Laporan Akhir KKN
Laporan Akhir KKN
Disusun Oleh :
Mathilda Gracia Tanaem 150610160094
Ahmad Salman Ali Ghufroni 160110150019
Nadia Putri Hartawan 170510160028
Paksi Ghifari Nugraha 180410160091
Maulinawati 180810160066
Puji Adi Kharisma 220110166067
Elvira Dwi Marlina 240210160013
Dengan telah selesainya pelaksanaan KKNM-PPM yang kami kerjakan, maka kami:
No Nama Mahasiswa NPM Tanda Tangan
1 Mathilda Gracia Tanaem 150610160094 1.
..........................
2 Ahmad Salman Ali Ghufroni 160110150019 2.
..........................
3 Nadia Putri Hartawan 170510160028 3.
..........................
4 Paksi Ghifari Nugraha 180410160091 4.
.........................
5 Maulinawati 180810160066 5.
..........................
6 Puji Adi Kharisma 220110166067 6.
........................
7 Elvira Dwi Marlina 240210160013 7.
..........................
Menyetujui,
Dosen Pendamping
i
ABSTRAK
ii
KATA PENGANTAR
Alhamdulillah, puji syukur kehadirat Allah SWT, Sang pemilik dunia dan
seisinya, tiada Tuhan selain Allah dan hanya kepada-Nya lah kita patut memohon dan
berserah diri. Hanya karena nikmat kesehatan dan kesempatan dari Allah-lah
penyusun dapat melaksanakan semua kegiatan KKN serta menyelesaikan Laporan
KKN Integratif ini. Shalawat selalu kita haturkan kepada junjunga kita Nabi besar
Muhammad SAW.
Pelaksanaan Kuliah Kerja Nyata (KKN) bagi mahasiswa merupakan wujud dari
salah satu Tridharma Perguruan Tinggi. Di samping itu adalah salah satu wujud untuk
melatih para mahasiswa bekerja di dalam lingkungan masyarakat guna
mengaplikasikan teori yang diperoleh dari perkuliahan. Banyak hal yang bertambah
selain pengalaman, ilmu, dan juga menambah saudara. Sikap masyarakat yang sangat
menghargai, membimbing dan sangat membantu dalam kegiatan sangatlah
memotivasi kami untuk melaksanakan setiap program KKN dengan sebaik-baiknya.
Sebagai hasilnya, semua program KKN Integratif dapat berjalan dengan lancar sesuai
rencana.
Laporan ini disusun sesuai dengan kegiatan yang penulis lakukan selama KKN
Integratif di Gedung RSP Unpad Lantai 6 Jl. Prof. Eyckman No. 38, Pasteur,
Sukajadi, Kota Bandung. Dengan berakhirnya pelaksanaan Kuliah Kerja Nyata
(KKN) Integratif di Universitas Padjadjaran, penulis tidak lupa mengucapkan terima
kasih kepada pihak-pihak yang telah membantu penulis selama melakukan Kuliah
Kerja Nyata (KKN) Integratif, terutama kepada Dr. dr. Rizki Diposarosa, SpBA(K),
sebagai Dosen Pembimbing Lapangan kami yang telah memberikan pengarahan dan
bimbingan mengenai KKN Integratif dengan sabar dan tak kenal lelah.
Penulis menyadari bahwa laporan ini masih jauh dari kesempurnaan, baik dari
sistematika penulisan maupun bahasa yang digunakan. Oleh karena itu kritik dan
saran yang sifatnya membangun demi kesempurnaan laporan ini penulis terima
iii
dengan senang hati. Akhir kata semoga laporan ini bermanfaat bagi kita semua dan
Semoga Allah memberikan Rahmat-Nya kepada kita semua.
Penyusun
iv
DAFTAR ISI
v
DAFTAR TABEL
vi
DAFTAR LAMPIRAN
vii
BAB I
PENDAHULUAN
1
2
Keadaan HAEC ditandai dengan terlihatnya distensi abdomen, diare parah, muntah,
demam, lemas, hingga shock saat sebelum ataupun sesudah operasi. Telah dilaporkan
bahwa HAEC adalah penyebab utama morbiditas dan mortalitas pada pasien
Hirschsprung (Majdawati, 2009). Patogenesis enterokolitis ini melibatkan disfungsi
hubungan antara sistem saraf enterik, produksi mukus yang abnormal, sekresi
imunoglobulin yang kurang, serta ketidakseimbangan mikroflora usus.
Deteksi dini dari HAEC dan aksi preventif seperti pencucian rectum (rectal
washout) baik pre maupun pascaoperasi pull through meningkatkan kemungkinan
mendapatkan hasil yang baik (Nurhayati, dkk, 2017). Strategi penanganan untuk
HAEC akut adalah resusitasi, dekompresi usus besar, dan penggunaan antibiotik.
HAEC yang rekuren atau persisten membutuhkan evaluasi terhadap obstruksi
mekanis atau sisa dari bagian usus aganglion dan membutuhkan penanganan operasi
pull through ulang (Yupono & Hartono, 2009). Mengingat bahwa kondisi tersebut
sangat penting dan dapat mengancam nyawa yang mungkin terjadi baik sebelum
maupun setelah dilakukannya tindakan operasi, maka informasi mengenai deteksi
dini dan pencegahan enterokolitis pada pasien Hirschsprung merupakan informasi
yang dirasakan penting untuk diketahui. Untuk memperluas wawasan mengenai hal
tersebut maka perlu diadakannya suatu penyuluhan kepada masyarakat pada umunya
dan orang tua yang memiliki anak dengan penyakit Hirschsprung pada khususnya.
Mengingat bahwa kondisi tersebut sangat penting dan dapat mengancam nyawa
yang mungkin terjadi baik sebelum maupun setelah dilakukannya tindakan operasi,
maka informasi mengenai deteksi dini dan pencegahan enterokolitis pada pasien
Hirschsprung merupakan informasi yang dirasakan penting untuk diketahui
(Notoatmodjo, 2010). Untuk memperluas wawasan mengenai hal tersebut maka perlu
diadakannya suatu penyuluhan kepada masyarakat pada umunya dan orang tua yang
memiliki anak dengan penyakit Hirschsprung pada khususnya. Selain itu, dampak
yang akan terjadi bila tidak tersampaikannya informasi ini akan ada defisit
pengetahuan orang tua terhadap penyakit Hirschprung.
3
6
7
8
9
menengah keatas dan menengah kebawah. Kondisi khalayak sasaran yaitu para orang
tua anak yang mempunyai penyakit Hirschprung dengan pengetahuan yang masih
kurang mengenai pengobatan penyakit ini dan menganggap penyakit ini biasa saja.
Ketidaktahuan pada gejala penyakit Hirschprung dapat menjadi penyebab
keterlambatan pengobata. Hal ini dikarenakan gejala dalam penyakit ini tidak terlalu
terlihat pada awalnya. Padahal jika anak baru lahir selama 48 jam tidak
mengeluarkan feses pertama harus segera di periksa karena merupakan salah satu
tanda dan gejala dari penyakit Hirschprung ini. Permasalahan ekonomi juga bisa
menjadikan suatu penyebab keluarga atau orang tua tidak memeriksakan langsung
kondisi anaknya pasca melahirkan.
:
3. Tujuan dan Manfaat Kegiatan ini bertujuan untuk mengedukasi orangtua
mengenai etiologi dan deteksi dini penyakit Hirschprung
: pada anak. Manfaat dari kegiatan ini adalah meningkatmya
pengetahuan orang tua mengenai penyakit Hirschprung
sehingga orangtua dapat mendeteksi dini penyakit ini dan
jumlah anak yang terlambat terdeteksi pun dapat
berkurang.
4. Sasaran Kegiatan Target atau sasaran dari kegiatan pengabdian masyarakat
ini yaitu orang tua dengan anak yang mempunyai kelainan
10
: Hirschprung.
5. Pihak-Pihak yang Ahli medis, orangtua, dan anak penderita
Terlibat : Hirschsprung.
6. Proses Pelaksanaan Dalam pelaksanaanya peserta akan dikumpulkan
diruangan atau aula besar. Peserta kegiatan sosialisasi
: akan diberikan kuesioner yang telah disiapkan panitia
untuk diisi di akhir acara. Orangtua yang membawa
anaknya akan dipisahkan atau dibedakan ruangannya
agar sosialisasi berjalan dengan baik. Anak-anak
ditempatkan diruangan yang menarik dan penuh
permainan. Selama orang tuanya mengikuti sosialisasi,
anak akan bermain bersama fasilitator yang
menemaninya bermain. Di dalam ruangan tersebut
akan terdapat mainan-mainan yang dapat dimainkan
oleh anak-anak. Setelah pemaparan materi sosialisasi,
peserta memasuki sesi tanya jawab kepada pemateri.
Setelah sesi berakhir, peserta diharapkan mengisi
kuesioner yang dibagikan sebelum memasuki ruangan.
Kuesioner dikumpulkan dan sosialisasi berakhir.
Anak-anak akan dikembalikan kepada orangtua dan
diberikan goodie bag yang berisi makanan-makanan
ringan dan susu.
7. Hasil Capaian Pengetahuan mengenai gejala dan penanganan penyakit
Kegiatan Hirschprung pada anak.
:
8. Rancangan Tindak Program penyuluhan yang telah terlaksana ini akan lebih
Lanjut Hasil efektif lagi apabila dilakukan secara rutin setiap tahunnya.
Kegiatan : Hal ini dilakukan agar komunikasi antara ahli medis dan
orang tua pasien tetap terjaga sehingga perkembangan anak
yang terkena penyakit Hirschprung dapat terpantau.
Program penyuluhan akan dilakukan pula tidak hanya pada
11
4.1 Simpulan
Demikian laporan ini kami buat kami harap program kegiatan ini dapat
meningkatkan pengetahuan ibu atau orang tua tentang penyakit Hirschprung.
Sehingga mampu membantu meningkatkan kualitas hidup anak dengan
Hirschprung dan menjadikan pola hidup sehat selanjutnya untuk masa yang akan
datang. Selain itu, kami harap dengan dilaksanakan nya kegiatan ini dapat
mengurangi angka anak yang lahir dengan kelainan ini.
4.2 Rekomendasi
1. Dibutuhkan penyuluhan yang meluas di berbagai daerah terkait
Hirschsprung karena banyak masyarakat yang belum mengenal penyakit
Hirscsprung
2. Dibutuhkan peran nyata pemerintah daerah dalam membantu memperluas
penyuluhan agar penyuluhan dapat dilakukan secara merata ditiap daerah
3. Diharapkan orangtua pasien memahami penyakit yang diderita anaknya
dan dapat membantu meningkatkan kualitas hidup anaknya.
12
DAFTAR PUSTAKA
13
LAMPIRAN
14
Gambar 5. Sambutan oleh dr. Rizki Gambar 6. Pemaparan Materi
Diposarosa, SpBA(K) Selaku Penyuluhan oleh Yunia Sribudiani,
Sekertaris Kegiatan MSc, PhD
15
Gambar 9. Pemaparan Materi
Gambar 10. Sesi Tanya Jawab untuk
Penyuluhan oleh dr. Dikki Drajat,
Penanya II
SpBA(K)
16
Orang Tua Pasien Setelah Acara Pasien Setelah Acara Selesai
Selesai
17