Anda di halaman 1dari 8

ARTIKEL ILMIAH

BEBAN KERJA DAN MOTIVASI KERJA PERAWAT BERHUBUNGAN


DENGAN IMPLEMENTASI KOMUNIKASI TERAPETIK
DI RUMAH SAKIT

OLEH:

ENENG YUNI YULISTIANI

NPM : 08170100128

PROGRAM STUDI ILMU KEPERAWATAN

SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN INDONESIA MAJU

JAKARTA

2019
Beban Kerja dan Motivasi Kerja Perawat Berhubungan dengan
Implementasi Komunikasi Terapeutik

Eneng yuni yulistiani1, Aisyah safitri2


1.2
Program Studi Ilmu Keperawatan
Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Indonesia Maju
Jln. Harapan Nomor 50, Lenteng Agung – Jakarta Selatan 12610
Email : 1yuni.botoh@gmail.com, 2aisyirfan12@gmail.com

Abstrak
Pendahuluan : Komunikasi terapeutik merupakan
komunikasi yang direncanakan secara sadar Abstract
bertujuan dan kegiatannya dipusatkan untuk Intorduction : Therapeutic communication is
kesembuhan pasien. Beban kerja perawat adalah consciously planned communication aimed at and
seluruh kegiatan atau aktivitas yang dilakukan oleh activities focused on healing patients. The nurse
seorang perawat selama bertugas di suatu unit workload was all activities carried out by a nurse
pelayanan keperawatan. Motivasi kerja sebagai while serving in a nursing service unit. Work
daya dorong bagi seseorang untuk memberikan motivation as a driving force for someone to
kontribusi yang sebesar-besarnya dalam pekerjaan. contribute as much as possible in the work.
Tujuan : Untuk mengetahui hubungan beban kerja Purpose : This study aims to determine the
dan motivasi kerja perawat dengan implementasi relationship of workload and work motivation of
komunikasi terapeutik. nurses with the implementation of therapeutic
Metode : Penelitian ini menggunakan metode communication.
deskriptif korelasi. Dengan tehnik total sample pada Method : This research usesed descriptive
38 responden, data dari penelitian ini mengunakan correlation method. With a total sample technique
kuisioner yang sudah lulus uji validitas dan of 38 respondents, the data from this study used a
reliabilitas. Analisis data dilakukan dengan chy questionnaire that had passed the validity and
squere. reliability test. Data analysis was performed with
Hasil : Penelitian ini menunjukan hasil ada Chi-square.
hubungan Beban kerja dengan komunikasi Results : The results of this studied indicate there
terapeutik dengan nilai p = 0,027. Ada hubungan ware a relationship between workload and
motivasi kerja dengan komunikasi terapeutik therapeutic communication with a value of p =
dengan nilai p = 0,021. 0.027. There was a relationship of work motivation
Kesimpulan : Penelitian ini adalah ada hubungan with therapeutic communication with a value of p =
beban kerja dan motivasi kerja perawat dengan 0.021.
implementasi komunikasi terapeutik pada perawat Conclusion : The conclusion of this studied is that
di ruang rawat inap kelas tiga RSUD Kota Bogor there is a relationship between workload and work
dikarenakan semua nilai p value < 0,05. Disarankan motivation of nurses with the implementation of
agar mengadakan evaluasi dan monitoring yang therapeutic communication to nurses in third-class
berkesinambungan dan terukur terhadap inpatients at Bogor City Hospital because all p
kemampuan perawat dalam melakukan komunikasi values <0.05. It is recommended to conduct
terapetik, dan mengevaluasi beban kerja serta continuous and measurable evaluation and
motivasi kerja perawat di Rumah Sakit. monitoring of nurses' abilities in conducting
therapeutic communication, and evaluate the
workload and motivation of nurses in third-class
Kata Kunci : beban kerja, komunikasi hospital care in Bogor City Hospital.
terapetik, motivasi kerja perawat
Keywords : therapeutic communication,
nurse motivation, workload.

1
Pendahuluan dengan pengertian bahwa tercapainya tujuan
organisasi berarti tercapai pula tujuan pribadi
Perawat adalah tolak ukur yang
para anggota organisasi yang bersangkutan,
menentukan kualitas pelayanan kesehatan
dapat disimpulkan bahwa motivasi pada
rumah sakit.1 Fungsi perawat dalam
dasarnya adalah interaksi seseorang dengan
melaksanakan asuhan keperawatan, perawat
situasi tertentu yang dihadapinya dan
akan selalu melakukan komunikasi dengan
merupakan suatu alasan seseorang untuk
klien dan keluarga dengan mengunakan
bertindak dalam rangka memenuhi kebutuhan
komunikasi terapeutik. Komunikasi merupakan
hidupnya.5
faktor yang penting. Karena dengan
berkomunikasi, perawat dapat menyampaikan Motivasi terbagi dalam dua bagian yaitu
dan menerima pesan sehingga tujuan asuhan motivasi Intrinsik dan ektrinsik, motivasi
keperawatan dapat dicapai secara optimal, intrinsik berasal dari dalam diri orang itu
komunikasi adalah kegiatan mengajukan sendiri, misalnya, kepuasan kerja, kapasitas
pengertian yang diinginkan dari pengirim atau kemampuan diri, sedangkan motivasi
informasi kepada penerima informasi dan ekstrinsik yaitu motivasi yang ada diluar diri
menimbulkan tingkah laku yang diinginkan seseorang, misalnya, uang, kehormatan, status
dari penerima informasi.2 atau jabatan. Motivasi yang tinggi akan
mempengaruhi kinerja perawat di Rumah
Komunikasi terapeutik adalah
Sakit. Karakteristik perawat juga merupakan
komunikasi yang direncanakan secara sadar
faktor-faktor yang mempengaruhi kinerja
bertujuan dan kegiatannya dipusatkan untuk
perawat.6 Beban kerja merupakan salah satu
kesembuhan pasien. Pada dasarnya komunikasi
unsur yang harus diperhatikan untuk
terapeutik merupakan komunikasi professional
mendapatkan keserasian dan produktifitas
yang mengarah pada tujuan yaitu
kerja yang tinggi.7 Indikator untuk beban kerja
penyembuhan pasien. Komunikasi dilakukan
perawat disini mengacu pada asuhan
perawat dalam menjaga kerjasama yang baik
keperawatan yaitu mulai dari pengkajian,
dengan pasien dalam rangka membantu
perumusaan masalah, membuat intervensi
memenuhi kebutuhan kesehatan pasien.3
keperawatan, melakukan implementasi
Kelemahan dalam berkomunikasi merupakan
keperawtan, evaluasi hasil implementasi, dan
masalah yang serius baik bagi perawat maupun
mendokumentasikan semua kegiatan asuhan
pasien. Perawat yang enggan berkomunikasi
keperawtan.11
dengan menunjukkan raut muka yang tegang
akan berdampak serius bagi pasien. Pasien Studi pendahuluan yang dilakukan Di
akan merasa tidak nyaman bahkan terancam RSUD kota bogor, mengenai implementasi
dengan sikap perawat. Kondisi seperti itu komunikasi terapautik di ruangan tersebut, 6
tentunya akan sangat berpengaruh terhadap orang mengatakan melakukan komunikasi
proses penyembuhan pasien. terapautik pada tahap pra intraksi, tahap
orientasi, tahap kerja, ada 2 orang perawat
Komuniksasi terapeutik dalam
pada tahap orientasi mengatakan tidak lagi
pelaksanaannya melalui beberapa tahapan yang
memperkenalkan diri dengan alasan sudah
meliputi tahap pra-interaksi, tahap orientasi,
mengenal pasien dan pasien sudah beberapa
tahap kerja, dan tahap terminasi.13 salah satu
hari dirawat oleh perawat yang sama. pada
yang menjadi tujuan dari komunikasi terapeuti
tahap kerja, ke 10 orang melakukan tahap ini,
adalah terjadi nya perubahan diri pasien dalam
sedang kan pada tahap terminasi terkadang
bentuk kesadaran diri serta penerimaan diri
mereka tidak melakukannya, komunikasi yang
yang diikuti peningkatan akan kesadaran diri,
dilakukan kurang maksimal dikarenakan
sehingga pasien terhindar dari rasa stress dan
kekhawatiran tidak terselesaikannya pekerjaan
depresi akibat penyakit kronis yang
lain sehingga komunikasi perawat dan pasien
dideritanya.3
begitu singkat dimana perawat harus
Motivasi adalah karakteristik psikologis mendokumentasikan semua hasil tindakan
manusia yang memberi kontribusi pada tingkat keperawatan dengan lengkap kedalam status
komitmen seseorang.4 Motivasi kerja sebagai rekam medis, sedangkan 2 orang lainnya
daya dorong bagi seseorang untuk memberikan mengatakan motivasi yang dimiliki mulai
kontribusi yang sebesar-besarnya demi menurun dimana punishment yang selalu
keberhasilan organisasi mencapai tujuannya,
2
diberikan jika melakukan kesalahan namun Metode
tidak mendapat reward jika mendapat prestasi.
Metode penelitian merupakan salah satu
Perawat juga mengatakan bahwa mereka tahapan penelitian yang harus diperhatikan
sering dihadapkan pada pasien yang tidak dengan sebaik – baiknya, agar penelitian dapat
kooperatif sehingga menyulitkan perawat dilaksanakan dengan baik untuk mencapai
melakukan implementasi keperawatan dan tujuan penelitian.8 jenis penelitian ini
komunikasi terapeutik, selain itu banyaknya menggunakan deskriptif korelatif, dengan
keluhan dan tuntutan dari keluarga pasien ikut pendekatan cross-sectional, untuk mengetahui
menambah beban kerja perawat. Sebanyak 8 Hubungan beban kerja dan motivasi kerja
orang perawat mengatakan banyaknya terhadap implementasi komunikasi terapeutik
pekerjaan yang harus dilakukan demi perawat di ruang rawat inap kelas tiga RSUD
kesehatan dan keselamatan pasien membuat Kota Bogor. metode pada penelitian ini sudah
mereka tidak bisa melengkapi dokumentasi lulus uji etik oleh komisi etik riset dan
atau hasil evaluasi sesuai dengan intervensi publikasi ilmiah sekolah tinggi ilmu kesehatan
dan implementasi yang telah dibuat, dan indonesia maju dengan nomer surat :
mereka juga sering mengalami kelelahan 2305/Sket/Ka-Dept/RE/STIKIM/VII/2019.
selama bekerja. Sebanyak 4 orang mengatakan
Populasi adalah wilayah generalisasi
bahwa ada beban mental yang mereka rasakan
yang terdiri atas: objek/subjek yang mempuyai
karena harus bertanggung jawab terhadap
kuantitas dan karakteristik tertentu yang
asuhan keperawatan yang telah mereka buat
ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan
dan terhadap kesehatan dan keselamatan
kemudian ditarik kesimpulanya.9 Populasi
pasien, perawat juga mengalami keletihan
dalam penelitian ini adalah seluruh perawat
akibat adanya lembur terjadwal karena jumlah
yang bertugas di rawat inap kelas tiga,Jumlah
tenagan perawat yang tidak sesuai dengan
populasi menggunakan 3 ruang rawat inap
banyak nya pasien, masing-masing perawat
yaitu ruang pafio, ruang flamboyan dan ruang
sudah di jadwal kan sekitar 3-4x lembur dalam
dahlia dengan alasan mempunyai karakteristik
1 bulan. Selain itu perawat terkadang sering
yang sama dan menggunakan total keseluruhan
tidak menjelaskan tujuan yang dilakukan
populasi yaitu 38 orang. Pengumpulan data
kepada pasien. Sehingga apabila terjadi
untuk beban kerja dan motivasi kerja dilakukan
keganjilan, pasien akan komplain, sedangkan
dengan cara membagikan kuesioner yang telah
perawat sudah merasa jika tindakannya itu
lulus uji validitas dan reliabilitas dan untuk
sudah sesuai dengan prosedur. Selain
implementasi komunikasi terapeutik dengan
kurangnya komunikasi antara perawat dengan
cara observasi langsung kepada responden.
pasien, beban kerja yang tinggi juga dapat
Analisis data yang digunakan dengan chi-
menyebabkan emosional perawat meningkat.
square. Metode sampling adalah suatu cara
Penelitian yang dilakukan oleh Ayyash yang ditetapkan peneliti untuk menentukan
dan Ajeesh (2015) dengan judul Nurses' atau memilih sejumlah sampel dari populasi
Motivation and their Performance at nya8. Dalam penelitian ini dikarenakan sample
European Gaza Hospital in Gaza Strip, kurang dari 100 maka peneliti mengunakan
menunjukkan bahwa perawat yang bekerja di cara total sampel, yaitu pengambilan sampel
EGH umumnya termotivasi dan kinerja mereka berdasarkan atas kriteria inklusi yang akan
tinggi. Penelitian ini sama dengan penelitian diteliti.9
Wahyuni dan Arruum (2012) dengan judul
Hasil
motivasi dan kinerja perawat pelaksana di
Rumah Sakit Bhayangkara Medan, Analisa Univariat
menunjukkan bahwa ada hubungan motivasi Tabel 1. Distribusi frekuensi Karakteristik
dengan kinerja perawat pelaksana di Rumah Responden
Sakit Bhayangkara Medan.14
Variabel Frekuensi %
Tujuan penelitian secara umum adalah
untuk mengetahui hubungan beban kerja dan Umur
motivasi kerja perawat dengan implementasi 19-25 tahun 13 34,2
komunikasi terapeutik di ruang rawat inap 26-44 tahun 25 65,8
kelas tiga RSUD Kota Bogor tahun 2019. Jenis kelamin
Perempuan 30 78,9
Laki Laki 8 21,1

3
Pendidikan Berdasarkan hasil Tabel 1 menunjukkan
Strata 1 7 18,4 bahwa sampel dalam penelitian ini lebih
DIII 31 81,6 banyak berada pada kriteria umur 26 – 44
Implementasi tahun (65,8%), dengan jenis kelamin
Komunikasi perempuan (78,9%), memiliki pendidikan
Terapuetik diploma III (81,6%) dan responden paling
Baik 16 42,1 banyak memiliki masa kerja ≥ 3 tahun
Tidak baik 22 57,9
(52,6%). sebagian besar responden memiliki
Beban Kerja
komunikasi terapeutik yang tidak baik yaitu
Rendah 17 44,7
(57,9%) dibandingkan dengan responden yang
Tinggi 21 55,3
memiliki komunikasi terapeutik yang baik
Motivasi Kerja
sebesar (42,15%). sebagian besar responden
Rendah 19 50
mempunyai beban kerja yang tinggi (55,3%)
Tinggi 19 50
dibandingkan dengan responden yang memiliki
Sumber: Data Primer 2019
beban kerja yang rendah (44,7%). tingkat
motivasi kerja rendah dan tinggi
presentasi nya seimbang yaitu (50%)

Analisa Bivariat
Tabel 2. Distribusi frekuensi Hubungan Beban Kerja dan Motivasi Kerja perawat dengan
Implementasi Komunikasi Terapeutik di Ruang Rawat Inap Kelas Tiga RSUD Kota Bogor
Tahun 2019
Komunikasi Terapeutik
Tidak Jumlah p
Variabel Baik OR (95% CI)
Baik value
n % n % n %
Beban Kerja
5,867
1. Rendah 11 67,3 6 35,3 17 100 0,027
(1,427 – 24,113)
2. Tinggi 5 23,8 16 76,2 21 100
Motivasi Kerja
6,429
1. Tinggi 12 62,2 7 36,8 19 100 0,021
(1,517 – 27,244)
2. Rendah 4 21,1 15 78,9 19 100
Sumber : Data Primer 2019
Berdasarkan tabel 2 di atas terlihat memiliki beban kerja tinggi mempunyai
bahwa hubungan antara beban kerja dengan peluang 6 kali lebih tinggi untuk melakukan
komunikasi terapeutik diperoleh bahwa ada komunikasi terapeutik yang tidak baik
sebanyak 11 (64,7%) responden yang memiliki dibandingkan dengan responden yang memiliki
beban kerja rendah dengan komunikasi beban kerja rendah. hubungan antara motivasi
terapeutik baik dibandingkan dengan kerja dengan komunikasi terapeutik diperoleh
responden yang memiliki beban kerja rendah bahwa ada sebanyak 15 (78,9%) responden
dengan komunikasi terapeutik yang tidak baik yang memiliki motivasi kerja rendah dengan
yaitu 6 orang (35,3%). Sedangkan diantara komunikasi terapeutik yang tidak baik
responden yang memiliki beban kerja yang dibandingkan dengan responden yang memiliki
tinggi, ada 16 (76,2%) responden yang motivasi kerja rendah dengan komunikasi
komunikasi terapeutiknya tidak baik terapeutik yang baik yaitu 4 orang (21,1%).
dibandingkan dengan responden yang memiliki Sedangkan responden yang memiliki motivasi
beban kerja tinggi dengan komunikasi kerja yang tinggi dengan komunkasi terapeutik
terapeutik yag baik yaitu 5 orang (23,8%). yang baik ada 12 (63,2%) responden
dibandingkan dengan responden dengan
Hasil uji chi square diperoleh nilai p =
motivasi kerja tinggi dengan komunkasi
0,027 maka dapat disimpulkan ada hubungan
terapeutik yang tidak baik yaitu 7 orang
yang signifikan antara responden yang
(36,8%). Hasil uji chi square diperoleh nilai p
memiliki beban kerja dengan komunikasi
= 0,021 maka dapat disimpulkan ada hubungan
terapeutik . Dari hasil analisis, diperoleh pula
yang signifikan antara motivasi kerja dengan
nilai OR=5,867 yang artinya responden yang
komunikasi terapeutik. Dari hasil analisis,
4
diperoleh pula nilai OR=6,429 yang artinya dengan komunikasi terapeutik baik
responden yang memiliki motivasi kerja dibandingkan dengan responden yang memiliki
rendah mempunyai peluang 6 kali lebih tinggi beban kerja rendah dengan komunikasi
untuk melakukan komunikasi terapeutik yang terapeutik yang tidak baik yaitu 6 orang
tidak baik dibandingkan dengan responden (35,3%). Sedangkan diantara responden yang
yang memiliki motivasi kerja tinggi. memiliki beban kerja yang tinggi, ada 16
(76,2%) responden yang komunikasi
Pembahasan
terapeutiknya kurang baik dibandingkan
Gambaran Komunikasi Terapeutik dengan responden yang memiliki beban kerja
Dari hasil analisis yang telah dilakukan tinggi dengan komunikasi terapeutik yag baik
kepada 38 responden yang bertugas di ruang yaitu 5 orang (23,8%).
rawat inap kelas tiga RSUD Kota Bogor tahun Salah satu penyebab beban kerja
2019 didapatkan yang melakukan komunikasi perawat tinggi di ruangan kelas tiga RSUD
secara baik 16 responden (42,1%) sedangkan kota bogor salah satu nya karena kekurangan
yang berkomunikasi tidak baik sebanyak 22 jumlah tenaga, perbandingan antara perawat
responden (57,9%). Penelitian ini sejalan dengan pasien saat ini 1 perawat harus
dengan yang dilakukan oleh herman (2009) merawat 7-8 pasien dalam 1 shief, dengan
bahwa kecendrungan perawat ada yang BOR rata2 pasien perhari 85%, sedangkan
melakukan tahap-tahap komunikasi terapeutik sesuai dengan rumus gilies 1996 adalah
ada yang tidak, misalnyua pada tahap perbandingan 1 perawat dengan merawat
perkenalan atau tahap orientasi ada yang pasien 5-6 pasien setiap shief. 15 Hasil uji chi
memperkenalkan nama dan tersenyum juga square diperoleh nilai p = 0,027 maka dapat
memperkenalkan nama ada juga yang tidak, disimpulkan ada hubungan yang signifikan
hal ini juga terjadi pada tahap-tahap yang lain antara responden yang memiliki beban kerja
yang seharusnya dilakukan oleh perawat. dengan komunikasi terapeutik . Dari hasil
Komunikasi yang baik yang dilakukan analisis, diperoleh pula nilai OR=5,867 yang
oleh perawat akan sangat mempengaruhi artinya responden yang memiliki beban kerja
kepuasan pasien sesuai dengan penelitian yang tinggi mempunyai peluang 6 kali lebih tinggi
dilakukan oleh Yasir (2018) mahasiswa untuk melakukan komunikasi terapeutik yang
STIKES Nani hasanudin Makasar dengan kurang baik dibandingkan dengan responden
judul hubungan komunikasi terapeutik dengan yang memiliki beban kerja tinggi.
kepuasan pasien di ruang rawat interna RSUD Hasil penelitian ini sejalan dengan
Kota Makasar dengan nilai p value sebesar penelitian yang dilakukan oleh Aisyana dan
0.001 ini arti nya ada hubungan yang sangat Rahayu (2012) dengan judul “ Hubungan
signifikan antara komunikasi terapeutik yang beban kerja dan pelaksanaan komunikasi
baik dengan kepuasan pasien. Dalam hal ini terapeutik perawat kepada pasien di Rumah
peneliti berasumsi upaya untuk mewujudkan Sakit Aisyiyah Bojonegoro” dengan jumlah
komunikasi terapeutik yang baik perlu responden 32 orang, dengan hasil penelitian
dukungan dari semua pihak khusus nya rumah (56,67%) responden menyatakan beban kerja
sakit dalam meningkatkan kemampuan sedang dan melaksanakan komunikasi
perawat dalam berkomunikasi dengan pasien, terapeutik dengan kurang, sedangkan 3
memberikan dukungan dari rumah sakit baik responden (10,00%) dengan beban kerja ringan
secara langsung maupun tidak langsung, melakukan komunikasi terapeutik dengan baik,
denagn memberikan reward kepada setiap uji statistik dengan menggunakan spearman
perawat yang melakukan komunikasi dengan Rho didapatkan nilai korelasi rs = 0,744 dengan
baik maka motivasi perawat untuk melakukan nilai signifikan 0,000 (ρ < 0.05), itu berarti H 1
komunikasi terapeutik dengan baik pasti akan diterima artinya terdapat hubungan beban kerja
terlaksana. dengan penerapan komunikasi terapeutik
Hubungan Beban Kerja dengan perawat kepada pasien di RS Aisyiyah
Implementasi Komunikasi Terapeutik Bojonegoro.10

Beban kerja perawat dengan Beban kerja seorang perawat juga harus
implementasi komunikasi terapeutik di ruang sesuai dengan kemampuan individu perawat,
rawat inap kelas tiga RSUD kota Bogor beban kerja perawat secara langsung
diperoleh bahwa ada sebanyak 11 (64,7%) berdasarkan asuhan keperawatan.11 Dari hasil
responden yang memiliki beban kerja rendah penelitian yang menyebabkan beban kerja

5
perawat tinggi adalah ketidak sesuaian jumlah European Gaza Hospital in Gaza Strip, dengan
tenaga perawat dengan jumlah pasien kelas metodelogi penelitian kuantitatif, dengan
tiga, dari hasil BOR (Bed Occupancy Ratio) tujuan meningkatkan efektifitas pengembangan
pada tahun 2018 menunjukan jumlah Bor dan meningkatkan motivasi terhadap kinerja
disalah satu ruangan kelas tiga RSUD kota perawat, menunjukkan bahwa perawat yang
bogor rata-rata perbulan 85% dengan jumlah bekerja di EGH umumnya termotivasi dan
tenagan hanya 25 perawat. Berdasarkan kinerja mereka meningkat.12
perhitungan gilies 1996 jumlah perawat yang
Kesimpulan
dibutuhkan adalah 32 perawat, ada kekurangan
jumlah tenaga perawat sekitar 7 orang maka Karakteristik responden pada penelitian
dari iu sedah pasti beban ketja perawat menjadi ini lebih banyak berjenis kelamin perempuan
tinggi. dan memiliki usia 26-44 tahun, dan
berpendidikan D3 keperawatan dengan lama
Komunikasi yang baik yang dilakukan
bekerja diatas 3 tahun, komunikasi terapeutik
oleh perawat akan sangat mempengaruhi
yang dilakukan menunjukan sebagian besar
kepuasan pasien sesuai dengan penelitian yang
memiliki komunikasi terapeutik yang tidak
dilakukan oleh Yasir (2018) mahasiswa
baik, beban kerja yang dialami perawat
STIKES Nani hasanudin Makasar dengan
sebagian besar mempunyai beban kerja yang
judul hubungan komunikasi terapeutik dengan
tinggi, sedangkan motivasi kerja yang dimiliki
kepuasan pasien di ruang rawat interna RSUD
perawat antara motivasi tinggi dan rendah itu
Kota Makasar dengan nilai p value sebesar
seimbang, ada hubungan beban kerja dan
0.001 ini arti nya ada hubungan yang sangat
implementasi komunikasi terpeutik, ada
signifikan antara komunikasi terapeutik yang
hubungan motivasi kerja dan implementasi
baik dengan kepuasan pasien.16
komunikasi terapeutik di ruang rawat inap
Hubungan Motivasi Kerja dengan kelas tiga RSUD Kota Bogor pada tahun 2019.
Implemetasi Komunikasi Terapeutik
Disarankan Kepada pihak rumah sakit
Berdasrkan variabel motivasi kerja untuk mengadakan evaluasi dan monitoring
perawat dengan implementasi komunikasi yang berkesinambungan dan terukur terhadap
terapeitik di ruang rawat inap kelas tiga RSUD kemampuan perawat dalam pelaksanaan
Kota Bogor diperoleh bahwa ada sebanyak 15 komunikasi terapetik. Memodifikasi pelatihan-
(78,9%) responden yang memiliki motivasi pelatihan bagi perawat yang sudah berjalan,
kerja rendah dengan komunikasi terapeutik dengan memasukan materi komunikasi
yang kurang baik dibandingkan dengan terapetik pada pasien. Mengadakan reward dan
responden yang memiliki motivasi kerja menyesuaikan jumlah tenaga perawat dengan
rendah dengan komunikasi terapeutik yang standar untuk mengatasi beban kerja perawat.
baik yaitu 4 orang (21,1%). Sedangkan
Daftar Pustaka
responden yang memiliki motivasi kerja yang
tinggi dengan komunkasi terapeutik yang baik 1. Ilyas, S: Perencanaan Sumber Daya Rumah
ada 12 (63,2%) responden dibandingkan Sakit : Jakarta: balai penerbit FKUI; 2004.
dengan responden dengan motivasi kerja tinggi 2. Yunitasari:‘Hubungan Kinerja Perawat dengan
dengan komunkasi terapeutik yang kurang baik Pelaksanaan Komunikasi Terapeutik di RS PKU
Muhammadiyah Yogyakarta: Yogyakarta; 2015.
yaitu 7 orang (36,8%). Hasil uji chi square
3. Mundakir: Komunikasi Keperawatan:
diperoleh nilai p = 0,021 maka dapat Yogyakarta: Graha ilmu; 2006.
disimpulkan ada hubungan yang signifikan 4. Suarli S, Bahtiar: Managemen Keperawatan
antara motivasi kerja dengan komunikasi dengan Pendekatan Praktis : Jakarta : Erlangga;
terapeutik. Dari hasil analisis, diperoleh pula 2009.
nilai OR=6,429 yang artinya responden yang 5. Siagian SP: Management Sumber Daya
memiliki motivasi kerja rendah mempunyai Manusia ed ke 1: Jakarta : Bina pura aksara;
peluang 6 kali lebih tinggi untuk melakukan 2008.
komunikasi terapeutik yang kurang baik 6. Nursalam: Management Keperawatan Aplikasi
dibandingkan dengan responden yang memiliki Dalam Keperawatan Profesional: Jakarta:
Salemba medika; 2011.
motivasi kerja tinggi.
7. Marquis B, Houston: Leadership Roles and
Hasil penelitian ini sejalan dengan Managenent Funtion in Nursing Throy and
penelitian yang dilakukan oleh Ayyash dan Aplication ed ke 3: Philadelpia: Uppinot
Ajeesh (2015) dengan judul Nurses' company; 2000.
Motivation and their Performance at
6
8. Dharma, K: Metodologi Penelitian Keperawatan 13. Rismalinda, Prastyo C: Komunikasi dan
ed ke 11,12: Jakrata: CV trans info media; 2011. Konseling dalam Praktek Kesehatan, ed ke 1:
9. Sugiono: Metode Penelitian Kuantitatif dan Jakarta : CV. Trans Info Media; 2016.
R&D: Jakarta: Alfabeta CV; 2013. 14. Wahyuni, Arum: Motivasi dan Kinerja di
10. Aisyana, Rahayu: Hubungan Beban Kerja dan Rumah Sakit Bayangkara Medan: Medan; 2018.
Pelaksanaan Komunikasi Terapeutik Perawat 15. Gilies: Nursing Management Approach:
Kepada Pasien di Rumah Sakit Aisyiyah Philadelpia: saunder company; 1996.
Bojonegoro: Bojonegoro; 2012. 16. Yasir: Hubungan Komunikasi Terapeutik
11. Stuart: Buku Saku Keperawatan Jiwa ed ke 5: dengan Kepuasan Pasien di Ruang Rawat Inap
Jakarta: EGC; 2018. Interna RSUD Kota Makasar: Makasar; 2018.
12. Ayyas, Ajeesh: Nurses’Motivation and Their
Performance at European Gaza Hospital in Gaza
Strip: Gaza; 2015.

Anda mungkin juga menyukai