Disusun Oleh :
SUPARMAN (NIM: I2B021063)
NAJIB (NIM: I2B021056)
01 PENDAHULUAN
02 METODE
TIMELINE
03 PEMBAHASAN
04 KESIMPULAN
01 PENDAHULUAN
Rumusan Masalah
02 METODE
TIMELINE
03 PEMBAHASAN
04 KESIMPULAN
02 METODE
Jenis Penelitian
Variabel Penelitian
Kelengkapan Bahan
Normatif Data-data empirik Pemahaman konsep hukum
01 PENDAHULUAN
02 METODE
TIMELINE
03 PEMBAHASAN
04 KESIMPULAN
03 PEMBAHASAN
Putusan MK Nomor 14/PUU-XI/2013 dari Pasal 6A ayat (2) UUD 1945 menegaskan
Pengujian konstitusionalitas Pasal 9 UU bahwa seharusnya tidak ada aturan
Nomor 42 Tahun 2008, Presidential Threshold yang membatasi
”Ketentuan syarat perolehan suara parpol parpol mengajukan pasangan capres dan
untuk mengajukan pasangan capres dan cawapres
cawapres dalam pemilu serentak merupakan
kewenangan pembentuk UU dengan tetap
mendasar pada UUD 1945” dalam hal ini
DPR bersama Pemerintah (Presiden) .
Pasal 27 ayat (1), Pasal 28D ayat (1) dan Partisipasi politik warga negara
Pasal 28D ayat (3) tentang HAM adalah merupakan wujud pelaksanaan Pasal 28
wujud dari pelaksanaan kedaulatan E ayat (3) UUD 1945
rakyat.
02 METODE
TIMELINE
03 PEMBAHASAN
04 KESIMPULAN
04 KESIMPULAN
1. Urgensi Presidential Threshold termasuk dalam open legal policy karena dalam Pasal
6A ayat (2) dan Pasal 22E ayat (6) UUD 1945 tidak mengatur dan memberikan batasan
bagi siapapun yang ingin mencalonkan diri sebagai capres dan cawapres.
2. Implikasi Pemilu Serentak terhadap konsep presidential threshold merupakan suatu hal
yang tidak mungkin atau diluar rasional. Adanya Presidential Threshold menimbulkan
implikasi yuridis yakni:
a. Menyalahi UUD 1945 tentang Sistem Presidensil,
b. Bertentangan dengan Pasal 6A ayat (2) UUD 1945
c. Inkonsistensi dan ketidakutuhan pemahaman Putusan MK No 14/PUU-XI 2013
d. Menyalahi Hak Warga Negara dalam UUD 1945