RMK
RMK
Penilaian risiko adalah metode sistematis dalam melihat aktivitas kerja, memikirkan apa yang
dapat menjadi buruk, dan memutuskan kendali yang cocok untuk mencegah terjadinya kerugian,
kerusakan, atau cedera di tempat kerja.
Karena dengan dilakukannya penilaian risiko kita bisa mendapatkan informasi dan dapat
melakukan analisis berdasarkan bukti untuk membuat keputusan berdasarkan informasi tentang
bagaimana mengontrol risiko tertentu dan bagaimana memilih metode kontrol di antara beberapa
pilihan yang ada.
Dengan menggunakan penilaian risiko, sebuah organisasi dapat membuat keputusan yang
lebih baik mengenai risiko dan mencapai tujuan bisnisnya. Menghilangkan ketidakpastian
dengan menilai risiko memungkinkan sebuah organisasi mengelola operasinya dengan
tingkat kepercayaan diri tertentu. Pemahaman ini mengantarkan pada sebuah keputusan apakah
risiko yang telah teridentifikasi dapat diterima atau tidak, dan tindakan pengendalian apa yang
paling tepat. Pada akhirnya, “output” dari penilaian risiko merupakan “input” terhadap
proses pengambilan keputusan (ISO 31010 / ANSI Z690.3-2011)
Manfaat dari penilaian risiko:
1. Membantu pencapaian tujuan organisasi
2. Kesinambungan pelayanan kepada stakeholders
3. Efisiensi dan efektivitas pelayanan
4. Dasar penyusunan rencana strategis
5. Menghindari pemborosan
1.7.1. Risiko Bisnis
Resiko bisnis adalah resiko dimana klien kita akan gagal mencapai tujuannya, yang
berhubungan dengan keandalan laporan keuangan, efisiensi dan efektifitas operasi serta
kepatuhan terhadap hukum dan pemerintah.
Ada 3 kategori umum dalam risiko bisnis:
1. Risiko keuangan adalah risiko yang timbul dari aktivitas keuangan atau konsekuensi
keuangan dari sebuah operasi, misalnya isu arus kas
2. Risiko operasional adalah risiko yang timbul terkait dengan operasi, misalnya risiko
bahwa pemasok utama bangkrut dan perusahaan tidak apat beroperasi.
3. Risiko kepatuhan adalah risiko yang timbul dari ketidakpatuhan atas hokum dan regulasi
yang melingkupi bisnis, misalnya sebuah restoran gagal untuk mematuhi regulasi
kebersihan makanan dapat menghadapi denda, penutupan paksa, tindakan legal dari
pelanggan dan sebagainya.
Standar auditing seksi 312 “risiko Audit dan Materialitas dalam pelaksanaan Audit”
mengharuskan auditor untuk mempertimbangkan risiko audit dalam :
1. Perencanaan audit dan perancangan program audit.
2. Pengevaluasian akhir apakah laporan keuangan secara keseluruhan disajikan secara
wajar sesuai prinsip akuntansi yang diterima umum.
Komponen risiko audit pada umumnya terdiri atas 3 yaitu :
a. Risiko Inheren
b. Risiko pengendalian
c. Risiko deteksi
Di samping itu, pemeriksa dapat melakukan observasi dan inspeksi pada entitas untuk
memperoleh gambaran bagaimana entitas menjalankan proses bisnis dan melaporkannya
dalam laporan keuangan. Melalui observasi dan inspeksi, pemeriksa akan dapat menentukan
apakah entitas memiliki rancangan dan menerapkan pengendalian interen yang efektif
sehingga mampu menyajikan laporan keuangan sesuai dengan standar pelaporan yang
berlaku.