Anda di halaman 1dari 12

TUGAS MAKALAH IMPLEMTASI BUDAYA KERJA 5R

PADA SEKTOR LAS LISTRIK

D
I
S
U
S
U
N
Oleh
KELOMPOK 7
NAMA ANGGOTA :
1. DIKKA HERDIAWAN
2. ENJELI
3. RAHMAN SAPUTRA
4. RIVALDO
KELAS : 2 PPM A

POLITEKNIK MANUFAKTUR NEGERI


BANGKA BELITUNG
2014/2015
Kawasan Industri Air Kantung Sungailiat 33211
Bangka Induk Propinsi Kepulauan Bangka Belitung
Telp : (0717) 431335 ext. 2281, 2126
Fax : (0717) 93585 email : polman@polman-babel.ac.id
http://www.polman-babel.ac.id/
KATA PENGANTAR
Puji syukur kehadirat Allah SWT yang hingga saat ini masih memberikan kita nikmat
iman dan kesehatan, sehingga saya diberi kesempatan yang luar biasa ini yaitu kesempatan
untuk menyelesaikan tugas penulisan makalah tentang “Pemanfaatan Limbah Plastik.”

Shalawat serta salam tidak lupa selalu kita haturkan untuk junjungan nabi gung kita,
yaitu Nabi Muhammad SAW yang telah menyampaikan petunjukan Allah SWT untuk kita
semua, yang merupakan sebuah pentunjuk yang paling benar yakni Syariah agama Islam
yang sempurna dan merupakan satu-satunya karunia paling besar bagi seluruh alam semesta.

Sekaligus pula kami menyampaikan rasa terimakasih yang sebanyak-banyaknya untuk


Ibu Dr. Ida Sriyani selaku dosen mata kuliah Teknik Industri Unila yang telah menyerahkan
kepercayaannya kepada kami guna menyelesaikan makalah ini dengan tepat waktu.

Kami juga berharap dengan sungguh-sungguh supaya makalah ini mampu berguna
serta bermanfaat dalam meningkatkan pengetahuan sekaligus wawasan terkait dampak yang
diakibatkan karena sampah, serta sekaligus langkah-langah tentang bagaimana sampah dapat
diolah menjadi barang kerajinan yang dapat dipakai.

Selain itu kami juga sadar bahwa pada makalah kami ini dapat ditemukan banyak
sekali kekurangan serta jauh dari kesempurnaan. Oleh sebab itu, kami benar-benar menanti
kritik dan saran untuk kemudian dapat kami revisi dan kami tulis di masa yang selanjutnya,
sebab sekali kali lagi kami menyadari bahwa tidak ada sesuatu yang sempurna tanpa disertai
saran yang konstruktif.

Di akhir kami berharap makalah sederhana kami ini dapat dimengerti oleh setiap
pihak yang membaca. Kami pun memohon maaf yang sebesar-besarnya apabila dalam
makalah kami terdapat perkataan yang tidak berkenan di hati.

Sungailiat, 4 Januari 2020,

Penulis,
IMPLEMENTASI 5R DI LAB MEKANIK POLMAN BABEL

A. PENDAHULUAN

Budaya Kerja 5R terdiri dari Ringkas, Rapi, Resik, Rawat, dan Rajin merupakan konsep
yang diadopsi dari manajemen Jepang, yang lebih banyakdiaplikasikan pada bidang industri.
Dalam sejarahnya, industri Jepang dianggapsebagai ancaman yang demikian besar bagi
industri di berbagai negara.

Sesunggguhnya industri Jepang tidak banyak memiliki keunggulan yang komparatif.


Jepang tidak cukup memiliki kekayaaan yang yang dapat dibanggakan, kecuali sumberdaya
manusia yang berkualitas. Dalam industri Jepang, menurut Osada hubungan kerjanya paling
harmonis, karena karyawannya menyadari pentingnya mencari cara mengerjakan segala
sesuatu dengan lebih baik supaya pekerjaan mereka lebih mudah, hasilnya lebih baik dan
kehidupan mereka lebih menyenangkan.

Internalisasi budaya kerja 5R merupakan salah satu aturan dari direktur jenderal
POLITEKNIK MANUFAKTUR NEGERI BANGKA BELITUNG yang harus di terapkan
dilab mekanik polman babel.

B.PERMASALAHAN

Berdasarkan latar belakang, permasalahan yang diteliti pada paper ini adalah sebagai
berikut:

1. Apa yang dimaksud dengan Budaya Kerja 5R?


2. Bagaimanakah implementasi Budaya Kerja 5R dalam sektor frais di lab mekanik
polman babel
C. PEMBAHASAN

1. Tinjauan Umum tentang Budaya Kerja 5R


2. Definisi Budaya Kerja 5R

5R adalah suatu metode penataan dan pemeliharaan wilayah kerja secara intensif yang
berasal dari Jepang yang dikenal dengan 5S yang digunakan oleh manajemen dalam usaha
memelihara ketertiban, efisiensi, dan disiplin di lokasi kerja sekaligus meningkatan kinerja
perusahaan secara menyeluruh.Penamaannya berbeda-beda, Di Jepang menggunakan istilah
5S, sedangkan di Amerika dan Eropa dikenal dengan 5C.

Menurut Takashi Osada manajemen 5Radalah prinsip manajemen yang


merupakanbarometer yang dapat menunjukan bagaimanaperusahaan dikelola dan
merupakantolak ukur bagaimana partisipasi para pekerjasecara total. Manajemen 5R
merupakanprototype program partisipasi totalitaspekerja dan perusahaan. Takashi osada
jugamengaskan bahwa manajemen 5R adalahmanajemen yang beroperasi dalam
prinsipperbuatan lebih meyakinkan dari pada hanyakata-kata.

Meskipun pengendalian mutu terpadu merupakan dasar, namun langkahpertama dalam


manajemen adalah gerakan 5R. Hiranobahkan berpendapat bahwa sebelum menerapkan
konsep-konsep seperti Just in Time, Total Productive Maintenance, Total Quality
Management, ISO 9000, Quality Control Circle dan lain-lain, maka sebaiknya ditanamkan
terlebih dahulu budaya 5S

1. Unsur - unsur Budaya Kerja 5R

Budaya Kerja 5R terdiri dari:

1. Ringkas,(seiri),merupakan kegiatan menyingkirkan barang-barang yang tidak


diperlukan sehingga segala barang yang ada di lokasi kerja hanya barang yang benar-
benar dibutuhkan dalam aktivitas kerja.

BARANG YANG DI GUNAKAN

NO BARANG YANG DI GAMBAR


PERLUKAN
1. APRON
2. TOPENG LAS

3. SARUNG TANGAN

4. MESIN LAS

5. KLEM MASSA

6. ELECTRODA

7. PALU TRAK
8. STANG HOLDER

BARANG YANG AKAN DI PERLUKAN

NO BARANG YANG AKAN GAMBAR / FOTO


DI PERLUKAN
1. RAGUM

2. GRINDA TANGAN

3. KACA MATA

4. MESIN PEMOTING PLAT


5. PEMANAS 0VEN
ELECTRODA

6. TONG SAMPAH

7. SAPU DAN SKOP


SAMPAH

BARANG YANG TIDAK DIPERLUKAN

NO BARANG YANG TIDAK GAMBAR / FOTO


DIPERLUKAN
1. WADAH PLAT BEKAS
2. BOTOL MINUMAN

3. PLAT BEKAS

4. TROLI

5. MESIN PRES TEKAN

6. GERINDA POTONG
7. MESIN LAS ASETELIN

8. DRIGEN BEKAS

KESIMPULAN :

Dari hasil pengamatan kami pada sektor las, peralatan yang dipakai oleh
mahasiswa tertata rapi di atas meja las. Dan peralatan yang akan digunakan diletakkan
di tempat lain.

2. Rapi,(seiton),berarti menyimpan barang yang tepat ataudalam tata letak yang


benar sehingga dapat dipergunakan dalam keadaanmendadak. Ini merupakan cara
untuk menghilangkan prosespencarian. Hal ini dirancang untuk membantu dalam
menemukan segala sesuatuyang diperlukan tanpa kehilangan banyak waktu untuk
mencari danmembongkar.
 Pada saat kami mengimplementasi di bengkel mekanik POLMA
NEGERI BANGKA BELITUNG, lebih tepatnya di ke sektor las.
Mesin mesin las tersusun dengan rapi, meja las juga tersusun dengan
rapi, serta peralatan seperti klem massa, dan setang holder diletakkan
di tempat yang benar.

Gambar 1.1 trafo las Gambar 1.2 kabal las Gambar 1.3 meja las
KESIMPULAN:

Dari hasil pengamatan kami di sector las, mesin mesin las tertata rapi dan peralatan
yang digunakan, diletakkan di tempat yang seharusnya.

3. Resik,(seiso), merupakan kegiatan membersihkan peralatan dan daerah kerja


sehingga segala peralatan kerja tetap terjaga dalam kondisi yang baik.Secara konkrit,
langkah ini berupa membuang sampah,kotoran dan benda-benda asing serta
membersihkan segala sesuatu. Meskipunlangkah ini sederhana, namun menjadi sangat
penting, terutama ketika kotoran dilingkungan kerja justru pada akhirnya menjadi
sumber kesalahan kerja.

 saat implementasi di laboratorium POLMAN NEGERI BANGKA


BELITUNG, mahasiswa kurang memperhatikan kebersuhan di sektor
las. Dan masih terdapat botol minuman maupun sampah lainnya yang
tidak dibuang pada tempatnya.

KESIMPULAN:

Dari hasil pengamatan kami di sektor las, mahasiswa sangat menjaga


kebersihan peralatan yang digunakan dan juga kebersihan area kerja pada sektor las .

4. Rawat,(seiketsu),berarti pemantapan terus-menerus dan secara berulang-ulang


memelihara tiga prinsip sebelumnya yaitu: ringkas/pemilahan, rapi/penataan, dan
resik/pembersihannya. Dengan demikian,langkah ini merupakan upaya untuk
memelihara langkah-langkah yang sudahdilakukan sebelumnya.

 Pada saat melakukan kegiatan implementasi di laboratorium POLMAN


NEGERI BANGKA BELITUNG, mahasiswa dapat merawat peralatan
yang dipinjam dari dosen maupun teknisi.

KESIMPULAN:

Dari hasil pengamatan kami di sektor las, peralatan yang digunakan sangat dirawat
oleh mahasiswa maupun teknisi supaya peralatan yang digunakan oleh mahasiswa dapat
dipakai dalam jangka panjang.
5. Rajin, (shitsuke),berarti pelatihan dan kemampuan untuk pembiasaan
melakukan apa yangingin dilakukan meskipun itu sulit dilakukan. Dalam hal ini perlu
ditanamkan semangat untuk melakukan sesuatu dengan cara yang benar.
Penekanannya adalah dengan menciptakan kebiasaan dan perilaku yang baik, yaitu
dengan mengajarkan kepada setiap orang sebagai anggota organisasi untuk
melaksanakan dan mematuhi peraturan. Langkah kelima ini merupakan langkah
pendukung langkah pemantapan. Aturan-aturan perlu dibuat dalam upaya
pemeliharaan.

 Pada saat melakukan implementasi di laboratorium POLMAN


NEGERI BANGKA BELITUNG, semua mahasiswa sangatlah rajin
membrsihkan peralatan yang digunakan. tetapi mahasiswa sangat
jarang membersihkan trafo las, sehingga trafo las bagian atasnya
sangat berdebu.

KESIMPULAN:

Dari hasil pengamatan kami di sektor las, mahasiswa di Polman Babel sangat
rajin dalam upaya melakukan tindakan bersih-bersih dan menjaga alat-alat yang diperlukan di
area sektor las karena tindakan ini sudah dibiasakan dan sering kali diingatkan oleh Instruktur
maupun PLP Polman Babel

1. Keunggulan Budaya Kerja 5R

Manajemen 5R merupakan konsep mendasar dalam pengelolaanlingkungan kerja.


Adapun keunggulan dari manajemen 5R adalah sebagaiberikut:

 Adanya penyempurnaan yang berkesinambungan (kaizen).


 Penerapan 5R seringkali menjadi barometer manajemen.
 Keberhasilan 5R memiliki daya jual bagi organisasi.
 5R sebagai media perubahan perilaku manusia.
 Menanamkan perilaku tanggung jawab individual.
 5R sebagai falsafah dan budaya manajemen.
 5R sebagai sasaran utama produktivitas.

D. PENUTUP

1. Kesimpulan

Adapun kesimpulan dari pembahasan iniadalah sebagai berikut:


1. Budaya Kerja 5R (Ringkas, Rapi, Resik, Rawat, dan Rajin) merupakan suatu metode
penataan dan pemeliharaan wilayah kerja secara intensif yang berasal dari Jepang
yang dikenal dengan 5S yang digunakan oleh manajemen dalam usaha memelihara
ketertiban, efisiensi, dan disiplin di lokasi kerja sekaligus meningkatan kinerja
perusahaan secara menyeluruh.
2. Implementasi Budaya Kerja 5R di polman babel belum dilaksanakan dengan optimal
karena kurangnya penguatan nilai-nilai 5R kepada mahasiswa yang ada di polman
babel.

2. Saran

1. Perlu adanya sosialisasi pelaksanaan budaya kerja 5R di polman babel.

Perlu adanya penguatan Pengawasan dalam pelaksanaan budaya kerja

Anda mungkin juga menyukai