Anda di halaman 1dari 34

A. .

3KASUS
STUDY KASUS

TINJAUAN KASUS DAN PEMBAHASAN

A. Tinjauan Kasus
1. Pengkajian
Tempat : RSUD MEDIKA
Tanggal : 27 Mei 2014 Pukul : 13.00 WIB
a. Identitas Pasien Identitas Suami
1) Nama : Ny. W Nama : Tn. A
2) Umur : 45 tahun Umur : 46 tahun
3) Agama : Islam Agama : Islam
4) Suku Bangsa : Jawa Suku Bangsa : Jawa
5) Pendidikan : S1 Pendidikan : SMA
6) Pekerjaan : PNS Pekerjaan : Swasta
7) Alamat : Sadon RT 05/06 Sawahan, Ngemplak Boyolali

b. Anamnesa (Data Subyektif)


1) Alasan Kunjungan
Ibu mengatakan ingin melakukan KB MOW.Karena ibu merasa
jumlah anak sudah cukup
2) Riwayat Perkawinan
Ibu mengatakan menikah 1 kali umur 23 tahun, lamanya
perkawinan sudah 12 tahun dan telah mempunyai 3 anak.

3) Riwayat Menstruasi
a) Menarche : umur 13 tahun
b) Siklus : ± 28 hari
c) Lama : ± 1 minggu
d) Banyaknya : sehari 2-3 x ganti pembalut
e) Teratur / tidak teratur : teratur tiap bulan
f) Sifat darah : encer, ada gumpalan warna merah
kehitaman

1
g) Dismenorhoe : pada hari pertama kadang terasa sakit perut,tidak mengganggu
aktivitas

4) Riwayat KB
a) Ibu mengatakan setalah kelahiran anak pertama menggunakan KB suntik
selama 1 tahun Keluhan:ibu mengatakan tidak ada keluhan
b) Ibu mengatakan setelah kelahiran anak kedua menggunakan KB suntik selama
6 tahun Keluhan :ibu mengatakan tidak ada keluhan

5) Riwayat Penyakit
(a) Riwayat Penyakit Sekarang
Ibu mengatakan tidak sedang sakit apapun. Seperti : Batuk, pilek, pusing, flu,
Dan lain-lain
(b) Riwayat Penyakit Sistemik
(1) Jantung : Ibu mengatakan dada tidak pernah berdebar kencang dan tidak
pernah keluar keringat
dingin pada telapak tangan.
(2) Ginjal : Ibu mengatakan tidak pernah mengeluh nyeri perut bagian bawah
baik kanan maupun kiri dan tidak merasa sakit saat buang air kecil.
(3) Asma : Ibu mengatakan tidak pernah merasa sesak nafas.
(4) TBC : Ibu mengatakan tidak pernah batuk berkepanjangan ataupun batuk
berdarah.
(5) Hepatitis : Ibu mengatakan pada mata dan ujung kuku tidak pernah terlihat
kuning.
(6) DM : Ibu mengatakan pada malam hari tidak pernah mengeluh sering minum
ataupun buang air kecil.
(7) Hipertensi : Ibu mengatakan tidak pernah mengalami tekanan darah tinggi

(8) Epilepsi : Ibu mengatakan tidak pernah mengalami kejang yang disertai
keluar buih dari mulut.
(c) Riwayat Penyakit Keluarga
(1) Penyakit Menurun
Ibu mengatakan dalam keluarga tidak ada yang menderita
penyakit menurun seperti asma, jantung, ataupun kencing manis.

2
(2) Penyakit Menular
Ibu mengatakan dalam keluarga tidak ada yang menderita penyakit menular
seperti penyakit kelamin ataupun penyakit kulit.
d) Riwayat Keturunan Kembar
Ibu mengatakan dalam keluarga baik dari pihak dirinya ataupun dari pihak suami
tidak ada yang mempunyai keturunan kembar.

e) Riwayat Operasi
Ibu mengatakan belum pernah operasi apapun.
7) Riwayat Kebiasaan Sehari-hari
a) Nutrisi
Ibu mengatakan makan sehari 3 kali porsi sedang (nasi, lauk pauk, sayur dan
buah) dan minum ±6 gelas air putih dan 1 gelas teh.

b) Eliminasi
Ibu mengatakan BAK sehari ± 5 kali, warna kuning jernih dan BAB 1 kali sehari,
kosistensi lembek dan warna kekuningan.
c) Istirahat
Ibu mengatakan tidur sehari ± 9 jam, tidur siang 1 jam dan tidur malam 8 jam.
d) Aktivitas
Ibu mengatakan setiap hari bekerja sebagai ibu rumah tangga, seperti : menyapu,
memasak, mencuci, mengepel dan menyeterika.
e) Personal Hygiene
Ibu mengatakan mandi sehari 2 kali yaitu jam 06.30 dan jam 16.00, keramas 2
hari sekali, gosok gigi sehari 2 kali, dan ganti baju dan pakaian dalam sehari 2
kali.
f) Pola seksual
Ibu mengatakan melakukan hubungan seksual seminggu 2 kali pada saat tidak
terjadinya bercak darah.
g) Merokok, Jamu, Alkohol Dan Obat-obatan Ibu mengatakan tidak pernah
merokok, tidak pernah minum jamu, tidak pernah minum alkohol dan tidak
pernah minum obat-obatan kecuali dari dokter atau bidan.

3
8) Data Psikologis
Ibu mengatakan dalam mengikuti KB tidak ada paksaan dari siapapun, baik
suami ataupun keluarga sangat mendukung keputusan ibu.

c. Pemeriksaan Fisik
1) Status Generalis
a) Keadaan Umum : Baik
b) Kesadaran : Composmentis
c) TTV : TD : 130/70 mmHg, S : 36,5 ºC
N : 80 x/menit, R : 20 x/menit

d) TB : 155 cm
e) BB : 50 kg

2) Pemeriksaan Sistematis
a) Kepala
(1) Rambut : Bersih, tidak ada ketombe, tidak
rontok,warna hitam
(2) Muka : Tidak pucat dan tidak ada oedema
(3) Mata
(a) Conjungtiva : Warna kemerahan
(b) Sklera : Warna putih
(4) Hidung : Simetris, bersih dan tidak ada polip
(5) Telinga : Simetris, bersih dan tidak ada serumen

(6) Mulut/Gigi/Gusi : Bersih, tidak stomatitis/tidak caries/ tidak berdarah.


b) Leher
(1) Kelenjar Gondok : Tidak ada pembesaran kelenjar
gondok
(2) Tumor : Tidak ada benjolan di leher
(3) Pembesaran Kelenjar
Limfe : Tidak ada pembesaran kelenjar limfe
c) Dada dan Axilla
(1) Mammae
(a) Membesar : Ada pembesaran normal

4
(b) Tumor : Kanan kiri tidak ada benjolan
(c) Simetris : Simetris kanan kiri
(2) Axilla
(a) Benjolan : Palpasi kanan kiri tidak ada benjolan
(b) Nyeri : Palpasi kanan kiri tidak ada nyeri
d) Abdomen
(1) Pembesaran Uterus : Tidak ada pembesaran uterus

(2) Pembesaran Hati : Tidak dilakukan


(3) Benjolan/Tumor : Tidak ada benjolan
(4) Nyeri Tekan : Tidak ada nyeri tekan
(5) Luka Bekas Operasi : Tidak ada luka bekas operasi.

e) Anogenital

(1) Vulva Vagina


(a) Varices : Tidak ada varices
(b) Luka : Tidak ada luka
(c) Kemerahan : Tidak ada iritasi
(d) Nyeri : Tidak ada nyeri
(e) Kelenjar Bartolini : Tidak ada pembesaran kelenjar bartolini
(f) Pengeluaran Pervaginam : Tidak ada

(2) Inspeculo
(a) Vagina : Warna merah muda
(b) Vulva : Normal, tidak ada varices / oedema
(c) Tanda Chadwick : Tidak ada warna kebiruan

(3) Pemeriksaan Dalam


(a) Portio/Servik
(1) Keras/Lunak : Keras dan mecucu
(2)Erosi : Tidak ada erosi
(b) Posisi Uterus : Normal (retrofleksi)

5
(c) Tumor/Benjolan : Tidak ada benjolan
(d) Nyeri : Tidak ada nyeri sentuh pada portio

(4) Anus
Haemoroid : Tidak ada haemoroid
f) Ekstremitas

(1) Varices : Tidak ad avarices pada kaki kanan kiri


(2) Oedema : Tidak ada oedema pada tangan/kaki

3. Pemeriksaan Penunjang
a. Pemeriksaan Laboratorium : Hb: 11,6 gr%
b. Pemeriksaan penunjang lain : tidak dilakukan

II. Interpretasi Data


Tanggal 27 Mei 2014 Pukul 13.45 WIB
a. Diagnosa Kebidanan
Ny. W umur 45 tahun P3A0 akseptor Pra KB MOW
Data Dasar
DS :
1) Ibu mengatakan umur 45 tahun
2) Ibu mengatakan melahirkan 3 kali
3) Ibu mengatakan ingin menggunakan KB MOW
DO : 1) Keadaan umum : baik
2) Kesadaran : composmentis
3) TTV : TD : 110/70 mmHg, S : 36,5ºC
N : 80 x/menit, R : 20 x/menit
b. Masalah

Ibu cemas menghadapi tindakan pembedahan


c. Kebutuhan
Informasi tentang tindakan operasi MOW.

6
III.Diagnosa Potensial
Pendarahan pada daerah tuba

IV. Antisipasi/ Tindakan Segera


Kolaborasi dengan dokter Sp.Og meliputi pemberian obat-obatan

V. Perencanaan
Tanggal 27 Mei 2014 Pukul 13.50 WIB
1. Konseling tentang MOW yaitu tentang manfaat, keterbatasan ,waktu
melakukan tubektomi, yang dapat atau tidak dapat menjalani tubektomi
2. Berikan informed consent
3. Tanyakan kembali pada ibu apakah sudah mantap memilih metode kontrasepsi
MOW
4. Siapkan ibu menjelang tindakan operatif sesuai dengan advis dokter.

VI.Pelaksanaan
Tanggal 27 Mei 2014
1. Pukul 14.00 WIB memberikan konseling MOW

2. Pukul 14.10 WIB menanyakan kembali pada ibu apakah sudah mantap
memilih metode kontrasepsi MOW
3. Pukul 14.15 WIB memberikan informed consent sebagai persetujuan dari klien
dan suami
4. Pukul 14.20 WIB menyiapkan ibu menjelang tindakan operatif sesuai dengan
advis dokter yaitu: menganjurkan puasa 1 hari, memasang infuse 20 tpm,
memasang cateter tetap, melakukan skeren

VII. Evaluasi
Tanggal 27 Mei 2014
1. Ibu mengerti penjelasan dari bidan
2. Ibu bersedia menandatangani informed consent
3. Ibu sudah mantap memilih metode kontrasepsi MOW

7
4. Sudah dilakukan tindakan menjelang operatif sesuai advis dokter
yaitu;

a. Ibu mulai puasa sejak jam 06.00 WIB


b. Ibu dipasang infus RL 20 tpm jam 14.00 WIB
c. Ibu dipasang cateter jam 14.05 WIB
d. ibu diskeren jam 14.10 WIB.
e. Operasi dilakukan pada jam 15.10 WIB dan selesai jam 16.15 WIB.

DATA PERKEMBANGAN I
Tanggal 27 Mei 2014, Pukul 20: 00 WIB.
S : Subyektif
1. Ibu mengatakan sudah dilakukan tindakan operasi MOW
2. Ibu tidak cemas lagi
O : Obyektif
1. Keadaan umum ibu baik, kesadaran composmentis.
2. Vital sign
TD : 130/ 70 mmHg S : 36,50 C
N : 80 x/ menit R : 20 x/ menit
3. Exstremitas:Masih terpasang infuse RL 20 tpm ditangan kanan
4. Genetalia:Masih terpasang kateter di alat genetalia ibu
5. Abdomen:luka masih basah,tertutup kassa steril
A : Assessment
Ny. W, P3A0 umur 45 tahun akseptor KB MOW
P : Planning
Tanggal 27 Mei 2014
1. Pukul 00.00 Meobservasi tanda-tanda vital setiap 4 jam
2. Pukul 20.05Meanjurkan ibu makan dan minum setelah 2 jam pasca operasi

3. Pukul 20.10 Meanjurkan ibu untuk mobilitas dini miring kiri kanan,duduk dan
latihan berjalan dengan ditemani keluarganya apabila pasien tidak pusing.
4. Pukul 20.15 Meberikan konseling pada ibu pasca tindakan operatif.
a. Menganjurkan ibu untuk mejaga luka operasi tetap kering
hingga luka tidak infeksi
b. Mehindari hubungan intim hingga merasa cukup nyaman

8
c. Mehindari mengangkat benda-benda berat dan kerja keras selam 1 minggu
d. Menganjurkan ibu kembali lagi apabila merasakan ada keluhan dan kontrol 1
minggu lagi.
5. Pukul 20.20 Memberikan terapi obat sesuai advis dokter pada ibu yaitu:
a. Cefadroxil 500 mg 2x1
b. Asemefenamat 500 mg 3x1
c. Sulfas ferosus 60 mg 1x1
E : Evaluasi
Tanggal 27 Mei 2014 Pukul 20: 30 WIB.
1. Pukul 00.00 Sudah dilakukan Observasi
TD : 130/ 70 mmHg S : 36,50 C

N : 80 x/ menit R : 20 x/ menit
2. Ibu mengatakan sudah makan dan minum setelah dua jam pasca operasi

3. Ibu sudah bisa miring kanan dan kiri,duduk


4. Ibu sudah mengerti tentang konseling pasca tindakan operatif
5. Ibu sudah diberikan terapi obat sesuai advis dokter.

9
B. SKENARIO

C. SAK

SATUAN ACARA KONSELING

PADA AKSEPTOR KB TUBEKTOMI

TEMA : Problema Individu pada Akseptor KB


MOW

TOPIK : TUBEKTOMI

SUBTOPIK : 1. Pengertian Kontraspsi Mantap

2. Jenis

3. Pengertian TUBEKTOMI

4. Mekanisme Kerja

5. Manfaat

6. Keterbatasan

7. Yang dapat menjalani

8. Yang sebaiknya tidak menjalani

9. Kapan bisa dilakukan

10. Penanganan

10
11. Efek Samping

SASARAN : Pasangan yang sah

PELAKSANAAN

HARI TANGGAL : Sabtu, 08 Juni 2014

WAKTU : 30 Menit

LOKASI : Ruang Kelas Poltekkes Kemenkes Kal-


tim

TUJUAN :

1. Umum : Setelah diberikan penyuluhan


selama 1 X 30 menit
diharapkan klien dapat memahami
dampak dari unwanted pregnancy dan
dapat menghindarinya dan
menanggulangi apabila telah terjadi.
2. Khusus : Setelah mendapatkan konseling kesehatan
selama
1 X 30 menit diharapkan klien dapat :
a. Klien dapat menyebutkan definisi dari
Kontraspsi Mantap
b. Klien dapat menyebutkan Jenis
c. Klien dapat menyebutkan pengertian
TUBEKTOMI

11
d. Klien dapat menyebutkan Mekanisme
Kerja
e. Klien dapat menyebutkan apa saja
Manfaatnya
f. Klien dapat menyebutkan Keterbatasan
g. Klien dapat menyebutkan Yang dapat
menjalani
h. Klien dapat menyebutkan Yang
sebaiknya tidak menjalani
i. Klien dapat menyebutkan Kapan bisa
dilakukan
j. Klien dapat menyebutkan Penanganan
k. Klien dapat menyebutkan Efek Samping

METODE : Supporting, Katarisasi, Refleksi dan


Kesimpulan,

Dan Pemberian Informasi

LANGKAH KONSELING : SATU-TUJU

Sa : sapa dan salam

T : Tanyakan keluhan

U : Uraikan pilihan

Tu : Bantu untuk menentukan pilihan

J : Jelaskan

ALAT PERAGA : PPT

12
KEGIATAN PENYULUHAN

No Waktu Kegiatan Respon Klien

1 5 menit 1. Pembukaan :
a. Mengucapkan salam. a. Klien menjawab salam.
b. Memperkenalkan diri. b. Klien menerima dengan baik.
c. Menanyakan identitas klien. c. Klien menjawab seputar
d. Kontrak waktu. identitasnya.
e. Apersepsi d. Klien mnyetujui.
e. Klien menjelaskan persepsinya.

2 20 menit 2. Kegiatan Inti :

a. Menanyakan kepada klien


a. Klien Menyatakan masalah yang
mengenai informasi keluhan/
dihadapinya tentang penggunaan
masalah yang dihadapi
akseptor tubektomi
b. Menjelaskan kepada klien
seputar hal akseptor kb
tubektomi b. Klien mendengarkan penjelasan
c. Menjelaskan kepada klien konselor
tentang Mekanisme Kerja
d. Menjelaskan kepada klien
c. Klien mendengarkan penjelasan
tentang Manfaatnya
dengan seksama
e. Menanyakan pemahaman
d. Klien mendengarkan penjelasan
klien mengenai informasi
dengan seksama
yang telah diberikan
e. Klien Mengajukan pertanyaan
f. Menguraikan kepada klien
kepada konselor
mengenai cara penyelesaian
masalahnya tentang akseptor
kb tubektomi f. Klien mendengarkan dengan

13
g. Menjelaskan Keterbatasan, seksama
Yang dapat menjalani/tdk
h. Memberikan informasi
tentang cara penyelesaian
masalah klien
i. Memberikan kesempatan
g. Klien mendengarkan penjelasan dari
kepada klien untuk bertanya
konselor
tentang informasi yang telah
h. Mendengarkan dengan seksama dan
diberikan
antusias
j. Membantu klien dalam
menentukan pilihan solusi
atas maslahnya i. Klien menanyakan hal yang tidak
k. Menjelaskan secara lengkap dipahaminya
bagaimana konsekuensi dan
keefektivitasan keputusan
yang diambil oleh klien
j. Klien mendengarkan uraian dari
konselor

k. Klien mendengarkan dengan baik


3 5 menit 3. Penutup :
a. Menyimpulkan materi dan
a. Mendengarkan kesimpulan
pemecahan masalah klien
tentang konseptor kb
tubektomi
b. Evaluasi sumatif
c. Memberikan kesempatan
audience untuk refleksi b. Menjawab pertanyaan
perasaan. c. Menyampaikan refleksi perasaan
d. Mengucapkan salam penutup.

d. Menjawab salam

14
EVALUASI

Evaluasi proses belajar dilakukan dengan memberikan pertanyaan lisan kepada


audience/ Klien atau dapat berupa refleksi yakni klien mengulang kembali materi.

1. Apa yang dimaksud dengan Kontraspsi Mantap ?


Standar : ( Klien mampu menjelaskan pengertian kehamilan )

Jawaban :

Kontrasepsi mantap adalah suatu metode kontasepsi yangdilakukan


dengan cara mengikat atau memotong saluran telur ( pada perempuan )
atau saluran seperma ( pada lelaki ). Kontap dijalankan dengan
melakukan oprasi kecil pada organ reproduksi , baik untuk tubektomi
bagi perempuan maupun vasektomi pada laki-laki .Dengan cara ini
reproduksi tidak lagi terjadi dan kehamilan akan terhindar untuk
selamanya .

2. Apa saja jenisnya ?


Standar : ( Klien mampu menyebutkan minimal 2 faktor )

Jawaban:

a. Mini Laparotomi

b. Laparaskopi

3. Apa yang dimaksud tubektomi ?

15
Standar : ( Klien mampu menyebutkan pengertian unwanted pregnancy)

Jawaban :

Tindakan oprasi kecil untuk mencegah kehamilan dilakukan pada saluran


telur perempuan dengan memotong atau mengikat salah satu bagian yang
dilalui sel telur, diharapkan tidak terjadi pembuahan (kehamilan).

Prosedur bedah sukarela untu menghentikan fertilitas (kesuburan)


seorang perempuan secara permanent

4. Bagaimana cara mekanisme kerjanya ?


Standar : ( Klien mampu menyebutkan 2 dampak dari unwanted
pregnancy)

Jawaban:

Dengan mengokulsi tuba fallopi (mengikat dan memotong atau


memasang cincin), sehingga sperma tidak dapat bertemu dengan ovum.

5. Sebutkan 4 dari 8 manfaa kontrasepsi ?


Standar : ( Klien mampu memberikan jawaban dari masalahnya)

Jawaban :

Sangat efektif ( 0,2 – 11 kehamilan / 100 perempuan selama tahun


pertama penggunaan ).

Permanent

Tidak mempengaruhi proses menyusui (breast feeding)

Tidak bergantung pada factor senggama

Baik bagi klien apabila kehamilan akan menjadi resiko kesehatan


yang serius

16
Perdarahan sederhana, dapat dilakukan dengan anestesi local.

Tidak ada efek samping dalam jangka panjang.

Tidak ada perubahan dalam fungsi seksual.(tidak ada efek pada


produksi hormone ovarium)

6. Sebutkan 2 dari 6 keterbatasan akseptor tubektomi ?


Standar : ( Klien mampu memberikan jawaban dari masalahnya)

Jawaban :

Harus dipertimbangkan sifat permanent pada metode kontrasepsi


ini (tidak dapat dipulihkan kembali), kecuali dengan operasi
rekanalisasi.

Klien dapat menyesal di kemudian hari

Resiko komplikasi kecil, (meningkat, apabila digunakan anestesi


umum)

Rasa sakit / ketidaknyamanan dalam jangka pendek setelah


tindakan.

Dilakukan oleh dokter yang terlatih (dibutuhkan dokter spesialis


ginecologi atau dokter spesialis bedah untuk proses laparaskopi)

Tidak melindungi diri dari IMS, termasuk HPV dan HIV / AIDS.

7. Sebutkan 3 syarat yang dapat menjalankan tubektomi ?


Standar : ( Klien mampu memberikan jawaban dari masalahnya)

Jawaban :

Usia> 26 tahun

Paritas > 2

Yakin tidak mempunyai keluarga yang besar sesuai dengan


kehendaknya

17
Pada kehamilannya akan menimbulkan resiko kesehatan yang
serius.

Pasca persalinan

Pasca keguguran

Paham, sukarela, setuju dengan prosedur ini.

8. Sebutkan 3 syarat yang sebaiknya tidak menjalani tubektomi ?


Standar : ( Klien mampu memberikan jawaban dari masalahnya)

Jawaban :

Hamil (sudah terdeteksi / dicurigai)

Perdarahan vaginal yang belum jelas hingga harus dievaluasi

Infeksi sistemik, atau pelvic yang akut

Tidak boleh menjalani proses pembedahan

Kurang pasti mengenai keinginannya untuk fertilitas di masa depan

Belum memberikan persetujuan tertulis.

9. Kapan tubektomi bisa di lakukan ?


Standar : ( Klien mampu memberikan jawaban dari masalahnya)

Jawaban :

Setiap waktu selama siklus menstruasi apabila diyakini rasional


klien tersebut tidak hamil.

Hari ke – 6 hingga hari ke – 13 dari siklus menstruasi (fase


proliferasi)

Pasca persalinan

Mini Laparaskopi : di dalam waktu 2 hari atau setelah 6 / 12


minggu

18
Laparaskopi : tidak tepat untuk klien pasca persalinan

Pasca keguguran

Triwulan Pertama : Dalam waktu 7 hari sepanjang tidak ada bukti


infeksi pelvic (Mini lap atau Laparaskopi)

Triwulan Kedua : dalam waktu 7 hari sepanjang tidak ada bukti


infeksi pelvic (Minilap saja)

19
Balikpapan, selasa
oktober 2019

Pembimbing Mata Kuliah Penyusun

Susi Purwanti, SSi. T, MPH Kelompok

NIP.

20
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Tingginya angka kematian ibu di Indonesia akibat resiko tinggi untuk melahirkan
menjadi perhatian pemerintah. Sehingga diadakannya program keluarga berncana
( KB ) sebagai salah satu cara untuk mengurangi tingginya angka kematian ibu.
Banyaknya anak-anak terlantar dan dengan jarak usia yang sangat dekat juga
menjadi perhatian pemerintah.
Alat kontrasepsi yang saat ini sudah tersedia bermacam-macam.Selain adanya
alat kontrasepsi untuk wanita, juga tersedia alat kontrasepsi untuk pria. Hanya
saja yang menjadi masalah saat ini, kurangnya pengetahuan akan metode memilih
kontrasepsi, keuntungan, kerugian, serta efek samping dari pemakaian alat
kontrasepsi tersebut.

B. Rumusan Masalah
1. Apa pengertian kontrasepsi mantap ?
2. Apa saja jenisnya ?
3. Apa pengertian tubektomi ?
4. Seperti apa mekanisme kerjanya ?
5. Apa saja manfaatnya ?
6. Keterbatasan apa dalam tubektomi?
7. Yang dapat menjalanitubektomi ?
8. Yang sebaiknya tidak menjalani tubektomi?
9. Kapan bisa dilakukan tubektomi ?
10. Penanganan seperti apa dalam tubektomi?
11. Apa efek sampingnya tubektomi ?

C. Tujuan
Adapun tujuan dari penyusunan makalah ini adalah sebagai berikut:
1. Untuk menambah pengetahuan mahasiswi tentang metode KB mantap
2. Untuk memperluas wawasan mahasiswi tentang metode KB mantap
3. Untuk dapat membantu mahasiswa dalam memahami KB mantap baik secara
teori maupun sercara praktik.

21
4. Agar mahasiswi dapat mengetahui cara kerja, syarat, waktu pelaksanaan,
perawatan, keuntungan dan kerugian dari metode KB mantap
5. Agar mahasiswi kelak dapat memberikan pelayanan kontrasepsi tentang KB
mantap kepada masyarakat.

22
BAB II

LANDASAN TEORI

PENGERTIAN SAK = pengertian konseling adalah seluruh upaya bantuan


yang diberikan konselor kepada konseli supaya dia memperoleh konsep diri dan
kepercayaan diri sendiri, untuk dimanfaatkan olehnya dalam memperbaiki
tingkah lakunya pada masa yang akan datang. Dalam pembentukan konsep
kepribadian yang sewajarnya mengenai : dirinya sendiri, orang lain, pendapat
orang lain tentang dirinya, tujuan-tujuan yang hendak dicapai, dan kepercayaan
diri.

D. Dasar Teori
1. Pengertian Kontrasepsi Mantap Pada Wanita
Kontrasepsi mantap pada wanita adalah setiap tindakan pada saluran telur
yang mengakibatkan orang atau pasangan yang bersangkutan tidak akan
mendapat keturunan lagi. Kontrasepsi ini untuk jangka panjang dan
sering disebut tubektomi atau sterilisasi.
2. Jenis
a. Penyinaran
Merupakan tindakan penutupan yang dilakukan pada kedua tuba
falopi wanita yang mengakibatkan yang bersangkutan tidak hamil
atau tidak menyababkan kehamilan lagi.
Keuntungan penyinaran adalah kerusakan tuba falopi
terbatas,morbilitas rendah, dapat dikerjakan dengan
laparaskopi,hiteroskopi .kerugiannya adalah memerlukan alat-alat
yang mahal ,memerlukan latihan khusus,belum tentukan standarisasi
prosedur ini ,potensi reversible belum diketahui.
b. Opertif
Dapat dilakukan dengan cara:
Abdominal
a) Laparotomi

23
Laparotomy sudah tidak digunakan karena diperlukan insisi yang
panjang.kontrasepsi ini diperlukan bilacara kontrasepsi yang lain
gagal atau timbul komplikasi sehingga diperlukan insisi yang lebih
besar

b) Mini laparatomy
Laparatomy khusus untuk tubektomi yang paling mudah dilakukan
satu sampai dua hari pasca persalinan efektitas:
Angka kegagalan 0-2,7 kehamilan perseratus wanita .
Keuntungan mini laparotomy adalah aman,mudah,wanita yang baru
melahirkan umumnya mempunyai motifasi tinggi untuk mencegah
mendapatkan lebih banyak anak.
Kerugiannya adalah resiko komplikasi (kesalahan,kegagalan
teknis),perdarahan serta resiko infeksi

c) Laparoskopi
Mula-mula dipasang cunam serviks pada bibir depan porsio uteri,
dengan maksud supaya dapat menggerakan uterus jika hal tersebut
diperlukan saat laparoskopi .
Keuntungannya adalah cepat,insisi kecil,kurang menyebabkan sakit
jika disbanding mini laparotomi.
Kerugiannya resiko terjadi komplikasi,lebih sukar
dipelajari,memerlukan keahlian bedah ,harga peralatannya mahal.

d) kolpotomi
yang sering dipakai adalah kolpotomi posterior .insisi dilakukan di
dinding vagina transversal 3 sampai 5cm ,cavum douglast yang
terletak diantara dinding depan rectum dan dinding belakang uterus
dibuka melalui vagina untuk sampai di tuba.
Efektifitas angka kegagalan 0 sampai 5,2 persen .
Keuntungan bisa dilakukan lewat rawat jalan,hanya perlu waktu
5- 15 menit,rasa sakit post operatif lebih kecil dibandingkan dengan
cara kontrasepsi lainnya alatnya sederhana dan murah.

24
e) Kuldoskopi
Rongga pelvis dapat dilihat melalui kuldoskop yang dimasukan
kedalam cavum douglast .

Transcervikal
a) Histeroskopi
Prinsipnya seperti laparoskopi hanya ada hiteroskopi tidak dipakai
trougkar tetapi suatu vacuum servikal adaptor untuk mencega
keluarnya gas saat dilatasi serviks /cavum uteri.
b) Tanpa melihat langsung
Pada cara ini operator tidak melihat langsung kecavum uteri untuk
melokalisir orivicium tubae.
c) Penyumbatan tuba ssecara mekanis
Tubal clip penyumbatanpada tuba mekanis dipasang pada tuba
ismus tuba falopi 2-3 cm dari uterus,melalui
laparotomy,laparaskopi,kolpotomid dan kuldoskopi.
d) Penyumbatan tuba kimiawi
Zat zat kimia dalam cair,pasta,padat dimasukan kedalam melalui
servik kedalam uteri –tubal jungcition,dapat dengan visualisasi
langsung ataupun tidak.
Keuntungan dari metode ini adalah mudah mengerjakannya dapat
rawat jalan .
Kerugiannya adalah kebanyakan zat kimia kurang afektif,ada zat
kimia yang sangat toxic kadang dapat merusak jaringan

Persyaratan Peserta Kontap :


a. Syarat Sukarela :
Calon peserta secara sukarela, tetap memilih kontap setelah
diberi konseling mengenai jenis-jenis kontrasepsi, efek samping,
keefektifan, serta diberikan waktu untuk berpikir lagi.
b. Syarat Bahagia :
Setelah syarat bahagia terpenuhi maka perlu dinilai pula syarat
kebahagiaan keluarga.Yang meliputi terikat dalam perkawinan

25
yang sah dan harmonis, memiliki sekurang-kurangnya dua anak
yang hidup dan sehat baik fisik maupun mental, dan umur istri
sekitar 25 tahun (kematangan kepribadian).
c. Syarat Sehat :
Setelah syarat bahagia dipenuhi, maka syarat kesehatan perlu
dilakukan pemeriksaan.

3. Pengertian Tubektomi Menurut Para Ahli


Arti tubektomi adalah :
Pengertian tubektomi adalah tindakan pemotongan dan pengikatan pada
kedua saluran telur wanita sehingga mengakibatkan orang tersebut tidak
bias mendapatkan keturunan lagi. (mansjoer : 2001)
Definisi tubektomi adalah suatu prosedur bedah sukarela yang bertujuan
untuk menghentikan kesuburan/fertilitas seorang wanita yang dilakukan
dengan cara eksisi atau dengan cara menghambat tuba fallopi yang akan
membawa ovum dari ovarium menuju ke uterus. Manfaat kontrasepsi
tubektomi adalah untuk mencegah ovum dibuahi oleh sperma di tuba
fallopi (Everett:2008)
Pengertian tubektomi adalah suatu tindakan oklusi atau pengambilan
sebagian saluran telur pada wanita untuk mencegah terjadinya proses
fertilisasi. Dengan tubektomi maka fertilitas akan terhenti
secarapermanen. (saifuddin : 2006). Secara umum, pengertian tubektomi
adalah kontrasepsi yang dilakukan pada wanita dengan cara mengkat dan
memotong tuba fallopi (saluran indung telur) sebagai tempat atau saluran
dimana sel telur menunggu sel sperma untuk dibuahi. Seorang wanita
memiliki sepasang tuba fallopi dimana sel telur yang dihasilkan ovarium
menunggu sel sperma di sini.Dengan memotong tuba fallopi, sel telur
dari ovarium tidak dapat masuk ke tuba fallopi dan menutup kesempatan
sel telur tersebut untuk dibuahi sehingga seorang wanita tidak bias
hamil.Dengan melakukan tuektomi seorang wanita dapat dikatakan steril
dari kehamilan atau mandul.Karena bersifat permanen maka sebaiknya
metode kontrasepsi ini dipertimbangkan kembali sebelum dijalankan.
Meskipun tuba fallopi tersebut bias disambung kembali namun yingkat
kesuburan atau fertilitasnya tidak akan kembali seperti sebelumnya. Jika

26
kondisi memang benar-benar darurat dimana jika wanita tersebut hamil
akan dapat membahayakan jiwanya dan calon anaknya maka metode ini
dapat menjadi pilihan.
4. Mekanisme Kerja
Pada proses ini, Anda akan diberikan bius total melalui punggung bawah.
Setelah itu, dokter dan ahli bedah akan membuat sayatan kecil pada area
di atas pubis. Melalui sayatan tersebut, dokter memasukkan alat
laparoskopi untuk menentukan letak tuba falopi serta peralatan bedah
yang berfungsi untuk menutup saluran tuba falopi Anda.
a) Minilaparotomy
Untuk prosedur tubektomi ini, Anda akan mendapatkan bius lokal.
Pembedahan yang dilakukan mirip dengan bedah laparoskopi.Namun,
perbedaannya terletak dari teknik pemotongan saluran tuba falopi. Jika
pada bedah laparoskopi saluran tersebut akan dipotong dan dijahit
kembali, minilaparotomy menggunakan teknik mengikat dan menjepit
tuba falopi dengan alat khusus.
b) Tuba implan

KB steril melalui tuba implan tidak membutuhkan pembedahan.Maka,


biasanya Anda tidak memerlukan bius tertentu. Dokter akan
memasukkan semacam tabung kecil melalui vagina dan leher rahim
hingga mencapai saluran tuba falopi. Implan ini berfungsi untuk
menghambat, bukan memotong atau mengikat saluran tuba falopi Anda.
Untuk mengecek apakah implan sudah tertanam dengan baik, Anda akan
diminta untuk melakukan pemindaian (scan) badan melalui rontgen.

c) Laparoskopi

Metode ini paling umum dipilih karena prosedur dan masa pemulihannya
yang tergolong cepat. Prosedurnya meliputi:

 Membuat 1 atau 2 sayatan kecil di dekat pusar.


 Memompa gas ke dalam perut agar tuba falopi dan rahim terlihat
jelas.

27
 Memasukkan laparoskop (tabung kamera mini) ke dalam perut
untuk melihat tuba falopi.
 Memasukkan alat untuk menutup atau memotong tuba falopi
melalui laparoskop atau sayatan kecil lain.
 Membakar atau menyumbat tuba falopi.
 Mengeluarkan laparoskop dan alat lainnya, lalu menjahit sayatan.

5. Manfaat atau Keuntungan Tubektomi

Setiap tindakan medis memiliki keuntungan dan kerugian yang bisa saja
terjadi pada setiap orang, tidak terkecuali tubektomi.Maka dari itu, ada
baiknya sebelum melakukannya, kita lebih banyak mencari informasi
mengenai keuntungan dan kerugian dalam tindakan ini. Pertama akan
kami sebutkan beberapa keuntungan melakukan tubektomi, yaitu:

a. Perlindungan terhadap terjadinya kehamilan sangat tinggi.


b. Tidak mempengaruhi kehidupan suami istri.
c. Tidak mempengaruhi proses menyusui.
d. Tidak mengganggu siklus menstruasi.
e. Lebih aman, praktis, efektif dan ekonomis.
f. Baik bagi wanita yang apabila kehamilan menjadi ancaman
serius bagi kesehatannya.
g. Pembedahan yang sederhana dan dengan anestesi lokal.
h. Tidak ada perubahan fungsi seksual.
i. Berhubungan badan dengan pasangan lebih nyaman.

6. Keterbatasan Tubektomi

a. Harus dipertimbangkan sifat permanen metode kontrasepsi ini


(tidak dapat dipulihkan kembali), kecuali dengan operasi
rekanalisasi, maka sebelum tindakan perlu pertimbangan matang
dari pasangan sehingga klien (akseptor) tidak menyesal
dikemudian hari.

28
b. Resiko komplikasi kecil (meningkat apabila digunakan anestesi
umum).
c. Adanya rasa sakit atau ketidaknyamanan dalam jangka pendek
setelah tindakan.
d. Dilakukan oleh dokter yang terlatih (dIbutuhkan dokter spesialis
bedah untuk proses laparoskopi).
e. Tidak melindungi diri dari IMS, termasuk HIV atau AIDS
(Sujiyatini, Arum, 2009, hlm.164).
7. Yang Dapat Menjalani Tubektomi
a. Usia Ibu > 26 sampai 46 tahun, memiliki paritas >2.
b. Yakin telah mempunyai besar keluarga yang sesuai dengan
kehendaknya sehingga klien tidak menyesal dikemudian hari.
c. Pada kehamilanya akan menimbulkan resiko kesehatan yang
serius.
d. Pada saat pascapersalinan dan pascakeguguran.
e. Paham dan secara sukarela setuju dengan prosedur ini
(Saifuddin, 2006, hlm.MK-83).
8. Yang Sebaiknya Tidak Menjalani Tubektomi
a. Hamil atau dicurigai hamil.
b. Perdarahan melalui vagina yang belum terjelaskan penyebabnya.
c. Infeksi sistematik atau pelvic akut yang belum sembuh atau
masih dikontrol.
d. Tidak boleh menjalani proses pembedahan.
e. Belum mantap/kurang pasti dengan keinginanya untuk fertilitas
dimasa mendatang.
f. Belum memberikan persetujuan tertulis (pinem, 2009, hlm.293).
9. Kapan Bisa Dilakukan Tubektomi
a) Setiap waktu selama siklus menstruasi apabila diyakini secara
rasional klien tersebut tidak hamil
b) Hari ke-6 hingga ke-13 dari siklus menstruasi (fase proliferasi)
c) Pasca persalinan
 Minilap : didalam waktu 2 hari atau setelah 6 minggu atau 12
minggu .
 Laparoskopi : tidak tepat untuk klien-klien pascapersalinan.

29
d) Pascakeguguran
 Triwulan pertama : dalam waktu tujuh hari
sepanjang tidak ada bukti infeksi pelvik (minilap
atau laparoskopi)
 Triwulan kedua : dalam waktu tujuh hari sepanjang
tidak ada bukti infeksi pelvik (minilap saja)

10. Penanganan Tubektomi


a. Apabila terlihat infeksi luka,obati dengan antibiotik.
b. Obati infeksi berdasarkan apa yang ditemukan
c. Apabila kandung kemih atau usus luka dan diketahui sewaktu
operasi,lakukan reparasi primer.Apabila ditemukan
pascaoperasi,dirujuk ke rumah sakit yang tepat bila perlu.
d. Gunakan packs yang hangat dan lembab ditempat tersebut.
e. Ajukan ke tingkat asuhan yang tepat dan mulailah resusitasi intensif,
termasuk cairan I.V.Resusitasi kardio pulmonar, dan tindakan
penunjang kehidupan lainnya.
f. Pastikan adanya infeksi atau abses dan obati berdasarkan apa yang
ditemukan.
g. Mengontrol perdarahan dan obati berdasarkan apa yang ditemukan.
11. Efek Samping Tubektomi
a. Infeksi luka
b. Demam pascaoperasi (> 38 ’ c)
c. Luka pada kandung kemih,intestinal (jarang terjadi)
d. Hematoma(subkutan)
e. Emboli gas yang diakibatkan oleh laparaskopi(sangat jarang terjadi)
f. Rasa sakit pada lokasi pembedahan
g. Perdarahan superfisial

30
BAB III

PENUTUP

a. Kesimpulan

Keluarga Berencana (KB) adalah istilah yang mungkin sudah lama anda
kenal.KB artinya mengatur jumlah anak sesuai kehendak Anda, dan menentukan
sendiri kapan Anda ingin hamil.Bila Anda memutuskan untuk tidak segera hamil
sesudah menikah, Anda bisa ber-KB.Layanan KB di seluruh Indonesia sudah
cukup mudah diperoleh.Ada beberapa metoda pencegahan kehamilan, atau
penjarangan kehamilan, atau kontrasepsi, bisa Anda pilih sendiri.

Tak seorang pun boleh memaksa Anda mengikuti program KB. tak seorang pun
bisa menggunakan alat KB tertentu bila itu bukan pilihan Anda. Tetapi kalau alat
yang Anda pilih bisa membahayakan diri Anda sendiri atau, memperparah
penyakit yang sudah anda derita, pekerja kesehatan mungkin menyarankan alat
lain yang mungkin lebih aman. Meskipun tidak ada paksaan, bila Anda telah
mengerti risiko-risiko yang mengancam kesehatan atau bahkan keselamatan
Anda sendiri sehubungan dengan kehamilan dan persalinan, selayaknya Anda
mengikuti program KB atas kesadaran sendiri.

Kesimpulan dari tujuan program KB adalah: Memperbaiki kesehatan dan


kesejahteraan ibu, anak, keluarga dan bangsa, Mengurangi angka kelahiran untuk
menaikkan taraf hidup rakyat dan bangsa, Memenuhi permintaan masyarakat
akan pelayanan KB dan KR yang berkualitas, termasuk upaya-upaya menurunkan
angka kematian ibu, bayi, dan anak serta penanggulangan masalah kesehatan
reproduksi.

Umumnya perempuan yang menghendaki pembatasan jumlah anak adalah


perempuan yang sudah punya kesempatan belajar dan mencari nafkah sendiri,
serta statusnya cukup setara dengan laki-laki dalam masyarakatnya.

31
b. Saran
Jutaan perempuan di seluruh dunia selama ini sudah menggunakan metoda KB
yang kami paparkan dalam halaman-halaman sebelumnya.Malahan metoda-
metoda itu lebih aman ketimbang hamil dan bersalin.Bila Anda memilih untuk
tetap ber-KB.Sebagian perempuan menginginkan banyak anak – khususnya di
tengah-tengah masyarakat-masyarakat yang miskin, tak memperoleh pembagian
tanah yang adil, sumber daya kurang, dan keuntungan social tipis. Anak-anak
membantu pekerjaan orang tua sehari-hari, dan merawat mereka di usia lanjut. Di
banyak tempat, jumlah anak yang sedikit dianggap sebagai kemewahan (hanya
orang tua yang berkecukupan saja yang mampu mengurangi jumlah anak).
Tetapi sebagian perempuan lain menganggap bahwa banyaknya anak justru
makin memiskinkan keluarga, dan mempersualit pengentasan nasib mereka.
Banyak orang tua yang sedih dan menyesal karena kebanyakan anak, tidak
mampu memberi mereka penghidupan yang layak.tidak mampu menyekolahkan
mereka sampai jenjang yang tinggi, dan akibatnya anak-anak mereka itu tak
mendapat peluang memperbaiki generasi mereka.
Yang jelas, tidak peduli di manapun (dalam masyarakat apapun) Anda berada,
Anda akan lebih sehat, dan melahirkan anak-anak yang jauh lebih sehat, bila
Anda memegang kendali atas penentuan berapa banyak anak yang akan anda
miliki, dan kapan akan hamil.
Mungkin Anda sudah mengalami sendiri desakan-desakan dari segala penjuru
untuk ber-KB atau sebaliknya agar jangan ber-KB. Memang nasihat-nasihat
orang lain bisa diambil manfaatnya, tetapi mau ber-KB atau tidak, sepenuhnya
adalah keputusan Anda sendiri. Kalau Anda sudah mengambil keputusan akan
ber-KB, kini tiba saatnya memilih metoda yang paling cocok. Agar Anda mampu
memilih dengan tepat, Anda harus mempelajari keuntungan dan kerugian setiap
metode terlebih dahulu.

32
DAFTAR PUSTAKA

Prawihardjo, Sarwono. 2006. Buku panduan praktis pelayanan kontrasepsi. Jakarta :


Yayasan Bina Pustaka
Http://posyandu.org/mow-dan-mop.html
http://digilib.unimus.ac.id/files/disk1/150/jtptunimus-gdl-diantiokta-7476-2-babii.pdf

33
LAMPIRAN

34

Anda mungkin juga menyukai