 mm, debit banjir Q100 = 138,06 m³/dt.Untuk satu kali banjir
periode ulang Q100 dibutuhkan 1 buah bangunan pengendali sedimen. Tipe bangunan
pengendali sedimen adalah tipe grafitasi yang material utamanya batu kali dan konstruksi
tertentu menggunakan beton bertulang. Dari perhitungan konstruksi checkdam direncanakan
tinggi 1,8 m, pelimpah atas 22 m, pelimpah bawah 17,6 m, kemiringan tubuh bagian hulu 0,55,
tinggi sub dam 0,8, tebal lantai apron 0,71 m. Stabilitas konstruksi checkdam diperhitungkan
terhadap guling, geser dan eksentrisitas dan tegangan tanah, dari perhitungan stabilitas bangunan
checkdam memenuhi persyaratan. Dalam perencanaan checkdam harus dilakukan survey dan
analisa supaya tidak terjadi kesalahan, untuk mendimensi konstruksi harus memperhatikan
kriteria dari perencanaan pengerjaan.

Kata kunci : Perencanaan, Checkdam, sedimen, Curah hujan


PLANNING CHECK DAM ROD LAMPASI NORTH PAYAKUMBUH
DISTRICT, PAYAKUMBUH CITY

Deddy Suryadi, Mawardi Samah, Khadavi


Department of Civil Engineering, Faculty of Civil Engineering and Planning University of Bung
Hatta Padang
Email:desuryadi2602@gmail.com, mawardi_samah@yahoo.com 1, qhad_17@yahoo.com 2

Abstract

Trunk Checkdam Lampasi aims to protect the dam so that the sediment in the form of mud, sand,
gravel and rocks at the bottom of the river can be dammed, these sediments are derived from
erosion on the upstream side of the river resulting debris flow. The main target is to keep the
implementation of the weir so that you do not topple and control of sediment in order to form the
body of the river. From the hydrological analysis obtained by the method of precipitation plans
hasper Gumbel and weduwen, station precipitation from 1998 to 2012 obtained precipitation
R100 = 183.9997 mm plan, flood discharge Q100 = 138.06 m³ / dt.Untuk one flood return period
Q100 takes 1 unit building sediment control. Building type sediment control is a type of gravity
main material stone and certain construction using reinforced concrete. From the calculation of
the planned construction checkdam 1.8 m high, 22 m over the spillway, spillway under 17.6 m,
the slope of the upper body section 0.55, sub dam height of 0.8, 0.71 m thick floor apron.
Stability construction checkdam count against rolling, sliding and eccentricity and ground
voltage, of building stability calculations checkdam meet the requirements. In checkdam
planning to do a survey and analysis in order to avoid mistakes, to mendimensi construction
should pay attention to the criteria of planning workmanship.

Keywords : Planning, Checkdam, Sediment, Rainfall


1. PENDAHULUAN Sasaran utama pelaksanaan Check dam
Daerah Aliran Sungai (DAS) Batang Lampasi adalah untuk menjaga
merupakan daerah yang berfungsi sebagai bendung Batang Lampasi agar tidak
daerah resapan, daerah penyimpanan air terguling serta mengendalikan sedimen agar
penampung air hujan dan pengaliran air dapat membentuk badan sungai Batang
yaitu daerah dimana semua airnya mengalir Lampasi.
kedalam suatu sungai. Daerah ini umumnya Untuk menjaga keamanan dan
dibatasi oleh batas topografi yaitu kelestarian Sungai Batang Lampasi terhadap
merupakan tempat tertinggi (Punggung masalah sedimentasi yang dapat
Bukit) sehingga air hujan yang jatuh mempengaruhi fungsi sungai sebagai
didalamnya akan selalu menuju ke bagian pengendali banjir, kebutuhan air untuk
hilirnya (bagian yang lebih rendah. Wilayah irigasi dan sebagainya. Dalam hal ini penulis
DAS meliputi bagian dari hulu sampai hlir melakukan pembahasan dengan
sungai dan dapat berupa wilayah menggunakan metoda Gumbel, Hasper dan
pemukiman wilayah lindung, wilayah Weduwen. Metoda Gumbel, Hasper dan
budidaya dan lain-lain. weduwen ini cocok di gunakan untuk
Sungai Batang Lampasi adalah sungai perencanaan check dam Batang Lampasi .
yang mempunyai tingkat kerawanan yang Untuk itu penulis mengangkat masalah
cukup tinggi terhadap timbulnya bahaya ini berupa Tugas Akhir dengan judul
aliran debris yaitu aliran sedimen yang “PERENCANAAN CHECK DAM
mempunyai tingkat konsentrasi sedimen BATANG LAMPASI KECAMATAN
tinggi yang terdiri dari lumpur, pasir, kerikil PAYAKUMBUH UTARA KOTA
dan batu-batuan. PAYAKUMBUH“.
Perencanaan check dam Batang Lampasi 2. Maksut dan Tujuan Penulisan
bertujuan untung menlindungi bendung Maksud Penulisan tugas akhir ini
batang lampasi agar sedimen berupa lumpur, adalah untuk mengetahui wawasan ilmu
pasir, kerikil dan batu-batuan yang berada di pengetahuan yang telah penulis dapatkan
dasar sungai dapat terbendung, pembuatan selama menimba ilmu pengetahuan di
check dam ini juga bertujuan agar bendung bangku perkuliahan pada perencanaaan
Batang Lampasi tidak terguling. sebuah bangunan pengendali sedimen
(check Dam) dengan menggunakan
peraturan teknis yang dikeluarkan oleh 4. Metode Penulisan
Departemen Pekerjaan Umum. Metode pembahasan mengenai
Tujuan dari tugas akhir ini adalah perencanaan check dam yang penulis
mendapatkan hasil perencanaan Tugas gunakan antara lain:
Akhir untuk mengatasi sendimentasi dan 1. Pengumpulan Data
erosi yang disebabkan bertambahnya curah Data-data yang dibutuhkan dalam
hujan dibagian hulu dapat teratasi, sehingga perencanaan check dam adalah:
alur sungai menjadi seimbang dan dinamis a) Peta topografi daerah perencanaan
serta aman terhadap banjir dan b) Data hidrologi daerah perencanaan
menormalisasikan sungai serta menjaga c) Data keadaan tanah
bendung Batang Lampasi agar tidak d) dan data-data pendukung lainnya
terguling. Data-data tersebut dapat diperoleh dari
3. Batasan Masalah Dinas PSDA (Pengelolaan Sumber Daya
Batasan masalah yang akan dibahas Air) Propinsi Sumatera Barat, serta
dalam tugas akhir ini adalah : instansi-instansi lainnya baik negeri
1. Pemilihan Lokasi bangunan pengendai maupun swasta.
sedimen (Check Dam). 2. Studi Literatur
2. Analisa hidrologi terdiri dari: anlisa Dalam studi literatur didapatkan teori-teori
curah hujan rata-rata, analisa curah seperti untuk analisa hidrologi dan tahap-
hujan rencana, analisa debit banjir (Q). tahap perencanaan chek dam.
3. Menganalisa potensi sedimen yang 3. Perhitungan dan Analisa
akan turun sepanjang alur sungai Berdasarkan data-data yang diperoleh,
Batang Lampasi serta perkiraan diharapkan dapat dilakukan suatu
besarnya sedimen yang mungkin perhitungan tinjauan perencanaan check
terjadi saat banjir. dam secara lengkap, serta dengan analisa
4. Perencanaan kontruksi check dan data-data pendukung.
meliputi, analisa stabilitas checkdam, a. Analisa dan perhitungan.
besar tampungan check dam serta 1) Curah hujan Rata-rata
desain kontruksi check dam secara Untuk menentukan besarnya hujan rata-rata
keseluruhan. pada daerah aliran sungai Batang Lampasi
ini digunakan data curah hujan maximum
setiap hujan dari stasiun hujan dengan data a) Faktor erosivitas hujan
sekunder yang di dapatkan dari Dinas Faktor erosivitas hujan didevinisikan
Pengelolaan Sumber Daya Air, Provinsi sebagai jumlah satuan indeks derosi
Sumatera Barat dengan data sebagai berikut hujan dalam setahun. Nilai R yang
1) Data curah hujan merupakan daya rusak hujan, dapat
2) Stasiun yang berada dikawasan ditentukan dengan persamaan yang
tersebut dilaporkan oleh Wischmeier, 1959
3) Cathment sungai (dalam Renard,et.al, 1996) sebagai
4) Ambil curah hujan maximum berikut:
2) Curah hujan rencana R =∑
Untuk menghitung curah hujan rencana b) Faktor Erodibilitas tanah (K)
penulis menggunakan 3 metode yaitu, Faktor ini merupakan daya tahan tanah
metode Gumbel, Hasper dan Weduwen. baik terhadap pelepasan maupun
3) Analisa Debit Banjir Rencana pengangkutan, terutama tergantung pada
Untuk perhitungan Debit Banjir Rencana sifat-sifat tanah, seperti tekstur, stabilitas
dilakukan dengan metode Hasper. Data agregrat, kekuatan geser, kapasitas
untuk metode tersebut di ambil dari infiltrasi, kandungan bahan organik dan
nilai curah hujan rencana. Perhitungan kimiawi.
debit rencana dengan metode ini, tinggi c) Faktor panjang kemiringan lereng
hujan yang diperhitungkan adalah tinggi (LS)
hujan pada titik pengamatan. Faktor LS, kombinasi antara faktor
4) Perhitungan Erosi Lahan panjang lereng (L) dan kemiringan
Wischmeier dan Smith (1962) lereng (S) merupakan nisbah besarnya
mengemukakan rumus pendugaan erosi erosi dari suatu lereng dengan panjang
(Universal Soil Loss Equation) yang dan kemiringan tertentu terhadap
berlaku untuk tanah-tanah di Amerika besarnya erosi.
Serikat. Walaupun demikianrumus ini d) Faktor tanaman penutup lahan dan
banyak pula digunakan di negara lain di manajemen tanaman
antaranya di Indonesia Rumusnya : Faktor ini menggambarkan nisbah antara
A = R.K.LS.C.P besarnya erosi dari lahan yang
Faktor-faktor Erosi Lahan : betanaman tertentu dan dengan
manajemen tertentu terhadap besarnya 2. Untuk tujuan pencegahan terjadinya
erosi tanah yang tidak ditanami dan penurunan dasar sungai, lokasi
diolah bersih, nilai C= 1,0 kedudukan check dam diusahakan
e) Faktor konservasi praktis (P) berada pada sebelah hilir ruas sungai.
Nilai faktor tindakan manusia dalam Apabila ruas sungai cukup panjang,
konservasi tanah (P) adalah nisbah maka diperlukan beberapa buah
antara besarnya erosi dari lahan dengan chekdam yang dibangun secara
suatu tindakan konservasi tertentu berurutan membentuk trap-trap.
terhadap besarnya erosi pada lahan tanpa 3. Untuk tujuan memperoleh kapasitas
tindakan konservasi. Nilai dasar P=1 tampung yang besar, maka tempat
5) Besar Konsentrasi Sedimen kedudukan lokasi check dam di
Berdasarkan aliran tersebut dipakai usahakan sebelah hilir ruas sungai
rumus Takahasi: yang lebar, sehingga dapat terbentuk
semacam kantong. Kadang-kadang
Cc =
Ø check dam ditempatkan pada sungai
6) Lokasi Penempatan Check Dam utama disebelah hilir muara anak-
Penentuan lokasi Check dam, anak sungai yang biasanya berupa
biasanya didasarkan pada tujuan sungai arus deras, dapat berfungsi
pembangunannya seperti dibawah ini : sebagai chek dam untuk penahan
1. Untuk tujuan pencegahan terjadinya sedimen baik dari sungai utama
sedimentasi yang diakibatkan oleh maupun dari anak-anak sungainya.
tanah lonsor yang terjadi mendadak 7) Kondisi Tanah Pondasi Check Dam
dan membawa material yang banyak, Faktor yang sangat mendasar
sedimen luruh, banjir lahar dan lain- menetukan dalam penetapan tinggi
lain, maka lokasi kedudukan Check check dam adalah kondisi geologis tanah
dam diusahakan pada bagian hilir dari pondasi. Untuk check dam yang
daerah sumber sedimen yang labil tingginya melebihi 15 m, tanah
tersebut. Lokasi dapat dibuat pada pondasinya haruslah terdiri dari batuan
alur sungai yang dalam, agar dasar dasar yang kukuh. Batuan dasar tersebut
sungai naik dengan adanya checkdam harus diteliti dan terutama yang perlu
tersebut. diperhatikan adalah kekerasan, retakan-
retakan, permeabilitas serta sesar. ANALISA DAN PEMBAHASAN
Khusus untuk daerah pegunungan berapi a. Perhitungan Curah Hujan
supaya diperhatikan kemungkinan Tahun Ri M
adanya lapisan-lapisan batu apung atau 2011 140 1
2004 120 2
abu vulkanik dibawah lapisan lava.
2008 107 3
Selain itu apabila tanah pondasi 2012 101 4
terdiri dari batu kapur, maka haruslah 2003 92 5
diteliti kemungkinan adanya rongga- 2001 77 6
2006 74 7
rongga yang besar dalam lapisan batu
2009 72 8
kapur tersebut. Selanjutnya apabila 2000 68 9
checkdam ditempatkan pada tanah 2007 67 10
pondasi yang terdiri dari sedimen dasar 2002 66 11
2010 65 12
sungai, maka tingginya tidak lebih dari
2005 62 13
15 m. Lapisan tanah pondasi harus 1999 57 14
mempunyai daya dukung yang memadai 1998 53 15
Tabel 1. Curah Hujan Maksimum
dan daya tahan terhdap gaya-gaya geser
b. Curah Hujan rencana
serta dapat bertahan terhadap pengaruh
Untuk curah hujan rencana penulis
air rembesan dan terhadap hempasan
menggunakan 3 metode yaitu metode
limpahan dari mercu.
Gumbel, Hasper dan Wedwen
8) Dasar-dasarPerencanaan Check Dam
1. Hasper
Perencanaan fasilitas Check dam
T (th) Rrata-rata S Rt (mm)
didasarkan pada perencanaan Check dam (mm)
yang dirumuskan untuk mengantisipasi 2 81,4 35,54 73,58
sejumlah debris/sedimen yang merusak 5 81,4 35,54 104,15
10 81,4 35,54 126,18
dan menimbulkan masalah baik pada alur
20 81,4 35,54 148,57
yang di laluinya maupun daerah yang 25 81,4 35,54 156,03
terancam akibat aliran debris tersebut. 50 81,4 35,54 179,13
100 81,4 35,54 203,30
Penentuan titik dasar (basic point) Tabel 2. Curah Hujan Hasper
yaitu suatu titik batas untuk menentukan
jumlah debris/sedimen yang akan
dikendalikan dan di izinkan.
2.) Gumbel 25 152,61 105,77 0,95

Xn 50 172,21 121,36 1,09


n Yn Sx Sn Yt
(mm) 100 198,85 138,06 1,24
Tabel 5. Perhitungan Debit Banjir
2 0,5128 25,0849 1,0206 0,3665 77,989
Jadi besarnya debit banjir rencana (design
5 0,5128 25,0849 1,0206 1,4999 106,42
flood) diambil harga Q100 hasil perhitungan =
10 0,5128 25,0849 1,0206 2,2502 125,24 138,06 m3/dtk.
25 0,5128 25,0849 1,0206 3,1985 149,03 d. Perhitungan Checkdam
50 0,5128 25,0849 1,0206 3,9019 166,67 1) Data-data perhitungan

100 0,5128 25,0849 1,0206 4,6001 184,18 Untuk perhitungan bendung saringan
bawah diambil data data sebagai berikut :
Tabel 3. Curah Hujan Metode Gumbel
- Debit banjir rencana = 138,06 m3/dt
3.) Weduwen
- Tinggi rencana = 1,8 m
T mn/mp Rp (mm) RT (mm)
- Tinggi pondasi = 1,04 m
2 0,498 120 78,0157
- Elevasi dasar sungai = + 492,80 m
5 0,602 120 94,3081
10 0,705 120 110,4439 - Elevasi puncak mercu = + 494,08

25 0,845 120 132,3759 - Luas Catchment Area = 361,30 km²


50 0,948 120 148,5117 - Kemiringan sungai = 0,006
100 1,05 120 164,4909 2) Perencanaan Peluap
Tabel 4. Curah Hujan Metode Wedwen Debit rencana harus ditentukan dengan
Dari perhitungan curah hujan rencana mempertimbangkan konsentrasi sedimen.
dengan 3 metode diatas, maka akan didapat Rumus yang digunakan untuk menghitung
curah hujan rencana rata-rata yaitu : Debit yang melewati peluap adalah.
c. Perhitungan Debit Banjir Rencana Qd = (1 + α ). Qw
Untuk perhitungan debit banjir rencana Dengan :
penulis menggunakan metode Hasper α = Cc = Konsentrasi aliran sedimen
T Rn Qn = 0,0004
Qmaks
3
(Tahun) (mm) (m /dt) Qw = Debit puncak untuk periode 100
2 71,96 50,10 0,45 tahun = 138,06 m3/dt
5 101,86 71,25 0,64 Qd = (1 + 0,0004) . 138,06
10 123,41 85,73 0,77 Qd = 138,12 m3/dt
Maka Debit yang melewati peluap B1 = 80 % x lebar sungai pada lokasi
dengan debit puncak 100 tahun adalah BPS
138,12 m3/dt. Dimana Lebar sungai Lb = 80 %
B1 = 80 % x 22 m = 17,6 m
w
Maka :
m h3
1
B2 = B1+ h3
= 17,6 + h3
B1

B2
Q= (0,71 h3 + 1,77 x B1)h33/2
Gambar 4.2. Penampang Peluap 138,12= (0,71 h35/2 + 1,77 x 22)h33/2
Persamaan Perencanaan Peluap: 138,12 = (0,71 h35/2 +38,94 )h33/2
Q= 2/15 x C x √(2.g) x (3.B1 + 2B2) x h31/3 Trial dan error
Dengan : Didapat h3 = 2,3255 m ∼ 2,3255m
Q = Debit diatas pelimpah 138,12 = 138,12 ……………………..ok
= 138,12 m3/dt Tabel 4.1 Tinggi jagaan pada peluap
C = Koefisien Debit (0,6 ~ 0,66) Debit
50 - 100- 200- 500-
= 0,6 Desain 50
100 200 500 2000
g = Percepatan grafitasi (m³/dt)
= 9,8 m/dt2 Tinggi
B1 = Lebar peluap bagian bawah Jagaan 0,6 0,8 1,00 1,20 1,50
B2 = Lebar peluap bagian atas (m)
h3 = Tinggi air diatas pelimpah (Sumber: Buku Perenvanaan Bendung dan
w = Jagaan Pengendali Dasar Sungai)

m = Kemiringan tepi peluap = 0,5 Untuk ini diambil h3 = 2,355 dan tinggi

Untuk m = 0,5 dan C = 0,6, maka rumus jagaan menurut tabel 4.1 diambil 1 m

diatas menjadi: Maka B2 = 17,6 + 2,3255

Q = 19,9255 m ≈ 20 m

2 3) Kemiringan Tubuh Main Dam


= × 0 .6 × (2 × 9.8 ) × (3.B1 + 2.B 2 ) × h31 / 3
15 Untuk kemiringan bagian hilir Dam
direncanakan m1 = 0,2 dengan tinggi tubuh
Q= (0,71 x h3 + 1,77 x B1) x h33/2
checkdam rencana sebesar 1,8 m termasuk
Direncanakan :
pondasi. Untuk menghitung m2 atau
kemiringan bagian hulu dengan tinggi 4) Perencanaan Sub Dam dan Lantai
checkdam H ≤ 15 m, digunakan rumus: Lindung (Apron)
(1+α)m2²+(2(m1 +β) +m1(4×a+γ) +2×a×β) +m2 −(1+3×a) +a×β(4×m1 +a.β) +Letak dan Tinggi Sub Dam
γ(3×m1×β+β2 +m1²) =0 Letak Sub Dam yaitu jarak antara Main dan
Dimana : Sub Dam di tentukan dengan persamaan
α = h3 /H ; ( H = Tinggi Main Dam + hidraulik : L = Lw + X + b2
pondasi ). Dengan :
H = 4,1255 m L = Jarak antara Dam utama dengan Sub
β = b1/h Dam (m)
b1 = Tebal/lebar mercu utama Lw = Panjang terjunan (m)
= 2,37 m X = Panjang loncatan air (m)
h3 = Tinggi air di atas peluap bendung b2 = Lebar mercu Sub Dam (m)
utama = 2,3255 m H1 = Tinggi Dam utama dari permukaan
b2 = Tebal/lebar mercu Sub Dam lantai (m) = 1,8m.
= 1,30 m b. Tinggi Sub Dam :
γ = γc/γw H2 = Tinggi Sub Dam (m)
γc = Berat volume bahan Dam (t/m²) H2 = (1/3 ∼ 1/4)H1
= 2,4 t/m3 = (0,6 m∼ 0,45m)
γw = Berat volume air (1,0 -1,2 t/m²) Direncanakan = 0,6 m
= 1,00 t/m3 c. Panjang terjunan

( )
Maka : 1
 2 H 1 + 1 h3 2

α = 0,564 lw = Vo  2
 g 
β = 0,574  
γ = 2,4 Vo =
qo
h3
Dengan memasukan nilai diatas
qd
kedalam persamaan yang ada, guna Qo =
B1
mendapatkan nilai persamaan jadi 0 (nol),
Dengan :
maka dengan cara trial dan error di peroleh
qo = Debit perunit lebar pada peluap
nilai m2 = 0,553 Untuk stabilitas checkdam,
(m³/dt/m’)
kemiringan di hulu Check Dam diambil m2 =
0,55.
Vo = Kecepatan aliran per m panjang b2 = Lebar mercu Sub Dam (m)=
dibagi tinggi air (m/dt) 1,30 m
H1 = Tinggi dari permukaan lantai hj = Tinggi loncatan air dari
sampai mercu Main Dam (m) permukaan lantai s/d diatas
= 1,8 m mercu Sub Dam
h3 = Tinggi air diatas mercu peluap (m) B1 = Lebar pelimpah bagian bawah
= 2,3255 m = 17,6 m
g = Percepatan gravitasi bumi (m/dt) Qd
q1 =
B1
Qd = Debit diatas mercu
= 138,12 (m³/det) 138,12
q1 =
17 ,6
B1 = 17,6 m (lebar peluap bagianbawah)
1. Debit perunit lebar pada peluap (qo) = 7,85 m³/dt
1. Kecepatan aliran diatas titik terjunan
138,12 m 3 / det
q0 =
17,6 V1 = ( 2 g )( H 1 + h3 )) 1 / 2

qo = 7,85 m³/dt. Dengan :


2. Kecepatan aliran per m (Vo) V1 = kecepatan aliran diatas titik
7,85 terjunan (m/dt)
V0 =
2,3255 V1 = ((2 x9,8)(1,8 + 2,3255))1/ 2
Vo = 3,38 m/dt
V1 = 8,99 m/dt
3. Panjang terjunan (Lw) :
2. Tinggi Air pada titik jatuh terjunan
( )
1
 2 × 1,8 + 1 2,3255  2
h1 = Tinggi air pada titik jatuh
lw = 3,38 ×  2 
 9,8  terjunan
 
h1 = q1 + V1
lw = 2,63 m
d. Panjang loncatan air h1 = 7,85/ 8,99

X = β × hj h1 = 0,87 m

X = L − b2 + Lw 3. Angka Froude pada aliran titik terjunan


V1
Dengan : F1 =
(gxh1 )1/ 2
X = Panjang loncatan air (m)
Dengan :
β = Koefisien (4,50 ∼ 5,00) F1 = Angka Froude aliran pada tiitk
= diambil 5,00 terjunan
8,99 h3= Tinggi air diatas mercu peluap (m) =
F1 =
(9,8 x 0,87 )1/ 2 2,3255 m
F1 = 3,08 > 1 .............Aliran super kritis Jadi tebal lantai apron =

4. Tinggi loncatan air dari permukaan t = 0,1((0,6 x 1,8m) + (3 x 2,3255 m)) − 1) t

lantai s/d diatas mercu Sub Dam = 0,71 m


Direncanakan tebal lantai lindung/ apron (t)
hj =
h1
2
(
× (1 + 8 F 1) − 1
0 ,5
)
= 0,71 m

hj =
0,87
2
((
× 1 + 8 × 3,08 2 ) 0,5
)
−1 4.1 Tinjauan Gerusan Lokal di Hilir Sub
Dam
hj = 3,38 m Gerusan dihilir diperhitungkan sebagai
Jadi panjang loncatan air : berikut:
X = βxhj Dengan :
X = 5 x 3,38 m B = 22 m
X = 16,9 m n = 0,05 (koefisien kekasaran meaning)
b1= 2,37 m (lebar puncak mercu main Qd = 138,12 m³/dt
dam) Io = 0,0006 → kemiringan rata-rata
b2 = 1,30 m (Lebar puncak mercu sub sampai ke lokasi rencana checkdam
dam) 1
q  3
Yc =  1 
g
5. Panjang Main Dam ke Sub Dam
Q 
L = Lw + X + b2 q1 =  d 
 B
L = 2,63 + 16,9 + 1,3
 138,12 m 3 
L = 20,83m  dtk 
q1 =  
 22m 
Direncanakan panjang L = 51,006 m,  
3
termasuk antisipasi lokal scouring q1 = 6,28 ≈ 7 m
dtk
6. Tebal Lantai Lindung/ Apron
4.5.1 Tinggi air di atas Sub Dam
t = 0,1((0,6H1 ) + (3h 3 ) − 1) 1
 6,28 m 3  3

Dengan :  dtk 
Yc =  2 
 9,8 m 
h1= Tinggi dari permukaan lantai sampai  dtk 
mercu Main Dam (m) = 1,8 m Yc = 0,86m
4.5.2 Tinggi air di hilir Sub Dam Lh = Panjang creep line
0, 6
 n × Qd  horizontal
hc =  
B I  ∆ hmax = (+ 494,08) – (+ 492,80)
 o 
0,6
= 1,8 m
 0,05 × 138,12 m 3 
 dtk  ∆ hmax x C = 1,8 m x 3
hc =  
 22m × 0,0006  = 5,4 m
 
Nilai c dari Lane berlainan dengan C Bleigh.
h c = 4,62m
Nilai-nilai c untuk bermacam-macam jenis
Sehingga nilai H :
tanah untuk Lane dan Bleigh, yaitu:
H = h c + Yc
C Lane
Material
H = 4,62m + 0,86m
Pasir amat halus/lunak 8,5
H = 5,48m
Pasir halus 7,0
H 5,48
= = 6,37 Pasir sedang 6,0
Yc 0,86
Pasir kasar 5,0
Menurut Vendjik untuk :
Kerikil halus 4,0
2,00 < H/Yc < 15 , maka T = 3 Yc + Kerikil sedang 3,5
0,10 H Kerikil campur pasir -
0,5 < H/Yc < 2 , maka T = 2,4 Yc + Kerikil kasar termasuk batu-batu
0,40 H kecil dan kerikil kasar 3,0
Maka dipakai ketentuan Vendjik No 2 Boulder, batu-batu kecil dan kerikil 2,5
T = 2,4Yc + 0,40H Lempung lunak 3,0
Lempung sedang 1,8
Di dapat nilai T :
Lempung keras 1,8
T = (2,4× 0,86 m) + (0,40 × 5,48m)
Lempung sangat keras atau padat 1,8
T = 4,25m
4.5.3 Pemeriksaan Stabilitas Erosi Bawah Kontrol Terhadap Rembesan

Tanah (Piping) Adanya rembesan dibawah tubuh

Untuk memeriksa piping digunakan Syarat : Checkdam yang disebabkan oleh beda tinggi

Lv + 1/3 Lh ≥ ∆ hmax.C muka air hulu dan hilir Checkdam bisa

Dimana : menyebabkan erosi bawah tanah. Butir tanah

Lv = Panjang bidang kontak pondasi yang yang tererosi ini maka akan tergerus ke hilir,

vertikal sehingga stabilitas Checkdam terganggu.


Untuk menghindari kondisi ini maka 1. Tubuh Checkdam/Berat Sendiri
bidang kontrol antara bangunan dengan Perhitungan Gaya dan Momen akibat Berat Sendiri Tubuh Checkdam

tanah dibuat cukup panjang. Kemudian Luas (m²) Gaya(ton) Lengan (m) Momen(t.m)
Segmen
b h Luas V x y Mo Mr
diperiksa dengan menggunakan rumus
menurut cara Lane adalah : G1 1,90 1,8 1,71 3,76 3,33 - - 12,52

Cw = ∑L V + 1 / 3∑ L H
≥ 3,0
G2 2,30 1,8 2,07 4,55 1,55 - - 7,05
H G3 0,40 1,8 0,36 0,79 0,27 - - 0,21
Jumlah - 9,1 19,78
Angka 3,0 adalah angka keamanan lane
(Kerikil kasar, termasuk batu-batu kecil pada
lokasi Chekdam Batang Lampasi Kota 2. Tekanan Lumpur (Sediment Pressure)
Perhitungan Gaya dan Momen akibat Tekanan Sedimen/Sediment Pressure
Payakumbuh)
Luas (m²) Gaya (ton) Lengan (m) Momen(t.m)
Segmen
Tabel 4.3 Jalur Rembesan Dan Tekanan Air b h Luas V H x y Mo Mr
H1 1.9 1,8 1,71 - 3,76 0,57 2,14 -
G4 1,9 1,8 1,71 3,76 3,97 - - 14,93
Panjang Rembesan
Jumlah - 3,76 3,76 2,14 14,93
Titik Line V H 1/3 H Lw= ∆H=
LV +
(m) (m) (m) 1/3 LH Lw/Cw
A 0 3. Tekanan Hidrostatis (Water pressure)
A-B 1,5
B 1,5 0,18 a. Air Normal (Normal Water)
B-C 2 0,67
Perhitungan Gaya dan Momen Akibat Tekanan Air Kondisi Normal/ Normal Water Pressure
C 2,17 0,26
C-D 1 0,33 Area, A, (M2) Force (Ton) Arm (meter) Moment
D 2,5 0,3 Segmen
b h Area H V x y Mo Mr
D-E 4,4 1,47
E 3,97 0,47 H1 1,90 1,8 1,71 - 1,71 - 0,6 1,03 -
E-F 0,37 0,12 G4 1,8 1,8 1,62 1,62 - 3,97 - - 6,43
F 4,09 0,49
TOTAL 1,62 1,71 1,03 6,43
F-G 49,67 16,56
G 20,65 2,46
G-H 0,09 0,03
H 20,68 2,47 b. Air Banjir (Flood Water)
H-I 2 0,67
I 21,34 2,55 Perhitungan Gaya dan Momen Akibat Tekanan Air Kondisi Banjir/ Flood Water Pressure
I-J 6,01
Area, A, (M2) Force (Ton) Arm (meter) Moment
J 27,35 3,26 Segmen
Jumlah 7,51 59,53 19,84 27,35 b h Area H V y x Mo Mr
Sumber: Hasil Perhitungan G6 2,30 2,3255 5,35 - 5,35 - 2,85 - 15,25
G7 1,9 2,3255 4,42 - 4,42 - 6,3 - 27,85
4.6 Perhitungan Stabilitas Main Dam G8 1,9 1,8 1,71 - 1,71 - 7,03 - 12,02
H3 1,8 2,3255 4,19 4,19 - 4 - 16,76 -
4.6.1 Perhitungan Gaya Dan Momen H4 1,8 1,8 3,24 3,24 - 2,67 - 8,65
Hasil gaya dan momen TOTAL 7,43 11,48 25,41 55,12

dilampirkan melalui tabel.


4. Tekanan Gempa (Seismic Force) Kombinasi Pembebanan Kondisi Air Normal (Tanpa Beban Gempa)

Perhitungan Gaya dan Momen Akibat Gempa/ Seismic Force GAYA


NO. HORIZONTAL GAYA VERTIKAL MOMEN
Gaya (ton) Lengan (m) Momen(t.m) (+) T (-) T (+) T (-) T Mo Mr
Segmen Luas
(m²) Force(ton) H V x y Mo Mr 1.Berat Sendiri - - 9,1 - - 19,78
G9 1,71 3,76 0,45 - - 0,6 0,27 - 2.Tekanan Air 1,62 - 1,71 - 1,03 6,43
G10 2,07 4,55 0,55 - - 0,9 0,50 - 3.Tekanan
Sedimen 3,76 - 3,76 - 2,14 14,93
G11 0,36 0,79 0,1 - - 0,6 0,06 -
G12 1,71 3,76 0,45 - - 1.2 0,54 - TOTAL 5,38 14,57 3,17 41,14
Total 5,85 1,55 - - 1,37 -

b. Pada Saat Air Banjir (Flood Water


4.6.2 Kombinasi Pembebaban
Condition)
Perencanaan harus didasarkan pada
Kombinasi Pembebanan Kondisi Air Banjir (Tanpa Beban Gempa)
kombinasi yang paling memberikan keadaan GAYA
NO. GAYA HORIZONTAL VERTIKAL MOMEN
berbahaya dari adanya gaya-gaya yang (+) T (-) T (+) T (-) T Mo Mr
1.Berat Sendiri - - 9,1 - - 19,78
bekerja, tetapi harus meliputi hanya gaya- 2.Tekanan Air 7,43 - 11,48 - 25,41 55,12
3.Tekanan
gaya yang mempunyai kemungkinan bekerja Sedimen 3,76 - 3,76 - 2,14 14,93

TOTAL 11,19 24,34 27,55 89,83


pada saat bersamaan. Kombinasi gaya-gaya
atau beban yang bersifat transit atau
sementara dapat diabaikan dan tidak perlu 2. Kombinasi Pembebanan Biasa
Kombinasi Pembebanan Kondisi Air Normal (Dengan Beban Gempa)
diperhitungkan sebagai dasar yang cukup HORIZONTAL
NO. FORCE VERTICAL FORCE MOMENT
untuk perencanaan. (+) H (-) H (+) V (-) V Mo Mr
1. Berat Sendiri - - 9,1 - - 19,78
Checkdam gravitasi harus
2. Tekanan air 7,43 - 11,48 - 25,41 55,12
direncanakan untuk kombinasi pembebanan 3. tekanan
sedimen 3,76 - 3,76 - 2,14 14,93
yang mengikuti dan memakai faktor 4. Gaya Gempa 1,55 - - - 1,37 -
TOTAL 12,74 24,34 28,92 89,83
keamanan yang telah ditentukan. Berikut
akan diuraikan kombinasi-kombinasi
KESIMPULAN
pembebanan ditinjau dalam keadaan banjir
a. Melihat permasalahan yang terjadi di
dan keadaan air normal.
Batang Lampasi yaitu permasalahan
Adapun kombinasi - kombinasi pembebanan
sedimentasi yang cukup serius, maka
tersebut adalah sebagai berikut :
pada Batang Lampasi yang merupakan
1. Kombinasi Pembebanan Biasa
penghasil sedimen perlu dibangun
a. Pada Saat Air Normal (Normal Water
checkdam, untuk tinggi 1,8 meter
Condition)
dibutuhkan 1 buah checkdam untuk f. Tipe struktur checkdam pada Batang
menampung sekali banjir. Lampasi digunakan tipe grafitasi
b. Lokasi checkdam diusahakan pada menggunakan bahan batu kali.
bagian hilir daerah sumber sedimen g. Hasil perencanaan konstruksi
yang labil. checkdam didapatkan dimensi peluap,
c. Lokasi dapat dibuat pada alur sungai kemiringan main dam, dimensi sub
yang dalam, agar dasar sungai naik dam, dimensi apron dan volume
dengan adanya checkdam tersebut, tampungan checkdam.
apabila ruas sungai tersebut cukup h. Stabilitas bangunan checkdam ditinjau
panjang maka diperlukan beberapa terhadap gaya guling (overtuning),
buah check dam yang dibangun secara gaya geser (sliding), terhadap
berurutan membentuk trap-trap. eksentrisitas dan tegangan tanah
d. Untuk memperoleh kapasitas (overstressing), dari semua peninjauan
tampungan yang besar, maka tempat tersebut didapatkan hasil yang
kedudukan lokasi checkdam di memenuhi syarat keamanan yang telah
usahakan berada pada sebelah hilir dari ditentukan
ruas sungai tersebut. Gaya guling Gaya geser Tegangan Tegangan Tegangan
Stabilitas (fsg) (fs) tarik tanah tanah
e. Dari hasil perhitungan hidrologi (tm) (tm) (e) q1(t/m²) q2 (t/m²)
Kondisi air normal
didapatkan : tanpa gaya gempa 11,85 2,03 0,34 21,92 4,64
Kondisi air normal
1) Untuk curah hujan periode ulang dengan gaya
gempa 3,10 2,33 0,23 3,74 6,95
dengan metode Hasper dan Gumbel. Kondisi air banjir
tanpa gaya gempa 3,26 1,63 0,29 3,32 7,38
Dari kedua metode tersebut maka Syarat fg > 1.2 fs > 1.2 ℮ < ⅙B q1 < σg q2 < σg
Status ok ok ok ok ok
didapatkan nilai rata-rata hasil
perhitungan R= 183,9997 mm/hari
2) Analisis debit banjir rencana SARAN

menggunakan metode Hasper, Gumbel, 1. Checkdam harus dibangun sebelum

dan Metode Weduwen. Dari ketiga terjadi gerusan/kerusakan lebih parah

metode tersebut diambil Q100 yang pada bendung.

mendekati Q100 rata-rata yaitu hasil 2. Dalam pembangunan konstruksi

perhitungan sebesar Q = 138,06 m3/dt checkdam, dalam penentuan lokasi


sebaiknya dilakukan analisa dan survey
sehingga tidak menimbulkan kesalahan Karmiana Made I, 2011, Teknik Perhitungan
dalam penempatan lokasi. Debit Rencana Bangunan Air, Graha
3. Dalam perencanaan konstruksi check Ilmu,Yogyakarta
dam sebaiknya memperhatikan dari segi Joesron Loebis, Ir. M. Eng, Banjir Rencana
ekonomis, seperti menggunkan material Untuk Bangunan Air. Badan Penerbit
yang ada dilokasi perencanaan. Pekerjaan Umum, Bendung, 1987
4. Dalam perencanaan desain konstruksi Utama Lusi, Ir. MT, 2013. Hidrologi Teknik,
checkdam harus memperhatikan standar Padang : Universitas Bung Hatta
kriteria dari perencanaan bangunan Samah Mawardi, Ir. Dipl-HE, Bahan Kuliah
tersebut sehingga tidak terjadinya salah Irigasi dan Bangunan Air
perencanaan nantinya. Soemarto.C.D, 1999 Hidrologi Teknik Jilid
5. Untuk pengendalian sedimentasi pada II, Erlangga, Jakarta
suatu Sungai harus dilaksanakan secara Subarkah Imam, Ir, 1980, Hidrologi Untuk
terpadu dan menyeluruh, mencakup Perencanaan Bangunan Air, Idea
upaya konservasi sumber daya Dharma, Bandung
lingkungan geofisik, biologi dan sosial Suripin, 2004 Sistim Drainase Perkotaan
ekonomi, dengan memperhatikan yang Berkelanjutan, Andi, Jakarta
keseimbangan proporsional kawasan Triatmodjo Bambang, Prof. Dr. Ir. CES.
hulu, tengah dan hilir sungai. DEA, 2008 Hidrologi Terapan, Beta
6. Harus dilakukan perawatan secara Offset, Yokyakarta
berkala, untuk menghindari rusaknya Vante Chow, phd, 1992 Hidrolika Saluran
setiap bagian bangunan checkdam Terbuka, Erlangga, Jakarta
dalam waktu yang relatif singkat. Virama Karya, PT, 2011, Review Desain
Sehingga bangunan chekdam dapat Check Dam Kedung Ombo,Balai Besar
berfungsi sesuai dengan umur rencana. Wilayah Sungai Pemali Juana
Semarang
DAFTAR PUSTAKA
Asdak, C, 2010, Hidrologi Dan Pengelolaan
Daerah Aliran Sungai, Cetakan
Kelima,Gadjah Mada University Press,
Yogyakarta

Anda mungkin juga menyukai