Anda di halaman 1dari 4

RMK

Nur Iman cahyono


Penilaian Resiko

Penilaian risiko adalah metode sistematis dalam melihat aktivitas kerja, memikirkan apa yang
dapat menjadi buruk, dan memutuskan kendali yang cocok untuk mencegah terjadinya kerugian,
kerusakan, atau cedera di tempat kerja.
Karena dengan dilakukannya penilaian risiko kita bisa mendapatkan informasi dan dapat
melakukan analisis berdasarkan bukti untuk membuat keputusan berdasarkan informasi tentang
bagaimana mengontrol risiko tertentu dan bagaimana memilih metode kontrol di antara beberapa
pilihan yang ada.
Dengan menggunakan penilaian risiko, sebuah organisasi dapat membuat keputusan yang
lebih baik mengenai risiko dan mencapai tujuan bisnisnya. Menghilangkan ketidakpastian
dengan menilai risiko memungkinkan sebuah organisasi mengelola operasinya dengan
tingkat kepercayaan diri tertentu. Pemahaman ini mengantarkan pada sebuah keputusan apakah
risiko yang telah teridentifikasi dapat diterima atau tidak, dan tindakan pengendalian apa yang
paling tepat. Pada akhirnya, “output” dari penilaian risiko merupakan “input” terhadap
proses pengambilan keputusan (ISO 31010 / ANSI Z690.3-2011)
Manfaat dari penilaian risiko:
1. Membantu pencapaian tujuan organisasi
2. Kesinambungan pelayanan kepada stakeholders
3. Efisiensi dan efektivitas pelayanan
4. Dasar penyusunan rencana strategis
5. Menghindari pemborosan
1.7.1. Risiko Bisnis
Resiko bisnis adalah resiko dimana klien kita akan gagal mencapai tujuannya, yang
berhubungan dengan keandalan laporan keuangan, efisiensi dan efektifitas operasi serta
kepatuhan terhadap hukum dan pemerintah.
Ada 3 kategori umum dalam risiko bisnis:
1. Risiko keuangan adalah risiko yang timbul dari aktivitas keuangan atau konsekuensi
keuangan dari sebuah operasi, misalnya isu arus kas
2. Risiko operasional adalah risiko yang timbul terkait dengan operasi, misalnya risiko
bahwa pemasok utama bangkrut dan perusahaan tidak apat beroperasi.
3. Risiko kepatuhan adalah risiko yang timbul dari ketidakpatuhan atas hokum dan regulasi
yang melingkupi bisnis, misalnya sebuah restoran gagal untuk mematuhi regulasi
kebersihan makanan dapat menghadapi denda, penutupan paksa, tindakan legal dari
pelanggan dan sebagainya.

Faktor-faktor yang Mempengaruhi Risiko Bisnis:


1. Industri dan lingkungan eksternal
Terdapat tiga alasan mengapa diperlukan pemahaman yang baik atas industri klien dan
lingkungan eksternal. Risiko yang berkaitan dengan industri tertentu dapat mempengaruhi
hal-hal berikut :
a. Penilaian auditor atas risiko bisnis klien dan risiko audit yang dapat diterima dan bahkan
dapat mempengaruhi auditor dalam menerima penugasan pada industri yang lebih berisiko
b. Terdapat risiko-risiko inhern yang umumnya dimiliki oleh semua klien dalam sejumlah
industri tertentu. Pemahaman akan risiko tersebut akan membantu auditor dalam
mengidentifikasi risiko-risiko inhern yang dimiliki klien.
c. Banyak industri yang memiliki persyaratan akuntansi yang unik, yang harus dipahami
auditor untuk mengevaluasi apakah laporan keuangan klien sesuai prinsip akuntansi yang
berlaku umum.

2. Manajemen dan tata kelola


Karena manajemen menetapkan strategi dan proses bisnis perusahaan, auditor harus
menilai filosofi dan gaya operasi manajemen, serta kemampuannya untuk mengidentifikasi
dan merespons risiko, karena sangat mempengaruhi risiko salah saji material dalam laporan
keuangan. Tata kelola meliputi struktur organisasi klien, aktivitas dewan direksi serta komite
audit. Dewan direksi yang efektif mampu memastikan bahwa perusahaan hanya mengambil
risiko yang tepat. Komite audit, melalui pengawasan atas laporan keuangan, dapat
mengurangi kemungkinan akuntansi yang terlalu agresif. Selain itu, auditor juga harus
memahami anggaran dasar dan anggaran rumah tangga, mempertimbangkan kode etik
perusahaan dan membaca notulen rapat perusahaan.

3. Tujuan dan strategi


adalah pendekatan yang diikuti oleh entitas untuk mencapai tujuan organisasi. Auditor
harus memahami tujuan klien yang terkait dengan:
a) Reliabilitas pelaporan keuangan
b) Efektifitas dan efisiensi operasi
c) Ketaatan hukum dan peraturan

4. Pengukuran dan kinerja


Sistem pengukuran kinerja klien meliputi indikator kinerja utama yang digunakan
manajemen untuk mengukur kemajuan pencapaian tujuan. Indikator prestasi meliputi pangsa
pasar, penjualan per karyawan,pertumbuhan unit penjualan. Risiko inhern untuk salah saji
laporan keuangan bisa meningkat bila klien telah menetapkan tujuan yang tidak wajar atau
bila sistem pengukuran kinerja mendorong akuntansi yang agresif.

1.7.2. Risiko Audit


Risiko dalam auditing berarti bahwa auditor menerima suatu tingkat ketidakpastian tertentu
dalam pelaksanaan audit. Risiko audit yaitu risiko bahwa auditor secara tidak sadar gagal untuk
menyesuaikan pendapatnya atas laporan keuangan yang salah saji secara material. Auditor
menyadari bahwa resiko tersebut ada karena adanya hal-hal sebagai berikut, misalnya
ketidakpastian mengenai kompetensi bukti, efektivitas struktur pengendalian intern klien, serta
ketidakpastian apakah laporan keuangan memang telah disajikan secara wajar setelah audit
selesai.

Standar auditing seksi 312 “risiko Audit dan Materialitas dalam pelaksanaan Audit”
mengharuskan auditor untuk mempertimbangkan risiko audit dalam :
1. Perencanaan audit dan perancangan program audit.
2. Pengevaluasian akhir apakah laporan keuangan secara keseluruhan disajikan secara
wajar sesuai prinsip akuntansi yang diterima umum.
Komponen risiko audit pada umumnya terdiri atas 3 yaitu :
a. Risiko Inheren
b. Risiko pengendalian
c. Risiko deteksi

1.7.3. Penilaian Risiko salah saji material


ISSAI 1315 mengatur bahwa prosedur penilaian risiko harus mencakup tiga aktivitas
berikut:
1. Tanya jawab dengan manajemen dan pihak lain dalam entitas yang dalam penilaian
pemeriksa memiliki informasi yang dapat membantunya mengidentifikasi risiko
salah saji material karena fraud maupun error;
2. Prosedur analitis
3. Observasi dan inspeksi.
Pengumpulan informasi dari manajemen dilakukan pemeriksa dengan
mempertimbangkan relevansi informasi dimaksud dengan kemungkinan salah saji dalam
pelaporan keuangan. Di samping manajemen, pemeriksa juga dapat memperoleh informasi
dari pemeriksa yang memeriksa entitas tersebut sebelumnya. Ketika pemeriksa bermaksud
menggunakan informasi dari pemeriksa yang memeriksa entitas tersebut dalam penugasan
sebelumnya, pemeriksa harus menentukan apa saja perubahan yang terjadi sejak
pemeriksaan sebelumnya yang mungkin berdampak pada relevansinya dengan pemeriksaan
yang sekarang dilakukan.

Di samping itu, pemeriksa dapat melakukan observasi dan inspeksi pada entitas untuk
memperoleh gambaran bagaimana entitas menjalankan proses bisnis dan melaporkannya
dalam laporan keuangan. Melalui observasi dan inspeksi, pemeriksa akan dapat menentukan
apakah entitas memiliki rancangan dan menerapkan pengendalian interen yang efektif
sehingga mampu menyajikan laporan keuangan sesuai dengan standar pelaporan yang
berlaku.

1.7.4. Risiko Signifikan


Risiko signifikan adalah sebuah resiko salah saji material yang dalam penilaian
auditor,memerlukan pertimbangan audit khusus.
Dalam proses penilaian risiko yang signifikan, pemeriksa harus mempertimbangkan
beberapa kondisi tertentu, antara lain :
1. Apakah risiko terkait merupakan risiko fraud
2. Apakah risiko terkait berhubungan dengan perubahan ekonomi yang signifikan akhir-
akhir ini, perubahan akuntansi atau hal-hal lain yang memerlukan perhatian khusus
3. Kompleksitas transaksi.
4. Apakah risiko terkait melibatkan transaksi signifikan dengan pihak-pihak tertentu
(related parties)
5. Tingkat subjektivitas pengukuran (measurement) dalam informasi keuangan terkait
risiko,khususnya yang melibatkan ketidakpastian pengukuran yang luas.
6. Apakah risiko terkait melibatkan transaksi signifikan yang berada di luar praktik bisnis
normal entitas, atau memang tampak tidak biasa.
Bila pemeriksa menentukan bahwa risiko signifikan tertentu memang ada, pemeriksa harus
memperoleh pemahaman entitas, khususnya terkait dengan aktivitas pengendalian yang relevan
dengan risiko tersebut.
Contoh risiko signifikan
 Pembelian dan penjualan property
 Akuisi dan pelepasan bisnis
 Keputusan untuk anjak piutang
 Potensi penjualan atas bisnis
 Diservikisasi kedalam sector baru.

Anda mungkin juga menyukai