PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Dalam pembangunan kesehatan keberadaan data dan informasi
memegang peranan penting antara lain sebagai bahan dalam menetapkan
Kebijaksanaan Pengembangan dan Peningkatan Pelayanan Kesehatan
kepada masyarakat. Salah satu sumber data dan informasi tentang pelayanan
kesehatan di masyarakat berasal dari puskesmas.
Untuk dapat menetapkan Kebijaksanaan Pengembangan dan
Peningkatan Pelayanan Kesehatan kepada masyarakat, maka sangat
dibutuhkan data dan informasi yang cepat, dapat dipercaya dan relevan
untuk semua tingkatan administrasi, serta dapat digunakan demi
memperlancar proses manajemen yaitu POAC (Planning, Organizing,
Actuating, Controlling).
Oleh karena itu sejak tahun 1982 Departemen Kesehatan telah
mengeluarkan Kebijaksanaan dalam rangka pengumpulan / pencatatan dan
pelaporan data hasil kegiatan puskesmas melalui Sistem Pencatatan dan
Pelaporan Terpadu Puskesmas yang dikenal dengan SP2PT, sesuai dengan
perkembangannya berubah nama menjadi SP3 ( Sistem Pencatatan dan
Pelaporan Puskesmas ). Salah satu pemantapan dan pengembangan Sistem
Informasi Kesehatan melalui pengumpulan data di Puskesmas yaitu melalui
Sistem Pencatatan dan Pelaporan Puskesmas (SP3), Karena itu penulis
tertarik untuk membahas SP3 .
1.2 Rumusan Masalah
1. Apa itu Sistem Informasi dan Manajemen kesehatan?
2. Apa itu Sistem Pencatatan Dan Pelaporan (SP3) Di Puskesmas?
1
2. Tujuan Khusus
1. Untuk mengetahui Sistem Informasi dan Manajemen kesehatan
2. Untuk mengetahui Sistem Pencatatan dan Pelaporan (SP3) di
Puskesmas
2
2 BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
3
Penggunaan pendekatan sistem dalam pekerjaan informasi atau
pekerjaan lainnya adalah untuk memudahkan pengelolaan terhadap
objek bersangkutan agar dapat mencapai tujuan secara efektif dan
efisien.
4
2.1.3 Sistem Kesehatan
Sedangkan pengertian kesehatan sebagaimana dalam Peraturan
Presiden Nomor 72 Tahun 2012 Tentang Sistem Kesehatan Nasional
pada Pasal 1 ayat (1) Kesehatan adalah keadaan sehat, baik secara fisik,
mental, spritual maupun sosial yang memungkinkan setiap orang untuk
hidup produktif secara sosial dan ekonomis.
Untuk itu adapun pengertian dari sistem kesehatan yaitu
gabungan antara pengertian sistem dan pengertian kesehatan. Untuk
Indonesia sistem kesehatan dikenal dengan nama sistem kesehatan
nasional (SKN). Sebagaimana dalam Pasal 1 ayat (2) Tahun 2012
Tentang Sistem Kesehatan Nasional, yang selanjutnya disingkat SKN
adalah pengelolaan kesehatan yang diselenggarakan oleh semua
komponen bangsa Indonesia secara terpadu dan saling
mendukung guna menjamin tercapainya derajat kesehatan masyarakat
yang setinggi -tingginya.
5
kesehatan dan nonpetugas kesehatan guna meningkatkan kesehatan
masyarakat melalui program kesehatan.” Dengan kata lain
manajemen kesehatan masyarakat adalah penerapan manajemen
umum dalam sistem pelayanan kesehatan masyarakat sehingga yang
menjadi objek dan sasaran manajemen adalah sistem pelayanan
kesehatan masyarakat. (Notoatmodjo, 2003).
6
2004). Jelaslah bahwa agar informasi itu menjadi berguna harus
disampaikan kepada orang yang tepat, pada waktu yang tepat dan
dalam bentuk yang tepat pula (Hasibuan, 2011).
Pada umumnya data dan informasi diperlukan dalam manajemen,
pelaksanaan dan pengembangan pembangunan kesehatan Untuk
menyelenggarakan upaya kesehatan yang efektif dan efisien diperlukan
informasi kesehatan. Informasi kesehatan digunakan sebagai masukan
pengambilan keputusan dalam setiap proses manajemen kesehatan baik
manajemen pelayanan kesehatan, manajemen institusi kesehatan,
maupun manajemen program pembangunan kesehatan atau manajemen
wilayah. Disamping itu, dalam upaya meningkatkan derajat kesehatan
masyarakat, pemerintah memberikan kemudahan kepada masyarakat
untuk memperoleh akses terhadap informasi kesehatan. Dalam rangka
peningkatan sistem informasi kesehatan nasional, Menteri Kesehatan
telah menetapkan kebijakan strategi pengembangan sistem informasi
kesehatan nasional yang tertuang dalam Peraturan Pemerintah
Republik Indonesia Nomor 46 Tahun 2014 Tentang Sistem Informasi
Kesehatan.
Dalam peraturan pemerintah Nomor 46 Tahun 2014 Tentang
Sistem Informasi Kesehatan pada Pasal 1 ayat (3) yang dimaksud
dengan informasi kesehatan adalah data kesehatan yang telah diolah
atau diproses menjadi bentuk yang mengandung nilai dan makna
yang berguna untuk meningkatkan pengetahuan dalam mendukung
pembangunan kesehatan. Sedangkan yang dimaksud dengan data
kesehatan yang terdapat pada ayat (2) adalah angka dan fakta kejadian
berupa keterangan dan tanda-tanda yang secara relatif belum bermakna
bagi pembangunan kesehatan.
Sebagaimana yang dituangkan dalam pasal 1 ayat (1) Peraturan
Pemerintah Nomor 46 Tahun 2014 Tentang Sistem Informasi
Kesehatan, yang dimaksud dengan sistem informasi kesehatan adalah
seperangkat tatanan yang meliputi data, informasi, indikator, prosedur,
perangkat, teknologi, dan sumber daya manusia dan dikelola secara
7
terpadu untuk mengarahkan tindakan atau keputusan yang berguna
dalam mendukung pembangunan kesehatan.
8
h. Alat komunikasi dalam penyampaian peran serta mengingatkan
kegiatan peristiwa khusus (Mubarak, 2012).
2. Pelaporan
Laporan adalah keterangan yang disampaikan kepada tingkat lain
dari pelayanan kesehatan. Laporan juga merupakan perangkat
manajemen penting yang mempengaruhi tindakan selanjutnya (McMahon
dkk, 1999).
Jenis-jenis laporan (lisan, tertulis atau melalui telepon atau radio
bilamana perlu) Isinya (informasi statistik mengenai kelahiran, kematian,
dan kesakitan, atau keterangan mengenai perkembangan atau kesulitan
program), dan frekuensi serta kegunaannya akan berbeda dari satu negara
ke negara lain. Sedangkan pengertian pelaporan adalah catatan yang
memberikan informasi tentang kegiatan tertentu dan hasilnya disampaikan
kepihak yang berwenang atau berkaitan terhadap kegiatan tersebut.
9
kebutuhan pembangunan sektor kesehatan di era desentralisasi ini, Depkes
pusat sudah menetapkan visi dan misi puskesmas. Visi pembangunan
kesehatan melalui puskesmas adalah terwujudnya kecamatan sehat tahun
2010.
Untuk mewujudkan visi puskesmas tersebut maka, ada tiga misi
yang harus di emban oleh puskesmas yaitu:
1. Menggerakkan pembangunan berwawasan kesehatan;
2. Memberdayakan masyarakat dan keluarga dalam pembangunan;
3. Menyelenggarakan pelayanan kesehatan dasar yang mutu.
10
c. Unit Bidan di Desa/Komunitas.
11
BAB III
PEMBAHASAN
12
14. Medical Check Up
15. Laboratorium
16. Radiologi
17. Farmasi
18. Instalasi Gizi
19. Instalasi Laundry
20. Keperawatan
21. Sistem Administrator
c. Keuntungannya :
1) Dapat memantau perkembangan tempat pelayanan kesehatan terutama
rumah sakit secara akurat dan tepat
2) Dapat meningkatkan pelayanan dibidang kesehatan kepada
masyarakat
3) Dapat menyimpan data base tempat pelayanan kesehatan terutama
rumah sakit mulai dari pasien, karyawan yang terdiri dari data rumah
sakit, data administrasi, adata aset rumah sakit dan lain-lain
4) Dapat mengangkat brand image tempat pelayanan kesehatan terutama
rumah sakit tersebut secara tidak langsung dengan memiliki fasilitas
modern.
5) Dapat mengurangi beban kerja sub-bagian rekam medis dalam
menangani berkas rekam medis mulai dari sub-bagian yang paling
direpotkan yaitu coding, indexing, filling dan lain-lain..
3.2 System Pencatatan Dan Pelaporan Puskesmas
Berdasarkan pendapat Ahmad (2005), yang dikutip oleh Pontoh
(2013) menyatakan SP2TP adalah kegiatan Pencatatan dan Pelaporan data
umum, sarana, tenaga, dan upaya pelayanan kesehatan di puskesmas yang
bertujuan agar didapatnya semua data hasil kegiatan puskesmas (termasuk
puskesmas dengan tempat tidur, puskesmas pembantu, puskesmas
keliling, Bidan Desa dan posyandu) dan data yang berkaitan, serta
dilaporkannya data tersebut kepada jenjang administrasi diatasnya sesuai
kebutuhan secara benar, berkala dan teratur, guna menunjang pengelolaan
upaya kesehatan masyarakat.
13
SP2TP adalah kegiatan pencatatan dan pelaporan data umum, sarana,
tenaga, dan upaya pelayanan kesehatan di Puskesmas berdasarkan SK
Menkes No. 63/MENKES/ SK/II/1981.
Sistem Pencatatan dan Pelaporan Terpadu Puskesmas merupakan
sumber pengumpulan data dan informasi ditingkat puskesmas. Segala data
dan informasi baik faktor utama dan tenaga pendukung lain yang
menyangkut puskesmas untuk dikirim ke pusat seta sebagai bahan laporan
untuk kebutuhan. Berdasarkan pendapat Lapau (1989), yang dikutip oleh
Pontoh (2013) menyatakan yaitu data yang dikumpul oleh puskesmas dan
dirangkum kelengkapan dan kebenarannya. Sistem Pencatatan dan Pelaporan
Terpadu Puskesmas (SP2TP) ialah laporan yang dibuat semua puskesmas
pembantu, posyandu, puskesmas keliling bidan-bidan desa dan lain-lain yang
termasuk dalam wilayah kerja puskesmas. Jenis data yang dikumpulkan dan
dicatat dalam SP2TP adalah seluruh kegiatan di puskesmas yang meliputi
data :
1. Data umum dan demografi wilayah kerja puskesmas;
2. Data ketenagaan puskesmas, dan;
3. Data sarana yang dimiliki puskesmas (Pontoh, 2013).
14
dan informasilah yang berbicara tentang keberhasilan atau perkembangan
organisasi tersebut.
SP3 berupa tata cara pencatatan dan pelaporan yang lengkap untuk
pengelolaan puskesmas, meliputi : keadaan fisik, tenaga, sarana dan kegiatan
pokok yang dilakukan serta hasil yang dicapai Puskesmas.
15
1. Data SP2TP dan data lainnya diolah disajikan dan
diinterprestasikan sesuai dengan petunjuk Pengolahan dan
Pemanfaatan data SP2TP.
2. Pengolahan, analisis, interprestasi dan penyajian dilakukan oleh
para penanggung jawab masing-masing kegiatan di puskesmas dan
mengelola program disemua jenjang administrasi.
3. Informasi yang diperoleh dari pengolahan dan interprestasi data
SP2TP dan sumber lainnya dapat bersifat kualitatif (seperti
meningkat, menurun, dan tidak ada perubahan) dan bersifat
kuantitatif dalam bentuk angka seperti jumlah, persentase dan
sebagainya.
16
4. Terolahnya data menjadi informasi di Puskesmas dan setiap jenjang
administrasi diatasnya, shg bermanfaat mengetahui permasalahan
kesmas serta rumuskan cara penanggulangannya secara tepat.
5. Mantapnya pelaksanaan SP2TP di semua jenjang administrasi, shg
dapat berhasil guna dan berdaya guna dlm pengelolaan upaya
kesehatan masyarakat.
3.2.2 Ruang Lingkup SP3
1. SP3 dilakukan oleh semua puskesmas termasuk puskesmas
pembantu dan puskesmas keliling;
2. Pencatatan dan pelaporan mencakup:
a. Data umum dan demografi wilayah kerja puskesmas;
b. Data ketenagaan di puskesmas;
c. Data saran yang dimiliki puskesmas;
d. Data kegiatan pokok puskesmas (18 upaya pokok) baik
didalam gedung maupun diluar gedung.
3. Pelaporan dilakukan secara periodik (bulanan, triwulan,
semester dan tahunan).
3.2.3 kegiatan-kegiatan yang dilakukan SP3
1. Mengkompilasi data dari puskesmas;
2. Mentabulasi data upaya kesehatan yang dilakukan;
3. Menyusun kartu indeks penyakit;
4. Menyusun sensus harian mengolah data kesakitan;
5. Menyajikan dalam bentuk narasi, tabel, grafik sesuai kebutuhan;
6. Melakukan analisa untuk kebutuhan pemantauan, intervensi, serta
perencanaan dimasa mendatang
7. Membuat peta wilayah puskesmas termasuk sarana kesehatan.
3.2.4 Pengorganisasian SP3
Untuk kelancaran kegiatan SP2TP di puskesmas, maka
dibentuk pengorganisasian yang terdiri dari:
1. Penanggung jawab (Kepala Puskesmas); tugas penanggung jawab
adalah memberikan bimbingan kepada koordinator SP2TP dan para
pelaksana kegiatan di puskesmas;
17
2. Koordinator (petugas yang ditunjuk kepala puskesmas),
koordinator SP2TP bertugas:
a. Mengumpulkan laporan dari masing-masing pelaksana kegiatan;
b. Bersama dengan para pelaksana kegiatan membuat laporan
bulanan SP2TP dan mengirimkan laporan tersebut ke Dinas
Kesehatan Dati II paling lambat tanggal 10 bulan berikutnya;
c. Bersama dengan para pelaksana kegiatan membuat laporan
tahunan SP2TP dan mengirimkan laporan tersebut ke Dinas Dati
II paling lambat 31 Januari tahun berikutnya;
d. Menyimpan arsip laporan SP2TP dari masing-masing pelaksana
kegiatan
e. Bertanggung jawab atas kelancaran pelaksanaan SP2TP kepada
kepala puskesmas;
f. Mempersiapkan pertemuan berkala setiap 3 bulan yang
dipimpin oleh Kepala Puskesmas dengan pelaksanaan kegiatan
untuk menilai pelaksanaan kegiatan SP2TP.
3. Anggota (pelaksanaan kegiatan di puskesmas), pelaksana
kegiatan SP2TP bertugas:
a. Mencatat setiap kegiatan pada kartu individu dan register yang
ada;
b. Mengadakan bimbingan terhadap puskesmas pembantu dan
bidan di Desa;
c. Melakukan rekapitulasi data dari hasil pencatatan dan laporan
puskesmas pembantu serta bidan di Desa menjadi laporan
kegiatan yang menjadi tanggung jawabnya. Hasil dari rekapitulasi
ini merupakan bahan untuk mengisi/ membuat laporan SP2TP;
d. Setiap tanggal 5 mengisi/membuat laporan SP2TP dari hasil
kegiatan masing-masing dalam dua rangkap dan disampaikan
kepada koordinator SP2TP puskesmas. Dengan rincian satu
rangkap untuk arsip koordinator SP2TP puskesmas dan satu
rangkap oleh koordinator SP2TP puskesmas disampaikan ke
Dinas Kesehatan Dati II;
18
e. Mengolah dan memanfaatkan data hasil rekapitulasi untuk
tindak lanjut yang diperlukan dalam rangka meningkatkan kinerja
kegiatan yang menjadi tanggung jawabnya;
f. Bertanggung jawab atas kebenaran isi laporan kegiatannya.
2.3.5 Pengolahan, analisa dan pemanfaatan SP3
1. Dilaksanakan pada setiap jenjang administrasi;
2. Pemanfaatan di sesuaikan dengan tugas dan fungsi dalam
pengambilan keputusan;
3. Di Puskesmas digunakan untuk pemantauan pelaksanaan
program operasionalisasi dan early warning sytem;
4. Pada Dati II digunakan untuk pemantauan, pengendalian dan
pengambilan tindak koreksi yng diperlukan;
5. Dati I digunakan untuk perencanaan program dan pemberian
bantuan yang diperlukan;
6. Pada tingkat pusat digunakan untuk pengambilan kebijaksanaan
pada tingkat nasional;
2.3.6 Proses SP3
1. Pencatatan SP3
Pencatatan adalah kegiatan atau proses pendokumentasian suatu
aktivitas dalam bentuk tulisan diatas kertas, komputer, dan lain
sebagainya dengan ilustrasi tulisan, grafik, gambar, dan suara.
Pencatatan kesehatan masyarakat berarti melakukan
pendokumentasian terhadap semua proses kegiatan pelayanan
kesehatan masyarakat yang dilakukan baik di dalam puskesmas,
puskesmas pembantu, puskesmas keliling, posyandu, maupun bidan
desa. Pencatatan ini sangat berguna sebagai aspek legal pelayanan
kesehatan.
Kegiatan pokok puskesmas baik didalam gedung maupun diluar
gedung puskesmas, puskesmas pembantu dan bidan di desa harus
dicatat. Bentuk pencatatan berdasarkan pada sasaran, yaitu: catatan
individu (catatan ibu, bayi dan balita); catatan keluarga
(kesehatan keluarga tertentu); dan catatan masyarakat (biasanya
19
pada kegiatan survei komunitas apabila ditemukan masalah
komunitas yang lebih diarahkan pada ibu dan anak balita).
Bentuk catatan berdasarkan kegiatan, yaitu: catatan pelayanan
kesehatan anak; catatan pelayanan kesehatan; catatan pelayanan
kesehatan ibu; catatan imunisasi; catatan kunjungan rumah; catatan
persalinan; catatan kelainan; catatan kematian ibu dan bayi; dan
catatan rujukan. Sementara bentuk catatan berdasarkan proses
pelayanan, yaitu; catatan awal/masuk; catatan pengembangan berisi
kemajuan/perkembangan pelayanan; catatan pindah dan catatan
keluar (Mubarak, 2012). Dengan demikian perlu adanya mekanisme
pencatatan yang baik, formulir yang cukup serta cara pengisian yang
benar dan teliti. Untuk memudahkan pencatatan dapat formulir
standar yang telah ditetapkan dalam sistem pencatatan dan pelaporan
puskesmas (SP3).
Formulir pencatatan:
20
c. Kartu Rawat Jalan adalah alat pencatatan informasi pasien yang
berkunjung ke Puskesmas dan untuk mempelajari riwayat
perkembangan kesehatan pasien.
d. Kartu Indeks Penyakit merupakan alat bantu untuk mencatat
identitas klien, riwayat dan perkembangan penyakit. Kartu indeks
penyakit diperuntukkan penderita penyakit TBC paru dan kusta.
e. Kartu Anak merupakan alat bantu untuk mencatat identitas status
kesehatan, pelayanan preventif, promotif, kuratif' dan rehabilitatif
yang diberikan kepada balita dan pra sekolah.
f. KMS Balita, Anak Usia Sekalah merupakan alat bantu untuk
mencatat identitas, pelayanan dan pertumbuhan yang diperoleh
balita dan anak sekolah.
g. KMS lbu Hamil merupakan alat bantu untuk mengetahui
identitas, mencatat perkembangan kesehatan ibu hamil, pelayanan
kesehatan ibu hamil dan pelayanan kesehatan yang diterima ibu
hamil.
h. KMS Usia Laniut merupakan alat untuk mencatat kesehatan usia
lanjut secara pribadi baik fisik maupun psikososial, digunakan
untuk memantau kesehatan, deteksi dini penyakit dan evaluasi
kemajuan kesehatan usila.
i. Register adalah formulir untuk merekap dan mengkompilasi data
kegiatan di dalam dan di luar gedung Puskesmas, yang telah
dicatat di kartu dan buku atau catatan kegiatan.
Jenis yang ada:
1. Register rawat jalan/rawat inap
2. Register kunjungan puskesmas
3. Register KIA
4. Register kohort ibu
5. Register kohort bayi/anak
6. Register penimbangan balita
7. Register pemeriksaan anak sekolah
8. Register KB
21
9. Register obat-obatan
10. Register Puskesmas
11. Register gizi
12. Registe laboratorium
13. Register PKM
14. Register kegiatan kesling
15. Register PSM
16. Register UKS
Komponen SP3 sistem pencatatan
Pencatatan dapat dilakukan di dalam dan di luar gedung. Di
dalam gedung loket memegang peranan penting bagi seorang klien
yang berkunjung pertama kali atau yang melakukan kunjungan
ulang dan mendapatkan karu tanda pengenal. Kemudian klien
disalurkan pada unit pelayanan yang akan dituju. Apabila pelayanan
dilakukan di luar gedung, klien dicatat dalam register sesuai dengan
pelayanan yang diterima.
Mekanisme pelaksanaan :
1. Sistem sentralisasi: di mana penyimpanan, penyaluran,
pengolahan catatan dihimpun melalui satu loket. Namun apabila
kunjungannya banyak, dapat digunakan lebih satu loket, tetapi
pengumpulan dan pengolahan tetap terpusat.
2. Sistem desentralisasi: penyaluran, pengumpulan dan pengolahan
catatan tidak dipusatkan, oleh karena ada bagian unit pelayanan
yang melakukannya, tetapi pemberian nomor keluarga tetap
mengacu pada pencatatan di Puskesmas.
Manfaat pencatatan, meliputi:
1. Memberi informasi tentang keadaan masalah atau kegiatan.
2. Sebagai bukti dari suatu kegiatan/peristiwa.
3. Bahan proses belajar dan bahan penelitian.
4. Sebagai pertanggungjawaban.
5. Bahan pem buatan laporan.
6. Perencanaan, pelaksanaan, dan evaluasi.
22
7. Bukti hukum.
8. Alat komunikasi dalam penyampaian pesan serta meningkatkan
kegiatan peristiwa khusus.
2. Pelaporan SP3
Pelaporan adalah catatan yang memberikan informasi tentang
kegiatan tertentu dan hasilnya disampaikan ke pihak yang
berwenang atau berkaitan terhad ap kegiatan tersebut. Sesuai
dengan Keputusan Direktur Jendral Pembinaan l (esehatan
Masyarakat No. 590/BM/DJ/Info/V/96 pelaporan puskesmas
menggunakan tahun kalender yaitu bulan Januari-Desember dalam
tahun yang sama. Formulir pelaporan dikembangkan sesuai dengan
kebutuhan dan kemampuan atau beban kerja di puskesmas. Setiap
mengakhiri kegiatan harus ada pembuatan laporan.
Berbeda dengan catatan, laporan harus disampaikan ke orang
atau pihak lain dan proses laporan dilakukan secara tertulis.
Manfaat pelaporan antara lain: pertanggungjawaban otentik tentang
pelaksanaan kegiatan, memberi informasi terdokumentasi, bahan
bukti kegiatan (bukti hukum), bahan pelayanan, bahan penyusunan
rencana dan evaluasi, serta bahan untuk penelitian. Laporan yang
lengkap terdiri atas unsur: pendahuluan (latar belakang, tujuan,
ruang lingkup); isi laporan (perencanaan kegiatan, pelaksanaan
kegiatan, hasil kegiatan secara nvata, masalah dan hambatan, saran
untuk tindak lanjut); dan jika diperlukan, dilengkapi rekomendasi.
Jenis laporan dibagi menjadi dua, yaitu laporan insidensial dan
laporan berkala. Laporan insidensial adalah laporan kejadian luar
biasa atau darurat yang memerlukan pelayanan dan bantuan cepat.
Sementara laporan berkala, misalnya laporan harian, mingguan,
bulanan, triwulan, kuartalan, dan tahunan.
23
Mekanisme Pelaporan dan alur pelaporan, meliputi:
24
b. Sarana
c. Tenaga
4) Laporan kejadian luar biasa (KLB)
Wabah/KLB: adalah peristiwa timbulnya penyakit yang
mempunyai jumlah 2 kali lipat dari biasanya, atau penyakit yang
sebelumnya tidak ada atau yang ditetapkan oleh Pemerintah
berdasarkan UU Wabah.
a) Formulir W1: dilaporkan dalam 24 jam, digunakan untuk
melaporkan kejadian luar biasa atau wabah. Satu helai
formulir hanya dapat digunakan untuk melapor satu jenis
tersangka penyakit, melaporkan dengan cara yang tercepat:
kurir, telpon, radio, dan lainnya. Laporan W1 masih
memberikan gambaran KLB/wabah secara kasar, oleh karena
itu harus segera diikuti dengan:
1. Laporan penyelidikan sementara (PE)
2. Rencana penanggulangan
b) Formulir W2: dilaporkan secara mingguan, yaitu laporan dari
penyakit yang berpotensi menimbulkan KLB atau wabah
yang perlu dilaporkan secara rutin yaitu: Kolera, Diare, pes,
DHF (DBD), Rabies, Difteri, polio, pertusis, Campak dan
penyakit yang sedang menjadi wabah (SARS).
Ada 2 kriteria kunjungan, meliputi:
a) Kunjungan sebagai seseorang yang datang ke puskesmas baik
untuk mendapat pelayanan kesehatan maupun hanya untuk
mendapat keterangan sehat-sakit.
Ada 2 kategori, antara Iain :
1) Kunjungan baru: ialah seseorang yang pertama kali datang ke
pukesmas/pustu, sehingga dalam satu tahun hanya dicatat
sebagai satu kunjungan baru.
2) Kunjungan lama: ialah seseorang yang datang ke
puskesmas/pustu untuk kedua kali dan seterusnya.
Pengecualian dari 2 hal di atas:
25
1) Kunjungan ibu hamil, pada setiap kehamilan baru dianggap
sebagai kunjungan baru, sedangkan kunjungan kedua kali dan
seterusnya selama kurun waktu kehamilan tersebut (untuk
memeriksa kehamilan) dianggap sebagai kunjungan tama.
Dengan demikian penetapan kunjungan ibu hamil tidak
ditentukan dengan tahun tetapi diberlakukan sebagai “episode
of illness".
2) Kunjungan ibu menyusui, sebagai kunjungan baru 2 kali
(sesuai anjuran menyusui selama 2 tahun). Kunjungan baru
dalam kurun waktu 2 tahun tersebut dihitung sebagai
kunjungan baru.
3) Setiap kunjungan balita setelah ulang tahunnya, dianggap
sebagai kunjungan baru. Jadi setiap balita mempunyai 4 x
kunjungan baru. Sedangkan kunjungan kedua dan seterusnva
dari tahun yang bersangkutan dicatat sebagai kunjungan
lama.
b) Kunjungan kasus
Kunjungan kasus adalah kasus baru ditambah kasus lama,
ditamba kunjungan kasus lama suatu penvakit.
Ada 2 macam kasus:
1) Kasus baru, adalah "new episode of illnes”, yaitu pernyataan
pertama kali seseorang menderita penyakit tertentu sebagai
hasil diagnosis dokter atau tenaga paramedis. Untuk
penderita yang telah sembuh, kemudian kambuh kembali
(relaps) penyakitnya seperti malaria, ditetapkan sebagai kasus
baru.
2) Kasus lama, adalah kunjungan kedua dan seterusnya dari
kasus baru yang belum dinyatakan sembuh atau kunjungan
kasus lama dalam tahun yang sama. Untuk tahun berikutnya
kasus ini diperhitungkan sebagai kasus baru, karena
penghitungan mengikuti tahun kalender.
26
2.3.7 Sumber Data SP3
1. Kartu Individu (Kartu Rawat Jalan, Kartu Ibu, Kartu Anak, Dll)
2. Register (ada 42 macam register)
3. Laporan bulanan dan tahunan
a. Laporan bulanan (LB1, LB2, LB3, dan LB4)
b. Laporan tahunan (LT1, LT2, LT3)
27
BAB III
PENUTUP
4.1 Kesimpulan
System Informasi Manajemen Kesehatan merupakan sebuah sistem mesin
pemakai yang terintegrasi yang menyediakan informasi untuk menunjang
operasi manajemen dan fungsi-fungsi pengambilan keputusan di dalam
sebuah organisasi.
Sistem Pencatatan dan Pelaporan Terpadu Puskesmas merupakan sumber
pengumpulan data dan informasi ditingkat puskesmas. Segala data dan
informasi baik faktor utama dan tenaga pendukung lain yang menyangkut
puskesmas untuk dikirim ke pusat seta sebagai bahan laporan untuk
kebutuhan.
Sistem Pencatatan dan Pelaporan Puskesmas (SP3) merupakan instrumen
vital dalam sistem kesehatan. Informasi tentang kesakitan, penggunaan
pelayanan kesehatan di puskesmas, kematian, dan berbagai informasi
kesehatan lainnya berguna untuk pengambilan keputusan dan pembuatan
kebijakan di tingkat Kabupaten/Kota maupun Kecamatan
SP2TP SP3 berupa tata cara pencatatan dan pelaporan yang lengkap
untuk pengelolaan Puskesmas, meliputi : keadaan fisik, tenaga, sarana, dan
kegiatan pokok yang dilakukan serta hasil yang dicapai Puskesmas. Proses
pelaksanaan SP3 mencangkup3 hal yaitu pencatatan, pelaporan, pengolahan/
analisis/ pemanfaatan
Pencatatan hasil kegiatan dalam buku register kemudian direkapitulasi
dalam format SP3.
System pencatatn dan pelaporan puskesmas adalah pencatatan dan
pelaporan yang harus dibuat oleh puskesmas dan direkapitulasi setiap tingkat
dengan waktu tertentu
Sistem ini merupakan satu kesatuan yang terdiri dari komponen yang
saling berkaitan, berintegrasi, dan punya tujuan tertentu, merupakan
gabungan berbagai macam kegiatan upaya pelayanan kesehatan puskesmas
untuk meringankan beban kerja puskesmas.
28
4.2 Saran
Dalam pembuatan makalah ini penulis berharap dapat pengetahuan bagi
pembaca pada umumnya dan bagi penulis sendiri khususnnya mengenai sistem
informasi dan manajemen dan system pencatatan dan pelaporan di puskesmas
(SP3).
29
DAFTAR PUSTAKA
30