Anda di halaman 1dari 19

LAPORAN PENDAHULUAN

A. Tinjauan Medis
1. Pengertian
Sebuah pola aktivitas – latihan adalah rutinitas latihan,
aktivitas waktu luang dan rekresi yang dilakukan seseorang.
Individu harus bergerak untuk melindungi diri dari terauma dan
untuk memenuhi kebutuhan dasar mereka (Kozier, 2010)
Aktivitas adalah gerakan tubuh yang dihasilkan otot rangka
yang memalukan suatu pengeluaran energi. Kurangnya aktivitas
fisik akan menjadi salah satu faktor independen dimana suatu
penyakit kronis yang bisa menyebabkan kematian secara global
Kebutuhan (Haswati dan sulistyawati, 2017)
Aktivitas merupakan salah satu individu yang sehat adalah
adanya kemampuan melakukan aktivitas untuk memenuhi
kebutuhan misalnya berdiri, berjalan dan bekerja. Aktivitas adalah
suatu energi atau keadaan untuk bergerak dalam memenuhi
kebutuhan hidup kemampuan aktivitas seseorang dipengaruhi oleh
adekuatnya sistem persarafan otot dan tulang. Sendi serta faktor
pendukung lainnya seperti, adekuatnya fungsi kardiovaskuler,
pernapasan dan metabolisme ( Tarwoto dan wartonah, 2015)
2. Anatomi dan Fisiologi
Menurut Hidayat dan Ulyah (2014) Sistem tubuh yang berperan
dalam kebutuhan aktivitas
a. Tulang
Tulang adalah organ yang memiliki berbagai fungsi yaitu
fungsi mekanis untuk membentuk rangka dan tempat
melekatnya berbagai otot, fungsinya sebagai tempat
penyimpanan mineral khususnya kalsium dan fosfor yang
bisa dilepaskan setiap saat sesuai kebutuhan fungsi tempat
sumsum tulang dalam membentuk sel darah fungsi
perlindungan organ-organ dalam
b. Otot dan Tendon
Otot memiliki kemampuan berkontraksi yang
memungkinkan tubuh bergerak sesuai dengan keinginan.
Otot memiliki organ dan insersi tulang. Serta dihubungkan
dengan tulang melalui, terdon yaitu suatu jaringan otot yang
mereka dengan sangat kuat pada tempat insersinya ditulang.
c. Ligomen
Ligomen adalah bagian yang meghubungkan tulang
dengan tulang. Ligamen, Pada lutut merupakan struktur
panjang stabilitasasi, sehingga jika terputus akan
mengakibatkan ketidakstabilan
d. Sistem Saraf
Sistem sarah terdiri atas sistem saraf pusat (otot dan
medula spritualis) dan sistem saraf tep, (percabangan dari
sistem saraf pusat), setiap saraf memiliki bagian somatis dan
otonom. Bagian somatis memiliki fungsi sensori dan motorik.
Terjadinya kerusakan pad sistem saraf pusat seperti fraktur
tulang belakang dan menyebabkan kelemahan secara umum,
sedangkan kerusakan saraf tepi dapat mengakibatkan
terganggunya daerah yang dinervasi dan kerusakan pada
saraf radium akan mengakibatkan drop-hand atau ganggu
sensoris didaerah radium
e. Sendi
Merupakan tempat dan atau lebih ujungnya tulang
terutama sendi membuat segmentasi dari kerangka tubuh dan
memungkinkan gerakan antarsegmen berbagai dengan
pertumbuhan tulang.

3. Fisiologi
Menurut (Tarwoto dan Wartonoh, 2015) Tubuh dapat
melaksanakan aktivitas gerak yang cepat dan tepat serta adanya
pengaturan karena adanya koordinasi gerakan tubuh diotak yaitu
karena aktivitas integrasi mulai ditingkat spesies medula
oblengata dan konteks inilah yang mengatur postur tubuh yang
memungkinkan terjadinya gerakan koordinasi untuk
menggerakkan sebuah anggota badan, otak harus
merencanakan gerakan yang sesuai dengan berbagai sendi
pada saat yang sama dan menyesuaikan gerakan dengan
membandingkan rencana yang ada.
Mekanisme kontraksi otot rangka tiga mekanisme yaitu
adanya stimulas dari otot motorik tersumsi neuromuskular dan
eksitasi kontraksi koupling.
a. Stimulus Saraf Motorik
Kontraksi otot dimulai karena adanya stimulus dari saraf
motorik yang dikontrol oleh kontraksi serebri, serebelum,
batang otak.
b. Tensmisi neuromuskular
Asetilkolin merupakan neurotrasmiter yang dihasilkan dari
vasike akson terminal
c. Ekstensi kontraksi konplen
Ketika terjadi stimulus pada serta otot selanjutnya akan
terjadi mekanisme perubahan filamen-filamen otot seperti
aktvitas troponin dan tropomosin.
4. Mobilitas dan Imobilitas
Menurut Hidayat dan Uliyah (2015)
a. Mobilitas
Mobilitas atau mobilisasi merupakan kemampuan
individu untuk bergerak secara bebas mudah dan teratur
dengan tujuan untuk memenuhi kebutuhan aktivitas guna
mempertahankan kesehatannya.
1). Jenis mobilitas
a). Mobilitas penuh merupakan kemampuan seseorang
untuk bergerak secara penuh dan bebas sehingga
dapat melakukan interaksi sosial dan menjalankan
peran sehari-hari mobilitas penuh ini merupakan fungsi
saraf motorik dan sensori untuk dapat mengontrol
seluruh tubuh seseorang.
b). Mobilitas sebagian, merupakan kemampuan
seseorang untuk bergerak dengan batasan jelas dan
tidak mampu bergerak secara bebas karena
dipengaruhi oleh gangguan saraf motorik dan sensoris
pada area tubuhnya
b. Imobilitas
Imobilitas atau imobilisi merupakan keadaan ketika
seseorang tidak dapat bergeral secara bebas karena kondisi
yang menganggu pergerakan (aktivitas), misalnya mengalami
trauma tulang belakang, cedera otot berat disertai fraktur pada
ektremitas dan sebagaimya
1). Jenis-jenis imobilitas
a). Imobilitas Fisik, merupakan kemampuan perbatasan
untuk bergerak secara fisik dengan tujuan mencegah
terjadinya gangguan komplikasi pergerakan seperti
pada pasien dengan hemiplegia yang tidak mampu
mempertahankan tekanan didaerah paralisis sehingga
tidak dapat mengubah posisi tubuhnya untuk
mengurangi tekanan.
b). Imobilisasi intelektual merupakan keadaan ketika
seseorang mengalami keterbatasab daya pikir, seperti
pada pasien yang mengalami kerusakan otak akibat
suatu penyakit.
c). Imobilisasi emosional, keadaan ketika seseorang
mengalami pembatasan secara emosional karena
adanya perubahan secara tiba-tiba dalam
menyesuaikan diri
d). Imobilisasi sosial, keadaan individu yang mengalami
hambatan dalam melakukan interaksi sosial karena
adanya penyakit sehingga dapat memengaruhi
peranannya dalam kehidupan.

5. Faktor-faktor yang mempengaruhi aktivitas


Menurut Hidayat (2015), faktor yang mempengaruhi
kemampuan beraktivitas yaitu :
1. Gangguan muskuloskeletal
a. Osteoporosis
b. Etropi
c. Kontraktur
d. Kekakuan dan sakit sendi
e. Fraktur ekstremitas
f. Hernia nukleus polposus (HNP)
2. Ganguan karidovaskuler
a. Hipotensi postural
b. Vasodilatasi vena
c. Gagal jantung
3. Gangguan sistem respirasi
a. Penurunan pengembangan paru, seperti pada
pneumotorask, hidrotoraks dan hemotoraks
b. Bertambahnya sekresi paru
c. Atelektaris
d. Pneumonia hipostatis
4. Gangguan sistem hipostatis
a. Trauma nudula spinalis
b. Stroke
c. Penurunan kesadaran
5. Gangguan metabolisme
a. Keseimbangan cairan dan elektrolit
b. Hipotiroid dan hiperparatisoid
c. Anemia
d. Penyakit hati menahun, seperti sirosis hepatis.

6. Masalah yang terjadi pada gangguan aktivitas


Menurut Tarwoto Dan Wortonah, (2011). Masalah yang menjadi
penyebab terganggunya aktivitas antara lain :
1. Kelebihan berat berat dan obesitas
Aktivitas yang berkurang dengan asupan nutrisi berlebihan
menyebabkan kelebihan energi sehingga lemak tubuh
menjadi bertambah.
2. Resiko terjadi osteoporosis
Kalsium dan fosfat merupankan unsur mineral yang sangat
penting dalam menyusun kekuatan jaringan tulang.
3. Luka dekubitus
Luka dekubitus adalah luka yang disebabkan karena
penekanan yang lama dan terus menerus
4. Atropi
Otot rangka yang telah dilakukan latihan atau terjadi
kelumpuhan akan mengalami pengecilan atau atropi karena
massa otot dan volume otot berkurang
5. Hipotensi
Aktivitas atau latihan tubuh akan meningkatan kerja jantung
untuk memompa darah secara sempurna
6. Konstipasi
Pasien yang berbaring dan kurang aktivtas menimbulkan
penurunan pergerakan usus atau peristaltik usus sehingga
penyerapan cairan fases menjadi meningkatkan, fases
menjadi keras dan sulit dikeluarkan

B. Tinjauan keperawatan
1. Pengkajian keperawatan
Menurut Nanda (2018) pengkajian mencakup pengumpulan
informasi subjektif dan objektif (mis. Tanda-tanda vital,
wawancara pasien/keluarga, pemeriksaan fisik) dan penunjaan
informasi riwayat pasien yang diberikan oleh pasien/keluarga,
atau ditemukan dalam rekam medis
Menurut Tarwoto dan Wartonah (2015)
a. Riwayat kesehatan
1). Pada aktivitas sehari-hari
2). Jenis frekuensi dan lamanya latihan fisik
3). Faktor-faktor yang mempengaruhi mobilitas
4). Tingkat mobilitas dan imobilitas
5). Tingkat kelemahan otot
6). Tingkat motorik
7). Kemampuan aktivitas
b. Pemeriksaan fisik
1). Tingkat kesadaran
2). Postur atau bentuk tubuh
a). Skaliosis
b). Lafosit
c). Lordosis
d). Cara berjalan
3). Ekstermitas
a). Kelemahan
b). Gangguan sensorik
c). Fonus otak
d). Atrofi
e). Tremor
f). Kekuatan otot
g). Nyeri sendiri
h). Kekuatan sendi

2. Diagnosa keperawatan
Menurut PPNI dalam SDKI (2017) Diagnosis keperawatan
merupakan penilaian klinis terhadap pengalaman atau respon
individu, keluarga, atau komunitas pada masalah kesehatan,
pada risiko masalah kesehatan atau pada proses kehidupan.
1. Gangguan mobilitas fisik
a. Definisi
Keterbatasan dalam gerakan fisik dari satu atau lebih
ekstremitas secara mandiri.
b. Penyebab
1). Kerusakan integritas struktur tulang
2). Perubahan metabolisme
4). Ketidakbugaran fisik
5). Penurunan kendali otot
6). Penurunan massa otot
7). Penurunan kekuatan otot
8). Keterlambatan perkembangan
9). Kekakuan sendi
10). Kontraktur
11). Manultrisi
12). Gangguan muskuloskeletal
13). Gangguan neuromuskular
14).Indeks masa tubuh diatas persentil ke-75 sesuai usia
15). Efek agen farmakologis
16). Program pembatasan gerak
17). Nyeri
18). Kurang terpapar informasi tentang aktivitas
19). Kecemasan
20). Gangguan kognitif
21). Keengganan melakukan pergerakan
c. Gejala dan Tanda Mayor
a Subjektif
1). Kekuatan otot menurun
B . Objektif
1). Kekuatan otot menurun
2). Rentang gerak (ROM)
d. Gejala dan Tanda minor
a. Subjektif
1). Nyeri saat bergerak
2). Enggan melukakan pergerakan
3). Merasa cemas saat bergerak
b. Objektif
1). Sendi kaku
2). Gerakan tidak terkoordinasi
3). Gerakan terbatas
4). Fisik lemah

e. Kondisi klinis terkait


1). Stroke
2). Cedera medula spinalis
3). Trauma
4). Ftaktur
5). Osteoarthritis
6). Ostemalasia
7). Keganasan

2. Gangguan pola tidur


a. Definisi
Gangguan kualitas dan kuantitas waktu tidur akibat
faktor eksternal
1. Penyebab
a). Hambatan lingkungan (Mis. Kelembapan lingkungan
sekitar, suhu lingkungan, pencahayaan, kebisingan,
bau tidak sedap, pemantauan/pemeriksaan/tindakan)
b). Kurangnya kontrol tidur
c). Kurangnya privasi
d). Restraint fisik
e). Ketiadaan teman tidur
f). Tidak familiar dengan peralatan tidur
b. Gejala dan tanda Mayor
Subjektif
1). Mengeluh sulit tidur
2). Mengeluh sering terjaga
3). Mengeluh tidak puas tidur
4). Mengeluh pola tidur berubah
5). Mengeluh istirahat tidak cukup
Objektif
(tidak tersedia)

c. Gejala dan tanda minor


Subjektif
1). Mengeluh kemampuan baraktifitas menurun
Objektif
(tidak tersedia)

d. Kondisi klinis terkait


1). Nyeri/kolik
2). Hipertiroidisme
3). Kecemasan
4). Penyakit paru obstruktif kronis
5). Kehamilan
6). Periode pasca partum
7). Kondisi pasca operasi

3. Itoleransi aktivitas
a. Definisi
Ketidakcukupan energi untuk melakukan aktivitas
sahari- hari.
b. Penyebab
1). Ketidakseimbangan antara suplai dan kebutuhan
oksigen.
2). Tirah naring
3). Kelemahan
4). Imobilitas
5). Gaya hidup monoton

c. Gejala dan Tanda Mayor


Subjektif
1) Mengeluh lelah
Objektif
1). Frekuensi jantung meningkat >20% dari kondisi
istirahat

d. Gejala dan Tanda Minor


Subjektif
1). Dispnea saat/setalah aktivitas
2). Merasa tidak nyaman setelah beraktifitas
3). Merasa lemah
Objektif
1). Tekanan darah berubah <20% dari kondisis
2). Gambaran EKG menunjukkan aritma saat/setelah
aktivitas
3). Gambaran EKG menunjukkam iskemia
4). Sianosis

e. Kondisi klinis terkait


1). Anemia
2). Gagal jantung kongestif
3). Penyakit jantung koroner
4). Penyakit katup jantung
5). Aritma
6). Penyakit paru obstruktif kronis (PPOK)
7). Gangguan metabolik
8). Gangguan muloskeletal

4. Keletihan
a. Definisi
Penurunan kapasitas kerja fisik dan mental yang
tidak pulih dengan istirahat
b. Penyebab
1). Gangguan tidur
2). Gaya hidup
3). Kondisi fisiologis (mis. Penyakit kronis, penyakit
terminal, anemia
4). Program perawat/pengobatan jangka panjang
5). Peristiwa hidup negatif
6). Stress berlebihan
7). Depresi

c. Gejala dan Tanda Mayor


Subjektif
1). Merasa energi tidak pulih walaupun lelah tidur
2). Merasa kurang tenaga
3). Mengeluh lelah
Objektif
1). Tidak mampu mempertahankam aktivitas rutin
2). Tampak lesu

d. Gejala dan Tanda Minor


Subjektif
1). Merasa bersalah akibat tidak mampu menjalankan
tanggung jawab
2). Libido menurun
Objektif
1). Kebutuhan istirahat meningkat

e. Kondisi klinis terkait


1). Anemia
2). Kanker
3). Hipotiroidisme/hipertiroidisme
4). AIDS
5). Depresi
6). Menapause

5. Kesiapan Peningkatan Tidur


a. Definisi
Pola penurunan kesadaran alamiah dan periodik yang
memungkinkan istirahat adekuat, mempertahankan
gaya hidup yang diinginkan dan dapat ditingkatkan.
b. Gejala dan Tanda Mayor
Subjektif
1). Mengekspresikan keinginan untuk meningkatkan
tidur
2). Mengekspresikan perasaan cukup istirahat setelah
tidur
Objektif
1). Jumlah waktu tidur sesuai dengan petumbuhan
perkembangan

c. Gejala dan Tanda Minor


Subjektif
1). Tidak menggunakan obat tidur
Objektif
1). Menerapkan rutinitas tidur yang meningkatkan
kebiasann tidur

d. Kondisi Klinis Terkait


1). Pemulihan pasca operasi
2). Nyeri kronis
3). Kehamilan
4). Sleep apnea
3. intervensi keperawatan
Menurut Saryono dan Widianto, 2011 Intervensi
keperawatan adalah tahap perencanaan ada 4 hal yang harus
diperhatikan dalam melakukan kriteria hasil dan merumuskan
masalah.
Menurut PPNI dalam SIKI (2018)
a. Gangguan mobilitas fisik
1). Definisi
Memfasilitasi pasien untuk meningkatkan aktivitas
berpindah
2). Tujuan
Mobilitas fisik membaik dengan kriteria hasil
1)
3). Tindakan
a). Identifikasi adanya nyeri atau keluhan fisik lainnya.
b). Identifikasi toleransi fisik melakukan ambulasi.
c). Fasilitas aktivitas ambulasi dengan alat banti
d). Jelaskan tujuan & proses ambulasi
e). Monitor kondisi umum selama melakukan ambulasi
b. Intolerensi aktivitas
1). Definisi
Identifikasi & mengelola penggunaan energi untuk
mengatakan atau mencegah kesalahan & mengoptimal
proses pemulihan.
2). Tujuan
Intolerensai aktivitasi menurun
3). Tindakan
a) Identifikasi gangguan fungsi tubuh yang
mengakibatkan kelelahan
b) Monitor kelelahan fisik & emosional
c) Monitor pola & jam tidur

d) Sediakan lingkungan nyaman yang rendah stimulus


e). Anjurkan melakukan aktivitas secara bertahap
f). Ajarkan strategi kuping untuk mengurangi kelelahan

c. Risiko intolerensi aktivitas


1). Definisi
Mengidentifikasi & dan Mengelola penggunaan
energi untuk mengatasi atas mencegah kelelahan
& mengoptimalkan proses pemulihan
2). Tujuan
Risiko intoleransi aktivitas menurun
3). Tindakan
a) Identifikasi gangguan fungsi tubuh yang
mengeluh bantuan kelelahan
b) Monitor kelelahan fisik & emosional
c) Monitor pola & tidur
d) Monitor lokasi & kenyamanan
e) Anjurkan tirah baring
f) Anjurkan strategi koping untuk mengurangi
kelelahan
d. Keletihan
1). Definisi
Mengidentifikasi dan Mengelola penggunaan
energi untuk mengatasi dan mencegah kelelahan
dan mengoptimalkan proses pemulihan
2). Tujuan
Keletihan menurun
3). Tindakan
a) Identifikasi gangguan tubuh yang
mengakibatkan kelelahan.
b) Monitor kelelahan fisik & emosional
c) Monitor pola dan jam tidur
d) Sediakan lingkungan nyaman & rendah stimulus
(mis. Cahaya, suara, kunjungan)
e) Anjurkan tirah baring
f) Anjurkan melakukan aktivitas secara bertahap

4. Implementasi Keperawatan
Menurut (Hidayat dan Uliyah, 2014) Merupakan tahap
keempat dalam proses keperawatan dengan melaksanakan
berbagai strategi keperawatan (tindakan keperawatan) yang
telah direncanakan
5. Evaluasi keperawatan
Menurut (Tarwoto dan Wartonah, 2015) merupakan akhir
dalam proses keperawatan dan dapat menentukan
keberhasilan dalam asuhan keperawatan. Evaluasi pada
dasarnya membandingkan status kesehatan pasien dengan
tujuan atau kriteria hasil yang ditetapkan
DAFTAR PUSTAKA

kozier, e. B. (2010). Buku ajar Fundamental Keerawatan. Konsep proses


dan Praktik Volume 1 Edisi . Jakarta: EGC.

M, H. &. (2012). Pengantar Kebutuhan Dasar Manusia Buku 1 Edisi 2.


Jakarta: Salemba Medika.

PPNI. (2017). Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia. Definisi dan


Indikator Diagnostik Edisi 1. Jakarta: DPP PPNI.

PPNI. (2018). Standar Intervensi Keperawatan Indonesia Definisi Dan


Tindakan Keperawatan Edisi 1. Jakarta: DPP PPNI.

Wartono, T. &. (2015). Kebutuhan Dasar Manusia Dan Proses


Keperawatan. Jakarta: Salemba Medika.

Anda mungkin juga menyukai