Anda di halaman 1dari 18

BAB III

PENGKAJIAN RUANGAN

Pengkajian dilakukan pada tanggal 25 sampai dengan 28 Oktober 2016


dengan sumber data terdiri dari perawat, pasien, keluarga pasien menggunakan
teknik pengambilan data dengan observasi dan wawancara terhadap sumber data.
Pengkajian difokuskan pada beberapa komponen yaitu profil ruangan, input,
proses manajemen keperawatan dan output di ruang IGD.

A. Analisa Situasi Ruangan

1. Visi Misi Rumah Sakit


a. Visi Rumah Sakit
 Menjadi rumah sakit pilihan pertama dan utama
b. Misi Rumah Sakit
 Menyelenggarakan pelayanan prima
 Mengembangkan profesionalisme sumber daya manusia
 Melengkapi sarana prasarana sesuai perkembangan ilmu pengetahuan
dan teknologi
 Meningkatkan kerjasama lintas sektor
c. Motto
 Mitra anda menjadi sehat

Profil Ruangan IGD


Lingkungan praktek untuk pencapaian proses manajerial keperawatan dan
kegiatan manajemen keperawatan mahasiswa program Ners STIKES
Cendekia Utama Kudus adalah ruang IGD di RSUD R.A Kartini Jepara
beralamat di Jln. KH. Wakhid Hasyim , Jepara.
Tipe Rumah Sakit Umum Daerah R.A Kartini Jepara adalah tipe B.
Kapasitas brangkar di ruang IGD sebanyak 7 buah.

2. Sumber Daya Manusia

Sumber daya manusia merujuk pada sumber daya yang dimiliki oleh
organisasi. Dalam manajemen, faktor manusia adalah yang paling
menentukan. Manusia yang membuat tujuan dan manusia pula yang
melakukan proses untuk mencapai tujuan. Tanpa ada manusia tidak ada
proses kerja, sebab pada dasarnya manusia adalah makhluk kerja. Oleh
karena itu, manajemen timbul karena adanya orang-orang yang bekerja sama
untuk memanajemen ruangan tersebut.

Ruangan IGD belum mempunyai struktur organisasi yang terpampang


di dinding. Adapun bagan struktur organisasi tersebut adalah sebagai berikut :

STRUKTUR ORGANISASI RUANG IGD

DIREKTUR
Drg.Kusnarto, M.Kes

WADIR PELAYANAN
Dr.Bambang Dwipo S, M.Kes

BIDANG PELAYANAN
Mulastin, S.SIT,M.Kes

KA.INSTALASI IGD
Dr.Dhanan P.S.Sp.OT

KA. RUANG IGD


Abdul Khamid ,S.Kep.Ns

ADMINISTRASI
Pertiwi

KOORDINATOR
KOORDINATOR BIDAN
PERAWAT

TIM I TIM II TIM III TIM IV TIM I TIM II TIM III TIM IV

KOORDINATOR PERAWAT KOORDINATOR BIDAN


Bambang. S, SST Zusro, Amd.Keb
TIM I TIM II TIM III TIM IV TIM I TIM II TIM III TIM IV
KATIM Dewi. S Kukuh Eko Agus Yunisfani Mita, Nuning. F Ainistiqomah
Arief Anwar
PELAKSANA Asrin Hari Anik Arif Dewi Ais. I Sari Suriyanti
I Nikmah Prayogo Hidayati Junaidi Setyorin, Ursilawati
PELAKSANA Abial Edi NUr Heru Yohan, Hanik, Laila Dyah Aprilia
II Ghani Cahyo Prasetyo
Berdasarkan bagan struktur diatas, sudah terdapat jalur koordinasi
yang baku dalam pelaksanaan pembagian tugas di ruang IGD, sudah terlihat
jelas antara tugas kepala ruang, koordinator perawat, koordinator bidan,
perawat pelaksana dan administrasi.
Peran manajerial kepala ruang di ruang IGD sudah dilaksanakan
cukup baik. Gaya kepemimpinan yang diterapkan di ruang IGD dilaksanakan
dengan tipe demokratis, yaitu menghargai sifat dan kemampuan setiap staf.
Informasi diberikan seluas-luasnya dan terbuka. Pemimpin menggunakan
kekuasaannya untuk mendorong ide dari staf dan memotivasi kelompok untuk
menentukan tujuannya sendiri.
Uraian tugas (job description) pembagian tugas di ruang IGD meliputi
Kepala ruangan, koordinator ruangan, ketua tim, perawat pelaksana dan staf
administrasi.
Umur
Karakteristik perawat berdasarkan umur menunjukkan bahwa perawat
di ruang IGD pada bulan Oktober 2016 mayoritas berusia rata-rata 30 tahun
keatas.
Jenis kelamin
Karakteristik perawat berdasarkan jenis kelamin menunjukkan bahwa
mayoritas perawat di ruang IGD berjenis kelamin perempuan dan laki-laki
hanya sedikit.
Masa Kerja
Banyak studi tentang hubungan antara senioritas karyawan dengan
produktivitas. Hasil riset menunjukkan bahwa suatu hubungan yang positif
antara seniorritas dan produktivitas pekerjaan.
Karakteristik perawat berdasarkan masa kerja di RSUD R.A Kartini
Jepara pada bulan Oktober 2016 menunjukkan bahwa masa kerja perawat di
ruang IGD antara 2-24 tahun.
Pendidikan
Karakteristik pendidikan perawat di ruang IGD sampai bulan Oktober
2016 rata–rata berpendidikan D.III Keperawatan 7 orang , S.1 Keperawatan
2 orang, dan Profesi Ners 5 orang, D.IV Keperawatan 2 orang, D.IV Bidan
1orang, D.III Kebidanan 12 orang.
No. NAMA PENDIDIKAN JABATAN

Abdul khamid
1. S1Kep KA.RU
S.Kep,Ns
2. Bambang S,SsiT DIV Kep Koordinator
3 Dewi Susanti, AMK DIII Kep Perawat
Kukuh
4. DIII Kep Perawat
Krisbiantoro,AMK
5. Eko Arif R,S.Kep SI Kep Perawat
6. Agus Anwar,AMK DIII Kep Perawat
7. Ratna Dewi Y,S.Kep,Ns SI Kep Perawat
8. Anik Hidayati S.Kep S1 Kep Perawat
9. Hari Prayoga,AMK DIII Kep Perawat
10. Asrin Nikmah,Ssit DIV Kep Perawat
11. Arif Djunaedi,AMK DIII Kep Perawat
12. Edi Nor C,AMK DIII Kep Perawat
13. Yohan S.Kep,Ns SI Kep Perawat
14. Heru Prasetyo S.Kep.Ns SI Kep Perawat
15. Abial Ghani,AMK DIII Kep Perawat
16. Nila Sari,S.Kep.Ns SI Kep Perawat
17. Zusro,Amd.Keb DIII Keb Bidan
18. Yunisfani,Amd.Keb DIII Keb Bidan
19. Mita,Amd.Keb DIII Keb Bidan
20. Suriyanti,Amd.Keb DIII Keb Bidan
21. Nuning F,SSit Keb DIV Keb Bidan
22. Ais Istiyowati,Amd Keb DIIIKeb Bidan
23. Aini Istiqomah,Amd.Keb DIII Keb Bidan
24. Sari Ursilawati,Amd.Keb DIII Keb Bidan
25. Dewi Setyo R,Amd.Keb DIII Keb Bidan
26. Aprilia,Amd.Keb DIIIKeb Bidan
27. Hanik,Amd.Keb DIII Keb Bidan
28. Laila Inayati,Amd.Keb DIII Keb Bidan
29. Dyah ErnitasariAmd.Keb DIII Keb Bidan
30. Pertiwi D1 Administrasi
31. Achmad Sahroni SMA Portir
32. Periyanto SMA Portir
33. Nur Rouf SMA Portir
34. Naung PR SMA Portir

Pelatihan yang diikuti staff


Pendidikan dengan pelatihan merupakan suatu rangkaian yang tidak
dapat dipisahakan dalam sistem pengembangan sumber daya manusia, yang
didalamnya terdapat proses perencanaan, penempatan, pengembangan tenaga
manusia.
Tujuan pelatihan sebagai usaha untuk memperbaiki dan
mengembangkan sikap, tingkah laku dan pengetahuan, sesuai dari keinginan
individu, masyarakat, maupun lembaga yang bersangkutan. Pelatihan
diberikan dengan harapan individu dapat melaksanakan pekerjaannya dengan
baik.
Karakteristik pelatihan yang pernah diikuti oleh staf ruang IGD adalah
pelatihan PPGD/BTCLS/APN/AGD dan seminar kesehatan. Selain itu juga
perawat di ruang IGD berusaha untuk mengembangkan dirinya secara
individu seperti melanjutkan pendidikan ke jenjang yang lebih tinggi.

3. Sarana Prasarana
1) Lokasi dan Batas Ruangan
a. Lokasi
Ruang IGD merupakan ruang khusus untuk pasien yang mengalami
kegawatan dan kedaruratan. Ruang IGD memiliki beberapa ruangan
yaitu ruang dokter, ruang farmasi, ruang resusitasi, ruang observasi,
ruang tindakan bedah, ruang kebidanan, ruang isolasi, ruang sanitasi.
Ruang IGD berada di pintu depan menghadap selatan setelah pintu
masuk rumah sakit.
b. Denah Ruangan : terlampir
Komposisi Ruangan.
1. Fasilitas untuk pasien : Terdapat beberapa brangkar (sebanyak 7
buah), bed sebanyak 14 buah (terdiri dari 1 bed tindakan bedah, 10
bed pasien, 3 bed ginekologi), bed set monitor sebanyak 4 buah,
toilet 1 buah, lampu tindakan bedah 1 buah, kursi roda sebanyak 3
buah, kursi tunggu sebanyak 6 buah, kipas angin 3 buah, AC
sebanyak 2 buah.
2. Fasilitas ruangan untuk petugas kesehatan
Nurse station ruang IGD berada di blok bagian tengah dengan
fasilitas telepon, tv, komputer, ac, kursi kayu, kursi plastik,
stetoskop, timbangan dewasa, EKG, nebulizer, defbrilator, suction
set, syringe pump set, kamar mandi, wastafel, trolley emergency,
trolley tindakan, inkubator, tempat cuci tangan, tempat sampah
medis dan non medis, jam dinding, lemari obat, meja kerja jaga.
3. Alat kesehatan yang ada di ruangan :
a) Alat Medis

No Nama Jumlah
1 EKG 1
2 Nebuleizer 1
3 Defibrilator 1
4 Brangkar pasien 7
5 Oksigen transport 3
6 Trolley Emergency 1
7 Trolley Habis Pakai 1
8 Tensimeter dewasa 4
9 Tensimeter anak 1
10 Stetoskop dewasa 3
11 Stetoskop anak 1
12 Stetoskop bayi 1
13 Timbangan dewasa 1
14 Timbangan anak 1
15 Standar infus 15
16 USG 1
17 Suction set 9
18 Oksigen sentral 14
19 Bed set monitor 4
20 Bed tindakan bedah 1
21 Bed pasien 10
22 Bed Ginekologi 3
23 Dopler 1
24 Sterilisator 1
25 Box transport bayi 2
26 Infarm warmer 1
27 Lampu baca rongten 1
28 Hand hygiene 4

b) Alat Non medis

No Nama Jumlah
1 Meja nurse station 1
2 AC 2
3 Kursi plastik 6
4 Televisi 1
5 Komputer 2
6 Kipas angin 3
7 Pesawat telepon 4
8 Jam dinding 2
9 Tempat sampah Medis 3
10 Tempat sampah non medis 3
4. Fasilitas tempat obat
Obat untuk pasien IGD tersentral di farmasi IGD. Untuk obat
emergency diletakkan di trolley emergency.
Administrasi Penunjang RM :
a) Lembar asesment gawat darurat
b) Buku rujuk

4. Metode Asuhan Keperawatan


Yang termasuk didalamnya adalah :
a. Model Asuhan Keperawatan
Model keperawatan yang diterapkan di ruang IGD menggunakan metode
tim.
b. Timbang terima/Operan jaga
Timbang terima yang selama ini dilakukan setiap pergantian sift. Kepala
ruang hanya menghadiri timbang terima dan operan pada sift pagi,
sementara pada sift siang dan malam hanya dilakukan oleh ketua tim dan
perawat pelaksana. Berdasarkan hasil observasi kami cara penyampaian
isi timbang terima secara komprehensif meliputi identitas, diagnosa
medis, program kolaborasi, anjuran dokter, keluhan pasien dan diagnosa
keperawatan. Operan dilakukan secara lisan dan sudah didokumentasikan
pada form asesement awal gawat darurat. Sedangkan untuk pasien yang
dirawat di IGD (one day care) karena ruang/kamar rawat inap penuh,
sehingga menunggu sementara pada ruang observasi belum ada buku
pendokumentasiannya.
Berdasarkan hasil pengamatan dan pengkajian di ruang IGD ronde
keperawatan kadang dilakukan dan kadang hanya di tempat saja. Perawat
menganggap bahwa ronde keperawatan identik dengan timbang terima.
Disamping itu masih banyak perawat yang pendidikannya D3.
c. Dokumentasi Keperawatan
Dari hasil observasi di ruang IGD menggunakan model keperawatan
MPKP. Dalam pelaksanaannya metode tim yang diterapkan masih saling
membantu. Perawat assosiet I dalam pemberian asuhan keperawatan.
Pengisian format asuhan keperawatan mulai dari pengkajian sampai
evaluasi sudah terisi secara penuh seperti keluhan pasien, vital sign (suhu,
nadi, Respiratory Rate, Tekanan Darah), waktu pemberian injeksi, nama
obat dan dosis, jenis infus dan tranfusi, dan terdapat tanda tangan setelah
tindakan keperawatan. Hanya saja untuk informasi dokter
penanggungjawab kadang belum menulis lengkap nama dokternya.
d. Pengelolaan sentralisasi obat
Pengelolaan sentralisasi obat adalah pengelolaan obat dimana seluruh
obat yang akan diberikan pada pasien diserahkan sepenuhnya kepada
perawat. Pengeluaran dan pembagian obat dilakukan oleh perawat. Obat
dibedakan sesuai jenis (injeksi dan oral). Saat melakukan injeksi
dilakukan pinsip 6 benar untuk menghindari kesalahan dalam pemberian
obat.
e. Alat perlindungan diri (APD)
Berdasarkan hasil observasi yang dilakukan di ruang IGD didapatkan
bahwa perawat melakukan perlindungan diri menggunakan handschoon
setiap melakukan tindakan keperawatan, misalnya melakukan
pengambilan darah vena, ganti balut, injeksi, pemasangan infus,
pemasangan NGT, pemasangan katheter serta tindakan keperawatan yang
lainnya, dan setelah melakukan tindakan yang mengharuskan kontak
langsung dengan pasien selalu melakukan cuci tangan.
Wastafel untuk tempat cuci tangan berada pada ruang perawat. Pada
langkah cuci tangan cukup baik karena sudah tersedia handscrub dan
sabun cuci tangan, tissue juga sudah tersedia. Prosedur cuci tangan 6
langkah sudah terpasang dekat wastafel yang digunakan sebagai
pengingat. Semua tindakan keperawatan dilaksanakan sesuai protap
misalnya saat melakukan injeksi menggunakan handschoon dan setelah
melakukan tindakan apapun perawat mencuci tangan dengan
menggunakan prinsip 6 langkah dengan menggunakan handscrub tetapi
sebelum melakukan tindakan terkadang tidak cuci tangan terlebih dahulu.
Di dalam dan di depan ruangan pasien terdapat hanscrub dan poster
prosedur cuci tangan yang bisa digunakan untuk perawat, dokter, maupun
pengunjung yang datang.
Berdasarkan hasil observasi didapatkan untuk kebersihan di ruang IGD
cukup bersih. Cara pembersihan lingkungan dimulai dari membersihkan
tiap kamar pasien dilanjutkan dengan ruang penyimpanan alat-alat sampai
ke ruang perawat dimulai dari menyapu, mengepel serta membersihkan
kamar mandi. Untuk pembuangan sampah yang berada di ruangan khusus
sudah ada label dan sudah ada penunjuk untuk membedakan sampah
medis dan non medis yaitu warna plastik dibedakan (untuk infeksius
menggunakan plastik warna kuning sedangkan non infeksius
menggunakan plastik warna hitam). Safety box untuk pembuangan jarum
suntik sudah dalam bentuk box atom tertutup. Selanjutnya sampah-
sampah tersebut dibuang oleh petugas Cleaning Service ke pusat
pembuangan sampah Rumah Sakit.
f. Pengendalian infeksi nosokomial
Berdasarkan observasi di ruang IGD telah dilaksanakan dengan berbagai
upaya melalui cuci tangan sebelum dan sesudah tindakan, penggunaan
alat disposable pada masing-masing pasien dan pemakaian handschoon.
Wastafel yang sebagai tempat cuci tangan berada pada ruang ners station,
ruang tindakan bedah, ruang kebidanan. Prosedur cuci tangan 7 langkah
sudah terpasang didekat wastafel yang digunakan sebagai pengingat.
Untuk pasien baru dan keluarga kadang belum diberikan penjelasan
mengenai cara cuci tangan yang benar untuk meminimalkan infeksi
nosokomial.
g. Penerimaan pasien baru
Ruang IGD memiliki panduan dalam menerima pasien baru, diantaranya :
1) Salam dan perkenalan
2) Mengucapkan selamat datang di ruang IGD dan berterimakasih atas
kepercayaannya
3) Menanyakan rekam medis dan memberikan informasi penjelasan,
dokter penanggungjawab, tata tertib, hak dan kewajiban pasien,
serta menjelaskan pelayanan rawat inap.
4) Meminta pasien untuk mengisi inform consent.
a) Jika setuju perawat melakukan pemeriksaan lanjut.
b) Jika tidak setuju, proses selesai
5) Pemeriksaan perawat : melaksanakan anamnese dan pemeriksaan
fisik : Tekanan darah, Nadi, Respiratory rate, Suhu dan Berat badan
6) Melaporkan pasien ke dokter umum untuk pemeriksaan lebih lanjut
7) Melaksanakan pemeriksaan penunjang dan konsul dokter
penanggung jawab igd yang telah terjadwal.
8) Melaksanakan tindakan keperawatan dan melaksanakan delegasi
dokter untuk memberikan therapy
9) Memberikan informasi kondisi pasien, tindakan yang akan diberikan
dan obat-obatan yang dipakai
10) Memberikan informasi perencanaan lanjutan
h. Supervisi
Di ruang IGD sudah dilaksanakan supervisi pada tingkat kepala ruang
yang dilakukan secara tidak langsung kepada semua perawat, pada shift
siang dan malam dilakukan oleh supervisor. Selain supervisi tersebut
terdapat juga pelaksanaan supervisi pada tingkat kepala seksi
keperawatan yang bersifat mendadak karena dengan tujuan agar setiap
ruangan selalu siap dalam melakukan pelayanan secara prima dan
bermutu tinggi, uraian tugasnya yaitu :
a) Mengidentifikasi semua permasalahan yang muncul dan mencari
alternatif penyelesaian masalah
b) Mengidentifikasi kelemahan atau kekurangan staf dan menentukan
metode perbaikan dan peningkatan kinerja
c) Mengecek kecukupan fasilitas, sarana dan prasarana setiap ruangan
guna mendukung kelancaran tugas dalam pelayanan di ruang
keperawatan
d) Memberikan bimbingan dan fasilitas yang diperlukan dalam
perbaikan dan meningkatkan kinerja
e) Melakukan koordinasi dengan bidang lain terkait permasalahan dan
pemecahannya
f) Memonitoring hasil perbaikan dan meningkatkan kinerja perawat
dalam memberikan asuhan keperawatan
g) Membuat pelaporan secara tertulis
h) Jumlah tenaga pemberi pelayanan, permasalahan dan
pemecahannya.
i) Jumlah pasien dirawat inap, kunjungan rawat jalan IGD, pasien
pulang, pasien rujuk, dan pasien meninggal dengan seluruh
permasalahannya
j) Sarana dan fasilitas pendukung pelayanan rumah sakit.
i. Rapat Ruangan
Berdasarkan hasil wawancara kepada kepala ruang IGD didapatkan
bahwa rapat ruangan biasanya dilakukan setiap 1 bulan sekali. Untuk pre
conference dilakukan apabila ada info terbaru dan kejadian luar biasa.
j. Keuangan
Money atau Uang merupakan salah satu unsur yang tidak dapat diabaikan.
Uang merupakan alat tukar dan alat pengukur nilai. Besar-kecilnya hasil
kegiatan dapat diukur dari jumlah uang yang beredar dalam perusahaan.
Oleh karena itu uang merupakan alat (tools) yang penting untuk mencapai
tujuan karena segala sesuatu harus diperhitungkan secara rasional. Hal ini
akan berhubungan dengan berapa uang yang harus disediakan untuk
membiayai gaji tenaga kerja, alat-alat yang dibutuhkan dan harus dibeli
serta berapa hasil yang akan dicapai dari suatu organisasi. Berdasarkan
hasil wawancara kami dengan kepala ruang IGD sistem anggaran terkait
dana kegiatan operasional dan manajemen pembayaran pegawai, listrik,
air dan telpon adalah tanggung jawab pihak rumah sakit. Pengadaan alat
medis maupun non medis metode yang digunakan adalah menyusunan
RBA (rencana bisnis anggaran) tentang kebutuhan ruangan selanjutnya
disampaikan pada rapat koordinasi antar kepala ruangan dengan pejabat
struktural rumah sakit yang terkait dengan pengadaan alat tersebut untuk
kemudian dimasukkan pada Rancangan Anggaran Belanja tahun
berikutnya.

k. Kepuasan pasien
Berdasarkan hasil wawancara dengan beberapa pasien dan keluarga
tentang pelayanan asuhan keperawatan di Ruang IGD, rata-rata pasien
dan keluarga pasien merasa puas dengan pelayanan di ruang IGD.
Keluarga pasien mengatakan perawat di sini dalam memberikan
pelayanan baik dan cekatan serta kebersihan ruangan selalu terjaga.
Dalam metode asuhan keperawatan terdapat beberapa proses managemen
keperawatan yang meliputi :
a. Planning
1) Visi Misi : ruang IGD memiliki standar dalam merencanakan visi
misi untuk ruangan yaitu sesuai dengan buku pedoman
pelayanan dan pengorganisasian keperawatan milik rumah sakit,
perubahan visi misi dilakukan mengikuti perkembangan dari
kebijakan pemerintah.
2) Perencanaan strategi harian dan bulanan
Berdasarkan observasi, catatan harian keperawatan langsung
pada form assessment gawat darurat per pasien dan tidak
menggunakan buku timbang terima. Form assessment berisi
tentang catatan per pasien meliputi nama pasien, nomer CM,
diagnosa medis, dokter penanggungjawab, tindakan yang sudah
dan belum dilakukan. Untuk data bulanan sudah tersedia buku
keluar masuk pasien yang meliputi (nama pasien, alamat pasien,
rujuk/pindah, APS, meninggal). Catatan harian dan bulanan diisi
setiap shift oleh perawat yang bertugas.
3) Perencanaan logistik
Di ruang IGD dalam perencanaan logistiknya sudah dilakukan
sesuai standar rumah sakit salah satunya yaitu dimuat dalam
bentuk laporan, laporan perencanaan logistik tersebut berupa
rencana penganggaran dan rencana pengadaan dan kemudian
dimasukkan kedalam Rencana Bisnis Anggaran (RBA) untuk
tahun berikutnya.
b. Organizing
1) Sistem perekrutan pegawai untuk ruang IGD adalah tanggung
jawab dari rumah sakit melalui bidang keperawatan dengan
melihat kompetensi yang dimiliki misalnya memiliki sertifikat
PPGD/BTCLS. Wewenang ruangan adalah mengusulkan untuk
menambah tenaga perawat untuk menutupi kekurangan tenaga
di ruangan tersebut.
2) Sistem penjadwalan
Ruang IGD melakukan sistem penjadwalan pagi, siang dan
malam. Dengan jumlah petugas pagi sebanyak 7 perawat dan 4
bidan, siang 3 perawat dan 3 bidan, begitu pula malam 3
perawat dan 3 bidan.
3) Sistem pendelegasian tugas
Pendelegasian dilakukan langsung oleh kepala ruang kepada
wakil kepala ruang apabila tidak ada wakil kepala ruang maka
pendelegasian kepada perawat primer. Bentuk pendelegasian
biasanya berupa penyerahan tugas sementara saat kepala ruang
tidak ada di tempat. Begitu pula pendelegasian dalam bentuk
penyerahan tanggung jawab kepada perawat untuk mengontrol
sesuatu. Berdasarkan hasil wawancara dengan kepala ruang
pendelegasian tanggung jawab yang sudah dilakukan adalah
mendelegasikan kepada wakil kepala ruang untuk mengontrol
logistik ruangan karena masih belum ada tenaga yang mengelola
logistik ruangan.
4) Sistem pengembangan staf
Sistem pengembangan staf yang ada di ruang igd adalah
mengusulkan jenis pelatihan sesuai dengan kebutuhan ruangan
IGD kemudian dibuat dalam bentuk program kerja dan diajukan
kepada bagian struktural.
5) Sistem pendelegasian staf untuk pelatihan
Kepala ruang IGD dalam mendelegasikan staf untuk pelatihan
melihat beberapa hal yaitu kinerja perawat, dan memilih
perawat yang belum pernah mengikuti pelatihan.
6) Penggantian staff dalam struktur organisasi
Penggantian staf dalam struktur organisasi dilakukan sesuai
dengan kebijakan dari rumah sakit
c. Coordinating (koordinasi)
1) Sistem timbang terima
Berdasarkan hasil observasi yang sudah kami lakukan di ruang
IGD sudah dilakukan timbang terima. Pada sift pagi timbang
terima dihadiri oleh kepala ruangan, ketua tim dan perawat
pelaksana. Namun pada sift siang dan malam hanya dihadiri
oleh ketua tim dan perawat pelasksana, hal-hal yang
disampaikan adalah diagnosa medis, program kolaborasi dan
anjuran dokter pada permasalahan dan perkembangan pasien,
respon dan diagnosa keperawatan kadang tidak disampaikan.
Timbang terima dilakukan secara lisan dan belum ada
pendokumentasian dibuku karena hanya menngunakan form
langsung assessment gawat darurat. Timbang terima dilakukan
di meja perawat. dan berdasarkan hasil observasi kami untuk
operan dilakukan dengan cara keliling ke masing-masing pasien
tetapi kadang juga hanya di meja kerja saja. Yang disampaikan
hanya terbatas pada keluhan pasien namun memperkenalkan
perwat jaga selanjutnya tidak dilakukan.
2) Sistem pre dan post conference
Berdasarkan hasil observasi kami di ruang IGD untuk Pre
conference dilaksanakan pada pagi saat sebelum operan jaga.
3) Wewenang koordinator dalam pengambilan keputusan
Koordinator memiliki kuasa penuh dalam mengambil
keputusan.
d. Controlling
1) Kinerja Perawat
Dalam pengawasan untuk kinerja perawat di ruang IGD sudah
miliki penilaian khusus yang dibuat dalam bentuk form tertulis,
komponen kinerja perawat tersebut diantaranya :
a) Kemampuan dalam pengkajian, kemampuan dalam
tindakan asuhan,
b) Kemampuan pendokumentasian,
c) Kolaborasi dengan Tim kesehatan,
d) Kedisiplinan dalam tugas,
e) Dedikasi, loyalitas dan etika profesi,
f) Kemampuan dalam komunikasi,
g) Pengembangn diri, inovasi dan kreatifitas
2) Waktu dalam pemberian asuhan keperawatan
Ruang igd memberikan asuhan keperawatan dengan cara
bergantian pada waktu pagi, siang dan malam

B. ANALISA SWOT
1. SWOT MAN
Strenght Weakness Opportunity Treathened
a. Adanya tenaga medis dan a. Kurangnya a. Terbukanya a) persaingan antara
paramedis sebanyak : 43 orang kualifikasi kesempatan rumah sakit yang
Dokter : 16 orang tenaga melanjutkan semakin kuat
Ners : 5 orang keperawatan. pendidikan pada b) tingginya minat
S.1 : 2 orang b. Struktur progam S.1 masyarakat
D.III : 16 orang organisasi Keperawatan dan terhadap
D.IV : 2 orang ruang IGD profesi pelayanan
b. Adanya tenaga keperawatan dan belum terisi keperawatan. kesehatan yang
kebidanan yang berkompetensi b. Tersedianya berkualitas
dibidangnya masing-masing progam pelatihan,
c. Tersedianya fasilitas seminar khusus
keperawatan seperti ners station. dan pelatihan
d. Adanya tugas, peran dan tentang
wewenang yang jelas. keperawatan
e. Adanya peraturan di ruangan. seperti pelatihan
f. Adanya dukungan pihak/direksi BTCLS.
dan kesempatan bagi perawat c. Tersedianya
untuk melanjutkan pendidikan organisasi PPNI
dan pelatihan yang menaungi
g. Kualitas SDM keperawatan profesi
minimal D.III keperawatan.
h. Pelatihan yang pernah diikuti d. Adanya
oleh perawat di ruang IGD mahasiswa Profesi
adalah pelatihan PPGD/BTCLS. Ners di stase
Untuk kebidanan pelatihan yang managemen
pernah diikuti adalah pelatihan keperawatan
PPGDON/APN. Sedangkan e. Adanya kerjasama
petugas administrasi dan portir yang baik antara
pelatihan yang diikuti adalah mahasiswa Profesi
pelatihan BLS. dengan perawat
klinik

2. SWOT MATERIAL
Strenght Weakness Opportunity Treathened
a. Ruang IGD memiliki beberapa a Kurangnya a. Pengajuan a) semakin banyak
ruang yaitu ruang triage yang rencana
jumlah alat rumah sakit
terdiri dari ruang resusitasi, ruang anggaran dan
observasi, ruang tindakan bedah, medis yang inventarisasi alat dengan sarana
ruang tindakan obsgyn, ruang medis yang
tersedia. dan prasarana
administrasi, ruang isolasi, ruang dibutuhkan,
sanitasi, farmasi. b Belum guna yang baik serta
b. Fasilitas yang dimiliki tempat memperlancar
adanya buku gedung yang
tidur/bed (14), brankar (7), kursi pelayanan
roda (3), tensimeter dewasa (4) pendokumen asuhan representatif
dan tensimeter anak (1), oksigen keperawatan.
tasian pasien b) tuntutan yang
sentral (14), bedset monitor (4), b. Peluang untuk
defibrilator (1), EKG (1), suction yang menjalin tinggi dari
(9), inkubator (2), syringe pump kerjasama dalam
menunggu masyarakat
set , nebulizer (1), emergency bidang
trolley (1), tempat sampah medis sementara di pelayanan untuk fasilitas
dan non medis (6), lemari kesehatan
ruang igd yang lebih
peralatan medis. dengan
Alat medis yang ada relatif masih apabila di perusahaan lain optimal dan
kurang jika dibandingkan dengan yang telah
ruangan efektif.
jumlah kunjungan IGD yang bekerjasama
berkisar lebih kurang 50 pasien yang di dengan RSUD
setiap hari R.A Kartini
pesan untuk
c. Ruang igd sudah memiliki lembar Jepara dalam
assessment awal gawat darurat perawatan bidang lain.
yang sudah sesuai baik dari
lanjutan
lembar triage, pengkajian medis,
lembar asuhan keperawatan. masih belum
d. Medical nurse ruang igd terletak
dapat
di tengah ruangan triage dimana
memiliki fasilitas meja kerja, ditempati
kursi tunggu ruang triage, kursi
(ruang rawat
kerja plastik, ac, stetoskop,
komputer, pesawat telepon, jam inap penuh)
dinding, tempat cuci tangan,
televisi, trolly habis pakai

3. SWOT METHODE
Strength Weakness Opportunity Treathened
a Cara penyampaian isi timbang a Catatan a Sudah c. Resiko terjadi
terima secara komprehensif assessment tersedianya kesalahan
meliputi : nama pasien, awal gawat cairan pemberian
diagnosa medis, program darurat desinfektan di informasi data
kolaborasi medis, keluhan kurang dalam ruangan pasien.
pasien dan diagnosa lengkap pasien sehingga d. Keluarga dan
keperawatan. dalam mampu tenaga kesehatan
b Pengisian format asuhan pengisiannya dijangkau oleh resiko terkena
keperawatan mulai dari . Misalnya keluarga dan infeksi
pengkajian sampai evaluasi untuk pengunjung nosokomial
sudah terisi secara baik seperti pengisian b Adanya e. Pasien resiko
assessment awal yang terdiri dokter kerjasama yang tertular dari pasien
dari keluhan utama, vital sign, penanggung baik antara lain.
pengkajian keperawatan, jawab masih perawat dan
tindakan yang sudah dilakukan, kurang mahasiswa
pemberian obat dan infus, identitasnya. profesi ners
evaluasi keperawatan, kondisi b Kurangnya manajemen
pasien saat ditransfer , dan kesadaran
terdapat tanda tangan setelah tentang
tindakan keperawatan. pentingnya
c sentralisasi obat diberikan hand
secara langsung kepada pasien hygiene
sesuai triagenya dikelompokkan sebelum
berdasarkan nama pasien, nama melakukan
obat, dosis, rute, dokumentasi tindakan.
baik injeksi maupun oral. Apabila ada
d perawat melakukan pasien baru
perlindungan diri dengan hand dan keluarga
hygiene terlebih dahulu sebelum belum
menggunakan handschoon pada diberikan
setiap melakukan tindakan penjelasan
keperawatan misalnya mengenai
melakukan pengambilan darah cara cuci
vena, ganti balut, heating luka, tangan
memasang infus, injeksi. Tetapi dengan
hand hyegine sebelum tindakan teknik 6
ada yang belum melakukan langkah.
bahkan menggunakan
handscoon.

4. SWOT MONEY
Strength Weakness Opportunity Treathened
Keuangan/anggaran

5. SWOT MUTU
Strength Weakness Opportunity Treathened
Kepuasan pasien dan keluarga Dalam Akreditasi rumah Masyarakat
dengan pelayanan medis di ruang memberikan sakit semakin kritis
IGD. pelayanan masih mengharuskan terhadap tuntutan
kurang efektif
adanya : pelayanan yang
dan efisien.
a. Standar bermutu
Asuhan
Keperawatan
(SOAP).
b. SOP

C. RUMUSAN MASALAH
1. Tidak adanya papan struktur organisasi di ruang IGD.
2. Jumlah alat medis dan alat penunjang pelayanan medis yang relatif
kurang, jika dibandingkan dengan jumlah kunjungan pasien
3. Tidak adanya buku penunjang administrasi, seperti buku pelayanan one
day care untuk pasien yang dirawat di IGD saat ruang rawat inap
penuh/belum bisa ditempati
4. Kurang optimalnya pengendalian infeksi nosokomial (kurang
terlaksananya perawat melakukan hand hygiene sebelum melakukan
tindakan ke pasien serta pengarahan mengenai cuci tangan dengan 6
langkah kepada pasien dan keluarga).
D. PLANING ACTION
Penanggung
No Masalah Kegiatan Tujuan Sasaran Waktu
jawab
1. Tidak adanya a. Menyarankan a. Mempermudah Ruangan Minggu Mahasiswa
papan untuk dalam III
struktur membuat kelengkapan
organisasi di papan struktur administrasi
ruang IGD. organisasi.

2. Kurangnya a. Mendata alat a. Melengkapi Ruangan Minggu Mahasiswa


alat medis yang sarana dan III
dan alat jumlahnya prasarana untuk
penunjang kurang, dapat
medis yang sehingga memperlancar
tersedia dapat pelayanan
diajukan
dalam RBA
3. Tidak adanya a. Menyarankan a. Untuk Ruangan Minggu Mahasiswa
buku perawat untuk mempermudah III
penunjang membuat buku perawat dalam
administrasi khusus antrian pemberian
seperti buku ruangan informasi
pelayanan kepada
one day care pelanggan.
untuk pasien
yang dirawat
di IGD, saat
ruang rawat
inap
penuh/belum
bias
ditempati.
4. Kurang a. Menyarankan a. Untuk Petugas Setiap Mahasiswa
optimalnya perawat untuk menghindari ruangan hari
pengendalian melakukan resiko infeksi medis
infeksi hand hygiene baik petugas dan non
nosokomial yang sesuai. medis maupun medis
(kurang non medis. serta
terlaksananya b. Menyarankan pasien
perawat perawat untuk b. Agar pasien dan dan
melakukan memberikan keluarga keluarga
hand hygiene pengarahan mengetahui cara
sebelum dan cuci tangan yang
melakukan mendemonstra baik dan benar
tindakan ke sikan cuci supaya terhindar
pasien serta tangan kepada dari kuman dan
pengarahan pasien dan bakteri
mengenai keluarga.
cuci tangan
dengan 6
langkah
kepada pasien
dan
keluarga).

Anda mungkin juga menyukai