Anda di halaman 1dari 12

BAB I

KONSEP MEDIS

A. Pengertian

Tumor cerebellum merupakan pertumbuhan jaringan abnormal yang terjadi di

daerah cerebellum yang terletak diantara otak bagian atas dan otak bagian bawah(CCM).

Tumor otak merupakan pertumbuhan jaringan otak yang abnormal dimana tumor otak

dapat dibedakan menjadi tumor primer dan sekunder berdasarkan lokasi tumbuhnya

tumor. Ganas atau jinaknya tumor tergantung dari sifat tumor itu sendiri (Colombia

doctors neurogical surgery). Tumor otak merupakansekumpulan jaringan yang tumbuh

secara tidak terkontrol (Cancer research uk).

B. Etiologi

Penyebab pasti dari tumor cerebellum belum diketahui namun diyakini bahwa

kejadian tumor cerebellum dapat disebabkan oleh adanya mutasigen yang menyebabkan

terjadinya perubahan pada DNA dan pertumbuhan sel yang tidak terkontrol. Tumor otak

dapat dibedakan menjadi tumor otak primer dan sekunder. Tumor otak primer

merupakan suatu kondisi dimana sel otakmengalami kelainan dan terjadi proliferasi

sehingga menimbulkan tumor. Tumor otak sekunder merupakan kejadian dimana tumor

otak yang terjadi merupakan penyebaran dari tumor lain yang sampai ke otak dan

menyebabkan terjadinya tumor pada otak. Angka kejadian tumor otak primer lebih

rendah dibandingkan dengan angka kejadian tumor otak sekunder (Alodokter).

Beberapa faktor lain yang dianggap memiliki peran terhadap kejadian tumor

otak/cerebellum adalah (Alodokter) :


1. Faktor usia

Pertambahan usia akan menyebabkan terjadinya fungsi organ dalam tubuh sehingga

meningkatkan resiko terjadinya tumor pada diri individu namun sebagian jenis tumor

dapat terjadi pada usia dini

2. Faktor keturunan

Individu dengan riwayat keturunan yang memiliki tumor memiliki resiko mengalami

tumor yang lebih tinggi dibandingkan dengan individu yang tidak memiliki riwayat

keturunan yang menderita penyakit tumor

3. Faktor pajanan terhadap radiasi

Peningkatan pajanan terhadap radiasi dapat meningkatkan terjadinya tumor akibat

perubahan struktur sel yang sering terpajan dengan radiasi.

C. Manifestasi Klinis

Manifestasi klinik dari tumor cerebellum dapat dibedakan menjadi dua bagian

yaitu(CCM) :

1. Manifestasi klinis yang berkaitan dengan cerebellum

a. Ketidakmampuan mengatur pergerakan

b. Gangguan keseimbangan

c. Tremor/bergetar

2. Manifestasi klinis akibat peningkatan tekanan intrakranial

a. Nyeri kepala yang meningkat saat aktivitas meningkat

b. Mual atau muntah

c. Pandangan kabur atau pandangan ganda

Secara umum, manifestasi klinis yang dapat ditemukan pada kasus tumor

cerebellum adalah (Mcatee):


1. Nyeri kepala, mual dan muntah yang diakibatkan oleh adanya penekanan atau

sumbatan pada cairan serebro spinalis sehingga dapat menyebabkan terjadinya

hidrocefalus, atau peningkatan tekanan intrakranial

2. Gangguan berjalan

3. Kerusakan pada saraf kranial yang ditandai dengan adanya dilatasi pupil, kehilangan

penglihatan atau penglihatan kabur dang gangguan deviasi dari mata, kelemahan otot

wajah, kehilangan sensasi rasa pada sebagian wajah, gangguan pendengaran dan

gangguan pada indra perasa

D. Pemeriksaan Penunjang

Penegakkan diagnosa dari tumor cerebellum dilakukan dengan melihat tanda dan

gejala yang dapat diperoleh dari pemeriksaan fisik. Pemeriksaan penunjang yang dapat

dilakukan berupa pemeriksaan CT scan atau MRI dapat memperjelas adanya luka(CCM).

E. Penatalaksanaan

Penatalaksanaan pada kasus tumor cerebellum secara umum adalah dengan

pengangkatan tumor dengan operasi. Penatalaksanaan kemoterapi dan radio terapi

berdasarkan dari jenis sel yang mengalami masalah dan sifat dari tumor itu sendiri

apakah jinak atau ganas (CCM).


BAB II

KONSEP KEPERAWATAN

A. Pengkajian Keperawatan

Pengkjian keperawatan yang dilakukan pada klien dengan tumor cerebellum pada

prinsipnya sama dengan kasus yang lain tetapi beberapa data fokus yang dapat diperoleh

seperti :

1. Pengkajian neurosensori

Pengkajian neurosensori dapat ditemukan adanya respon seperti sakit kepala,

terasanya kaku pada saraf yang mengalami gangguan, gangguan penglihatan,

gangguan pendengaran, gangguan penciuman/bau

2. Pengkajian nyeri

Pengkajian nyeri pada klien dengan tumor cerebellumdapat dijumpai nyeri kepala

hebat yang dapat diperberat dengan aktivitas yang berlebihan

3. Pengkajian aktivitas

Keterbatasan aktivitas dapat ditemukan pada klien dengan tumor cerebellum

4. Pengkajian sirkulasi

Pningkatan tekanan darah, dan penurunan nadi yang merupakan beberapa tanda

terjadinya peningkatan tekanan intrakranial

5. Pengkajian eliminasi

Kemungkinan ditemukan inkontinensia dan atau retensi urin

6. Pengkajian nutrisi

Kehilangan nafsu makan,kesulitan menelan, dan muntah juga dapat ditemukan pada

kasus tumor cerebellum


B. Diagnosa Keperawatan

1. Nyeri akut berhubungan dengan agen cedera biologis (neoplasma)

2. Penurunan kapasitas adaptif intrakranial berhubungan dengan neoplasma otak

3. Hambatan mobilitas fisik berhubungan dengan nyeri

4. Defisit perawatan diri berhubungan dengan imobilisasi

5. Risiko kerusakan integritas kulit

6. Risiko cedera
DAFTAR PUSTAKA

(n.d.). Retrieved Mei 29, 2018, from Cancer research uk:


http://www.cancerresearchuk.org/about-cancer/brain-tumours/about

(n.d.). Retrieved Mei 29, 2018, from CCM: https://health.ccm.net/faq/799-tumor-of-the-


cerebellum

Alodokter. (n.d.). Retrieved Juni 2, 2018, from https://www.alodokter.com/tumor-


otak/penyebab

Bulechek, G. M., Butcher, H. K., Dochterman, J. M., & Wagner, C. M. (2013). Nursing
interventions classification (NIC). United Kingdom: ELSEVIER.

Colombia doctors neurogical surgery. (n.d.). Retrieved Mei 29, 2018, from
https://www.columbianeurosurgery.org/conditions/brain-tumors/

Doenges, M. E., Moorhouse, M. F., & Geissler, A. C. (200). Pedoman untuk perencanaan dan
pendokumentasian perawatan pasien. In Rencana asuhan keperawatan (3 ed.).
Jakarta: EGC.

Herdman, T. H., & Kamitsuru, S. (2015). Defenisi & klasifikasi 2015-2017. In Diagnosa
keperawatan (10 ed.). Jakarta: EGC.

Mcatee, M. (n.d.). Retrieved Mei 29, 2018, from Livestrong:


http://www.livestrong.com/article/228852-cerebellum-tumor-symptoms/

Moorhead, S., Johnson, M., Maas, M. L., & Swanson, E. (2013). Nursing outcomes
classification. United Kingdom: ELSEVIER.
C. Rencana/Intervensi Keperawatan

No Diagnosa NOC NIC Rasional


NANDA
1 Nyeri akut berhubungan dengan Tingkat nyeri : Pemberian analgetik :
agen cedera biologis 1. Nyeri yang 1. Tentukan lokasi, karakteristik, 1. Memilih jenis analgetik yang
(neoplasma) dilaporkan kualitas dan keparahan nyeri sesuai
2. Panjang episode sebelum mengobati klien 2. Mengurangi nyeri tanpa medikasi
nyeri 2. Berikan kebutuhan kenyamanan 3. Mencegah terjadinya respon
dan aktivitas lainnya yang dapat alergi klien terhadap obat
membantu relaksasi untuk 4. Memaksimalkan efek analgetik
memfasilitasi penurunan nyeri yang diharapkan
3. Cek adanya riwayat alergi obat 5. Penggunaan analgetik yang
4. Pilih analgetik atau kombinasi sesuai dapat menurunkan nyeri
analgetik yang sesuai secara maksimal
5. Tentukan pilihan obat analgetik 6. Mengetahui respon klien
yang sesuai (narkotik, non terhadap analgetik yang diberikan
narkotik, NSAID) berdasarkan tipe 7. Merencanakan penggunaan
dan keparahan nyeri analgetik yang aman bagi klien
6. Pantau tanda vital sebelum dan
setelah pemberian obat analgetik
7. Pantau respon terhadap analgetik
dan adanya efek samping
2 Penurunan kapasitas adaptif Status neurologi : Manajemen edema serebral:
intrakranial kesadaran : 1. Pantau adanya kebingungan, 1. Tanda terjadinya penurunan
1. Tingkat kesadaran perubahan pikiran, keluhan pusing kapasitas adaptif intrakranial
komposmentis atau pingsan 2. Perubahan tanda vital sebagai
2. Pantau tanda-tanda vital indikator adanya masalah
3. Pantau adanya peningkatan TIK 3. Peningkatan TIK dapat
4. Patau status pernafasan menyebabkan penurunan
5. Kurangi stimulus dalam kapasitas adaptif intrakranial
lingkungan pasien 4. Mengetahui tingkat perubahan
6. Berikan sedasi sesuai kebutuhan tingkat adaptif intrakranial
7. Berikan antikejang sesuai 5. Mengurangi peningkatan TIK
kebutuhan 6. Memberikan waktu istirahat pada
8. Hindari valsava manuver klien
9. Posisikan tinggi kepala tempat 7. Meminimalisir dampak dari
tidur 30o kejang
10. Dorong komunikasi dengan klien 8. Mengurangi peningkatan TIK
11. Batasi cairan 9. Mengurangi peningkatan TIK
12. Hindari cairan hipotonik 10. Mengetahui tingkat kesadaran
13. Lakukan ROM pasif klien
14. Berikan diuretik osmotik 11. Mengurangi peningkatan TIK
12. Mengurangi peningkatan TIK
13. Mencegah atrofi pada otot akibat
imobilisasi
14. Menurunkan TIK
3 Hambatan mobilitas fisik Pergerakan : Terapi latihan : ambulasi :
berhubungan dengan nyeri 1. Berjalan 1. Bantu klien untuk duduk di sisi 1. Membantu menyesuaikan kondisi
2. Bergerak dengan tempat tidur untuk memfasilitasi klien dengan tingkat pergerakan
mudah penyesuain sikap tubuh yang dapat ditoleransi
2. Konsultasikan pada ahli terapi 2. Mempercepat proses ambulasi
fisik mengenai rencana ambulasi, klien
sesuai kebutuhan 3. Mencegah terjadinya cedera pada
3. Bantu klien untuk berjalan untuk klien
membantu perpindahan dan 4. Meningkatkan dukungan bagi
ambulasi, sesuai kebutuhan klien untuk melakukan ambulasi
4. Bantu klien untuk berdiri dan 5. Mengurangi tingkat
ambulassi dengan jarak tertentu ketergantungan klien
dan dengan jumlah staf tertentu 6. Meningkatkan batas toleransi
5. Dorong ambulasi independen aktivitas klien
dalam batas normal
6. Bantu klien untuk bangkit
sebanyak dan sesering yang
diinginkan, jika sesuai
4 Defisit perawata diri : mandi Perawatan diri : mandi Perawatan diri : mandi/kebersihan :
berhubungan dengan : 1. Pertimbangkan budaya klien saat 1. Menghargai kepercayaan klien
imobilisasi 1. Mencuci wajah mempromosikan aktivitas 2. Memberikan bantuan sesuai
2. Mencuci badan perawatan diri dengan yang dibutuhkan klien
bagian atas 2. Tentukan jumlah dan tipe terkait 3. Mengetahui pola kebiasaan
3. Mencuci badan dengan bantuan yang diperlukan kebersihan diri klien
bagian bawah 3. Pantau kebiasaan kebersihan klien 4. Memberi rasa nyaman dan aman
4. Sediakan lingkungan yang pada klien
terapeutik (privasi klien) 5. Menjaga kebersihan diri klien
5. Bantu klien untuk mandi

5 Risiko kerusakan jaringan Integritas jaringan : Pencegahan luka tekan :


integritas kulit, faktor risiko kulit dan membran 1. Hindari kulit dari kelembaban 1. Tingkat kelembaban yang tinggi
imobilisasi fisik mukosa : yang berlebihan yang berasal dari dapat mempercepat terjadinya
1. Lesi pada kulit keringat kerusakan pada jaringan kulit
2. Ubah posisi klien setiap 1-2 jam 2. Memperlancar sirkulasi dan
sekali menghindari penekanan pada satu
3. Inspeksi kulit dibagian yang area dalam rentang waktu yang
menonjol dan are yang tertekan lama
4. Jaga linen klien agar tetap bersih 3. Memantau perubahan yang
5. Berikan perlindungan pada kulit terjadi pada area yang tertekan
seperti kream 4. Mencegah perkembangan
mikroorganisme
5. Membantu pertahanan kulit
terhadap iritasi
6 Risiko cedera, faktor risiko Kejadian jatuh: Pencegahan jatuh :
gangguan orientasi afektif 1. Jatuh saat berjalan 1. Mengidentifikasi kekurangan baik 1. Mengetahui faktor risiko
kognitif atau fisik dari klien 2. Mengetahui perilaku klien
2. Identifikasi perilaku dan faktor 3. Mengetahui penyebab riwayat
yang mempengaruhi risiko jatuh jatuh
3. Kaji riwayat jatuh 4. Mengetahui kelainan berjalan
4. Monitor gaya berjalan 5. Membantu klien dalam
5. Sediakan alat bantu mobilisasi/pergerakan
6. Instruksikan klien untuk meminta 6. Memudahkan klien braktivitas
bantuan terkait pergerakan dan mencegah cedera pada klien
7. Ajarkan anggota keluarga saat beraktifitas
mengenai faktor risiko yang 7. Meningkatkan keterlibatan klien
berkontribusi terhadap adanya dalam mencegah kejadian cedera
kejadian jatuh dan bagaimana pada klien
menurunkan risiko
BAB III

WEB OF CAUTION (WOC)

Faktor predisposisi (usia, Mutasi gen/perubahan Pertumbuhan Pertumbuhan sel tidak Terbentuk
keturunan,pajanan radiasi) struktur DNA sel abnormal terkontrol (proliferasi) neoplasma (tumor)

Merangsang Penekan pada jaringan Peningkatan tekanan Tumor mengisi Penambahan ukuran
saraf nyeri otakdan saraf intrakranial untuk ruaang intrakranial neoplasma (tumor)
mempertahankan
keseimbangan intrakranial
Penurunan kapasitas
adaptif intrakranial
Peningkatan tekanan Pergerakan Defisit
Penekanan pada saraf kranial intrakranial pada saat terbatas perawatan diri
yang mengatur penglihatan bergerak/beraktivitas
dan pusat keseimbangan
Peningkatan tekanan
Risiko cedera Nyeri saat bergerak pada satu area
Gangguan pada penglihatan (aktivitas yang
dan gerakan menyebabkan perubahan
posisi kepala) Penurunan perfusi Risiko kerusakan
jaringan integritas kulit
Takut melakukan
aktivitas

Hambatan
mobilitasfisik

Anda mungkin juga menyukai