Anda di halaman 1dari 24

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Analisis Situasi


Ilmu Pengetahuan Alam (IPA) merupakan pengetahuan fakta dan
hukum-hukum yang didasarkan atas pengamatan dan disusun dalam suatu
sistem yang teratur. Ilmu Pengetahuan Alam berhubungan dengan cara
mencari tahu tentang alam secara sistematis sehingga IPA bukan hanya
penguasaan kumpulan pengetahuan yang berupa fakta-fakta, konsep-konsep
atau prinsip-prinsip saja tetapi juga merupakan suatu proses penemuan.
Mestinya pembelajaran fisika di SMP berorientasi pada kegiatan
laboratorium seperti observasi dan melakukan eksperimen. Dengan
keterampilan ini dapat melatih siswa untuk menemukan dan menyelesaikan
masalah secara ilmiah untuk menghasilkan produk-produk fisika yaitu fakta,
konsep, generalisasi, hukum dan teori-teori baru. Metode praktikum adalah
suatu bentuk pendekatan keterampilan proses sebagai bagian dari metode
ilmiah. Bagi peserta didik, diadakannya praktikum selain dapat melatih
keterampilan bagaimana penggunaan alat dan bahan yang tepat juga
membantu pemahaman mereka terhadap IPA yang diajarkan di kelas. Selain
itu, bagi peserta didik yang memiliki rasa ingin tahu yang tinggi, maka
melalui praktikum mereka dapat memperoleh jawaban dari rasa ingin tahunya
secara nyata/konkrit.
Akan tetapi faktanya masih banyak dijumpai proses pembelajaran IPA
di SMP yang masih menggunakan metode konvensional dimana proses
pembelajaran hanya menekankan pada aspek kognitif saja. Dari hasil
pengamatan ada beberapa alasan guru-guru SMP menjauhi kegiatan
praktikum (yang berhubungan dengan laboratorium) yaitu pertama kebanyaka
sistem evaluasi di sekolah tersebut hanya menekankan kepada penilaian
kognitif saja sedangkan aspek penilaian yang lain tidak diperhitungkan, yang
penting nilai akhir siswa tinggi dan lulus. Kedua, alat bantu pengajaran yang

1
tidak lengkap, jadi kebutuhan alat bantu pengajaran untuk pelajaran tersebut
tidak mendukung adanya kegiatan praktikum.
Program Studi Pendidikan Fisika FKIP Universitas Riau yang telah
berdiri sejak tahun 1994 mempunyai rasa tanggung jawab yang sejalan
dengan visi dan misi yang diembannya guna memajukan mutu pendidikan di
daerah Riau ini. Hal ini berkaitan dengan implementasi dari Tri Dharma
Perguruan Tinggi yaitu Pengabdian Kepada Masyarakat. Untuk
merealisasikan kegiatan tersebut, Program Studi Pendidikan Fisika FKIP
Universitas Riau berkolaborasi dengan Dinas UPTD Pendidikan Kecamatan
Kuantan Mudik.
Kecamatan Kuantan Mudik merupakan sebuah kecamatan di
Kabupaten Kuantan Singingi yang ibu kota kan Lubuk Jambi. Lubuk Jambi
berjarak 21 km dari kota Teluk Kuantan. Luas wilayah Kecamatan Kuantan
Mudik adalah 1.385,92 km2 yang membawahi 1 kelurahan 27 desa.
Berdasarkan letak geografisnya maka wilayah Kecamatan Kuantan
Mudik berbatasan dengan:
1. Sebelah utara berbatasan dengan Kota Teluk Kuantan
2. Sebelah selatan berbatasan dengan Provinsi Sumatera Barat
3. Sebelah barat berbatasan dengan Hulu Kuantan
4. Sebelah timur berbatasan dengan Batang Peranap Indragiri Hulu
Kepadatan penduduk di Kecamatan Kuantan Mudik berjumlah 24.978
jiwa yang terdiri dari 12.622 penduduk laki-laki (58,57%) dan 12.365
penduduk perempuan (41,43%), serta jumlah keluarga sebanyak 7.237 kepala
keluarga (KK), warga negara Indonesia (WNI) 100%.
Berdasarkan wawancara dengan guru yang mengajar di Kecamatan
Kuantan Mudik, masih rendah kegiatan belajar-mengajar IPA dengan
menggunakan alat peraga. Salah satu penyebabnya adalah kurangnya
pengetahuan para guru dalam menggunakan alat peraga tersebut. Guru-guru
lebih terpaku konsep materi IPA saja, namun tidak mengetahui bagaimana
konsep tersebut didapatkan. Untuk itu pelatihan pemanfaatan KIT IPA dalam
pembelajaran saintifik diadakan di Kecamatan Kuantan Mudik, Kuantan

2
Singingi. Daftar nama sekolah menengah pertama se-derajat di Kecamatan
Kuantan Mudik ditunjukkan pada Tabel 1.

Tabel 1. Daftar Sekolah Menengah Pertama di Kecamatan Kuantan Mudik

No Satuan Pendidikan
1 SMP Negeri 1 Kuantan Mudik
2 SMP Negeri 2 Kuantan Mudik
3 SMP Negeri 3 Kuantan Mudik
4 SMP Negeri 4 Kuantan Mudik
5 SMP Negeri 5 Kuantan Mudik
6 SMP Satu Atap Bukit Pedusunan
7 MTS Swasta Muhammadiyah Lubuk Jambi
8 MTS Swasta Tarbiyah Islamiyah Koto Lubuk Jambi

1.2 Identifikasi Masalah dan Perumusan Masalah


Kegiatan untuk peningkatan kompetensi dan profesionalitas guru
menjadi salah satu kebijakan di bidang pendidikan. Kebijakan ini dibuat
sebagai bagian dalam mewujudkan pendidikan di Indonesia yang mampu
bersaing dalam era global. Untuk itu perlu diselenggarakan berbagai kegiatan
yang bertujuan memotivasi guru dalam meningkatkan proses pembelajaran
yang menarik, menyenangkan dan mendorong peserta didik berpikir tingkat
tinggi.
Disamping itu guru harus mempunyai keterampilan mengunakan alat–
alat peraga tersebut, tetapi faktanya dari hasil pengamatan peneliti tidak
semua guru–guru IPA dapat mengoperasikan alat–alat tersebut dengan baik.
Ini jelas berdampak tidak bagus untuk pembelajaran Fisika dan juga untuk
peserta didik. Oleh karena itu guru-guru IPA akan diberi pelatihan tentang
penggunaan alat KIT IPA dalam pembelajaran dengan menggunakan
pendekatan saintifik.
Berdasarkan analisis situasi dapat diidentifikasi dan dirumuskan
permasalahan dalam pengabdian ini yaitu: Apakah melalui pelatihan ini guru-
guru SMP di Kecamatan Kuantan Mudik terampil menggunakan alat KIT
IPA dalam pembelajaran dengan pendekatan saintifik?

3
1.3 Tujuan Kegiatan
Pelatihan ini bertujuan untuk melatih keterampilan guru-guru IPA SMP
se-Kecamatan Kuantan Mudik untuk menggunakan alat KIT IPA SMP dalam
pembelajaran berbasis saintifik.

1.4 Manfaat Kegiatan


Manfaat yang diperoleh melalui pelatihan pemanfaatan KIT IPA adalah
sebagai berikut:
1. Meningkatkan keterampilan guru-guru SMP dalam menggunakan KIT
IPA sehingga tidak ada hambatan untuk melaksanakan praktikum IPA
khususnya fisika dalam pembelajaran di sekolah.
2. Implementasi hasil kegiatan ini terhadap siswa diharapkan dapat
merasakan sistem pembelajaran yang semestinya sesuai dengan tuntutan
kurikulum 2013.
3. Meningkatkan aktivitas belajar serta motivasi belajar dalam pembelajaran
IPA.

1.5 Sasaran Kegiatan


Sasaran kegiatan ini adalah ±20 guru SMP se-derajat se-Kecamatan
Kuantan Mudik yang mana masing-masing sekolah rata-rata mengirimkan
dua atau tiga guru.
Luaran (output) yang diharapkan dari kegiatan pelatihan ini adalah
guru-guru tersebut mampu dan terampil menggunakan media pembelajaran
KIT IPA dalam pembelajaran IPA di sekolah menengah pertama.
Dampak dari kegiatan pelatihan ini adalah meningkatnya motivasi
belajar dan keterampilan guru serta siswa dalam pembelajaran IPA berbasis
saintifik.

4
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Media Pembelajaran


Kata media berasal dari Bahasa Latin dan merupakan bentuk jamak dari
kata medium yang secara harfiah berarti perantara atau pengantar (Arief S.
Sadiman, dikk., 2007). Media adalah alat bantu apa saja yang dapat dijadikan
sebagai penyalur pesan guna mencapai tujuan pengajaran. Dengan demikian
media merupakan wahana penyalur informasi belajar atau penyalur pesan
(Rusman, 2012).
Berdasarkan pengertian media dapat dihubungkan dengan media
pembelajaran. Media pembelajaran adalah segala sesuatu yang digunakan
untuk menyalurkan pesan serta dapat merangsang pikiran, perasaan, perhatian
dan kemauan si pembelajar sehingga dapat mendorong terjadinya proses
belajar yang disengaja, bertujuan, dan terkendali (Rusman, 2012).
Dari pengabdian sebelumnya yang telah dilaksanakan Program Studi
Pendidikan Fisika FKIP UNRI, melalui data hasil respon peserta memberikan
gambaran bahwa pelatihan KIT IPA SMP yang dilaksanakan memberikan
dampak yang positif yang ditandai dengan skor dari respon peserta (Rahmad,
2016).

2.2 Hakekat Pembelajaran IPA


Ilmu Pengetahuan Alam (IPA) atau sains merupakan hasil kegiatan
manusia berupa pengetahuan, gagasan, dan konsep yang terorganisir tentang
alam sekitarnya yang diperoleh melalui serangkaian proses ilmiah. Karena
sesungguhnya sains adalah ilmu tentang alam, baik mengenai makhluk hidup
maupun benda-benda mati, salah satunya adalah IPA. Banyak ahli yang
membicarakan tentang pengertian dari sains. Departemen Pendidikan
Nasional (2004:5) menyebutkan bahwa sains adalah: 1) sebagai kumpulan
pengetahuan ilmiah yang telah disusun secara logis dan sistematis, 2) sebagai
suatu metode yang mempunyai langkah-langkah tertentu yang merupakan

5
pola berpikir deduktif maupun induktif, 3) sebagai suatu alat untuk menguasai
dan memelihara alam serta mengembangkan produksi guna kesejahteraan
manusia, 4) sebagai suatu faktor utama yang mempengaruhi kepercayaan,
pola berpikir dan sikap manusia terhadap alam semesta. Menurut Hungeford,
Volk & Ramsay (La Maronta, 2001:4), sains (fisika) adalah: 1) proses
memperoleh informasi melalui metode empiris (empirical method), 2)
informasi yang diperoleh melalui penyelidikan yang telah ditata secara logis
dan sistematis, 3) suatu kombinasi proses berpikir kritis yang menghasilkan
informasi yang dapat dipercaya dan valid. Selain itu Trowbridge & Bybee (La
Maronta, 2001:4) mengungkapkan, sains merupakan representasi dari suatu
hubungan dinamisyang mencakup tiga faktor utama, yaitu “the extant body of
scientific knowledge, the values of science, and the methods and processes of
sciences”. Pendapat ini selain melihat sains sebagai suatu proses dan metoda
serta produk-produk, juga melihat bahwa sains mengandung nilai-nilai seperti
diungkapkan Nash (1963) (dalam Hendro dan Jenny, 1993:4), yang
mengatakan ”science is away of looking at the world”. Artinya sains (IPA)
adalah suatu cara atau metode dalam mengamati alam. Pandangan ini
diperkuat Einstein (Henrdo dan Jenny, 1993:4) dengan pernyataan “Science is
the attempt to make the chaotic deversity of our sense experiences correspond
to a logically uniform system of thought”. Pengertian ini menyatakan bahwa
sains merupakan suatu bentuk upaya yang membuat berbagai pengalaman
menjadi suatu sistem pola berpikir yang logis tertentu. “A logically uniform
system of thought” ini adalah pola berpikir ilmiah. Pernyataan lain yang
senada dengan ini dikemukakan 1993:4) yang menyatakan bahwa sains dapat
dipandang Rome Harre (Hendro dan Jenny, 1993:4) menyebutkan,
”sciecollection of well attested theories which explain the patterns and rence
is a gularities among carefully studied phenomena”. Dalam pengertian ini
dapat dilihat bahwa sains (IPA) adalah kumpulan teori yang telah diuji
kebenarannya, yang menjelaskan tentang pola-pola keteraturan dari gejala
alam yang diamati secara seksama.

6
a. IPA dapat dipandang sebagai faktor yang dapat mengubah sikap dan
pandangan manusia terhadap alam semesta, dari sudut pandang mitologis
menjadi sudut pandang ilmiah.
b. IPA dapat dipandang sebagai suatu proses dari upaya manusia untuk
memahami berbagai gejala alam. Untuk ini diperlukan suatu tata cara
tertentu yang sifatnya analitis, cermat, lengkap, serta menghubungkan
gejala alam yang satu dengan gejala alam yang lain sehingga keseluruhan
membentuk suatu sudut pandang yang baru tentang objek yang
diamatinya.
c. IPA dapat dipandang sebagai suatu produk dari upaya manusia untuk
memahami berbagai gejala alam. Produk ini berupa prinsip, teori-teori,
hukum-hukum, konsep-konsep, maupun fakta-fakta yang kesemuanya itu
ditujukan untuk menjelaskan tentang berbagai gejala alam.

2.3 Pendekatan Saintifik


Pembelajaran dengan menggunakan pendekatan saintifik artinya
pembelajaran itu dilakukan secara ilmiah. Oleh karena itu, pendekatan
saintifik (scientific) disebut juga sebagai pendektan ilmiah. Proses
pembelajaran dapat dipadankan dengan suatu proses ilmiah, karena itu
kurikulum 2013 mengamanatkan esensi pendekatan saintifik dalam
pembelajaran. Pendekatan ilmiah diyakini sebagai titian emas perkembangan
dan pengembangan sikap, keterampilan dan pengetahuan peserta didik.
Dalam pendekatan atau proses kerja yang memenuhi kriteria ilmiah,
para ilmuwan lebih mengedepankan penalaran induktif dari pada penalaran
deduktif. Penalaran deduktif melihat fenomena umum untuk kemudian
menarik simpulan yang spesifik. Sebaliknya, penalaran induktif memandang
fenomena atau situasi spesifik kemudian menarik simpulan secara
keseluruhan. Sejatinya, penalaran induktif menempatkan bukti-bukti spesifik
ke dalam relasi ide yang lebih luas. Metode ilmiah umumnya menempatkan
fenomena unik dengan kajian spesifik dan detail untuk kemudian
merumuskan simpulan umum (Daryanto, 2014).

7
Dapat diketahui bahwa pembelajaran saintifik merujuk pada teknik-
teknik investigasi atas suatu atau beberapa fenomena atau gejala, memperoleh
pengetahuan baru, atau mengoreksi dan memadukan pengetahuan
sebelumnya (Musfiqon dan Nurdyansyah, 2015). Untuk dapat disebut ilmiah,
metode pencarian (method of inquiry) harus berbasis pada bukti-bukti dari
objek yang dapat diobservasi, empiris, dan terukur dengan prinsip-prinsip
penalaran yang spesifik. Oleh karena itu pembelajaran berbasis saintifik
umumnya memuat serangkaian aktivitas pengumpulan data melalui observasi
atau eksperimen, mengolah informasi atau data, menganalisis, kemudian
memformulasikan dan menguji hipotesis.

8
BAB III
METODE PENERAPAN

3.1 Tempat dan Waktu Pengabdian


Kegiatan Pengabdian Kepada Masyarakat (PKM) dilaksanakan di SMA
Negeri 1 Kecamatan Kuantan Mudik, Kuantan Singingi pada tanggal 18 - 19
Oktober 2019.

3.2 Peserta Kegiatan


Peserta pelatihan pemanfataan KIT IPA tingkat SMP ini terdiri dari 18
guru SMP se-Kecamatan Kuantan Mudik.

3.3 Langkah-langkah Kegiatan


Kegiatan pengabdian kepada masyarakat dilaksanakan secara langsung
pada tanggal 18 - 19 Oktober 2019. di Aula SMA Negeri 1 Kecamatan
Kuantan Mudik, Kuantan Singingi. Peserta pelatihan terdiri dari guru-guru
SMP, dan di Kecamatan Kuantan Mudik, Kabupaten Kuantan Singingi.
Pembukaan kegiatan pelatihan ini dilaksanakan pada hari tanggal Jumat
18 Oktober 2019 pukul 14.00 di SMA Negeri 1 Kecamatan Kuantan Mudik
yang dihadiri oleh Bupati Kuantan Singingi, Camat Kecamatan Kuantan
Mudik, Kepala UPTD Pendidikan Kecamatan Kuantan Mudik, Kepala
Sekolah, guru-guru dan siswa-siswa SD, SMP, SMA, Dosen Pendidikan
Fisika, Mahasiswa Pendidikan Fisika.
Pelatihan dilakukan dengan pendekatan diskusi informasi dan
melakukan praktik penggunaan alat KIT IPA SMP. Guru-guru dilatih
menggunakan percobaan IPA Fisika dengan menggunakan KIT SMP secara
berkelompok yang dilengkapi dengan lembar kerja peserta.
Pelaksanaan kegiatan pelatihan pada hari Sabtu tanggal 19 Oktober
2019 jam 08.00 sampai 12.00 WIB. Materi kegiatan pelatihan adalah:
1) Mempersiapkan perangkat KIT untuk pelatihan
2) Membagi kelompok guru (4-5 orang satu kelompok)

9
3) Melaksanakan pembelajaran yang diawali dengan memberikan motivasi
dan apersepsi pada guru dan kemudian memberikan konflik kognitif
melalui beberapa pertanyaan yang harus ditemukan jawabannya melalui
bantuan KIT IPA. Setiap kelompok mengerjakan setiap konflik yang
ada di lembar LKS yang disediakan
4) Konflik kognitif akan ditemukan jawabannya oleh guru-guru dalam
percobaan tersebut dengan difasilitasi dan didampingi oleh beberapa
dosen
Acara penutupan dilaksanakan pada pukul 14.00 WIB yang dihadiri
oleh Kepala UPTD, kepala sekolah, guru, dosen dan mahasiswa Pendidikan
Fisika.

10
BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN

Kegiatan pelatihan pemanfaatan KIT IPA telah dilakukan kepada guru-guru


SMP di Kecamatan Kuantan Mudik Kuantan Singingi. Hasil kegiatan pelatihan
pemanfaatan KIT IPA ini dapat ditinjau dari kehadiran peserta pelatihan dan
aktivitas peserta.
1. Kehadiran Peserta
Seluruh peserta pelatihan pemanfaatan KIT IPA mengikuti seluruh
kegiatan mulai dari pembukaan sampai dengan penutupan dan tidak
meninggalkan kegiatan lebih awal. Ini menunjukkan antusias peserta
mengikuti pelatihan pemanfaatan KIT IPA. Hal ini dibuktikan dari daftar
hadir pada awal dan akhir penutupan semua peserta mengambil sertifikat.
2. Aktivitas Peserta
Berikut dijabarkan berbagai aktivitas peserta selama mengikuti pelatihan:
1) Penyampaian materi dan Tanya jawab
Kegiatan diawali dengan pemberian materi pemanfaatan KIT IPA yang
dapat dilakukan oleh guru di sekolah. Kemudian dilanjutkan dengan
pemberian konflik kognitif melalui beberapa pertanyaan. Pada sesi
Tanya jawab, pertanyaan yang diajukan oleh beberapa orang guru
menunjukkan ketertarikan dengan materi yang disampaikan instruktur.
2) Latihan memanfaatkan KIT IPA
Konflik kognitif yang diberikan instruktur kepada guru akan
ditemukan jawabannya melalui percobaan yang akan dilakukan oleh
guru dan difasilitasi oleh dosen
3) Presentasi
Kegiatan ini dilakukan dengan meminta wakil dari masing-masing
kelompok menyampaikan hasil diskusi. Berdasarkan hasil presentasi
peserta maka mereka dapat mengerjakan konflik yang diberikan oleh
dosen dengan baik. Respon peserta terhadap pelatihan ini dilihat
melalui angket yang diisi setelah kegiatan.

11
4) Materi Pelatihan KIT IPA meliputi
1. Pengenalan peralatan KIT IPA

2. Eksperimen pengukuran Panjang

12
3. Eksperimen pengukuran Massa dengan neraca ohaus

4. Eksperimen system katrol

13
5. Eksperimen Rangkaian seri parallel

5) Presentasi
Kegiatan ini dilakukan dengan meminta wakil dari masing-masing
kelompok menyampaikan hasil diskusi. Berdasarkan hasil presentasi
peserta maka mereka dapat mengerjakan konflik yang diberikan oleh
dosen dengan baik. Respon peserta terhadap pelatihan ini dilihat
melalui angket yang diisi setelah kegiatan.

6) Tugas Mandiri
Setelah dilakukan pelatihan, guru guru diwajibkan untuk
melaksanakan percobaan yang sudah dilatihkan di sekolah mereka
masing masing serta membuat video singkat sebagai laporan ke tim
PKM Program Magister Pendidikan IPA yang selanjutnya di
tindaklanjuti sebagai syarat untuk memperoleh sertifikat workshop
yang telah dilaksanakan.

14
6). Refleksi workshop
Setelah dilaksanakan Workshop ini selanjutnya untuk perbaikan
kedepan sebagai acuan refleksi diminta tanggapan peserta workshop
tentang pelaksanaan yang telah dilakukan, berikut ini ditampilkan hasil
dari instrument yang telah diberikan kepada peserta workshop sebagai
berikut :
Rata-Rata
No Pernyataan
Jawaban
Saya berpatisipasi aktif selama kegiatan workshop KIT IPA 3.69
1
SMP
Materi workshop yang disajikan sesuai dengan keperluan 3.73
2
saya sebagai guru IPA
Materi yang disajikan dapat menambah wawasan saya 3.84
3
tentang penggunaan KIT IPA
Penyajian materi tentang penggunaan KIT IPA disajikan 3.76
4
secara interaktif
Bahan workshop dapat membantu saya dalam 3.81
5
meningkatkan wawasan tentang penggunaan KIT IPA
Kegiatan workshop dapat meningkatkan keterampilan 3.81
6
penggunaan KIT IPA
Kegiatan workshop dapat meningkatkan kemampuan 3.62
7
mengembangkan LKPD
Workshop yang saya dapatkan sangat bermanfaat untuk 3.81
8 meningkatkan kemampuan dan keterampilan saya sebagai
guru IPA
Saya berusaha menggunakan KIT IPA secara efektif dan 3.77
9
efisien dalam pembelajaran di sekolah
Kegiatan ini dapat membantu saya untuk meningkatkan 3.69
10
profesionalisme

Dari kritik dan saran yang tergambar dari angket yang telah disebarkan
diperoleh bebrapa harapan yang disampaikan oleh peserta yaitu berupa
permintaan untuk menambah dan memperbanyak jumlah eksperimen karena
mereka merasakan pentingnya eskperimen yang harus diajarkan ke siswa-
siswanya.

15
BAB V
PENUTUP

5.1 Kesimpulan
Hasil pelatihan KIT IPA berbasis saintifik tingkat SMP yang telah
dilaksanakan di SMA Negeri 1 Kecematan Kuantan Mudik diperoleh bahwa
peserta telah mengikuti pelatihan ini dengan baik, antusias, memberikan
respon positif, lebih memotivasi untuk melaksanakannya dan sangat
mengharapkan dapat dilaksanakan secara berkala.

5.2 Rekomendasi
Berdasarkan hasil pengabdian kepada masyarakat mengenai pelatihan
pemanfaatan KIT IPA dalam Pembelajaran Saintifik Tingkat SMP di
Kecamatan Kuantan Mudik adalah dibutuhkannya guru yang aktif, kreatif dan
memiliki kemampuan menggunakan peralatan KIT IPA dan peralatan yang
digunakan pada percobaan IPA. Untuk itu sangat diperlukan adanya KIT IPA
di setiap sekolah dan alat sederhana yang dapat digunakan untuk melakukan
percobaan.

16
DAFTAR PUSTAKA

Brotowijoyo, Mukayat D, 1985. Penulisan Karya Ilmiah. Akademika Presindo.


Jakarta
Darmojo, Hendro dan Jenny R.E Kaligis. 1993. Pendidikan IPA 2. Depdikbud.
Jakarta.
Daryanto, 2014. Pendekatan Pembelajaran Saintifik Kurikulum 2013. Graha
Media. Jakarta.
Galib, La Maronta. 2001. Penerapan Model Konstruktif Pembelajaran Sains dan
Teknologi dengan Pendekatan Sains dan Teknologi Masyarakat
dan Strategi Pembelajaran Modul di Sekolah Dasar Kecil Negeri
Bungin. Disertasi Doktoral Program Studi Pendidikan IPA PPS
UPI. Bandung.
Musfiqon dan Nurdyansyah, 2015. Panduan Lengkap Metodologi Penelitian
Pendidikan. PT. Prestasi Pustakaraya. Jakarta.
Rusman. 2012. Belajar dan Pembelajaran Berbasis Komputer. Bandung: Alfabeta
Sadiman, Arief S, dkk. 2007. Media Pendidikan. PT Raja Grafindo Persada,
Jakarta

17
Lampiran 1. Daftar Hadir Kegiatan Pelatihan Pemanfaatan KIT IPA SMP

18
Lampiran 2 . Dokumentasi Kegiatan

19
20
Lampiran 3. Surat Keterangan

21
Lampiran 4. Jadwal Pelaksanaan Pelatihan KIT IPA

Bulan
No Kegiatan
Agustus September Oktober November
1 Studi Pendahuluan
dan Pembuatan
Proposal
2 Penyusunan bahan
pelatihan
 Persiapan materi
pelatihan
 Persiapan alat
KIT dan bahan
3 Pelaksanaan
pengabdian
(Pelatihan KIT)
4 Seminar hasil
 Evaluasi dan
penyusunan
konsep laporan
5 Pelaporan

22
Lampiran 5. Organisasi PKM

Ketua
Nama : Dr. Yennita, S.Si, M.Si
NIP : 197102251998022001
Pangkat/Jabatan/Gol : Pembina/Lektor Kepala/ IV A
Waktu yang disediakan : 15 jam/minggu

Anggota
Nama : Dr. Fakhruddin, S.Si, MT
NIP : 197005151999031001
Pangkat/Jabatan/Gol : Pembina/Lektor Kepala/ IV A
Waktu yang disediakan : 10 jam/minggu

Nama : Dr. Dedi Irawan, S.Si, M.Sc


NIP : 19850317201903107
Pangkat/Jabatan/Gol : Penata/Lektor/ III C
Waktu yang disediakan : 10 jam/minggu

Nama : Naila Fauza, M.Pd


NIDN : 8845970018
Pangkat/ Jabatan/Gol :-
Waktu yang disediakan : 10 jam/minggu

23
Lampiran 6. Anggaran Biaya

No Uraian Kegiatan Volume/Unit Satuan (Rp) Jumlah (Rp)


1 Sewa Penginapan 6 kamar Rp. 250,000 Rp. 1,500,000
2 Minyak Bensin 40.46 liter Rp. 6,450 Rp. 260,967
3 Minyak Bensin 33.29 liter Rp. 5,150 Rp. 171,444
4 Sarapan Pagi Sate 19 porsi Rp. 20,000 Rp. 380,000
Pembelian Lee Mineral 10 dus Rp. 40,200 Rp. 380,400
5 600 ml
6 Pembelian Roti Roma 7 buah Rp. 4,800 Rp. 32,725
7 Pembelian Kecap Manis 2 botol Rp. 17,800 Rp. 35,600
8 Pembelian Teh Sari Celup 1 kotak Rp. 5,400 Rp. 5,400
9 Pembelian Royko Kaldu 2 bungkus Rp. 8,500 Rp. 17,000
10 Pembelian Kopi Kapal Api 3 bungkus Rp. 10,500 Rp. 31,500
11 Pembelian Garam 2 bungkus Rp. 2,100 Rp. 2,800
12 Pembelian Mama Lemon 4 bungkus Rp. 1,700 Rp. 6,800
13 Pembelian Pepaya 2.72 kg Rp. 5,900 Rp. 16,048
14 Pembelian Minyak Goreng 2 liter Rp. 117,000 Rp. 230,400
15 Pembelian Beras Belida 4 karung Rp. 215,450 Rp. 861,800
Pembelian Lee Mineral 3 dus Rp. 39,000 Rp. 117,000
16 600 ml
17 Pembelian Muraqua Gelas 6 dus Rp. 16,000 Rp. 96,000
18 Pembelian Gula 1 kg 3 buah Rp. 12,400 Rp. 37,200
19 Pembelian Karton Rokok 4 buah Rp. 10,000 Rp. 40,000
20 Pembelian Karton Bekas 3 buah Rp. 1,000 Rp. 3,000
Pembelian Map Plastik
21 Kancing 5 buah Rp. 40,000 Rp. 200,000
22 Pembelian Map Plastik 3 buah Rp. 40,000 Rp. 120,000
23 Pembelian Linen F4 1 rim Rp. 60,000 Rp. 60,000
Pembayaran Photo Copy +
24 Print Rp. 21,700
25 Pembayaran Print Rp. 9,900
Pembayaran Photo Copy
26 F4 1050 Rp. 140 Rp. 147,000
27 Pembayaran Photo Copy 110 Rp. 140 Rp. 15,400
28 Pembayaran Print Warna 1 Rp. 500 Rp. 500
Total Rp. 4,183,084

24

Anda mungkin juga menyukai