Anda di halaman 1dari 13

SISTEM RANGKA

DI SUSUN OLEH :

RATRI YASMIN 105441104018

HARDIYANTI 105441103918

NUR AFNI 105441103618

ROSTINA 105441103818

A. MARLELI 105441103518

NURFADILLAH KHAER 105441103718

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

PENDIDIKAN BIOLOGI

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MAKASSAR

2019
SISTEM RANGKA
I. Rangka Manusia
A. Rangka tubuh manusia
Tubuh kita dapat berdiri tegak karena ditunjang oleh rangka. Karena letaknya di dalam
tubuh, maka disebut rangka dalam (endoskeleton). Pada hewan berbuku-buku seperti udang,
serangga dan kepiting, rangka terletak diluar tubuh sehinga disebut rangka luar
(eksoskeleton), wujudnya berupa kulit yang mengeras.
Rangka tubuh kita disusun oleh 3 jenis jaringan, yaitu jaringan tulang keras, jaringan
tulang rawan, jaringan ikat sendi (ligamen). Tulang penysun rangka, kurang lebih berjumlah
206. Jumlah yang pasti itu ditentukan oleh umur. Rangka bayi kurang lebih berjumlah 250
buah tulang, kemudian dalam perkembangan lebih lanjut ada sejumlah tulang yang tumbuh
menjadi satu. Tulang merupakan jaringan yang hidup. Ia dapat tumbuh dan memerlukan
makanan. Penyusunnya terdiri dari sel-sel tulang, zat kapur (kalsium), fosfor dan zat perekat
(collagen).

B. Guna rangka
Secara umum guna rangka adalah sebagai berikut :
1. Untuk menegakan tubuh serta menentukan bentuk tubuh.
2. Melindungi jaringan lunak yang mudah rusak, misalnya otak, jantung, paru-paru, hati, dan
jaringan saraf tulang belakang.
3. Tempat melekatnya otot-otot rangka.
4. Tempat pembentukan sel darah merah, keping darah dan sel darah putih.
5. Bersama-sama dengan otot merupakan alat gerak. Rangka disebut alat gerak pasif,
sedangkan otot disebut alat gerak aktif.
Gambar 1. Rangka tubuh manusia tersusun dari 206 tulang (ediciones, 1994)
C. Susunan rangka tubuh manusia
1) Rangka kepala
Rangka kepala dapat kita bagi lagi menjadi tulang tengkorak (cranial) yang melindungi otak
dan tulang wajah (facial). Tulang tengkorak tersusun dari 8 tulang yang kuat dan rata dengan
bentuk zig-zag. Tulang-tulang yang dimaksud adalah :
- 1 tulang dahi (os frontalis)
- 2 tulang ubun-ubun (os parietalis)
- 2 tulang kepala belakang (os occipetalis)
- 2 tulang baji (os sphenoidalis)
- 2 tulang tapis (os ethmoidalis)
- 2 tulang pelipis (os temporalis)
Tulang Wajah, tersusun oleh tulang-tulang :
- 2 tulang rahang atas (os maxillare)
- 2 tulang rahang bawah (os mandibulare)
- 2 tulang pipi(os zigomaticum)
- 2 tulang langit-langit (os pallatum)
- 2 tulang hidung (os nasale)
- 2 tulang air mata (os lacrimale)
- 1 tulang mata bajak (os vomer)
- 1 tulang lidah(os hyoideus)
Tulang rahang atas (maxililla) maupun rahang bawah (mandibula) ditumbuhi gigi. Dua tulang
rahang atas membentuk langit-langit, dasar lubang mata dan rongga hidung. Tulang rahang
bawah, terbagi 2 ketika lahir dan menyatu setelah kira-kira satu tahun.

Gambar 2. Tulang tengkorak dilihat dari samping.


2) Rangka badan
Rangka badan berfungsi sebagai pelindung organ-organ tubuh yang terletak dalam rongga
badan, misalnya jantung dan paru-paru. Rangka badan tersusun oleh tulang belakang, tulang
dada, tulang ruruk, gelang bahu, dan gelang panggul.
a) Tulang Belakang
Tulang belakang berfungsi untuk menyangga tengkorak dan sebagai tempat perlekatan
tulang-tulang rusuk. Ruas-ruas tulang belakang terdiri atas 33 buah ruas tulang yang terbagi
menjadi beberapa bagian, yaitu :
- 7 ruas tulang leher (vertebrae cervicales)
- 12 ruas tulang punggung (vertebrae thoracales)
- 5 ruas tulang pinggang (vertebrae lumbales)
- 5 ruas tulang kelangkang (os sacrum)
- 4 ruas tulang ekor (vertebrae coccigis)
Gambar 3. Tulang belakang

b) Tulang Dada
Tulang dada pipih agak lebar, panjangnya kira-kira 15-20 cm, pada bagian bawah agak
mengecil. Tulang dada bentuknya beserta tulang rusuk dan tulang punggung membentuk
dinding kuat yang melindungi alat tubuh penting yang terdapat dalam rongga dada, seperti
jantung dan paru-paru. Tulang dada terdiri atas :
- Bagian hulu (manubrium sterni)
- Bagian badan (corvus sterni)
- Taju pedang (processus xyphiodeus)

c) Tulang Rusuk
Tulang rusuk terdiri atas 12 pasang.Ujung belakangnya melekat pada ruas-ruas tulang
belakang. Tulang rusuk dapat dibedakan menjadi 3 macam, yaitu :
- Tulang rusuk sejati (7 pasang). Ujung belakangnya melekat pada ruas-ruas tulang punggung,
ujung depan melekat pada tulang dada.
- Tulang rusuk palsu (3 pasang). Ujung belakangnya melekat pada tulang rusuk diatasnya.
- Tulang rusuk melayang (2 pasang). Ujung belakang melekat pada ruas-ruas tulang belakang,
sedangkan ujung depannya tidak melekat pada tulang manapun.
Gambar 5. Tulang rusuk dan tulang dada dilihat dari depan (ediciones, 1994)

d) Tulang Gelang Bahu


Fungsi utama dari gelang bahu adalah tempat melekatnya sejumlah otot yang
memungkinkan terjadinya gerakan pada sendi. Tulang gelang bahu terdiri atas :
- 2 tulang belikat (scapula), berukuran besar, bentuk segitiga dan pipih, terletak pada bagian
belakang dari tulang rusuk.
- 2 tulang selangka (clavicula), berbentuk seperti huruf "S", berhubungan dengan tulang
lengan atas (humerus) untuk membentuk persendian yang menghasilkan gerakan lebih bebas,
ujung yang satu berhubungan dengan tulang dada sedangkan ujung lainnya berhubungan
dengan tulang belikat.

Gambar 6. Tulang gelang dilihat dari depan (Ediciones, 1994)


e) Tulang Gelang Panggul
Fungsi gelang panggul terutama untuk mendukung berat badan bersama-sama dengan ruas
tulang belakang, melindungi dan mendukung organ-organ bawah, seperti kandung kemih,
organ reproduksi, dan sebagai tempat tumbuh kembangnya janin. Tulang gelang panggul
terdiri atas :
- 2 tulang usus (os ilium)
- 2 tulang duduk (os ischium)
- 2 tulang kemaluan (os pubis)

Gambar 7. Tulang gelang panggul dilihat dari depan (Augusta, 1995)

3) Rangka anggota gerak.


Tulang anggota gerak berupa tulang pipa dan tulang yang berhubungan satu sama lainnya
dengan perantara persendian. Fungsi utamanya untuk bergerak sehingga diberi nama tulang
anggota gerak.
Rangka anggota gerak, dapat kita rinci lagi menjadi rangka anggota gerak atas dan rangka
anggota gerak bawah.

a) Rangka Anggota Gerak Atas ( lengan)


Lengan terdiri atas :
- 2 tulang lengan atas (humerus)
- 2 tulang pengumpil (ulna)
- 2 tulang hasta (radius)
- 16 tulang pergelangan tangan (os carpal)
- 10 tulang telapak tangan (os metacarpal)
- 28 ruas tulang jari tangan (phalanges)
b) Rangka Anggota Gerak Bawah (tungkai)
Tungkai terdiri atas :
- 2 tulang paha (femur)
- 2 tulang tempurung lutut (patella)
- 2 tulang kering (tibia)
- 2 tulang betis (fibula)
- 14 tulang pergelangan kaki (tarsal)
- 10 tulang telapak kaki (meta tarsal)
- 28 ruas tulang jari kaki (phalanges)

Gambar 8. Tulang gerak atas dan gerak bawah


D. Bentuk dan struktur tulang
Tulang terdiri dari sel-sel hidup yang mendapatkan makan dari pembulu darah
sehingga dapat terus tumbuh sampai mencapai tinggi yang maksimal. Juga memungkinkan
memperbaiki tulang bila patah atau rusak.
Bebarapa tulang berisi substansi yaitu sum-sum tulang di dalamnya inilah sel darah
merah dan sel darah putih dibentuk. Dalam tulang juga menyimpan mineral, kalsium dan
fosfor dapat diambil bila tubuh memerlukannya.
1. Bentuk tulang
Tulang mulai berkembang dalam janin selama minggu pertama masa kehamilan.
Sebagian besar merupakan tulang rawan dan secara berangsur-angsur diganti dengan jaringan
ikat yang mengeras kemudian menjadi tulang. Proses yang disebut osifikasi berkembang
sampai usia 20 tahun yang berkembang yaitu tulang rawan sebagai pusat pembentukan
tulang.
Menurut bentuknya tulang dibedakan menjadi :
 Tulang pipa, bentuknya seperti pipa dan didalamnya berisi sum-sum kuning.
Contoh : tulang lengan, tulang paha, dan tulang lengan atas.
 Tulang pipih, tulang yang berbentuk pipih dan didalamnya berisi sum-sum merah
Contoh : tulang dada, tulang rusuk, tulang belikat dan tulang panggul.
 Tulang pendek, bentuknya pendek, didalamnya berisi sum-sum merah.
Contoh : tulang-tulang pergelangan kaki dan tangan, ruas-ruas tulang belakang dan tulang-
tulang jari tangan atau kaki.

2. Struktur tulang
Bagian terluar dari tulang diliputi oleh periosteum, yaitu lapisan jaringan pengikat yang
kuat merupakan tempat melekatnya otot dan mengandung banyak pembulu darah yang
memberi makan bagi tulang. Jaringan tersebut menyelubungi semua permukaan tulang,
kecuali yang menghubungkan dengan tulang dengan sendi. Di bawah periosteum terdapat
lapisan jaringan padat yang disebut tulang kompak jika irisan jaringan ini di amati dengan
mikroskop terdiri dari lingkaran yang berlapis-lapis. Tiap lapisan mengelilingi saluran havers
yang berisi pembulu darah dan saraf. Sel-sel tulang (osteosit) melekat dalam kerangka keras
yang berupa lingkaran-lingkaran tadi. Lingkaran tersebut terbuat dari serat collagen dan
diperkuat oleh mineral yang mengandung kalsium karbonat dan kalsium fosfat. Di sebelah
dalam dari tulang kompak terdapat lapisan jaringan tulang spons. Pda tulang spons ini
terdapat garis tulang (trabecular) yang tersusun untuk menahan berat dan tekanan.
Pada tulang pipa, setelah lapisan tulang spons terdapat lubang. Pada bayi dan anak-
anak berisi sum-sum tulang merah. Seiring berjalanya waktu dan berjalanya usia sum-sum
merah menjadi sum-sum lemak kuning. Pada orang dewasa sum-sum merah hanya ditemukan
pada ujung atas tulang langan atas dan tulang paha atas, bagian tengkorak, bagian tulang
belakang, rusuk, tulang dada dan tulang usus. Tubuh kita mengatur memproduksi sel-sel
darah putih untuk memeranginya sesuai dengan keadaan kita jika kita terserang penyakit.
Gambar 9. Struktur tulang
E. Hubungan antar tulang.
Seperti telah kita ketahui bersama, rangka tubuh kita tersusun dari 206 buah tulang.
Tulang tersebut saling berhubungan satu sama lainnya. Hubungan antara tulang disebut sendi.
Jika hubungan antar tulang itu tidak dapat digerakan, disebut sendi mati. Misalnya, antar
tulang penyusun tengkorak. Jika dapat digerakan kemungkinan kecil sekali, disebut sendi
kejur atau sendi kaku. Contohnya antara hubungan tulang rusuk dan tulang dada, yang
dianytaranya terdapat tulang rawan. Sedangkan hubungan antar tulang yang dapat digerakan
dengan bebas disebut sendi gerak. Contohnya antara hubungan tulang lengan dengan tulang
bahu.persendian di dalam tubuh kita memiliki kuramg lebih 70 sendi.
Antara tulang dan sendi diliputi oleh tulang rawan terdapat rongga sendi yang berisi
cairan atau pelumas yang disebut minyak sendi atau minyak synovial.
Gambar 10. Skema macam-macam hubungan antar tulang (Augusta, 1995)

Berdasarkan macam geraknya sendi, gerak dapat kita bedakan lagi menjadi :

1. Sendi putar (sendi guling), tulang yang satu memutari tulang yang lain sebagai poros.
Misalnya tulang pengumpil dengan tulang hasta, tulang atlas (tulang penyangga
tengkorak) dengan tulang pemutar.

2. Sendi engsel, gerakanya seperti engsel pada jendela atau pintu yang hanya bisa satu
arah.
Misalnya ruas-ruas jari, siku dan lutut.

3. Sendi peluru, ujung tulang yang berbentuk bonggol dan ujung tulang yang lainya
berbuntuk lekukan yang sesuai dengan ukuranya, geraknya dapat kesegala arah.
Misalnya tulang paha dengan gelang panggul.

4. Sendi pelana (sendi geser), gerakanya kedua arah seperti orang naik kuda di atas
pelana. Permukaan tulang yang bergerak berbentuk datar. Misalnya sendi yang pada
ruas-ruas tulang belakang, sendi antara tulang telapak tangan dengan pergelangan
tangan.
F. Menjaga kesehatan tulang
Sebagian besar jarinagn tulang tersusun dari perpaduan serat collagen dan mineral.
Collagen memberikan kekuatan dan kelenturan, sedangkan mineral dapat mengeraskan tetapi
bisa menjadi penyebab patahnya tulang.
pertumbuhan kesehatan tulang tergantung mineral dan fosfor yang memadai. Anak-
anak dan ibu hamil banyak membutuhkan mineral-mineral dalam makanannya. Jika anak
jarang berjemur sinar matahari dan kekurangan mineral maka tulanya akan mudah bengkok
bila mendapat tekanan. Pertumbuhan tidak normal tersebut disebut rachitis. Tambahkan
kalsium dan vitamin C dengan dosis tinggi untuk menguatkan tulang. Pada lansia biasanya
terjadi pengikisan, penipisan tulang yang disebut osteoporosis, dapat dicegah dengan olah
raga teratur, pemberian kalsium secara teratur, dan pemberian hormone estrogen untuk
mencegah osteoposis.

G. Kelainan dan gangguan pada tulang dan sendi


1. Kelainan dan gangguan pada sendi
Tiap-tiap sendi dibungkus dengan selaput sendi dan diperkuat dibagian luarnya oleh
jaringan ikat sendi. Apabila sendi mengalami infeksi, rongga sendi akan diisi oleh suatu
cairan yang disebut getah radang. Setiap gerakan pada sendi ini menimbulkan rasa sakit,
keadaan ini disebut artitis eksudatif. Sebaliknya, hal seperti tadi juga dapat mengakibatkan
kekurangan minyak sendi, sehingga pada waktu sendi digerakkan seperti berderik-derik dan
menimbulkan rasa nyeri, keadaan seperti ini disebut artitis sika.
Sobeknya selaput sendi disebut memar, sedangkan lepasnya ujung tulang sendi disebut
urai sendi atau dislokasi.

Gambar 12. Kelainan bentuk tulang belakang.


2. Kelainan dan gangguan pada tulang
Tulang yang patah disebut fraktura. Bila patahnya tulang tidak merobek kulit
pembungkusnya disebut fraktura tertutup. Dan sebaliknya jika mencuat kekulit disebut
fraktura terbuka. Bila lebih dari satu patahan pada sebuah tulang disebut fraktura berganda.
Bila patah tulang terjadi pada anak-anak yang masih bertulang lentur dapat menyebabkan
patahan tidak bersih dan tidak lengkap, ini disebut fraktura sebagian.
Tulang mengandung sel-sel pembentuk tulang (osteoblast) dan sel-sel penghancur tulang
(osteoklas). Bila tulang patah, osteoklas menghancurkan tulang yang rusak dan osteoblas
membentuk jaringan tulang yang baru.
Pada setiap tulang yang masih hidup, terdapat selaput tulang (periosteum) yang bertugas
menumbuhkan tulang. Jika periosteum ini rusak, bagian tulang yang tidak lagi memperoleh
makanan dari perosteum menjadi mati dan mongering, keadaan seperti ini disebut nekrosis.
Periosteum mampu pula menyambung tulang yang patah. Sambungan ini disebut kalus. Bila
tulang ini hanya retak saja, maka kalus dibentuk dengan cepat, letaknya tulang disebut
dengan fisura.
Kebiasaan duduk atau berdiri yang salah dapat pula mengakibatkan kelainan bentuk tulang
belakang. Misalnya terjadi scoliosis, tulang belakang bengkok kekanan atau kekiri. Kifosis,
tulang belakang membongkok. Lordosis, tulang belakang bagian pinggang membengkok
kebelakang dan bagian punggung membengkok kedepan. Kelainan tulang ini dapat dilihat
dengan foto sinar X (foto rontgen)
Infeksi TBC tulang, rahitis, membawa beban dipundak, dapat pula menyebabkan cacat
tulang punggung seperti diatas. Infeksi spilis pada anak dalam kandungan dapat pula
mengakibatkan rusaknya cakra epifisise sehingga tulang anggota geraknya menjadi layuh.
Keadaan tidak bertenaga ini disebabkan oleh layuhnya tulang, atau disebut layuh semu.

Anda mungkin juga menyukai