Anda di halaman 1dari 4

Bahasa

Indonesia
MENIKMATI CERITA SEJARAH

Nama : Enjelin Nur Fathika.S

Kelas : XII.Farmasi Kerajaan Samudera Pasai

SMK KESEHATAN KENDARI


TAHUN AJARAN 2019/2020
SAMUDERA PASAI

Kerajaan Samudera Pasai ini biasanya lebih dikenal dengan Kesultanan Pasai atau Samudera Darussalam.
Kerajaan Islam tertua ini merupakan kerajaan pertama sekaligus yang tertua dalam sejarah Islam. Selain
itu kerajaan tersebut terletak di daerah pesisir pantai sebelah utara Pulau Sumatera yang lebih tepatnya
lagi berada diantara kota Lhokseumawe dengan Aceh Utara (sekarang bernama Geudong).

Kerajaan ini dibangun setelah terjadi runtuhnya Kerajaan Sriwijaya, tepatnya dibangun sekitar abad ke
13 M. Selain itu Kerajaan Samudera Pasai juga didirikan oleh yang Sultan Malik As-Shaleh yang sebelum
memeluk Islam lebih dikenal dengan nama Meurah Silu.

Adanya berita tentang Kerajaan Samudera Pasai ini ditemukan oleh seorang sejarawan dari maroko yang
bernama Ibnu Butatah saat ia berlayar dan kemudian ia berkunjung ke Kerajaan Samudera Pasai pada
tahun 1345 – 1346. Kemudian Ibnu Butatah menyebutnya dengan “Sumutrah” atau ejaannya untuk
nama Samudera yang sekarang berubah menjadi Sumatera.

Ketika sampai di pelabuhan Pasai, Ibnu Butatah lalu dijemput oleh laksamana muda dari Pasai yang
bernama Bohruz. Kemudian laksamana tersebut memberitakan kedatangan Butatah kepada raja. Tak
lama kemudian Butatah diundang oleh sang raja untuk bertemu dengan Sultan Muhammad (cucu Malik
As-Shaleh). Kemudian Butatah pun singgah sebentar di Samudra Pasai.

Pernah diberitakan bahwa Sultan Pasai ini melakukan hubungan dengan Sultan Mahmud di Delhi dan
juga Kesultanan Usmani Ottoman. Selain itu juga diberitakan pula bahwa ada pegawai kerajaan yang
berasal dari Isfahan (Kerajaan Safawi) yang datang ke Istana Pasai untuk mengabdi. Oleh sebab itu, karya
sastra yang berasal dari Persia begitu sangat populer di Kerajaan Samudera Pasai. Tak heran jika sastra
Persia sangat berpengaruh terhadap kesusastraan di Melayu pada saat itu.

Menurut catatan dari Butatah, Islam telah hadir sejak satu abad yang lalu tepatnya sekitar abad ke 12 M.
Setelah selama setahun berada di Pasai, kemudian Butatah melanjutkan pelayarannya ke China. Dan
akhirnya pada tahun 1347 Butatah kembali lagi ke Samudera Pasai.

Tak lama kemudian masa pemerintahan Sultan Malik As-Shaleh pun digantikan oleh putranya yang
bernama Sultan Muhammad Malik Az-Zahir. Pada masa pemerintahannya, koin emas digunakan sebagai
mata uang di Kerajaan Samudera Pasai. Seiring dengan perkembangan zaman, Pasai menjadi salah satu
tempat untuk berdagang dan sekaligus untuk pengembangan dakwah Islam.

Kemudian pada tahun 1365 Sultan Muhammad Malik Az-Zahir pun meninggal dan kemudian
pemerintahan Kerajaan Samudera Pasai di pimpin oleh putranya yang bernama Sultan Mahmud Malik
Az-Zahir dan ia hanya memerintah sampai tahun 1375 saja. Selanjutnya pada masa pemerintahan Sultan
Ahmad Malik Az-Zahir (putra dari Sultan Mahmud Malik Az-Zahri) Kerajaan Samudera Pasai diserang
oleh pasukan dari Kerajaan Majapahit antara tahun 1376 dan 1380. Dalam serangan itu membuat Sultan
Pasai harus melarikan diri dari ibukota kerajaan.

Pada tahun 1383 Kerajaan Pasai mulai bangkit lagi dibawah pemerintahan Sultan Zain Al-Abidin dan ia
hanya memimpin sampai tahun 1405 saja. Kemudian dalam catatan sejarah ia pun tewas dibunuh oleh
Raja Nakur. Dan akhirnya Kerajaan Samudera Pasai dilanjutkan oleh istrinya yang bernama Sultanah
Narasiyah.

Kemudian pada tahun 1405, 1408 dan 1412 Kerajaan Samudera Pasai kedatangan armada Cheng Ho
yang memimpin sekitar 208 kapal. Menurut catatan Cheng Ho, Kerajaan Samudera Pasai ini memiliki
batas wilayah pegunungan tinggi disebelah selatan dan timur. Sementara itu disebelah barat dan utara
memiliki berbatasan dengan dua kerajaan, yaitu Nakur dan Lide. Dalam kunjungannya tersebut Cheng
Ho juga memberikan hadiah dari Kaisar China yang berupa Lonceng Cakra Donya.

Menjelang akhir pemerintahan Kesultanan Pasai, terjadi beberapa pertikaian yang berujung dengan
perang saudara. Sulalatus Salatin menceritakan bahwa Sultan Pasai meminta bantuan kepada Sultan
Malaka untuk menghentikan pertikaian tersebut.

Ilustrasi Serangan Portugis Terhadap Kerajaan Samudera Pasai

Kemudian pada abad ke 16, bangsa Portugis berhasil masuk didaerah Selat Malaka dan berhasil
menguasai Kerajaan Samudera Pasai pada tahun 1521 sampai 1541. Selanjutnya wilayah Kerajaan
Samudera Pasai direbut kembali oleh Kerajaan Aceh yang berpusat di Bandar Aceh Darussalam. Dimana
waktu itu Kerajaan Aceh dipimpin oleh Raja Sultan Ali Mughayat.

Raja-raja Kerajaan Samudera Pasai

Dalam masa pemerintahan di Kerajaan Samudera Pasai ada beberapa nama-nama raja yang pernah
memimpin disana dan ada berbagai peristiwa yang terjadi dimasa kepemimpinannya tersebut. Berikut
daftar nama raja dan berbagai peristiwa penting semasa pemerintahannya:

Sultan Malik as-Saleh (Meurah Silu) Sultan Ahmad IV

Sultan Al-Malik azh-Zhahir I Sultan Mahmud

Sultan Ahmad I Sultan Zainal Abidin III

Sultan Al-Malik azh-Zhahir II Sultan Muhammad Syah II

Sultan Zainal Abidin I Sultan Al-Kamil

Ratu Nahrasyiyah Sultan Adlullah

Sultan Zainal Abidin II Sultan Muhammad Syah III

Sultan Shalahuddin

Sultan Ahmad II

Sultan Abu Zaid Ahmad III


Kejayaan Kerajaan Samudera Pasai

Tepatnya pada tahun 1383 sampai tahun 1405 Kerajaan Samudera Pasai mulai bangkit dibawah
pimpinan Sultan Zain Al-Abidin Az-Zahir. Selain itu menurut catatan dari negeri China dalam bentuk
kronik China Sultan Zain Al-Abidin Malik Az-Zahir dikenal dengan nama cina Tsai-nu-li-a-pi-ting-
ki. Kemudian masa pemerintahan Sultan Zain Al-Abidin Malik Az-Zahir berakhir dan saat itu kekuasaan
Kerajaan Samudera Pasai dipimpin oleh Janda Sultan Zain Al-Abidin Malik Az-Zahir yaitu Sultanah
Nahrasiyah, ia juga bisa disebut dengan raja perempuan pertama di Kerajaan Samudera Pasai.

Dibawah kepemimpinan Sultanah Nahrasiyah, Kerajaan Samudera Pasai berada dimasa kejayaannya.
Pada saat itu ia pernah didatangi seorang Laksamana Laut Cheng Ho. Armada Cheng Ho berkunjung
berkali-kali ke Kerajaan Samudera Pasai antaranya tahun 1405, 1408 dan 1412.

Selain itu juga banyak terdapat kemajuan yang besar dalam berbagai bidang diantaranya:

 Perdagangan
 Pelayaran
 Perekonomian
 Hubungan Internasional

Runtuhnya Kerajaan Samudera Pasai

Kerajaan Samudera Pasai ini menjadi runtuh karena disebabkan oleh beberapa faktor Internal dan
Eksternal. Runtuhnya kerajaan tersebut berawal dengan adanya peperangan antar saudara di kerajaan
tersebut. Dalam peperangan tersebut terjadi sebuah perebutan kekuasaan dan jabatan dalam kerajaan,
hingga akhirnya peperangan tersebut tidak bisa dihindari.

Sepuluh tahun kemudian, tepatnya pada tahun 1521 Kerajaan Samudera Pasai diserang oleh bangsa
Portugis. Dan saat itu menjadi sebab runtuhnya Kerajaan Samudera Pasai dari faktor eksternal. Akan
tetapi bibit-bibit kejayaan kerajaan tersebut masih ada tahun 1524 Kerajaan Samudera Pasai kerena
menjadi bagian dari Kesultanan Aceh.

Peninggalan Kerajaan Samudera Pasai

Dari beberapa raja yang pernah memerintah di Kerajaan Samudera Pasai tentunya pasti ada beberapa
peninggalan yang paling berharga saat itu. Berikut beberapa peninggalan sejarah dari Kerajaan
Samudera Pasai:

 Lonceng Cakra Donya


 Koin Peninggalan Kerajaan Samudera Pasai
 Surat yang ditulis oleh Sultan Zainal Abidin
 Makam Raja Pasai

Anda mungkin juga menyukai