MUSYAWARAH WILAYAH
DKI JAKARTA
TEMA:
PIMPINAN WILAYAH
DKI JAKARTA
2017
1
DAFTAR ISI
Surat Intruksi Pelaksanaan Tanfidz Musywil XIX IPM DKI JAKARTA _____4
a. Bagian 1 _____10
b. Bagian 2 _____12
c. Bagian 3 _____13
d. Bagian 4 _____17
e. Bagian 5 _____25
2
3
4
5
6
7
8
TANFIDZ MUSYAWARAH WILAYAH XIX
DKI JAKARTA
9
Bagian 1
Pendahuluan
Ikatan Pelajar Muhammadiyah merupakan gerakan Islam, dakwah amar ma'ruf nahi
munkar di kalangan pelajar. Sebagai organisasi otonom Muhammadiyah untuk
berdakwah di kalangan pelajar, IPM diharapkan mampu menularkan kebaikan dalam
membangun generasi yang tangguh. Kader IPM harus selalu menjunjung 3T (Tertib
Belajar, Tertib Ibadah, dan Tertib Organisasi) serta memiliki kepribadian yang
berlandaskan pada Al-Qur’an dan As-Sunnah Al-Maqbulah.
Selain itu Ikatan Pelajar Muhammadiyah memiliki 5 nilai-nilai dasar yaitu : 1. Nilai
Keislaman (Menegakkan dan menjunjung tinggi nilai-nilai ajaran Islam); 2. Nilai
Keilmuan (Terbentuknya pelajar muslim yang berilmu); 3. Nilai Kekaderan
(Terbentuknya pelajar muslim yang militan dan berakhlak mulia); 4. Nilai
Kemandirian (Terbentuknya pelajar muslim yang terampil); dan 5. Nilai
Kemasyarakatan (Terwujudnya masyarakat Islam yang sebenar-benarnya).
Muktamar IPM ke-20 di Samarinda pada 12-16 November 2016 telah menghasilkan
berbagai kebijakan yang menjadi pedoman gerakan kedepan. Diantaranya agenda aksi
Gerakan Jihad Literasi, Gerakan Pendampingan Teman Sebaya, Gerakan Konservasi
Ekologi, pembentukan Lembaga-lembaga dan berbagai program kerja. Selain itu
tercetus juga tujuan program jangka panjang (Visi IPM 2024) yaitu “Membumikan
Gerakan Pelajar Berkemajuan dengan menjadikan IPM sebagai Rumah Minat dan
Bakat Pelajar Indonesia disertai Nilai-nilai Ajaran Islam sebagai Komponen
Masyarakat Islam yang Sebenar-benarnya”.
PW IPM DKI Jakarta perlu melihat potensi dan kekuatan untuk mewujudkan pelajar
yang berkemajuan. Melihat berbagai dinamika pelajar secara umumnya dan IPM
secara khusunya muncul tiga core issue IPM DKI Jakarta yaitu 1) Dakwah dan
Pedidikan, 2) Informasi, Teknologi dan Komunikasi, serta 3) Sosial dan Kebudayaan.
10
Melalui tiga core issue tersebut diharapkan IPM sebagai wadah para pelajar
Muhamamdiyah di kota kosmopolitan mampu memaksimalkan segala potensi yang
ada demi terbentuknya generasi berkemajuan.
11
Bagian 2
Dalam Musywil ke-19 ini kebijakan program disusun berdasarkan hasil Musywil
sebelumnya dan dielaborasikan dengan kondisi kekinian. Kebijakan program ini
dimaksudkan bagaimana untuk melaksanakan program yang berkesinambungan
melalui 3 tahapan program.
12
Bagian 3
Agenda aksi dirancang sebagai strategi umum dalam upaya mendorong daya-kreatif
sehingga mampu mewujudkan visi IPM sebagai gerakan ilmu. Agenda aksi ini
merupakan sebuah bentuk design dan berkaitan dengan apa yang harus dilakukan,
disediakan, atau dikondisikan agar tujuan dari kebijakan program (dream) terwujud.
13
paradigma pelajar berkemajuan. Gerakan Literasi Kreatif muncul didasari
oleh rendahnya minat membaca pada pelajar di DKI Jakarta.
2. Konsep Dasar
Membumikan Tradisi Literasi sebagai manifestasi gerakan ilmu Ikatan
Pelajar Muhammadiyah
3. Tujuan
a. Mengenalkan dan membudayakan tradisi literasi dalam ikatan
b. Mewujudkan tradisi baca tulis di kalangan pelajar
c. Membentuk pelajar yang berwawasan luas dan berkemajuan
4. Bentuk Aksi
a. Pelatihan Jurnalistik
b. Revitalisasi “Komunitas Jurnalis Pelajar”
c. Pembentukan pojok – pojok baca di kelas dan sekretariat IPM
5. Penyelenggaran
IPM di setiap jenjang struktur kepemimpinan
6. Sasaran
Pelajar, remaja, dan pimpinan IPM di berbagai jenjang tingkatan
7. Penutup
Meningkatnya tradisi literasi menjadi prasyarat peningkatan kualitas
kehidupan. Literasi Kreatif oleh karenanya harus di landasi semangat
pencerdasan, pemberdayaan, dan pembebasan masyarakat.
14
6. Sasaran
Pelajar, remaja, dan pimpinan IPM di berbagai jenjang tingkatan
7. Penutup
Gerakan semangat media merupakan agenda membentuk pelajar yang
kreatif.
15
b. Mengupayakan regulasi yang berpihak kepada pelajar
c. Membentuk budaya kritis
4. Bentuk Aksi
a. Jerit Pelajar
b. Seminar dan diskusi advokasi
c. Kampanye advokasi
5. Penyelenggaran
IPM di setiap jenjang struktur kepemimpinan
6. Sasaran
Pelajar, remaja, dan pimpinan IPM di berbagai jenjang tingkatan
7. Penutup
Gerakan bela sebaya diharpkan dapat membentuk kesadaran kritis di
kalangan pelajar sehingga mampu memperjuangkan hak-haknya secara
mandiri.
F. Gerakan Berdikari
1. Pendahuluan
Di era modern seperti ini dengan teknologi yang ada sudah mempermudah
akses yang dapat diambil oleh pelajar untuk belajar menjadi seorang Young
Enterpreneur dan membentuk pelajar yang mandiri.
2. Konsep Dasar
Membangun jiwa kewirausahaan di kalangan pelajar
3. Tujuan
a. Memberikan modal keilmuan mengenai enterpreneurship
b. Pengembangan kegiatan inovatif yang berorientasi pada kemandirian
wirausaha pelajar
c. Terciptanya kelompok-kelompok usaha pelajar
4. Bentuk Aksi
a. Warpel (Waroeng Pelajar)
b. Mengadakan pelatihan enterpreneurship
c. Membangun jejaring IPM dengan lembaga-lembaga lain yang tidak
mengikat
5. Penyelenggaran
IPM di setiap jenjang struktur kepemimpinan
6. Sasaran
Pelajar, remaja, dan pimpinan IPM di berbagai jenjang tingkatan
7. Penutup
Kemandirian bangsa dan negara dapat dimulai dari seorang atau organisasi
pelajar.
16
Bagian 4
Program Kerja PW IPM Jakarta
Periode 2016-2018
Sistem Gerakan IPM adalah bentuk konkret penerapan sistem gerakan. Capaian
bidang berbasis program ditentukan melalui lima aspek pengembangan program kerja
yang menjadi penerjemah Visi IPM yang bersifat tujuan yang sifatnya adiluhung,
berjangka panjang, dan menunjukkan kedalaman nilai.
1. Sistem Gerakan: Sistem Gerakan berkaitan dengan alur internalisasi dan
eksternalisasi nilai organisasi. Internalisasi nilai berarti nilai apa saja yang
diharapkan menjadi pegangan bersama antara setiap anggota organisasi. Jika
berkaitan dengan bidang-bidang, berarti nilai semacam apakah yang diharapkan
oleh bidang yang bersangkutan menjadi pegagan dan komitmen bersama.
Sedangkan eksternalisasi nilai berarti nilai apa sajakah yang diharapkan mampu
menjadi tujuan organisasi atau secara spesifik setiap bidang yang ada di IPM.
2. Organisasi dan Kepemimpinan: organisasi dan kepemimpinan berarti hal apa saja
yang dibutuhkan atau harus disediakan oleh organisasi dan kepemimpinan dalam
memfasilitasi perjalanan organisasi menuju terwujudnya visi.
3. Jaringan: jaringan berkaitan dengan apa yang harus dilakukan oleh bidang atau
organisasi dalam memfasilitasi tercapainya visi yang berkaitan dengan kemitraan.
Misalnya untuk mencapai visi gerakan Iqro‟ maka perlu ditentukan bagaimana,
dengan siapa, IPM harus membangun jejaring.
4. Sumber daya: sumber daya adalah hal apa saja yang dapat dicapai oleh kerja
organisasi atau bidang berkaitan dengan peningkatan kapasitas anggota dan
sasaran program. Sumber daya juga berarti dukungan apa yang dibutuhkan oleh
organisasi atau bidang agar visinya tercapai (dukungan finansial atau
infrastruktur).
5. Aksi: aksi adalah wujud konkret dari strategi perencanaan visi. Aksi juga berarti
garis besar dari apa yang dapat dilakukan agar visi tercapai.
Bidang Kepemimpinan
1 Visi Terciptanya kepimpinan (leadership) yang kuat dan progresif
menuju gerakan IPM yang transformatif.
2 Sistem Gerakan Pengelolaan kepemimpinan dan manajemen serta penataan
mekanisme dan sistem kepimpinan dan manajemen
3 Organisasi dan Optimalisasi kinerja dan prastisipasi pimpinan.
Kepemimpinan Optimalisasi peran lembaga Kepemimpinan.
Pengembangan komunikasi eksternal.
4 Jaringan Memperkuat jaringan kelembagaan IPM di DKI Jakarta melalui
komunikasi intensif dan pendampingan sehingga mampu
bersinergi membangun organisasi.
5 Sumber daya Menggerakkan seluruh potensi kepemimpinan agar mampu
menerjemahkan visi dan misi IPM, serta orientasi gerakan IPM
17
yang dihadapkan berbagai persoalan di setiap level pimpinan
6 Aksi 1. Mengoptimalisasi pelaksanaan kerja pimpinan dalam
rangka mendukung pengembangan program.
2. Optimalisasi pengembangan dan pembentukan kembali
pimpinan cabang yang belum terbentuk atau tidak aktif
guna meningkatkan pemerataan keberadaan pimpinan
serta penembangan lembaga – lembaga kepemimpinan
lain.
3. Mengembangkan fungsi – fungsi pertemuan/rapat
pimpinan guna penyamaan presepsi dan koordinasi antar
pimpinan.
4. Meningkatkan kemampuan organisasi dan wawasan
pengetahuan/keilmuan para pimpinan melalui kegiatan
pelatihan, penataran, pengajian, dan kegiatan lain.
5. Mengitensifasikan dan menoptimalisasikan komunikasi
antar pimpinan dengan media tulisan guna menunjang
kelancaran ide antar pimpinan.
18
serta atibut lainnya dalam setiap acara resmi IPM.
Bidang Organisasi
1 Visi Terwujudnya IPM sebagai organisasi terdepan dalam merespon
dinamika zaman dan perkembangan global sebagai wujud
gerakan pelajar berkemajuan.
2 Sistem Gerakan Mengembangkan sistem organisasi IPM yang maju, efektif, dan
profesional berbasis data
3 Organisasi dan Meningkatkan kualitas dan fungsi-fungsi kepemimpinan
Kepemimpinan organisasi di berbagai tingkatan yang berbasis pada penerapan
budaya kerja organisasi yang manusiawi, apresiatif, amanah
dan terukur.
4 Jaringan Memperkuat jaringan kelembagaan IPM di DKI Jakarta melalui
komunikasi intensif dan pendampingan sehingga mampu
bersinergi membangun organisasi.
5 Sumber daya Meningkatkan kualitas kepemimpinan di berbagai tingkatan
19
yang mampu menjalankan misi ikatan.
6 Aksi 1. Meningkatkan konsolidasi gerakan di berbagai tingkatan
yang berorientasi pada penguatan jejaring internal dan
akar rumput melalui pembinaan dan pendampingan
2. Melengkapi dan menguatkan basis data organisasi
sebagai dasar pelaksanaan program yang terukur dan
tepat sasaran.
Bidang Perkaderan
1 Visi Berkembangnya kapasitas anggota dan kader IPM sebagai
pelaku gerakan yang memiliki keunggulan kapasitas, komitmen
ideologis, dan mampu memajukan serta menyebar-luaskan
peran IPM sebagai gerakan pelajar dalam dinamika
kemanusiaan, umat, bangsa, dan Muhammadiyah.
2 Sistem Gerakan Memperkuat kapasitas kader dan ideologi dengan
mengoptimalkan Sistem Perkaderan IPM dengan mengadakan
Pelatihan Kader Taruna Melati secara massif yang berdaya
emansipatif dan mencerahkan dengan spirit Islam
Berkemajuan.
3 Organisasi dan Mendukung segala proses kaderisasi baik dalam wujud
Kepemimpinan formal, informal, dan non-formal.
Berkomitmen untuk menjaga proses perkaderan yang
manusiawi, apresiatif, dan fokus pada pengembangan
kapasitas diri kader sebagai generasi berkemajuan.
4 Jaringan Meningkatkan koordinasi dan kerjasama secara tersistem antar
pimpinan dalam hal pelaksanaan perkaderan di lingkungan
masing-masing.
5 Sumber daya Membentuk dan meningkatkan kualitas fasilitator dan
membina fasilitator yang mampu mengembangkan perkaderan
fungsional yang lebih relevan dan kompatible dengan
kepentingan dan kebutuhan para kader.
6 Aksi 1. Mengadakan kajian-kajian perkaderan untuk
pengembangan konsep, model, pendekatan, dan metode
yang lebih berkualitas dalam pelaksanaan perkaderan
IPM untuk dijadikan pedoman kegiatan perkaderan di
setiap tingkatan pimpinan.
2. Identifikasi, penyusunan database, dan pemetaan kader
yang dimiliki IPM di semua lini.
3. Mengadakan hari ber-IPM disaat momenmomen liburan
sekolah atau saat milad IPM.
20
sumber hidup kreatif bagi pengembangan kehidupan sehari-
hari pelajar.
2 Sistem Gerakan Menghidupkan dakwah dan kajian Islam yang mampu
merespon dinamika dan kebutuhan zaman sehingga
menjadikan Islam sebagai sumber inspirasi melalui Pelatihan
Da’I Pelajar Muhammadiyah.
3 Organisasi dan Mengoptimalkan peran bidang kajian dakwah Islam dalam
Kepemimpinan mendorong spirit Islam berkemajuan secara keorganisasian dan
kepemimpinan Mengoptimalkan bidang kajian dan dakwah
islam sebagai sumber inspirasi daya-kreatif pelajar
Muhammadiyah.
4 Jaringan Membangun sinergi dan kerjasama secara sistemik untuk
memperkuat kerja dakwah pelajar Muhammadiyah sekaligus
dalam rangka menciptakan kolaborasi yang mampu memberi
dampak luas spirit Islam berkemajuan.
5 Sumber daya Meningkatkan kapasitas, kualitas dan kuantitas mubaligh
pelajar untuk memenuhi kebutuhan dakwah di kalangan
pelajar sehingga ajaran Islam menjadi inspirasi kreatif pelajar.
6 Aksi 1. Pelatihan mengaji secara benar
2. Setoran hafalan surat
3. Pembuatan buletin mingguan
4. Pelatihan DAI Pelajar
5. Kultum, Ceramah dan Khutbah Jum’at bekerjasama dengan
persyarikatan
21
di kalangan pelajar.
2. Menyelenggarakan kegiatan-kegiatan pencerdasan
seperti bedah buku, seminar, bedah film, diskusi, dan
lainlain.
Bidang Advokasi
1 Visi Terwujudnya kesadaran advokasi di lingkungan IPM atas
persoalan-persoalan agama, pendidikan, budaya, sosial-politik,
dan ekonomi yang menjadi lokus gerakan IPM sebagai
“Gerakan Pelajar Berkemajuan” wujud dakwah amar ma‟ruf
dan nahi munkar di kalangan pelajar.
2 Sistem Gerakan Mengembangkan kesadaran advokatif dan emansipatif serta
mengintensifkan kajiankajian khusus tentang isu-isu strategis
advokasi hak-hak pelajar serta kebijakan nasional yang
menyangkut kepentingan pelajar melalui pengembangan
sekolah advokasi dan tindakan pendampingan advokatif.
3 Organisasi dan Menguatkan kapasitas kepemimpinan dan kelembagaan
Kepemimpinan dikalangan pelajar yang responsif terhadap isu-isu strategis dan
kebijakan publik serta menjadi rumah advokasi bagi pelajar
muhammadiyah.
4 Jaringan Meningkatkan usaha dan Mengembangkan kerjasama dengan
pemerintah dan berbagai lembaga untuk kepentingan
penegakkan hukum dalam berbagai aspek termasuk dalam
pemberatasan korupsi.
5 Sumber daya Memfasilitasi pengembangan kualitas pelajar yang memiliki
22
kapasitas dalam bidang advokasi yang amanah,professional dan
mengemban misi IPM.
6 Aksi 1. Jerit Pelajar
2. Seminar dan diskusi advokasi
3. Kampanye advokasi
Bidang Ipmawati
1 Visi Memperkuat dan mendukung penuh peran pelajar perempuan
sebagai kader kemanusiaan, kebangsaan, keummatan, dan
persyarikatan melalui pengarusutamaan dan dukungan
emansipatif bagi keterlibatan pelajar perempuan dalam
berbagai dimensi kehidupan.
2 Sistem Gerakan Meningkatkan kepedulian dan respon terhadap
permasalahan pelajar perempuan serta permasalahan
remaja perempuan pada umumnya.
Mengoptimalisasi potensi kader putrid Muhammadiyah
dan proses kaderisasi melalui Pendidikan Khusus
Ipmawati (Diksusti)
Meningkatkan kesadaran akan pentingnya memahami
kebutuhan pelajar perempuan terutama yang berkaitan
dengan kesehatan reproduksi melalui Pendampingan
Kesehatan Reproduksi Pelajar (Pekarejar)
3 Organisasi dan Menjadikan kader perempuan seagai penyelaras dan
Kepemimpinan penegasan terkait perannya dengan isu-isu kontenporer
seperti perdagangan perempuan khususnya diawah
23
umur, ekploitasi pelajar sampai pada persoalan secara
struktur mapun secara teologis .
Mampu memperjuangkan hak-hak pelajar perempuan
tanpa memandang diskriminasi terhadap kelompok
yang cenderung memarjinalkan perempuan.
4 Jaringan Mengoptimalisasikan potensi kader putrid (IPM) dalam
proses kaderisasi khususnya di lembaga ortom
Muhammadiyah yaitu Nasyiatul Aisyiyah dan Aisyiyah.
Mengembangkan kerjasama dengan stakeholder yang
peduli terhadap perempuan dengan memberikan
pendampingan serta, pencerdasan emosional maupun
spiritual di kalangan pelajar.
5 Sumber daya Terus melakukan pencerdasan, pendampingan dan penyadaran
terhdap perempuan di beragai sektor publik sehingga adanya
tranformasi kader perempuan dari masa kemasa sehingga tidak
adalagi diksriminatif, maupun termarjinalkan baik di
lingkungan sekolah serta lingkungan masyarakat secara luas.
6 Aksi Aktif melaksanakan pengajian dan diskusi dalam rangka
peneguhan ideologi gerakan Muhammadiyah dan IPM.
Melaksanakan seminar kesehatan produksi yang mampu
menamah pemahaman terhadap perempuan.
Mengembangkan gerakan litarasi untuk mengajak para
pelajar perempuan serta perempuan pada umumnya
untuk terus ergerak pada pencerdasan diri.
24
Bagian 5
Lembaga-lembaga
Lembaga Pendidikan Kader
1 Visi Memperkuat dan mendukung peran perkaderan agar mampu
menjadi badan pembantu pimpinan yang maju, profesional,
dan modern, serta untuk meletakkan landasan yang kokoh bagi
peningkatan kualitas bidang dan program perkaderan.
2 Rencana Membangun kekuatan dan kualitas pelaku gerakan serta peran
Strategis dan ideologi gerakan IPM dengan mengoptimalkan sistem dan
SOP perkaderan yang menyeluruh serta berorientasi ke masa
depan.
3 Tugas Meningkatkan kualitas perkaderan dalam segala aspek,
meliputi materi, pengelolaan, metode, strategi, dan
orientasi perkaderan agar lebih relevan dan kompatibel
dengan kepentingan dan kebutuhan para kader.
Meningkatkan kompetensi kader yang meliputi
kompetensi akademis dan intelektual, kompetensi
keberagamaan, dan kompetensi sosial-kemanusiaan
guna menghadapi tantangan organisasi masa depan.
Melaksanakan pemantapan dan peningkatan pembinaan
dan ideologi gerakan kader sebagai basis kekuatan
perjuangan dalam mewujudkan tujuan IPM.
25
Lembaga Dakwah Pelajar Muhammadiyah
1 Visi Memperkuat dan mendukung peran dakwah IPM yang
berpengaruh langsung dalam menciptakan pelajar Islami
sebagai perwujudan pembangunan umat dan bangsa untuk
mencapai maksud dan tujuan IPM.
2 Rencana Meningkatkan kuantitas dan kualitas IPM sebagai gerakan
Strategis dakwah yang berpengaruh langsung dalam menciptakan pelajar
Islami yang mampu berpartisipasi aktif dalam dakwah pelajar.
3 Tugas Meningkatkan kuantitas dan kualitas dakwah pelajar
sesuai dengan prinsip gerakan IPM.
Meningkatkan mutu dan kompetensi da’i pelajar
Muhammadiyah.
Mengembangkan dan menerapkan dakwah multimedia
dengan muatan teknologi informasi.
Mengimplementasikan konsep dakwah jamaah, dakwah
kultural dan sebagainya.
26
PENDOMAN RAPAT KOORDINASI WILAYAH
IKAAN PELAJAR MUHAMMADIYAH
DKI JAKARTA PERIODE 2016-2018
27
Visi dan Misi
Periode 2016-2018
VISI :
MISI :
1. Penguatan ideologi dan paradigma gerakan IPM
2. Menguatkan Habitus Iqra’ di kalangan pelajar
3. Mengembangkan jaringan organisasi dengan semangat berbagi dan kolaborasi
INDIKATOR :
28
Konsep Dasar Pengembangan Kepemimpinan dan Manajemen:
3. Pengembangan manajerial
kepemimpinan dan pengelolaan organisasi yang
efektif dan dinamis.
4. Pengembangan organisasi baik internal Muhammadiyah dan eksternal.
5. Pengembangan komunikasi internal dan eksternal
Program Kerja:
29
Konsep Kesekretariatan dan Sekretariatan
hard file
30
4 Penerbitan 1. Terbit November
dan 2017 dan
Tanfidz
Sosialisasi Desember
Tanfidz 2. Wilayah
2017
Konpiwil memiliki
Tanfidz soft
Optimalisasi pelayanan dan pemenuhan administrasi Organisasi
ataupun
5 Pelayanan Dokumentasi
hard file Tentatif
dan
Pemenuhan
KTA
6 Pelayanan Arsip Tentatif
administrasi
dan
kesekretaria
tan
7 Pemenuhan Tanda bukti Tentatif
atribut pembelian
organisasi
2018 (Grand
Launching)
31
Konsep Keuangan
Posisi bidang keuangan diharapkan mampu menopang kelancaran bidang yang lain.
Walaupun uang bukan segalanya tetapi segalanya butuh uang. Itulah ungkapan yang
sesuai dengan kondisi pentingnya keuangan bagi organisasi, khususnya IPM.
Analisis yang sering dilakukan menunjukkan hasil bahwa keuangan merupakan faktor
pendorong atau penghambat terbesar bagi kegiatan yang lain. Kegiatan menjadi lancar
dalam pelaksanaanya tatkala keuangan lancar, begitu juga sebaliknya.
1. Membuat rencana strategis serta mengatur jalur distribusi dan mekanisme
keuangan IPM.
2. Intensifikasi penggalangan, dan aktualisasi IA / UP.
3. Sosialisasi Pedoman Keuangan.
4. Memaksimalkan penggalian dana dari alumni pimpinan dan donatur.
5. Pendirian Amal Usaha Organisasi sebagai bentuk Kemandirian Organisasi.
32
Program Bidang Organisasi
PENDAHULUAN
Pelajar Muhammadiyah, adalah nama besar yang telah berkarya untuk umat, bangsa dan
persyarikatan selama lebih dari setengah abad. Dalam perjalannya tentu banyak dinamika yang telah
dilalui. Mulai sejak berdirinya bernama Ikatan Pelajar Muhammadiyah (IPM : 1961) lalu menjadi
Ikatan Remaja Muhammadiyah (IPM : 1992) lalu kembali lagi ke IPM (2008). Tentu sebagai organisasi
pelajar yang berjenjang dan terstruktur masif dari tingkat ranting hingga pusat tidak serta merta
berjalan dalam dinamika itu, faktor-faktor kesejarahan, iklim politik, kebudayaan dan realitas sosial
turut menjadi penentu keberlangsugan gerakan pelajar muhammadiyah saat itu hingga sekarang.
IPM adalah organisasi dakwah amar ma’ruf nahi munkar dikalangan pelajar. Tujuan mulia
membentuk pelajar muslim yang berahlak, berilmu, dan terampil dalam rangka menegakkan dan
menjunjung tinggi nilai-nilai ajaran islam sehingga terwujud masyarakat islam yang sebenar-
benarnya menjadi satu keharusan,serta diharapkan mampu menampilkan keteladanan dalam sendi
kehidupan pelajar. Hal ini memerlukan suatu keyakinan serta perjuangan yang terarah, terukur,
terstruktur, sistematis dan masif.
Berangkat dari visi ideal IPM yaitu terwujudnya pelajar muslim yang berkemajuan,dengan misinya
kemurnian tauhid melalui jalan kembali kepada qur’an dan sunnah al maqbullah, mentradisikan
gerakan iqra dan keilmuan lalu memberdayakan individu dengan pendekatan apresiatif, maka
diformulasikan kedalam konsep dasar bidang organisasi PP IPM periode ini
Proses berkemajuan dalam rangka mewujudkan tujuan mulia maupun visi misi ideal ini perlu
dibangun atas kesadaran bersama. Kesadaran untuk menggairahkan kembali setiap level
kepemimpinan. Terlebih program-program Back To Ranting, ini menjadi agenda krusial dan
mendesak yang butuh segera ditinjau ulang dan diformulasikan penggarapannya. Akan seperti ular
namun tak berbisa jika organisasi ini besar hanya kepalanya lantas lupa dengan badan dan ekornya,
atau kepala dan badan yang besar namun ia lupa bahwa ekor adalah pengendali lintasan geraknya.
Dari bawah organisasi ini merangkak dan mendorong, dari tengah ia menjalar dan menjadi
penyeimbang dan didepan ia menjadi teladan.
VISI MISI
Membangun kembali pengelolaan organisasi IPM sebagai gerakan pelajar terdepan (leading) dalam
manajemen organisasi maupun dalam menjalankan perannya dan Berkembangnya sistem organisasi
IPM yang maju, efektif, ramping dalam manajemen organisasi maupun dalam menjalankan perannya
di tengah dinamika dan perkembangan global, sehingga mampu menjadi gerakan pelajar yang lincah
progresif dan berkemajuan.
RENCANA STRATEGIS
33
Melihat potensi organisasi yang telah ada dan membudaya, maupun menggali potensi-potensi
terpendam yang dimiliki organisasi untuk terus melakukan upaya kerja memperbaiki manajemen
serta tata kelola organisasi, baik yang bersifat intern maupun ekstern guna menyongsong era
berkemajuan (dinamika global).
34
Bidang Perkaderan
A. PENDAHULUAN
Assalammualaikum Warahmatullahi Wabarakatuh.
Sebagai organisasi kekaderan, perkaderan pada dasarnya adalah Education
(Pendidikan) dan Dakwah, Perkaderan untuk Pendidikan adalah menumbuh
kembangkan seorang kader sebagai manusia yang berpotensi dan berenergi
positif dan luar biasa menjadi manusia yang sempurna yang mampu mengemban
tugas kekhalifahan di Dunia. Sedangkan Perkaderan sebagai dakwah amar
ma’ruf nahi munkar sebagai proses Humanisasi (Memanusiakan) kembali
potensi positif kemanusiaan dan pembebasan manusia dari belenggu
kebodohan dan kegelapan.
B. VISI MISI
Membentuk kader yang berkarakter sebagai jantung dari organisasi, dan
sebagai pelopor perubahan menuju pelajar berkemajuan dalam rangkan menciptakan
IPM yang satu dalam satu kesatuan Organisasi.
C. RENCANA STRATEGI
Melaksanakan kegiatan Pelatihan Kader yang sesuai dengan Sistem
Perkaderan IPM dan Sistem Oprasional Perkaderan.
35
Diskusi wawasan pemahaman if Nilai
Perkaderan tentang tentang Kepribadia
digital kekaderan Ideologi IPM n kader
yang mana IPM dan
IPM, serta
menjadi satu Ideologi
memotivasi bentuk IPM
Kader dalam karakter kader dalam
kehidupan IPM dan kehidupan
ber- mampu ber-
Organisasi. berbaur dalam Organisasi
diskusi kader
.
nasional
3 menekanka Terlaksanany Agust Terjadinya
n pada a Proses us proses
pelatihan 2018 transforma
aspek si
kader yang
enlightment kesadaran
sesuai dengan
atau Pedoman progresif
pencerahan perkaderan akan
makna
otak dan IPM keimanan
hati/jiwa dan
dengan keislaman
pendekatan
integratif-
humanistik
dan
mengedepa
nkan
pembentuk
an karakter
kader yang
berkemajua
n/progresif
36
F. KEBIJAKAN
Mewajibkan Pimpinan dibawah (Daerah) untuk:
1. Melaksanakan kegiatan Pelatihan Fasilitator Pendamping 1 dan Taruna Melati 2
sesuai dengan SOP Perkaderan yang ada.
2. Membentuk Lembaga Pendidikan Kader sebagai penghubung dari Lembaga yang ada
di Pimpinan Wilayah IPM.
3. Membuat satu Forum Group diskusi digital yang mencakup Pimpinanan Cabang dan
Ranting di Daerah masing-masing.
4. Ikut Serta dalam Group diskusi yang dibuat oleh Pimpinan Wilayah maupun
pimpinan dibawahnya (Cabang).
Mewajibkan Pimpinan dibawah (Cabang dan Ranting) untuk:
1. Melaksanakan kegiatan Taruna Melati 1 (untuk tingkatan Cabang) dan Taruna Melati
(untuk tingkatan Ranting) sesuai dengan SOP Perkaderan yang ada.
2. Ikut serta dalam Lembaga-lembaga yang terbentuk baik di Pimpinan Wilayah ataupun
Pimpinan Daerah IPM.
3. Membuat satu Forum Group diskusi digital yang berisikan seluruh bidang kader
(Ketua Bidang, Sekretaris Bidang, dan Anggota Bidang) ditingkatan Cabang masing-
masing. (Khusus Pimpinan Cabang)
4. Ikut Serta dalam Group diskusi yang dibuat oleh Pimpinan Wilayah dan Pimpinan
Daerah.
Menyelaraskan Proses Pelatihan Kader IPM se-DKI Jakarta Sesuai dengan Sistem
Oprasinal Perkaderan yang ada dan Sistem Perkaderan IPM.
Mengoptimalkan media diskusi lewat sosial media yang menyajikan diskusi tentang
kondisi pelajar di-DKI Jakarta dan Evaluasi-evaluasi terhadap kader-kader IPM se-
DKI Jakarta demi mewujudkan IPM yang satu kesatuan.
37
Bidang Kajian Dakwah Islam
G. PENDAHULUAN
Assalammualaikum Warahmatullahi Wabarakatuh.
Dalam organisasi yang berbasis islam, kajian dakwah islam adalah akar dalam
struktur orgaisasi, yang mana bidang ini merupakan wadah penanaman nilai-nilai
dasar islam pada pelajar muhammadiyah sehingga nilai-nilai islam dapat
direalisasikan dalam kehidupan sehari-hari. Namun seiring perkembangan zaman
ghirah keislaman pada pelajar khususnya di ibukota mulai berkurang. Ketertarikan
pelajar dalam mengikuti kajian-kajian pun mulai berkurang, ketertarikan pelajar
dalam mengikuti kajian-kajian pun mulai berkurang, serta penerapan nilai-nilai islam
pada kehidupan sehari-hari jarang dilaksanakan sehingga metode-metode kajian perlu
diperbaharui dan dibuat menarik sehingga dapat diminati oleh para pelajar
muhammadiyah, khususnya di ibukota.
H. VISI MISI
Membentuk karakter pelajar yang mana nilai-nilai islam menjadi sumber
pemikiran dan moral dalam kehidupan sehari-hari, sehingga tercipta pelajar muslim
yang sebenar-benarnya.
I. RENCANA STRATEGI
Menciptakan kegiatan dakwah yang menarik dan berkemajuan sehingga
kegiatan dakwah menjadi lebih diminati dan dapat diterapkan dalam kehidupan
sehari-hari pelajar.
38
Digital wawasan mudah if Nilai
tentang ke diterima oleh keislaman
islaman, kalangan dalam
Kaula kehidupan
serta
muda/Pelajar sehari-hari
memotivasi dikarenakan dan
pelajar untuk di desain menumbu
belajar dengan ringan hkan
berdakwah dan menarik minat
di sosial dakwah di
media. sosial
medoa
.
3 Pelatihan Mengoptima Membina dan Agust Terbentuk
Dai Pelajar lkan peran melatihan us nya
kader untuk bakat pelajar 2018 Lembaga
tentang Dakwah
melakukan
keislaman
mentoring yang telah
keagamaan terjaring
kepada
sesama
anggota agar
mampu dan
berani
tampil di
muka untuk
berdakwah
L.KEBIJAKAN
Mewajibkan Pimpinan dibawah (Daerah,Cabang,Ranting) untuk:
5.Mengadakan pengajian rutin minimal satu bulan sekali selama masa jabatan
6.Membiasakan baca al-quran dan kultum sebelum melakukan rapat pimpinan
Mengoptimalkan pengelolaan masjid dan musholla sebagai sarana pembinaan
keislaman dan aktifitas remaja masjid.
Peningkatan fungsi media dakwah lewat bulletin, website, sosial media yang
menyajikan materi/pesan islam yang bersifat menbimbing, meneguhkan,
menggembirakan, dan mencerahkan yang mencerminkan IPM sebagai gerakan
dakwah pelajar sehingga ajaran islam semakin diterima kehidupan pelajar secara luas.
39
Bidang Pengkajian Ilmu Pengetahuan
A. Pendahuluan
Organisasi Pelajar seperti Ikatan Pelajar Muhammadiyah adalah organisasi yang bergerak di
sekolah – sekolah Muhammadiyah, Ikatan Pelajar Muhammadiyah memiliki basis masa para pelajar
yang mempunyai Spirit atau semangat dalam mengembangkan ilmu pengetahuan serta
mengembangkan daya kreatifitas dalam kegiatan-kegiatan diluar dari kegiatan sekolah.
Untuk itu kami bidang Pengkajian Ilmu Pengetahuan (PIP) Ikatan Pelajar Muhammadiyah DKI
Jakarta telah menyusun beberapa program yang akan kami sampaikan kepada seluruh pelajar
Muhammadiyah di DKI Jakarta.
B. Tujuan
Bidang Pengkajian Ilmu Pengetahuan (PIP) Ikatan Pelajar Muhammadiyah DKI Jakarta
mempunyai tujuan yaitu, “Meningkatkan Kualitas dalam Penelitian, Keilmuan, serta mendorong
pemikiran kreatif bagi seluruh pelajar Muhammadiyah di DKI Jakarta”
C. Rencana Strategi
40
2. Mendirikan Lembaga jurnalistik yaitu Komunitas Jurnalis Pelajar (KJP)
3. Pengadaan fasilitas penunjang program
4. Membuat media-media informasi cetak maupun digital
E. Program Kerja Bidang
1. Pembinaan Lembaga Jurnalistik, Komunitas Jurnalis Pelajar (KJP)
2. Gerakan Dongeng untuk Anak Indonesia
3. Pembuatan Media Digital Edukasi
41
Muhammadi
yah
F. Kebijakan
1. Merekomendasikan seluruh anggota bidang Pengkajian Ilmu Pengetahuan (PIP) diseluruh
jajaran pimpinan dibawah Pimpinan Wilayah IPM DKI Jakarta untuk dapat berpartisipasi
dalam semua kegiatan dan program Bidang Pengkajian Ilmu Pengetahuan PW IPM DKI
Jakarta.
2. Mewajibkan seluruh Daerah, Cabang, dan Ranting untuk membuat Akun social media nya
masing-masing yang bertujuan untuk berbagi informasi kegiatan di Daerah, Cabang, atau
Ranting nya masing-masing.
3. Lembaga Jurnalistik dibawah bidang Pengkajian Ilmu Pengetahuan Pimpinan Wilayah
Ikatan Pelajar Muhammadiyah DKI Jakarta yaitu Komunitas Jurnalis Pelajar (KJP) memiliki
hak untuk menjalankan program-programnya secara mandiri dan menyusun struktural
organisasinya sendiri dengan menyertakan permohonan rekomendasi dari bidang
Pengkajian Ilmu Pengetahuan Pimpinan Wilayah Ikatan Pelajar Muhammadiyah DKI
Jakarta.
4. Seluruh Lembaga dibawah bidang Pengkajian Ilmu Pengetahuan Pimpinan Wilayah Ikatan
Pelajar Muhammadiyah DKI Jakarta diwajibkan untuk memberikan laporan Lembaga 3
(tiga) bulan sekali yang berisikan laporan progress perkembangan dan keuangan lembaga.
5. Kebijakan yang telah ditulis maupun yang belum tertulis para program kerja ini jika nanti
terdapat kesalahan atau ternyata dinilai menyalahi aturan AD maupun ART Organisasi,
makan akan menjadi tugas bidang Pengkajian Ilmu Pengetahuan PW IPM DKI untuk dapat
meninjau kembali.
42
Program Kerja Bidang
Apresiasi Seni Budaya dan Olahraga
Pimpinan Wilayah DKI Jakarta
(PROKER ASBO PW IPM DKI JAKARTA)
M. PENDAHULUAN
Assalammualaikum Warahmatullahi Wabarakatuh.
Dalam Program Kerja Apresiasi Seni Budaya dan Olahraga kali ini, kami
mempunyai tujuan yaitu mengajak kepada seluruh bidang ASBO Se-PW DKI Jakarta
untuk bersama-sama membangun silahturahmi dalam kegiatan ASBO di Jakarta, agar
terbentuknya solidaritas dan bermanfaatnya kegiatan-kegiatan yang akan terlaksana
nantinya.
Sehubungan dengan tujuan kami tersebut, kami akan meminta kepada kawan-
kawan semua untuk mendukung setiap gerakan yang akan dilaksanakan oleh bidang
kami tersebut, dan kami meminta untuk kawan-kawan semua memberi saran dan
masukan kepada kami jika ada kegiatan kami yang tidak terlalu bermanfaaat. Karna
banyaknya kader-kader di Jakarta yang mempunyai bakat dalam bidang kesenian
maupun olahraga, tetapi tidak berkesempatan untuk menunjukan keahlian tersebut,
dan buruknya tidak bisa meneruskannya ke jenjang yang lebih tinggi, karna alangkah
indahnya jika ada kader dari Jakarta mengharumkan nama DKI Jakarta, khusunya
untuk mengharumkan nama organisasi kita, yaitu IPM.
Kami meminta doa untuk kelancaran kegiatan bidang kami, kegiatan bidang
yang lainnya, dan kegiatan yang ada di PW IPM DKI Jakarta agar terlaksana dan
bermanfaat untuk kader-kader IPM yang akan datang. Tolong ingatkan kami jika
semangat kami mulai hilang, karna kami juga butuh penyemangat untuk menjalankan
kegiatan-kegiatan ini, dan jangan ada pemecah belah diantara kita, karna kita satu,
kita IPM DKI Jakarta. IPM JAYA!!!
N. VISI MISI
Membangun solidaritas IPM Se-DKI Jakarta, khususnya dalam bidang
ASBO dan bermanfaatnya seni-budaya dan olahraga di kalangan pelajar
muhammadiyah, berspiritkan Islam berkemajuan, mencerahkan peradaban
manusia sebagai makhluk yang berbudaya, berakhlak mulia dan sehat jasmani,
rohani.
O. RENCANA STRATEGI
Mensurvey dan membuat kegiatan-kegiatan yang banyak diminati para kader
untuk menggerakan kegiatan bersama, sehingga terbangunnya rasa solidaritas antara
kader satu dengan yang lainnya yang akan membentuk tali silahturahmi kader DKI
Jakarata.
43
i. Memonitor setiap kegiatan yang dilaksanakan di bidang ASBO Se-DKI Jakarta.
R. KEBIJAKAN
Mewajibkan Pimpinan dibawah (Daerah, Cabang) untuk:
1. Melakukan kegiatan kesenian ataupun olahraga dalam jangka waktu dua minggu
sekali.
2. Untuk pimpinan cabang diharuskan mengayomi dan memonitoring ranting-ranting
yang ada disekitarnya.
44
BAB I
KETENTUAN UMUM
Pasal 1
1. Pedoman Kerja Pimpinan Wilayah Ikatan Pelajar Muhammadiyah DKI Jakarta
adalah tata kerja yang berlaku dalam pimpinan wilayah dan mengikat kepada
seluruh personal pimpinan yang selanjutnya di sebut dengan mekanisme kerja.
2. Komposisi jabatan adalah komponen-komponen jabatan yang mencerminkan
tugas-tugas dalam pimpinan.
3. Pimpinan adalah Pimpinan Wiayah Ikatan Pelajar Muhammadiyah DKI Jakarta.
4. Personal pimpinan adalah seseorang yang menempati jabatan pada struktur
pimpinan wilayah.
5. Ikatan adalah Ikatan Pelajar Muhammadiyah.
6. Bidang adalah pengelompokan tugas-tugas pimpinan yang menjalankan program
ikatan.
7. Rapat kerja pimpinan adalah rapat yang membahas program kerja pimpinan yang
mengacu pada keputusan musywil yang selanjutnya di sebut rakerpim.
8. Rapat pleno pimpinan adalah rapat yang di ikuti oleh seluruh pimpinan yang
selanjutnya di sebut rapat pleno.
9. Rapat bidang adalah rapat yang di ikuti oleh ketua, sekretaris dan anggota bidang.
10. Rapat rutin adalah rapat yang di selenggarakan oleh pimpinan yang selanjutnya di
sebut rapat rutin.
11. Bahan rapat adalah sebuah kumpulan materi pembahasan rapat yang di sampaikan
secara digital kepada peserta rapat.
12. Materi rapat adalah persoalan yang akan di bahas dalam rapat.
Pasal 2
Tujuan mekanisme kerja ini adalah untuk mengatur mekanisme tugas, wewenang,
tanggungjawab, dan pembagian kerja pimpinan wilayah sehingga menjadi suatu
pedoman yang jelas dalam menjalankan program untuk mencapai tujuan ikatan.
BAB II
KOMPOSISI JABATAN PIMPINAN
Pasal 3
1. Pimpinan wilayah memiliki lima bidang.
2. Lima bidang sebagaimana ayat 1 pasal ini adalah:
a. Bidang Organisasi.
b. Bidang Perkaderan.
c. Bidang Kajian Dakwah Islam.
d. Bidang Pengkajian Ilmu Pengetahuan
e. Bidang Apresiasi Seni Budaya dan Olahraga
3. Pimpinan Wilayah terdiri dari atas komposisi jabatan sebagai berikut:
a. Satu orang ketua umum.
b. Enam orang ketua, yang masing-masing ketua menjadi salah satu ketua bidang
sebagaimana ayat 2 pasal ini.
c. Satu orang sekretaris umum.
d. Enam orang sekretaris, yang masing-masing sekretaris menjadi salah satu
sekretaris bidang sebagaimana pasal 2 ayat ini.
e. Satu orang bendahara umum.
f. Satu orang bendahara.
g. Anggota yang jumlah totalnya minimal enam (6), dan maksimal dua puluh
empat (24).
h. Anggota sebagaimana poin g di atas harus terbagi dengan komposisi masing-
masing bidang minimal 2 orang dan maksimal 4 orang.
45
BAB III
PERSONAL PIMPINAN
Pasal 4
Persyaratan Personal Pimpinan
Untuk menjadi personal pimpinan harus di penuhi syarat sebagai berikut:
1. Telah mengikuti pengkaderan IPM Taruna Melati II
2. Pernah menjadi personal pimpinan daerah IPM.
3. Memiliki KTA IPM.
4. Memiliki KTA Muhammadiyah.
Pasal 5
Sebelum menjalankan tugasnya, personal pimpinan harus mengikuti prosesi pelantikan
dan pengambilan sumpah pimpinan yang pelaksanaannya di lakukan sebelum rapat kerja
pimpinan.
Pasal 6
Pergantian Pimpinan
1. Pergantian pimpinan yang di maksud adalah pergantian pimpinan dalam periode
tertentu.
2. Pimpinan wilayah yang telah habis masa jabatannya, tidak lagi menjalankan tugas
dan fungsinya.
3. Pergantian pimpinan harus menjamin adanya peningkatan kualitas kepemimpinan.
4. Pergantian pimpinan dinyatakan sah jika sudah terjadi serah terima jabatan yang
dilakukan pada saat pergantian ketua umum yang baru.
5. Serah terima jabatan dilakukan pada saat pergantian Ketua Umum yang baru.
Pasal 7
Personal Pimpinan Berhenti
Personal pimpinan berhenti karena:
1. Meninggal dunia.
2. Atas permintaan sendiri secara tertulis yang di ajukan kepada ketua umum dan
disetujui oleh ketua umum.
3. Di berhentikan oleh pimpinan karena;
a. Melanggar Anggaran Dasar dan Anggaran Rumah Tangga dengan sanksi
pemberhentian.
b. Melanggar sumpah pimpinan.
c. Tidak lagi memenuhi syarat sebagaimana pasal 4.
d. Melanggar aturan yang telah di sepakati dengan sanksi pemberhentian.
Pasal 8
Hak Personal Pimpinan
1. Memiliki KTA IPM.
2. Berhak mendapatkan perkaderan dari IPM.
3. Berhak bicara dan menyatakan pendapat.
4. Berhak memilih dan dipilih di dalam permusyawaratan.
Pasal 9
Kewajiban Personal Pimpinan
46
1. Mengikuti setiap kegiatan yang di selenggarakan dalam ruang lingkup pimpinan
maupun aktivitas bidang.
2. Menjaga nama baik IPM dan pimpinan, serta menjadi teladan utama sebagai pelajar
muslim.
3. Menjalankan tugas-tugas sesuai dengan mekanisme kerja dan SOP.
4. Setia pada perjuangan IPM.
5. Tunduk dan taat pada peraturan dan keputusan IPM.
6. Turut mendukung kebijakan dan amal perjuangan IPM.
Pasal 10
Larangan Personal Pimpinan
Seluruh personal pimpinan dilarang:
a. Membuat proposal, atau surat keluar, dan mengedarkannya dengan
mengatasnamakan pimpinan, tanpa izin dan sepengetahuan ketua umum.
b. Membuat pernyataan yang mengatasnamakan organisasi tanpa seizin dan
sepengetahuan pimpinan.
c. Melakukan transaksi keuangan dengan pihak luar IPM atas nama pimpinan tanpa
izin dan sepengetahuan bendahara umum, atau bendahara.
d. Melakukan penggelapan dana, penipuan, pencurian, pemalsuan, yang merugikan
ikatan.
e. Menghilangkan, dan atau menyembunyikan dokumen ikatan atau pimpinan untuk
kepentingan pribadi personal.
f. Menggunakan barang-barang atau fasilitas milik Muhammadiyah, ikatan atau
pimpinan tanpa izin dan sepengetahuan dari pejabat yang berwenang.
g. Menolak atau tidak bersedia memberikan laporan pertanggungjawaban
kepengurusan, laporan keuangan, atau laporan kegiatan, di lingkungan pimpinan.
h. Melakukan fitnah, penghinaan, pencemaran nama baik dan tindakan kekerasan
terhadap sesama personal pimpinan, pengurus dan karyawan di lingkungan
Muhammadiyah serta amal usahanya.
i. Mengahadiri undangan resmi yang ditujukan pada pimpinan tanpa seizin atau
sepengetahuan dari pimpinan.
j. Seluruh personal pimpinan dilarang melakukan perbuatan-perbuatan lainnya yang
dilarang oleh peraturan perundang-undangan yang berlaku di Indonesia.
BAB IV
PERMUSYAWARATAN PIMPINAN
Pasal 11
Ketentuan Umum
1. Pimpinan mengenal enam jenis rapat:
a. Rapat Kerja Pimpinan.
b. Rapat Pleno Pimpinan.
c. Rapat Bidang.
d. Rapat Rutin.
e. Rapat Kerja Koordinasi Wilayah.
f. Rapat Evaluasi.
2. Rapat pimpinan tidak memandang quorum, asalkan undangan sudah di sampaikan
secara sah maka rapat dapat di selenggarakan.
47
3. Undangan sebagaimana pasal ini ayat 2 di atas adalah melalui pesan singkat
elektronik:
a. Rapat Kerja Pimpinan diundang oleh Sekretaris Umum dan Sekertaris.
b. Rapat Pleno Pimpinan diundang oleh Sekretaris Umum dan Sekertaris.
c. Rapat Bidang diundang oleh bidang.
d. Rapat Rutin diundang oleh Sekretaris Umum dan Sekertaris.
e. Rapat Evaluasi diundang oleh Sekretaris Umum dan Sekertaris.
Pasal 12
Rapat Kerja Pimpinan
1. Acara pokok dalam rakerpim adalah membahas program kerja pimpinan selama
satu periode.
2. Apabila di anggap perlu, maka dapat di agendakan acara atau pembahasan lain
untuk kepentingan organisasi.
3. Syarat di selenggarakannya rakerpim:
a. Masing-masing bidang sudah menyelenggarakan berkoordinasi paling sedikit
satu kali untuk mempersiapkan program selama satu periode.
b. Selanjutnya dikomunikasikan antara ketua umum, sekretaris umum, bendahara
umum, dan seluruh ketua bidang untuk mencari kesefahaman dan harmonisasi
program.
4. Apabila syarat sebagaimana ayat 2 tidak terpenuhi, maka rakerpim harus di tunda
sampai syarat seluruhnya terpenuhi.
Pasal 13
Mekanisme Rapat Kerja Pimpinan
1. Rakerpim di pimpin oleh ketua umum.
2. Sebelum pokok rapat di mulai, ketua umum wajib memberikan orientasi awal
terkait dengan pelaksanaan rakerpim yang sekaligus memberikan info-info aktual
terkait dengan perkembangan organisasi.
3. Pokok rapat di mulai dengan presentasi dari masing-masing bidang pimpinan yang
urutannya di sepakati oleh pimpinan.
4. Setelah presentasi selesai, selanjutnya di buka sesi pertanyaan.
5. Setelah sesi pertanyaan selesai, di buka sesion pandangan umum.
6. Pertanyaan atau pandangan umum oleh personal pimpinan bukan merupakan
kewajiban.
7. Setiap pandangan umum yang bersifat usulan, wajib di tampung dan di ambil
keputusan untuk di terima atau di tolak.
8. Giliran berbicara di berikan berdasarkan pesanan dari peserta.
9. Peserta yang sedang berbicara tidak boleh di potong pembicaraannya.
10. Pemimpin rapat berhak mengarahkan pembicaraan, megembalikan pada pokok
persoalan, atau memotong pembicaraan peserta rapat yang tidak bermanfaat.
11. Lama berbicara di sepakati oleh pimpinan.
Pasal 14
Rapat Pleno Pimpinan
48
1. Acara pokok dalam Rapat Pleno adalah:
a. Laporan bidang.
b. Evaluasi program dan kebijakan.
c. Evaluasi pimpinan.
2. Rapat Pleno berwenang:
a. Membahas dan menetapkan peraturan organisasi.
b. Membahas dan menetapkan kebijakan strategis pimpinan.
c. Memecahkan masalah mendasar organisasi dan pimpinan.
d. Menetapkan kelompok kerja, kepanitiaan, pengurus lembaga atau sejenisnya
yang dapat di persamakan dengan itu.
e. Menetapkan berdirinya lembaga pimpinan.
f. Menetapkan reshuffle pimpinan.
3. Undangan di terima oleh personal pimpinan paling lambat satu minggu sebelum di
selenggarakannya rapat peno.
4. Bahan rapat berisi laporan bidang dan draf yang akan menjadi pembahasan dalam
rapat pleno harus di terima oleh sekretaris umum paling lambat 5 hari sebelum di
selenggarakannya rapat peno.
5. Ketuan umum bertanggungjawab terhadap penyelenggaraan rapat pleno.
6. Peserta rapat adalah seluruh personal pimpinan.
7. Apabila di perlukan, rapat dapat menghadirkan pimpinan lembaga khusus.
8. Rapat pleno di selenggarakan paling sedikit satu kali dalam tiga bulan.
9. Keputusan rapat pleno adalah mengikat kepada seluruh pimpinan.
10. Apabila ada personal pimpinan yang tidak menghadiri rapat pleno, maka di anggap
menyetujui keputusan.
Pasal 15
Mekanisme Rapat Pleno Pimpinan
1. Rapat pleno di pimpin oleh ketua umum, apabila ketua umum berhalangan maka di
gantikan oleh sekretaris umum, apabila sekretaris umum berhalangan maka di
gantian oleh salah satu ketua.
2. Sebelum pokok rapat dimulai, sekretaris umum wajib melaporkan tentang kegiatan
partisipatif pimpinan dan info-info aktual terkait dengan organisasi.
3. Rapat pleno dimulai dengan laporan masing-masing bidang secara lengkap dan
detail.
4. Setelah laporan selesai, selanjutnya di buka sesion pertanyaan.
5. Pertanyaan oleh personal pimpinan bukan merupakan kewajiban, tetapi
pendekatan program.
6. Setelah laporan selesai, selanjutnya rapat di lanjutkan pada pembahasan evaluasi
program, dan pimpinan.
7. Pemimpin rapat harus membahas satu-persatu bahasan secara detail, tanpa
mengalihkan pembicaraan atau membiarkan pembicaraan jadi melebar.
8. Kesempatan berbicara diberikan berdasarkan izin pimpinan rapat.
9. Peserta yang sedang berbicara tidak boleh di potong pembicaraannya.
10. Pemimpin rapat berhak mengarahkan pembicaraan, megembalikan pada pokok
persoalan, atau memotong pembicaraan peserta rapat yang tidak bermanfaat.
Pasal 16
49
Rapat Bidang
1. Acara pokok dalam Rapat Bidang adalah:
a. Mempersiapkan laporan bidang yang akan di sampaikan dalam rapat pleno.
b. Mempersiapkan kegiatan bidang.
c. Evaluasi program dan kebijakan.
d. Evaluasi personal bidang.
2. Apabila dianggap perlu, maka dapat di agendakan acara atau pembahasan lain
untuk kepentingan bidang.
3. Ketua bidang bertanggungjawab terhadap penyelenggaraan rapat bidang.
4. Peserta rapat adalah seluruh personal bidang.
5. Keputusan rapat bidang adalah mengikat kepada seluruh personal bidang.
6. Apabila ada personal pimpinan yang tidak menghadiri rapat bidang, maka
dianggap menyetujui keputusan.
Pasal 17
Mekanisme Rapat Bidang
Mekanisme rapat bidang di atur sendiri oleh bidang.
Pasal 18
Rapat Rutin Pimpinan
1. Rapat rutin membahas hal-hal teknis terkait dengan:
a. Aktivitas kegiatan sebelumnya yang sudah di putuskan melalui Rakerpim atau
Rapat pleno.
2. Rapat di selenggarakan pada waktu dan tempat yang disepakati pada rapat
sebelumnya.
3. Ketua umum bertanggungjawab terhadap penyelanggaraan rapat rutin.
4. Peserta rapat adalah seluruh personal pimpinan.
5. Keputusan rapat rutin adalah mengikat kepada seluruh personal pimpinan.
6. Apabila ada personal pimpinan yang tidak menghadiri rapat rutin, maka di anggap
menyetujui keputusan.
Pasal 19
Mekanisme Rapat Rutin Pimpinan
1. Rapat dipimpin oleh pimpinan secara hierarkis.
2. Sebelum pokok rapat dimulai, rapat di dahului dengan kajian selama 10 menit yang
penyampainnya di lakukan oleh salah satu personal yang ditentukan oleh ketua
umum.
3. Pimpinan rapat harus memisah antara sesion laporan dan pembahasan.
4. Pimpinan rapat harus membahas satu-persatu bahasan secara detail, tanpa
mengalihkan pembicaraan atau membiarkan pembicaraan jadi melebar.
5. Peserta yang sedang berbicara tidak boleh di potong pembicaraannya.
6. Pemimpin rapat berhak mengarahkan pembicaraan, megembalikan pada pokok
persoalan, atau memotong pembicaraan peserta rapat yang tidak bermanfaat.
7. Lama berbicara di sepakati oleh pimpinan rapat.
50
Pasal 20
Notulensi
Setiap rapat dibuat risalah yakni notulensi, apabila memungkinkan demi kepentingan
pimpinan maka dapat memakai rekaman.
Pasal 21
Notulensi dalam rapat setidak-tidaknya mencantumkan:
a) Waktu rapat (hari/tanggal jam dibuka dan ditutupnya rapat)
b) Tempat rapat.
c) Pemimpin rapat.
d) Absensi rapat
e) Nama-nama pembicara dan pendapat masing-masing.
f) Keterangan-keterangan tentang putusan dan kesimpulan.
Pasal 22
Notulensi segera dipublikasikan kepada peserta rapat melalui media sosial masing-masing
personal.
BAB V
KEPANITIAAN
Pasal 23
Untuk menyelenggarakan kegiatan pimpinan, maka pimpinan wajib membentuk
kepanitiaan yang bertugas menyelenggarakan kegiatan tersebut dan disahkan melalui
Surat Keputusan.
Pasal 24
Mekanisme Pembentukan Panitia Pelaksana
Ketentuan pembentukan panitia adalah sebagai berikut:
1. Panitia KONPIWIL dan MUSYWIL dibentuk paling lambat 3 bulan sebelum
penyelenggaraan.
2. Pembentukan panitia kegiatan program diserahkan kepada masing-masing bidang.
3. Pembentukan panitia dapat di lakukan dalam rapat rutin dan di laporkan pada
rapat pleno yang waktu penyelenggaraannya paling dekat pasca rapat rutin
tersebut.
4. Mekanisme pembentukan panitia diawali dengan pemilihan ketua panitia dan
sekretaris panitia.
5. Penyusunan panitia dalam satu kepanitiaan menjadi kewenangan ketua panitia dan
sekretaris panitia terpilih berkoordinasi pada ketua umum dan sekretaris umum.
Pasal 25
Panitia yang sudah terbentuk wajib melaksanakan tugas-tugas kepanitiaan dengan baik
dan bertanggungjawab penuh terhadap kewajibannya.
BAB VI
KETENTUAN BIDANG
Pasal 26
Bidang Kepemimpinan
51
Bidang kepemimpinan berupaya pada terciptanya kepemimpinan yang kuat dan progresif
menuju gerakan IPM transformatif yang meliputi pengelolaan kepemimpinan dan
manajemen serta penataan mekanisme dan system kepemimpinan dan manajemen. Karena
itu, bidang ini memiliki program:
1. Mengawal orientasi ikatan.
2. Optimalisasi kinerja dan partisipasi ikatan.
3. Optimalisasi peran lembaga kepemimpinan.
4. Penguatan komunikasi eksternal.
Pasal 27
Bidang Administrasi Umum
Bidang administrasi umum berupaya pada terciptanya administrasi organisasi yang tertib,
rapi dan memudahkan proses organisasi. Karena itu, bidang ini memiliki program:
1. Optimalisasi sosialisasi sistem administrasi.
2. Optimalisasi pelaksanaan sistem administrasi.
3. Optimalisasi pelayanan dan pemenuhan kebutuhan administrasi organisasi.
Pasal 28
Bidang Keuangan
Bidang keuangan berupaya pada terciptanya tata cara pengelolaan keuangan yang jelas,
transparan, akuntabel dan dapat di pertanggungjawabkan. Bidang ini memiliki program:
1. Penataan administrasi keuangan.
2. Optimalisasi penggalian, pengelolaan, dan pemanfaatan dana organisasi.
3. Pengembangan kekayaan dan kewirausahaan dengan inovasi lembaga usaha
penopang dana organisasi.
Pasal 29
Bidang Organisasi
Bidang organisasi berupaya pada penguatan organisasi (struktur, suprastruktur, dan
infastruktur) guna mewujudkan gerakan transformatif. Karena itu, bidang ini memiliki
program:
1. Penelitian dan potensi organisasi.
2. Konsolidasi dan penataan tata kelola organisasi.
3. Pengembangan dan penguatan fungsi struktur organisasi.
4. Membangun manajemen organisasi yang efektif dan professional.
Pasal 30
Bidang Perkaderan
Bidang perkaderan berupaya pada penguatan karakter kader inti ikatan dalam rangka
menumbuhkembangkan semangat yang terorganisir serta jiwa militansi pada setiap kader.
Karena itu, bidang ini memiliki program:
1. Requitmen kader.
2. Mentoring dan pendampingan sebagai upaya penjagaan nilai-nilai kaderisasi pada
kader inti gerakan.
3. Peningkatan kapasitas pada setiap kader inti ikatan.
4. Transformasi kader inti ikatan dalam berbagai ranah kehidupan masyarakat
berbangsa dan bernegara.
52
Pasal 31
Bidang Kajian dan Dakwah Islam
Bidang kajian dan dakwah Islam berupaya pada penanaman nilai-nilai ajaran Islam secara
kritis, sehingga dapat membangun identitas pelajar muslim yang memiliki akhlakul
karimah. Karena itu, bidang ini memiliki program:
1. Penyempurnaan dan sosialisasi konsep dakwah.
2. Intens dalam kajian dan pendampingan keislaman.
3. Pengembangan kegiatan yang berorientasi pada dakwah di kalangan pelajar.
4. Pengembangan dan implementasi dakwah multimedia baik media local maupun
media dengan muatan teknologi baru di ruang publik.
Pasal 32
Bidang Pengkajian Ilmu Pengetahuan
Bidang pengkajian ilmu pengetahuan berupaya pada terciptanya tradisi berpikir kritis dan
penguasaan ilmu pengetahuan teknologi di kalangan pelajar dalam bingkai nilai-nilai
kemanuasiaan. Karena itu, bidang ini memiliki program:
1. Menciptakan tradisi berpikir kritis di kalangan pelajar melalui pembudayaan tradisi
baca dan tulis.
2. Peningkatan kualitas ilmu pengetahuan melalui adanya komunitas-komunitas
kreatif dan ilmiah di kalangan pelajar.
3. Penyadaran akan pentingnya menguasai teknologi.
Pasal 33
Bidang Apresiasi Seni, Budaya dan Olah Raga
Bidang apresiasi seni, budaya, dan olah raga berupaya pada pengembangan minat dan
bakat serta apresiasi terhadap seni untuk terbentuknya pelajar kreatif. Karena itu, bidang
ini memiliki program:
1. Pengembangan kajian budaya.
2. Melestarikan seni dan budaya local.
3. Menguatkan gerakan seni, budaya dan olah raga di kalangan pelajar.
4. Membudayakan olah raga di kalangan pelajar.
BAB VII
WEWENANG DAN TUGAS
Pasal 34
Ketua Umum
1. Memimpin Pimpinan Wilayah Ikatan Pelajar Muhammadiyah sesuai dengan
AD/ART yang berlaku.
2. Memimpin dan bertanggung jawab atas pelaksanaan tugas pimpinan wilayah.
3. Mengarahkan, membimbing, mengawasi dan mengendalikan pelaksanaan program
kerja serta rencana kegiatan pimpinan wilayah.
4. Mengkordinasikan anggota pimpinan wilayah lainnya dalam melaksanakan tugas
masing-masing.
5. Memimpin rapat-rapat pimpinan.
Pasal 35
Ketua Bidang
1. Bertanggung jawab atas pelaksanaan tugas pimpinan wilayah yang di amanahkan
kepadanya.
2. Bertanggung jawab dan berkoordinasi dengan sekertaris bidang dan anggota
bidang mengenai hal-hal yang terkait pada bidang tersebut.
53
3. Mengarahkan, membimbing, mengawasi dan mngendalikan pelaksanaan program
bidangnya masing-masing.
4. Membantu ketua umum dalam melakukan pelayanan pelayanan organisasi.
5. Membantu ketua umum dalam memimpin rapat-rapat pimpinan wilayah.
6. Mewakili ketua umum jika berhalangan sesuai dengan bidang garapannya.
Pasal 36
Sekertaris Umum
1. Bertanggung jawab atas pelaksanaan tugas pimpinan wilayah yang diserahkan
kepadanya.
2. Membuat pedoman administrasi kesekretariatan pimpinan wilayah.
3. Mengendalikan segala informasi masukan dan informasi keluaran yang diperlukan
pimpinan wilayah.
4. Mempersiapkan dan menyelenggarakan rapat-rapat pimpinan wilayah serta
menyiapkan dan membuat notulen rapat.
5. Memantau dan mengendalikan pelaksanaan keputusan rapat-rapat pimpinan
wilayah.
6. Membantu Ketua Umum atau Ketua Bidang dalam memimpin rapat-rapat pimpinan
wilayah. Khususnya ketika mereka berhalangan.
7. Memimpin kegiatan sekretariat pimpinan wilayah.
8. Mengkordinasikan kegiatan sekretariat yang dilakukan oleh sekretaris bidang.
Pasal 37
Sekertaris Bidang
1. Bertanggung jawab atas pelaksanaan tugas pimpinan wilayah yang diserahkan
kepadanya.
2. Membantu sekretaris umum dalam mengendalikan segala informasi masukan dan
informasi keluaran yang diperlukan pimpinan wilayah.
3. Membantu sekretaris umum dalam Mempersiapkan dan menyelenggarakan rapat-
rapat pimpinan wilayah serta menyiapkan dan membuat notulen rapat.
4. Membantu sekretaris umum dalam memantau dan mengendalikan pelaksanaan
keputusan rapat-rapat pimpinan wilayah.
5. Membantu sekretaris umum dalam memimpin kegiatan sekretariat pimpinan
wilayah.
Pasal 38
Bendahara Umum
1. Bertanggung jawab atas pelaksanaan tugas pimpinan wilayah yang diserahkan
kepadanya.
2. Menyelenggarakan pengelolaan dan perbendaharaan keuangan pimpinan wilayah.
3. Mempersiapkan dan menyusun anggaran pendapatan dan melakukan kontrol
keuangan secara keseluruhan.
4. Bertanggungjawab dalam penggalangan dana pimpinan.
5. Mengatur dan menyelenggarakan pembukuan keuangan pimpinan cabang.
6. Mengadakan penilaian terhadap pelaksanaan anggaran pimpinan wilayah.
7. Menyelenggarakan pertanggungjawaban keuangan pimpinan wilayah.
8. Memberikan mandat kepada bendahara untuk melakukan tugas kebendaharaan.
9. Melaporkan keuangan pimpinan setiap satu bulan yang di sampaikan pada saat
rapat rutin dan rapat pleno pimpinan.
10. Membuat pedoman administrasi keuangan ikatan.
Pasal 39
Bendahara
54
1. Bertanggung jawab atas pelaksanaan tugas pimpinan wilayah yang diserahkan
kepadanya.
2. Membantu bendahara umum dalam menyelenggarakan pengelolaan dan
perbendaharaan keuangan pimpinan wilayah.
3. Membantu bendahara umum dalam mempersiapkan dan menyusun anggaran
pendapatan dan belanja pimpinan wilayah.
4. Membantu bendahara umum dalam mengatur dan menyelenggarakan pembukuan
keuangan pimpinan wilayah.
5. Membantu bendahara umum dalam menyelenggarakan pertanggungjawaban
keuangan pimpinan wilayah.
6. Membantu bendahara umum dalam usaha penggalian dana pimpinan wilah.
Pasal 40
Anggota
1. Bertanggung jawab atas pelaksanaan tugas pimpinan wilayah yang di serahkan
kepadanya.
2. Membantu ketua bidang dan sekertaris bidang dalam melaksanakan tugas
kepemimpinan.
BAB VIII
PERSURATAN
Pasal 41
Surat Masuk
1. Semua surat masuk di sampaikan dan di bahas dalam rapat rutin.
2. Apabila isi surat perlu pendelegasian (undangan), maka Ketua Umum atau
Sekretaris Umum mengambil keputusan pendelegasian atas usul peserta rapat.
3. Apabila isi surat perlu pendelegasian (undangan) yang terkait dengan bidang, maka
keputusan pendelegasian di ambil oleh ketua bidang dan atau sekretaris bidang.
4. Semua surat masuk wajib di arsipkan dan masuk dalam dokumen organisasi.
5. Apabila ada undangan mendadak dapat di komunikasikan melalui pesan instant.
Pasal 42
Surat Keluar
1. Semua surat keluar di beri penomoran, sesuai dengan penomoran ikatan.
2. Semua surat keluar masing-masing bidang diberi penomoran, sesuai dengan
penomoran ikatan.
3. Surat keputusan harus di tandatangani oleh ketua umum dan sekretaris umum.
4. Surat yang bersifat umum di tandatangani oleh ketua umum dan sekretaris umum.
5. Apabila salah satu berhalangan maka surat harus di tandatangani oleh “salah satu
ketua dan sekretaris umum” atau “ketua umum dan salah satu sekretaris”.
6. Surat-surat mengenai keuangan di tandatangani oleh “ketua umum dan bendahara
umum”, apabila salah satu dari keduanya berhalangan maka di tantangani oleh
“ketua umum dan bendahara.
7. Surat-surat yang berhubungan dengan kerja bidang, masing-masing di
tandatangani oleh ketua dan sekretaris bidang.
8. Surat-surat yang bersifat intern pimpinan dan bukan merupakan keputusan atau
kebijakan khusus dapat di tandatangani oleh sekretaris.
BAB IX
KETENTUAN KEUANGAN
Pasal 43
Dalam keputusan ini yang di maksud dengan:
55
1. Mekanisme keuangan Pimpinan Wilayah Ikatan Pelajar Muhammadiyah adalah
kaidah yang mengatur tentang penggalangan, pengelolaan dan manajemen
keuangan Pimpinan Wilayah Ikatan Pelajar Muhammadiyah.
2. SWO adalah sumbangan wajib organisasi.
3. SWP adalah sumbangan wajib perorangan.
Pasal 44
Tujuan mekanisme keuangan ini adalah untuk mengatur tata cara pengelolaan keuangan
yang jelas, transparan, akuntabel dan dapat dipertanggungjawabkan.
BAB X
KEBIJAKAN ORGANISASI
Pasal 45
Jenis Pelanggaran
Jenis pelanggaran di kategorikan sebagai berikut:
1. Pelanggaran ringan.
2. Pelanggaran sedang.
3. Pelanggaran berat.
Pasal 46
Pelanggaran Ringan
Perbuatan yang dapat di klasifikasikan sebagai pelanggaran ringan adalah:
1. Tidak mengikuti rakerpim, rapat pleno, rapat rutin, rapat bidang, rapat koordinasi
tanpa ada alasan yang jelas dan dapat di terima.
2. Menghadiri undangan pimpinan tanpa seizin dan sepengatuhan dari pimpinan
sebagaimana ketentuan pasal 10 ayat 1 poin i.
Pasal 47
Pelanggaran Sedang
Perbuatan yang dapat di klasifikasikan sebagai pelanggaran sedang adalah:
1. Tidak mengikuti rapat rutin minimal tiga kali dan maksimal lima kali berturut-
turut tanpa ada keterangan yang jelas.
2. Tidak mengikuti rapat pleno dua kali tanpa ada keterangan yang jelas.
3. Tidak melakukan tugas kepanitiaan sebagaimana pada pasal 26.
4. Membuat pernyataan yang mengatasnamakan organisasi tanpa seizin dan
sepengetahuan Pimpinan sebagaimana pasal 10 ayat 1 poin b.
5. Menghadiri undangan sebagaimana pasal 10 ayat 1 poin i untuk yang kedua
kalinya.
6. Menghilangkan dan atau menyembunyikan dokumen IPM sebagaimana ketentuan
pasal 10 ayat 1 poin e.
7. Menggunakan barang-barang atau fasilitas milik muhammadiyah, IPM atau
pimpinan tanpa sepengetahuan dari pejabat yang sebagaimana ketentuan pasal 10
ayat 1 poin f.
8. Menolak atau tidak bersedia memberikan laporan pertanggungjawaban sebgaimana
ketentuan pasal 10 ayat 1 poin g.
Pasal 48
Pelanggaran Berat
Perbuatan yang dapat di klasifikasikan sebagai pelanggaran berat adalah:
1. Membuat proposal, atau surat keluar dan mengedarkannya sebagaiaman ketentuan
pasal 10 ayat 1 poin a.
2. Melakukan transaksi keuangan dengan pihak luar pimpinan atas nama pimpinan
sebagaimana ketentuan pasal 10 ayat 1 poin c.
56
3. Melakukan penggelapan dana, penipuan, pencurian, pemalsuan, dan pengerusakan
sebagaimana ketentuan pasal 10 ayat 1 poin d.
4. Melakukan fitnah, penghinaan, pencemaran nama baik dan tindakan kekerasan
terhadap sesama personal pimpinan sebagaimana ketentuan pasal 10 ayat 1 poin h.
5. Melakukan tindakan asusila, kriminal yang bertentangan dengan hukum.
Pasal 49
Sanksi
Macam-macam sanksi:
1. Sanksi ringan.
2. Sanksi sedang.
3. Sanksi berat.
Pasal 50
Bentuk Sanksi Ringan
Bentuk sanksi ringan berupa surat peringatan yang di keluarkan oleh ketua umum.
Pasal 51
Bentuk Sanksi Sedang
Bentuk saksi sedang berupa:
1. Tidak diberikan amanah dalam kepanitiaan.
2. Apabila melakukan pelanggaran untuk kedua kalinya dengan kategori pelanggaran
yang sama, maka di berikan surat peringatan.
Pasal 52
Bentuk Sanksi Berat
Bentuk sanksi berat berupa pemberhentian secara tidak hormat dari pimpinan.
Pasal 53
Lembaga
Ketentuan mengenai lembaga adalah sebagai berikut:
1. Pimpinan dapat membentuk lembaga sesuai kebutuhan yang pengesahannya
melalui rapat pleno pimpinan.
2. Lembaga pimpinan wilayah adalah badan pembantu pimpinan yang melaksanakan
hal-hal yang tidak dapat di tangani langsung oleh pimpinan dalam hal pelaksanaan
dan pengembangan operasional program.
3. Lembaga setidaknya beraktivitas di bidang dakwah, pendidikan, penelitian,
pelatihan, ekonomi, jurnalistik, advokasi pelajar dan kesenian.
4. Batas wewenang dan kedudukan lembaga IPM seperti yang dimaksud ayat 1 di atas
ditentukan dalam surat keputusan pimpinan yang bersangkutan.
5. Lembaga pimpinan wilayah bertanggung jawab kepada Pimpinan wilayah yang
bersangkutan.
6. Personal lembaga pimpinan wilayah direkrut dari personal pimpinan wilayah,
simpatisan atau pelajar muslim lain yang di anggap dapat mengemban amanah
lembaga dan diberi tanggung jawab oleh masing-masing pimpinan.
7. Pimpinan wilayah dapat membubarkan lembaga pimpinan wilayah atau merubah
susunan anggota pengurusnya.
8. Pimpinan wilayah membuat pedoman untuk mengatur lembaga pimpinan wilayah
yang disyahkan dalam permusyawaratan di tingkatannya.
9. Melalui forum rapat pleno, pimpinan dapat memanggil pimpinan lembaga untuk
melaporkan perkembangan lembaga.
Pasal 54
Reward
57
1. Reward merupakan bentuk penghargaan yang diberikan kepada Bidang-bidang,
lembaga, ranting atau perseorangan di ruang lingkup Pimpinan Wilayah Ikatan
Pelajar Muhammadiyah DKI Jakata.
2. Reward di berikan di karenakan :
a. Berhasil menyelenggarakan kegiatan di ruang lingkup Pimpinan Wilayah Ikatan
Pelajar Muhammadiyah DKI Jakarta dengan baik yang dimulai dari persiapan
(pra kegiatan), pada pelaksaan kegiatan dan setelah pelaksaan kegiatan.
b. Berperan aktif disetiap kegitan yang disenggarakan di lingkup Pimpinan
Wilayah Ikatan Pelajar Muhammadiyah DKI Jakarta.
3. Reward di berikan oleh pimpinan atas rekomendasi atau melalui mekanisme rapat
pimpinan berdasarkan hasil pertemuan dan masukan dari masing-masing personal
pimpinan dan ketua bidang.
Pasal 55
Bentuk Reward
Bentuk Reward yaitu:
1. Pemberian ucapan selamat atas keberhasilan dalam menjalankan suatu kegiatan,
event atau tugas.
2. Memberikan sertifikat atau bentuk penghargaan lain kepada yang bersangkutan.
Pasal 56
Kader
Kader IPM adalah anggota yang telah mengikuti perkaderan serta mampu dan pernah
menjadi penggerak inti ikatan.
Pasal 57
Simpatisan
Simpatisan adalah mereka yang menyetujui maksud dan tujuan IPM tetapi tidak memenuhi
syarat sebagai anggota.
Pasal 58
Ranting
1. Ranting adalah kesatuan anggota di sekolah atau madrasah atau pondok pesantren
atau masjid/mushalla atau panti asuhan atau desa atau kelurahan yang berfungsi
melakukan pembinaan dan pemberdayaan anggota.
2. Syarat pendirian Ranting sekurang-kurangnya mempunyai:
a. Pengajian pimpinan secara rutin sekurang-kurangnya dua dalam sebulan
b. Pengajian umum secara rutin sekurang-kurangnya satu dalam sebulan
c. Memiliki sekolah atau masjid/mushalla sebagai pusat kegiatan
d. Pimpinan ranting terdiri atas sekurang-kurangnya 10 orang
e. Pengesahan pendirian Ranting dan ketentuan luas lingkungan-nya ditetapkan
oleh Pimpinan Daerah dengan surat keputusan.
f. Pembina IPM di sekolah Muhammadiyah tingkat SMP/sederajat dan atau
SMU/sederajat adalah Kepala Sekolah atau orang yang ditunjuk oleh Kepala
Sekolah.
g. Pembina IPM di ranting non sekolah adalah Pimpinan Ranting
Muhammadiyah/Ketua Panti Asuhan.
h. Syarat Pembina IPM Ranting adalah alumni IPM dan atau Angkatan Muda
Muhammadiyah.
Pasal 59
Tata Tertib Sekretariat
1. Seluruh personil Pimpinan Wilayah Ikatan Pelajar Muhammadiyah DKI Jakarta
wajib mematuhi segala aturan dan sistem sekretariat.
58
2. Seluruh personil Pimpinan Wilayah Ikatan Pelajar Muhammadiyah DKI Jakarta
wajib menjaga kebersihan sekretariat.
3. Seluruh personil Pimpinan Wilayah Ikatan Pelajar Muhammadiyah DKI Jakarta
wajib meninggalkan semua aktivitas yang sedang dikerjakan ketika waktu sholat
dan melanjutkan sholat berjamaah.
4. Seluruh personil Pimpinan Wilayah Ikatan Pelajar Muhammadiyah DKI Jakarta
wajib berinfaq seminggu sekali.
5. Seluruh personil Pimpinan Wilayah Ikatan Pelajar Muhammadiyah DKI Jakarta
wajib menggunakan pakaian rapih.
6. Seluruh personil Pimpinan Wilayah Ikatan Pelajar Muhammadiyah DKI Jakarta
setelah memakai segala perlengkapan dan peralatan sekretariat wajib
mengembalikan dan merapihkannya seperti semula.
7. Seluruh personil Pimpinan Wilayah Ikatan Pelajar Muhammadiyah DKI Jakarta
yang membawa/menitipkan barang wajib ditempatkan pada tempat yang telah
disediakan.
8. Seluruh personil Pimpinan Wilayah Ikatan Pelajar Muhammadiyah DKI Jakarta
yang meminjam inventaris sekret wajib melapor kepada pimpinan.
9. Seluruh personil Pimpinan Wilayah Ikatan Pelajar Muhammadiyah DKI Jakarta
setiap melanggar ketentuan sebagaimana pasal 59 ayat 2,3,4 akan dikenakan denda
lima ribu rupiah.
BAB XI
KETENTUAN TAMBAHAN
Pasal 60
Perubahan keputusan tentang pedoman kerja pimpinan dapat di lakukan melalui rapat
pleno pimpinan.
Pasal 61
Perubahan keputusan sebagaimana pasal 60 di atas setidak-tidaknya di usulkan oleh lebih
dari separuh jumlah pimpinan.
Pasal 62
Hal-hal yang belum di atur dalam keputusan ini akan di atur melalui keputusan lain.
BAB XII
KETENTUAN PENUTUP
Pasal 63
Keputusan pimpinan tentang pimpinan kerja ini berlaku sejak tanggal di tetapkan dan di
gunakan selama satu periode.
Pasal 64
Dengan di tetapkannya pedoman kerja ini maka mekanisme kerja sebelumnya dinyatakan
tidak berlaku.
59