Anda di halaman 1dari 12

PENGEMBANGAN MODUL ZAT ADITIF MAKANAN BERBASIS

KEARIFAN LOKAL MASYARAKAT DESA RASAU JAYA UMUM

Putri Andriyani, Masriani, Rini Muharini


Pendidikan Kimia, Universitas Tanjungpura, Jalan Prof. Dr. H. Hadari Nawawi, Pontianak 78124
Email: putri.papa66@gmail.com

Abstract
This research aimed to collect data of plants used as food additives by local
people in Rasau Jaya Umum Village Kubu Raya Regency West Kalimantan,
determine the validity, and the response of students of the modules developed.
The form of study was Research and Development R&D. The source of this
research data was local people in Rasau Jaya Umum and the students of class
VIII of Kubu Raya Regency. Data were obtained by using observation sheets,
module validity assessment sheets, and questionnaire responses of students to
the module. The results showed that there are 18 species of 15 plant families
used as natural additives, namely Liliaceae, Zingiberaceae, Amaranthaceae,
Oxalidaceae, Rutaceae, Arecaceae, Poaceae, Gnetaceae, Malvaceae,
Cactaceae, Pandanaceae, Piperaceae, Polygonaceae, Anacardiaceae, and
Myrtaceae. Data about the plants then implemented into modules with content
validity, presentation validity, linguistic validity, and graphic validity, each of
which has a conten validityvalue of 1,00 with a valid category. The results of
the initial phase trial of the module obtained the response of students with an
average of 84,3% with very high criteria. The results of the field trial of the
module obtained the response of students with an average of 86,1% with very
high criteria.

Keywords: Plants, Rasau Jaya Umum Village, Module, and Food Additives

PENDAHULUAN untuk dijadikan objek pembelajaran sains


Kurikulum harus berakar pada (Syamsiatun, 2013). Menurut Rai (2001)
kebudayaan bangsa Indonesia yang berarti dengan menggunakan aspek-aspek kearifan
bahwa, kurikulum harus memberikan lokal dalam pembelajaran dapat menjembatani
kesempatan kepada peserta didik untuk belajar, jurang antara pengetahuan dengan kearifan
berpartisipasi, dan mengembangkan nilai-nilai lokal. Pendidikan kearifan lokal membuat
budaya setempat menjadi nilai budaya yang peserta didik dapat mengenal, mencintai, dan
digunakan dalam kehidupan sehari-hari. mengembangkan kekayaan alam serta budaya
Amanat UUD 1945 Pasal 32 yang menyatakan yang ada di daerahnya (Anita Lie, dkk., 2014).
bahwa kebudayaan atau kearifan lokal perlu Kalimantan Barat merupakan salah satu
disampaikan melalui pendekatan pendidikan. provinsi di Pulau Kalimantan yang memiliki
Salah satu konsep yang dikembangkan untuk keragaman hayati cukup tinggi, salah satunya
mewujudkan hal di atas adalah sains yang tumbuhan yang dimanfaatkan sebagai zat aditif
termuat dalam pelajaran IPA (Tim pada makanan. Pemanfaatan tumbuhan sebagai
Pengembangan Ilmu Pendidikan, 2007). zat aditif alami sudah digunakan di Indonesia
Pemerintah juga telah mengesahkan termasuk Kalimantan Barat. Berdasarkan
pendidikan berbasis kearifan lokal sebagai hak penelitian yang dilakukan oleh Manangka, dkk
setiap anak bangsa melalui Undang-Undang (2017) menunjukkan bahwa masyarakat Suku
Perlindungan Anak (Anita Lie, dkk., 2014). Dayak Kanayatn Desa Sebatih Kabupaten
Kearifan lokal ialah suatu pendekatan Landak menggunakan 19 spesies tumbuhan
pembelajaran yang mengangkat budaya lokal sebagai zat penyedap rasa alami pada

1
makanan. Selain itu, beberapa penelitian yang Seharusnya, dalam bahan ajar memuat uraian
serupa telah dilakukan tentang zat pewarna materi yang berkaitan dengan fenomena yang
alami di Kalimantan Barat oleh Santa, dkk terjadi di daerah sekitar tempat tinggal peserta
(2015) dan Berlin, dkk (2017). Di luar didik (Nurfajriani dan Dyah, 2016).
Kalimantan Barat, kajian tumbuhan sebagai zat Penelitian ini memilih modul karena
aditif makanan juga telah dilakukan pada berdasarkan penelitian sebelumnya yang
masyarakat Kecamatan Pekuncen Banyumas dilakukan oleh Rosyidah, dkk., (2013)
(Apriliani, dkk., 2016). menunjukkan bahwa pembelajaran dengan
Materi zat aditif bahan makanan modul IPA dapat meningkatkan hasil belajar
merupakan salah satu materi IPA kimia untuk peserta didik. Selain itu, menurut Rosyidah,
SMP/MTs kelas VIII pada kurikulum 2013. dkk (2013), modul IPA yang berisi makanan
Materi zat aditif memuat submateri pewarna, tradisional dan makanan khas Indonesia dapat
pemanis, pengawet, dan penyedap. Zat aditif mengatasi masalah kejenuhan peserta didik
berupa pewarna, pemanis, pengawet, dan karena membuat peserta didik lebih aktif
penyedap dapat digolongkan secara alami dan dalam pembelajaran.
sintetis atau buatan. Bahan aditif alami, Berdasarkan latar belakang di atas,
sebagian besarnya adalah yang berasal dari peneliti tertarik untuk melakukan penelitian
tumbuhan, hal ini sejalan dengan beberapa mengenai pemanfaatan tumbuhan sebagai zat
penelitian yang telah dilakukan sebelumnya aditif makanan oleh masyarakat Desa Rasau
tentang pemanfaatan tumbuhan sebagai zat Jaya Umum Kabupaten Kubu Raya
aditif (Harismah dan Chusniatun, 2016; Kalimantan Barat. Hasil dari penelitian ini
Manangka dkk, 2017; Santa dkk, 2015; Berlin akan diimplementasikan sebagai bahan ajar
dkk, 2017). Materi zat aditif di SMP hanya berbentuk modul IPA untuk mata pelajaran
diajarkan melalui pembelajaran teori di kelas, IPA kimia di SMP pada materi zat aditif
sehingga dalam pelaksanaannya harus dibantu makanan yang berbasis kearifan lokal. Modul
dengan bahan ajar yang menunjang agar ini diharapkan dapat meningkatkan
peserta didik dapat memahami materi. Materi pengetahuan ilmiah peserta didik terhadap
zat aditif makanan, sangat berhubungan berbagai kearifan lokal yang ada di sekitarnya
dengan kehidupan sehari-hari (Nurfajriani dan dan meningkatkan minat terhadap
Dyah, 2016). Oleh karena itu, diperlukan suatu pembelajaran sains.
bahan ajar yang dapat menyajikan materi
secara aplikatif dan menyediakan pengetahuan METODE PENELITIAN
tentang zat aditif makanan serta dikembangkan Bentuk penelitian yang digunakan dalam
dengan menerapkan unsur lokal dalam penelitian ini adalah penelitian dan
kehidupan sehari-hari sehingga dapat pengembangan R&D (Research &
membangkitkan minat dan mengajak peserta Development).Penelitian berupa pemanfaatan
didik untuk aktif membangun pengetahuannya tumbuhan sebagai zat aditif makanan oleh
sehingga mencapai tujuan pembelajaran. masyarakat Desa Rasau Jaya Umum
Berdasarkan hasil wawancara dengan Kabupaten Kubu Raya Kalimantan Barat,
enam orang peserta didikdiperoleh informasi sedangkan pengembangan yaitu modul kimia
bahwa tampilan bahan ajar yang digunakan SMP berbasis kearifan lokal materi zat aditif
sederhana yaitu penggunaan warna hitam dan makanan dengan menggunakan langkah-
putih serta berisi tulisan saja tanpa adanya langkah pengembangan yang dikemukakan
gambar yang mengilustrasikan isi materi. oleh Borg & Gall (1983) (dalam Puslitjaknov,
Bahan ajar yang demikian membuat peserta 2008).
didik kurang tertarik dan mengalami kesulitan Sampel pada penelitian ini adalah
dalam memahami materi, sehingga peneliti masyarakat Desa Rasau Jaya Umum dan
merancang modul yang menarik pada peserta didik kelas VIII SMP Negeri
pembelajaran zat aditif makanan sebagai Kecamatan Sungai Raya Kabupaten Kubu
tambahan sumber belajar peserta didik. Raya yang dipilih berdasarkan nilai rata-rata

2
ujian nasional mata pelajaran IPA.Metode = .................. (3)
yang digunakan untuk menentukan lokasi
penelitian adalah metode purposive sampling
Kriteria tingkat kelayakan modul ditentukan
& metode snowball sampling untuk
dengan tingkat kevalidan dalam Lawshe
menentukan responden yang dimulai dari
(1975) dan Rahmawati (2017). Modul
kepala Desa Rasau Jaya Umum, kemudian
tergolong valid apabila memperoleh nilai
kepala desa menunjukkan nama responden
validitas isi ≥0,68.
selanjutnya. Responden akan dimintai
Hasil angket respon peserta didik yang
informasi mengenai jenis tumbuhan yang
terdiri dari 13 pernyataan dianalisis dengan
digunakan sebagai zat aditif makanan melalui
langkah-langkah sebagai berikut: menghitung
wawancara. Teknik yang digunakan dalam
frekuensi responden yang memilih Sangat
penelitian ini adalah teknik komunikasi
Setuju (SS), Setuju (S), Tidak Setuju (TS), dan
langsung dan tidak langsung, yaitu
Sangat Tidak Setuju (STS) pada tiap
pengumpulan data dengan menggunakan
pernyataan positif dan negatif, menghitung
wawancara dan angket atau kuesioner sebagai
skor total tiap-tiap penyataan sesuai kriteria
alatnya.Alat pengumpul data berupa lembar
skala Likert dalam Sugiyono (2015),
penilaian kelayakan yang sudah sesuai dengan
menghitung persentase perolehan skor tiap
standar kelayakan bahan ajar dari Badan
pernyataan, dan menghitung persentase total
Standar Nasional Pendidikan (BSNP) dan
respon.
angket respon peserta didik yang telah
divalidasi oleh dua orang dosen pendidikan
kimia FKIP Untan. Penelitian pemanfaatan = x 100%................................. (4)
tumbuhan menggunakan lembar observasi
sebagai alat untuk mengumpulkan data. = ......................................... (5)
Lembar observasi berisi serangkaian
pertanyaan yang ditujukan kepada masyarakat
Kriteria kelayakan dan respon tiap pernyataan
Desa Rasau Jaya dan dianalisis secara
ditentukan dengan interpretasi dalam Riduwan
desakriptif. Lembar penilaian kelayakan modul
(2012). Modul tergolong tinggi dan sangat
terdiri dari beberapa komponen yaitu
tinggi apabila memperoleh persentase ≥ 61%.
kelayakan isi, penyajian, kebahasaan, dan
Prosedur dalam penelitian ini terdiri dari
grafis. Hasil penilaian kelayakan isi dan
tujuhtahap, yaitu: 1) Melakukan penelitian dan
penyajian dianalisis menggunakan Lawshe
mengumpulan informasi, 2) Perencanaan, 3)
(1975) dengan jumlah validator masing-
Mengembangkan jenis/bentuk produk awal, 4)
masing lima validator.Langkah-langkah
Uji coba awal, 5) Revisi produk, 6) Uji coba
sebagai berikut: menghitung nilai Content
lapangan, 7) Produk akhir.
Validity Ratio (CVR) dari setiap aspek.
Melakukan Penelitian Pendahuluan untuk
= ...................................... (1) Mengumpulkan Informasi
Informasi mengenai kebutuhan bahan ajar
berupa modul didapat melalui hasil wawancara
menghitung nilai Content Validity Index (CVI) dengan peserta didik yang menyatakan bahwa
secara keseluruhan dari tiap aspek. terdapat kendala dalam memahami materi zat
aditif makanan karena ketersediaan bahan ajar
= ........................... (2) yang kurang menarik. Analisis kajian pustaka
juga dilakukan terhadap beberapa hasil
penelitian, teori-teori, dan konsep-konsep yang
Analisis data lembar penilaian kelayakan
berkaitan dengan penggunaan modul dalam
kebahasaan dan grafis menggunakan validitas
mendukung studi pendahuluan di lapangan.
isi Gregory (2013) dengan jumlah validator
masing-masing dua validator.

3
Melakukan Perencanaan Produk Akhir
Langkah-langkah yang dilakukan pada Setelah diuji coba pada lapangan utama,
tahap perencanaan antara lain: (1) merumuskan diperoleh produk akhir berupa modul kimia
tujuan produk, (2) menentukan pengguna SMP berbasis kearifan lokal materi zat aditif
produk, (3) mendeskripsikan komponen- makanan.
komponen produk yang dikembangkan dan (4)
perencanaan instrumen evaluasi. Waktu dan Tempat Penelitian
Penelitian ini dilaksanakan mulai dari
Mengembangkan Jenis/Bentuk Produk bulan April sampai Juli2018 di Kabupaten
Awal Kubu Raya, Kalimantan Barat.
Pengembangan jenis/bentuk modul awal
dalam penelitian ini menggunakan model yang HASIL PENELITIAN DAN
berorientasi pada produk (Product-Oriented PEMBAHASAN
Model).Storyboard atau rancangan modul Hasil Penelitian
berbasis kearifan lokal selannjutnya divalidasi Pada penelitian pemanfaatan tumbuhan
oleh para ahli sesuai bidang keahlian masing- sebagai zat aditif makanan menggunakan
masing. lembar observasi dan pemilihan responden
dilakukan dengan teknik snowball sampling.
Penentuan responden dimulai dari kepala Desa
Melakukan Uji Coba Lapangan Tahap
Awal Rasau Jaya Umum yaitu Bapak Rajali Ahmad,
Tahap ini dilakukan terhadap dua sekolah kemudian kepala desa menunjukkan nama
yaitu SMPN 1 Sungai Raya (kelompok tinggi) responden selanjutnya yaitu pedagang dan
dan SMPN 6 Sungai Raya (kelompok rendah) pemilik industri rumah yang memproduksi
berdasarkan nilai rata-rata ujian nasional pada makanan khas. Responden yang berjumlah 10
mata pelajaran IPA SMP. Pengujian dilakukan orang lalu diberikan pertanyaan-pertayaan
terhadap tiga orang peserta didik dari masing- yang ada pada lembar observasi. Berdasarkan
masing sekolah dengan ketentuan setiap hasil analisis diperoleh data pemanfaatan
sekolah terdiri dari satu orang peserta didik tumbuhan sebagai zat aditif makanan yang
memiliki kemampuan tinggi, satu orang digunakan masyarakat Desa Rasau Jaya Umum
berkemampuan sedang, dan satu orang dalam Tabel 1.
berkemampuan rendah. Pengumpulan data Berdasarkan Tabel 1 terdapat 18 spesies
menggunakan angket respon peserta didik dari 15 famili tumbuhan yang digunakan oleh
untuk mengetahui tanggapan peserta didik masyarakat Desa Rasau Jaya Umum
terhadap modul berbasis kearifan lokal. Kabupaten Kubu Raya sebagai zat aditif alami
pada makanan. Beberapa tumbuhan tersebut
termasuk dalam famili Liliaceae,
Melakukan Revisi Terhadap Produk Utama
Tahap ini dilakukan berdasarkan masukan Zingiberaceae, Amaranthaceae, Oxalidaceae,
dan saran-saran dari hasil uji coba lapangan Rutaceae, Arecaceae, Poaceae, Gnetaceae,
tahap awal. Malvaceae, Cactaceae, Pandanaceae,
Piperaceae, Polygonaceae, Anacardiaceae,
Melakukan Uji Coba Lapangan Utama dan Myrtaceae.
Dilakukan terhadap tiga sekolah yaitu Bagian tumbuhan yang digunakan sebagai
SMPN 1 Sungai Raya (kelompok tinggi), zat aditif alami oleh masyarakat Desa Rasau
SMPN 5 Sungai Raya (kelompok sedang), dan Jaya Umum Kabupaten Kubu Raya adalah
SMPN 6 Sungai Raya (kelompok rendah). daun diantaranya Alternanthera amoena Voss,
Pengujian dilakukan dengan jumlah peserta Gnetum gnemon L., Pandanus amarylifolius
didik sebanyak 36 orang. Sampel dipilih dari Roxb., Polygonum minus, Spondias dulcis,dan
masing-masing sekolah yaitu 12 peserta didik. Syzygium polyanthum Wigh Walp; buah
diantaranya Averrhoa bilimbi Linn., Capsicum
annuum L., Hylocereus costaricensis L., dan
Piper nigrum L.; bunga yaitu Hibiscus

4
sabdariffa L; umbi/batang/rimpang pendidikan kimia FKIP Untan dan tiga orang
diantaranya Allium cepa L., Allium sativum L., guru IPA SMP (SMP Negeri 1 Sungai Raya,
Alpinia galanga SW., Cocos nucifera L., SMP Negeri 5 Sungai Raya, dan SMP Negeri 6
Curcuma domestica VALETON, Cymbopogon Sungai Raya); aspek kebahasaan yaitu Balai
citrates (DC) Stapf., dan Zingiber officinale Bahasa Provinsi Kalimantan Barat dan dosen
ROSC. kimia; dan aspek grafis yaitu satu orang dosen
Kelayakan modul sebagai bahan ajar pada pendidikan kimia dan satu orang ahli grafis.
materi zat aditif makanan dilihat dari validasi Modul pada aspek isi (Tabel 2), penyajian
yang dilakukan pada aspek kelayakan isi, (Tabel 3), kebahasaan (Tabel 4), dan grafis
penyajian, kebahasaan, dan grafis. Validator (Tabel 5) sudah dikatakan valid karena
pada aspek isi dan penyajian terdiri dari lima memiliki nilai validitas isi 1,00.
orang validator yaitu dua orang dosen

Tabel 1. Jenis Tumbuhan yang Digunakan pada Pembuatan Makanan oleh


Masyarakat Desa Rasau Jaya Umum Kabupaten Kubu Raya

No. Nama ilmiah Nama lokal Famili Kegunaan


1. Allium cepa L. Bawang merah Liliaceae Penyedap
2. Allium sativum L. Bawang putih Liliaceae Penyedap
3. Alpinia galangal SW. Lengkuas Zingiberaceae Penyedap
4. Alternanthera amoena Voss Bayam merah Amaranthaceae Pewarna
5. Averrhoa bilimbi Linn. Belimbing Oxalidaceae Penyedap
sayur
6. Capsicum annuum L. Cabai merah Rutaceae Pewarna
7. Cocos nucifera L. Kelapa Arecaceae Pemanis
8. Curcuma domestica Kunyit Zingiberaceae Pewarna dan
VALETON. Pengawet
9. Cymbopogon citrates (DC) Serai Poaceae Penyedap
Stapf.
10. Gnetum gnemon L. Melinjo Gnetaceae Penyedap
11. Hibiscus sabdariffa L. Rosela Malvaceae Pewarna
12. Hylocereus costaricensis L. Buah naga Cactaceae Pewarna
13. Pandanus amarylifolius Roxb. Pandan Pandanaceae Pewarna dan
Penyedap
14. Piper nigrum L. Sahang Piperaceae Penyedap
15. Polygonum minus Kesum Polygonaceae Penyedap
16. Spondias dulcis Kedondong Anacardiaceae Penyedap
17. Syzygium polyanthum Wigh Salam Myrtaceae Penyedap
Walp
18. Zingiber officinale ROSC. Jahe Zingiberaceae Penyedap

Setelah dilakukan validasi memiliki rata-rata skor 84,3% dengan


selanjutnya modul berbasis kearifan lokal kategori sangat tinggi (Tabel
yang dinyatakan valid kemudian 6).Rekapitulasi hasil angket respon
diujicobakan kepada peserta didik SMP peserta didik terhadap modul kimia SMP
Negeri yang ada di Kabupaten Kubu berbasis kearifan lokal pada uji coba
Raya.Rekapitulasi hasil angket respon lapangan utamamenunjukkan bahwa 13
peserta didik terhadap modul kimia SMP pernyataan yaitu memiliki rata-rata skor
berbasis kearifan lokal pada uji coba yaitu sekitar 86,1% dengan kategori
awal menunjukkan bahwa 13 pernyataan sangat tinggi (Tabel 7).

5
Tabel 2. Analisis Data Validasi Modul Aspek Isi

Indikator Butir Penilian Validator CVR Ket


Penilian 1 2 3 4 5
Kesesuaian 1. Kelengkapan materi 3 3 4 4 3 1,00 valid
Materi dengan 2. Kesesuaian dengan 4 4 4 4 3 1,00 valid
KD tujuan pembelajaran
3. Kesesuaian indikator 4 4 4 4 3 1,00 valid
materi
Keakuratan 4. Keakuratan konsep dan 3 4 4 3 3 1,00 valid
materi definisi
5. Keakuratan gambar 4 3 4 3 4 1,00 valid
6. Keakuratan contoh 3 3 4 4 4 1,00 valid
Kemutakhiran 7. Gambar dalam 4 3 4 4 4 1,00 valid
Materi kehidupan sehari-hari
8. Menggunakan contoh 4 3 4 4 4 1,00 valid
yang terdapat dalam
kehidupan sehari-hari
Isi Materi 9. Penyajian dan 3 4 4 3 3 1,00 Valid
penjelasan sistematis
CVI 1,00

Tabel 3. Analisis Data Validasi Modul Aspek Penyajian

Indikator Butir Penilian Validator CVR Ket


Penilian 1 2 3 4 5
Teknik Penyajian 1. Keruntutan materi 3 4 4 4 3 1,00 Valid
Pendukung 2. Informasi tentang 4 3 4 3 4 1,00 Valid
Penyajian suatu ilustrasi
3. Peta informasi materi 3 3 4 3 4 1,00 Valid
4. Tabel atau gambar 3 3 4 4 4 1,00 Valid
Penyajian 5. Keterlibatan peserta 3 3 4 3 4 1,00 Valid
Pembelajaran didik
Kelengkapan 6. Pengantar atau 4 3 4 4 3 1,00 Valid
Penyajian pendahuluan
7. Daftar Isi 4 4 4 4 4 1,00 Valid
8. Glosarium 3 4 4 4 4 1,00 Valid
9. Daftar pustaka 3 4 4 4 4 1,00 Valid
CVI 1,00

Pembahasan tersebut sudah umum digunakan oleh


Berdasarkan hasil wawancara masyarakat Indonesia, diantaranya kunyit
dengan masyarakat Desa Rasau Jaya dari famili Zingiberaceae dan bawang
Umum Kabupaten Kubu Raya putih dari famili Liliaceae (Manangka,
Kalimantan Barat, tumbuhan yang 2017).
digunakan sebagai zat aditif alami pada Masyarakat Desa Rasau Jaya Umum
makanan terdapat 18 spesies dari 15 Kabupaten Kubu Raya lebih memilih
famili tumbuhan. Beberapa tumbuhan menggunakan tumbuh-tumbuhan dari

6
alam sebagai zat aditif alami yang isi, penyajian, kebahasaan, dan grafis
dicampurkan pada makanan, hal ini dengan kriteria yang diukur berbeda-
dilihat dari hasil wawancara yang beda.
menunjukkan semua responden Validasi isi dilakukan pada tanggal
menggunakan bahan tumbuhan sebagai 2 Mei 2018 hingga 8 Juni 2018 oleh
zat aditif dalam membuat makanan Bapak Dr. Rachmat Sahputra, M.Si.,
olahan. Masyarakat Rasau Jaya dosen Pendidikan Kimia FKIP Untan;
menggunakan tumbuh-tumbuhan lokal Bapak Lukman Hadi, M.Pd., dosen
yang ada di daerah Rasau Jaya sebagai Pendidikan Kimia FKIP Untan; Bapak
pewarna, pemanis, pengawet, dan Rizal, S.Pd., guru IPA SMP Negeri 1
penyedap untuk membuat makanan. Sungai Raya; Ibu Tati Sudaryani, S.Pd.,
Bahan tambahan seperti pewarna, guru IPA SMP Negeri 5 Sungai Raya;
pemanis, pengawet, dan penyedap dan Helmi, S.Pd., guru IPA SMP Negeri
tersebut, digunakan untuk memasak 6 Sungai Raya.
makanan sehari-hari dan membuat Hasil analisis data validasi
makanan khas daerah setempat seperti kelayakan isi modul menunjukkan bahwa
rengginang, kerupuk ubi, dan ikan asin. isi yang termuat dalam modul tergolong
Data validasi modul diperoleh dalam kategori valid dengan CVI sebesar
dengan cara ahli atau validator mengisi 1,00 dari nilai minimum 0,99.Hal ini
lembar penilaian kelayakan untuk menunjukkan bahwa isi yang
menguji kelayakan modul kimia berbasis disampaikan dalam modul layak untuk
kearifan lokal yang telah dibuat. Validasi diujicobakan kepada peserta didik
yang dilakukan yaitu validasi kelayakan dengan revisi.

Tabel 4. Analisis Data Validasi Modul Aspek Kebahasaan

Judges I
Tabulasi Penilaian dari Ahli Tidak relevan Relevan
(skor 1-2) (skor 3-4)
Tidak relevan
0 0
(skor 1-2)
Judges II
Relevan 1, 2, 3, 4, 5, 6,
0
(skor 3-4) 7

Tabel 5. Analisis Data Validasi Modul Aspek Grafis

Judges I
Tabulasi Penilaian dari Ahli Tidak relevan Relevan
(skor 1-2) (skor 3-4)
Tidak relevan
0 0
(skor 1-2)
Judges II
Relevan 1, 2, 3, 4, 5, 6, 7, 8,
0
(skor 3-4) 9, 10, 11, 12, 13, 14

7
Tabel 6. Rekapitulasi Hasil Angket Respon Peserta DidikUji Coba Awal
N Pernyataan Hasil Penilaian
o. Skor (%) Kriteria
1. Tampilan modul ini secara keseluruhan menarik. 87,5 Sangat Tinggi
2. Modul ini membuat belajar kimia menjadi membosankan. 91,7 Sangat Tinggi
3. Desain Lay-out (tata letak, teks, dan gambar) membuat modul ini 91,7 Sangat Tinggi
menarik untuk dipelajari.
4. Dengan adanya informasi (contoh dan ilustrasi) dalam modul ini 87,5 Sangat Tinggi
membuat saya tidak tertarik untuk belajar.
5. Adanya gambar dalam modul ini dapat memberikan motivasi 91,7 Sangat Tinggi
untuk mempelajari materi zat aditif makanan.
6. Saya tidak suka penggunaan warna dalam modul ini. 83,3 Sangat Tinggi
7. Huruf cetak (tulisan) yang digunakan dalam modul ini dapat 83,3 Sangat Tinggi
terbaca dengan jelas.
8. Saya sulit mengerti kata-kata yang digunakan dalam modul ini. 83,3 Sangat Tinggi
9. Saya dapat membaca modul ini dengan cepat. 75,0 Tinggi
10 Jenis huruf yang digunakan dalam modul ini membuat saya 79,2 Tinggi
. kesulitan membaca modul.
11 Tata bahasa yang digunakan dalam modul ini mudah dipahami. 91,7 Sangat Tinggi
.
12 Jenis kata yang digunakan dalam modul ini membuat saya 87,5 Sangat Tinggi
. bingung memahami maknanya.
13 Kalimat yang digunakan dalam modul ini terlalu panjang 62,5 Tinggi
. sehingga membuat saya sulit untuk memahami maksud kalimat
tersebut.
Rata-rata 84,3 Sangat Tinggi

Tabel 7. Rekapitulasi Hasil Angket Respon Peserta DidikUji Coba Lapangan Utama
N Pernyataan Hasil Penilaian
o. Skor (%) Kriteria
1. Tampilan modul ini secara keseluruhan menarik. 93,1 Sangat Tinggi
2. Modul ini membuat belajar kimia menjadi membosankan. 81,9 Sangat Tinggi
3. Desain Lay-out (tata letak, teks, dan gambar) membuat modul ini 90,3 Sangat Tinggi
menarik untuk dipelajari.
4. Dengan adanya informasi (contoh dan ilustrasi) dalam modul ini 84,7 Sangat Tinggi
membuat saya tidak tertarik untuk belajar.
5. Adanya gambar dalam modul ini dapat memberikan motivasi untuk 91,0 Sangat Tinggi
mempelajari materi zat aditif makanan.
6. Saya tidak suka penggunaan warna dalam modul ini. 83,3 Sangat Tinggi
7. Huruf cetak (tulisan) yang digunakan dalam modul ini dapat 91,0 Sangat Tinggi
terbaca dengan jelas.
8. Saya sulit mengerti kata-kata yang digunakan dalam modul ini. 81,9 Sangat Tinggi
9. Saya dapat membaca modul ini dengan cepat. 79,9 Tinggi
10 Jenis huruf yang digunakan dalam modul ini membuat saya 87,5 Sangat Tinggi
. kesulitan membaca modul.
11 Tata bahasa yang digunakan dalam modul ini mudah dipahami. 91,7 Sangat Tinggi
.
12 Jenis kata yang digunakan dalam modul ini membuat saya bingung 86,1 Sangat Tinggi
. memahami maknanya.
13 Kalimat yang digunakan dalam modul ini terlalu panjang sehingga 77,1 Tinggi
. membuat saya sulit untuk memahami maksud kalimat tersebut.
Rata-rata 86,1 Sangat Tinggi

8
Pada validasi isi terdapat empat penyajian mencakup pengantar atau
indikator yaitu kesesuaian materi dengan pendahuluan, daftar isi, glosarium, dan
KD, keakuratan materi, kemutakhiran daftar pustaka. Nilai CVR pada semua
materi, dan isi materi. Indikator kriteria dari masing-masing indikator
kesesuaian materi dengan KD mencakup adalah 1,00 dan tergolong valid.
kelengkapan materi, kesesuaian dengan Validasi kebahasaan dilakukan pada
tujuan pembelajaran, dan kesesuaian tanggal 30 Mei 2018 hingga 29 Juni 2018
indikator materi. Indikator keakuratan oleh Bapak Harianto, S.Pd., Balai Bahasa
materi mencakup keakuratan konsep dan Provinsi Kalimantan Barat dan Bapak
definisi, keakuratan gambar, dan Lukman Hadi, M.Pd. Hasil analisis data
keakuratan contoh. Indikator validasi kelayakan kebahasaan
kemutakhiran materi mencakup gambar menunjukkan bahwa bahasa yang
dalam kehidupan sehari-hari dan disampaikan pada modul tergolong
menggunakan contoh yang terdapat dalam kategori valid dengan nilai
dalam kehidupan sehari-hari. Indikator validitas isi 1,00. Hal ini menunjukkan
isi materi mencakup penyajian dan bahwa bahasa yang digunakan dalam
penjelasan sistematis. Nilai CVR pada modul layak untuk diujicobakan kepada
semua kriteria dari masing-masing peserta didik dengan revisi.
indikator adalah 1,00 dan tergolong Pada validasi kebahasaan ini
valid. terdapat lima indikator yaitu lugas,
Validasi penyajian dilakukan pada komunikatif, interaktif, kesesuaian
tanggal 2 Mei 2018 hingga 8 Juni 2018 dengan perkembangan pembaca, dan
oleh Bapak Dr. Rachmat Sahputra, M.Si., kesesuaian dengan kaidah bahasa.
dosen Pendidikan Kimia FKIP Untan; Indikator lugas mencakup keefektifan
Bapak Lukman Hadi, M.Pd., dosen kalimat. Indikator komunikatif mencakup
Pendidikan Kimia FKIP Untan; Bapak pemahaman terhadap pesan atau
Rizal, S.Pd., guru IPA SMP Negeri 1 informasi. Indikator interaktif mencakup
Sungai Raya; Ibu Tati Sudaryani, S.Pd., kemampuan memotivasi pembaca.
guru IPA SMP Negeri 5 Sungai Raya; Indikator kesesuaian dengan
dan Helmi, S.Pd., guru IPA SMP Negeri perkembangan pembaca mencakup
6 Sungai Raya. kesesuaian dengan perkembangan
Hasil analisis data validasi intelektual pembaca dan kesesuaian
kelayakan penyajian menunjukkan dengan tingkat perkembangan emosional
bahwa penyajian modul tergolong dalam pembaca. Indikator kesesuaian dengan
kategori valid dengan CVI sebesar 1,00 kaidah bahasa mencakup ketepatan tata
dari nilai minimum 0,99. Hal ini bahasa dan ketepatan ejaan. Nilai
menunjukkan bahwa penyajian modul validitas isi pada semua kriteria dari
layak untuk diujicobakan kepada peserta masing-masing indikator adalah 1,00 dan
didik dengan revisi. Pada validasi tergolong valid.
penyajian ini terdapat empat indikator Validasi grafis dilakukan pada
yaitu teknik penyajian, pendukung tanggal 2 Mei 2018 hingga 2 Juni
penyajian, penyajian pembelajaran, dan 2018oleh Bapak Dr. Rachmat Sahputra,
kelengkapan penyajian. Indikator teknik M.Si., dosen kimia FKIP Untan; dan
penyajian mencakup keruntutan materi. Bapak Ade Saputra Nanda, S.Kom., ahli
Indikator pendukung penyajian grafis. Hasil analisis data validasi
mencakup informasi tentang suatu kelayakan grafis menunjukkan bahwa
ilustrasi, peta informasi materi, dan tabel desain grafis yang ditampilkan pada
atau gambar. Indikator penyajian modul tergolong dalam kategori valid
pembelajaran mencakup keterlibatan dengan nilai validitas isi sebesar 1,00.
peserta didik. Indikator kelengkapan Hal ini menunjukkan bahwa desain grafis

9
yang ditampilkan dalam modul layak berdasarkan nilai rata-rata ujian nasional
untuk diujicobakan kepada peserta didik pada mata pelajaran IPA SMP. Pengujian
dengan revisi. dilakukan terhadap tiga orang peserta
Pada validasi grafis ini terdapat tiga didik dari masing-masing sekolah dengan
indikator yaitu ukuran modul, desain ketentuan setiap sekolah terdiri dari satu
sampul modul, dan desain isi. Indikator orang peserta didik memiliki kemampuan
ukuran modul mencakup kesesuaian tinggi, satu orang berkemampuan sedang,
ukuran modul dengan materi isi. dan satu orang berkemampuan
Indikator desain sampul modul rendah.Pengumpulan data menggunakan
mencakup penampilan unsur tata letak angket respon untuk mengetahui
pada sampul luar, dalam, dan tanggapan atau respon peserta didik
background atau latar belakang modul; dalam menggunakan modul. Angket
huruf yang digunakan menarik dan respon peserta didik terdiri dari 13 butir
mudah dibaca; warna yang digunakan pernyataan. Hasil dari setiap pernyataan
menarik; dan ilustrasi sampul dirata-ratakan sehingga diperoleh
menggambarkan isi/ materi ajar. persentase sebesar 84,3% dengan kriteria
Indikator desain isi mencakup sangat tinggi.
konsistensi tata letak; penampilan
background atau latar belakang setiap SIMPULAN DAN SARAN
halaman; bidang cetak dan margin Simpulan
prooporsional; spasi antar teks dan Berdasarkan hasil analisis data dari
ilustrasi sesuai; terdapat judul kegiatan penelitian yang telah dilakukan, maka
belajar, subjudul kegiatan belajar, dan dapat disimpulkan bahwaterdapat 18
angka halaman; ilustrasi gambar; spesies dari 15 famili tumbuhan yang
penempatan hiasan sebagai latar digunakan sebagai zat aditif alami oleh
belakang; ilustrasi isi mampu masyarakat Desa Rasau Jaya Umum
mengungkapkan makna atau arti dari Kabupaten Kubu Raya Kalimantan Barat.
objek; dan kreatif dan dinamis. Nilai Tumbuhan tersebut adalah Allium cepa
validitas isi pada semua kriteria dari L., Allium sativum L., Alpinia galanga
masing-masing indikator adalah 1,00 dan SW., Alternanthera amoena Voss,
tergolong valid. Averrhoa bilimbi Linn., Capsicum
Selain memberikan penilaian, para annuum L., Cocos nucifera L., Curcuma
ahli juga memberikan saran-saran untuk domestica VALETON., Cymbopogon
merevisi produk hasil pengembangan citratus (DC) Stapf., Gnetum gnemon L.,
modul. Saran-saran tersebut sangat Hibiscus sabdariffa L., Hylocereus
bermanfaat untuk memperbaiki dan costaricensis L., Pandanus amarylifolius
meningkatkan kualitas modul. Oleh Roxb., Piper nigrum L., Polygonum
karena itu, dilakukan revisi modul kimia minus, Spondias dulcis, Syzygium
berbasis kearifan lokal. polyanthum Wigh Walp, dan Zingiber
Setelah direvisi selanjutnya officinale ROSC. Modul kimia SMP
dilakukan uji coba terhadap modul berbasis kearifan lokal materi zat aditif
kepada peserta didik SMP Negeri di makanan memperoleh nilai validitas isi
Kabupaten Kubu Raya. Uji coba terdiri sebesar 1,00 pada kelayakan isi,
dari uji coba tahap awal dan uji coba penyajian, kebahasaan, dan grafis dengan
lapangan utama. Uji coba tahap awal kategori valid atau layak.
dilaksanakan pada tanggal13 Juli 2018 Pada uji coba awal, respon peserta
hingga 16 Juli 2018 terhadap dua sekolah didik terhadap modul kimia SMP
yaitu SMP Negeri 1 Sungai Raya berbasis kearifan lokal materi zat aditif
(kelompok tinggi) dan SMP Negeri 6 makanan memperoleh persentase rata-
Sungai Raya (kelompok rendah) rata sebesar 84,3% dengan kriteria sangat

10
tinggi dan pada uji coba lapangan,utama Lawshe, C. H. 1975. A Quantitative
memperoleh persentase rata-rata sebesar Approach to Content Validity.
86,1% dengan kriteria sangat tinggi. Personnel Psychology Journal, 28:
563-575.
Saran Lie, Anita., Takim, A., & Sarah, P. 2014.
Perlu diadakan penelitian pada Menjadi Sekolah Terbaik
beberapa daerah lainnya di Kabupaten Praktik-praktik Strategis Dalam
Kubu Raya sebagai perbandingan jenis- Pendidikan.Jakarta: Tanoto
jenis tumbuhan yang dimanfaatkan Foundation.
sebagai zat aditif.Modul kimia SMP Manangka, Christopher A., & Riza, L.,
berbasis kearifan lokal materi zat aditif Mukarlina. 2017. Pemanfaatan
makanan dapat menjadi sumber inspirasi Tumbuhan sebagai Penyedap
bagi para guru untuk mengembangkan Rasa Alami oleh Masyarakat
bahan ajar dan disesuaikan dengan Suku Dayak Kanayatn Desa
kebutuhan pembelajaran. Modul Sebatih Kecamatan Sengah
sebaiknya dibuat dengan lebih Temila Kabupaten Landak. Jurnal
komunikatif dan materi yang Protobiont, 6 (3): 158-164.
disampaikan dengan lebih sederhana. Nurfajriani, & Dyah, T. R. 2016.
Pengembangan Modul
DAFTAR PUSTAKA Pembelajaran IPA Berbasis
Apriliani, Ari., Sukarsa, & Hexa, A. H. Learning Cycle 5E pada Materi
2014. Kajian Etnobotani Zat Aditif dalam Makanan. Jurnal
Tumbuhan sebagai Bahan Pendidikan Kimia Universitas
Tambahan Pangan Secara Negeri Medan, 8 (3): 220-224,ISSN
Tradisional oleh Masyarakat di 2085-3653.
Kecamatan Pekuncen Kabupaten Puslitjaknov. 2008. Metode Penelitian
Banyumas. Jurnal Penelitian, 1 (1): Pengembangan.Pusat Penelitian
76-84. Kebijakan dan Inovasi Pendidikan
Badan Standar Nasional Pendidikan. Badan Penelitian dan
2016. Peraturan Badan Standar Pengembangan Departemen
Nasional Pendidikan Nomor: Pendidikan Nasional.
0041/P/BSNP/VIII/2016 Tentang Rahmawati, Ika. 2017. Pembuatan
Prosedur Operasi Standar Media Komik Pada Sub Materi
Penyelenggaraan Penilaian Buku Metabolisme Karbohidrat Kelas
Teks Pelajaran. Jakarta: Badan XII Melalui Uji Pengaruh Tuak
Standar Nasional Pendidikan. Terhadap Organ Pankreas
Berlin, Sri, W., Riza, L., & Mukarlina. Mencit, (Mus
2017. Pemanfaatan Tumbuhan musculus).SkripsiUniversitas
sebagai Bahan Pewarna Alami Tanjungpura.
oleh Suku Dayak Bidayuh di Desa Rai, K. 2001. It Begins with the People:
Kenaman Kecamatan Sekayam Community Development and
Temila Kabupaten Sanggau. Indigenous Wisdom Adult
Jurnal Protobiont, 6 (3): 303-309. Learning.SAGE
Harismah, Kun & Chusniatun. 2016. Journal.(http:journals.sagepub.com/
Pemanfaatan Daun Salam doi/pdf/10.1177/1045159501012004
(Eugenia polyantha) sebagai Obat 404, diakses November 2017).
Herbal dan Rempah Penyedap Riduwan. 2012. Dasar-dasar Statistika.
Makanan. Jurnal Penelitian, 19 (2): Bandung: Alfabeta.
110-118,ISSN 1410-9344. Rosyidah, A. N., Sudarmin, & Kusoro, S.
2013. Pengembangan Modul IPA

11
Berbasis Etnosains Zat Aditif Sugiyono. 2015. Metode Penelitian dan
dalam Bahan Makanan untuk Pengembangan Research &
Kelas VIII SMP Negeri 1 Development. Bandung: Alfabeta.
Pegandon Kendal. Jurnal USEJ, 2 Syamsiatun, Siti & Nihayatul Wafiroh.
(1): 133-139,ISSN 2252-6609. 2013. Filsafat, Etika, dan Kearifan
Santa, Epi, K., Mukarlina, & Riza, L. Lokal untuk Konstruksi Moral
2015. Kajian Etnobotani Kebangsaan. Geneva: Globethics.
Tumbuhan yang Digunakan Tim Pengembangan Ilmu Pendidikan
sebagai Zat Pewarna Alami oleh FIP-UPI. 2007. Ilmu dan Aplikasi
Suku Dayak Iban di Desa Pendidikan. Bandung: PT Imtima.
Mensiau Kabupaten Kappuas Undang- Undang Dasar Negara Republik
Hulu. Jurnal Protobiont, 4 (1): 58- Indonesia Tahun 1945 Pasal 32.
61.

12

Anda mungkin juga menyukai