Anda di halaman 1dari 22

BAB I

PENDAHULUAN

Hemoroid adalah pelebaran atau varises satu segmen atau lebih dari vena-vena
hemoroidalis. Hemoroid dibagi dalam dua jenis, yaitu hemoroid interna dan hemoroid
eksterna. Hemoroid interna merupakan varises vena hemoroidalis superior dan media.
Sedangkan hemoroid eksterna merupakan varises vena hemoroidalis inferior. Sesuai
istilah yang digunakan, maka hemoroid interna timbul di sebelah dalam otot sfingter
ani dan hemoroid eksterna timbul di sebelah luar otot sfingter ani. Hemoroid timbul
akibat kongesti vena yang disebabkan gangguan aliran balik vena hemoroidalis.
Kedua jenis hemoroid ini sangat sering terjadi dan terdapat pada sekitar 35%
penduduk, baik pria maupun wanita yang biasanya berusia lebih dari 25 tahun.
Walaupun keadaan ini tidak mengancam jiwa, tetapi dapat menyebabkan perasaan
yang sangat tidak nyaman. Gejala yang dirasakan, yaitu rasa gatal, terbakar,
pendarahan, dan terasa sakit. Penyakit ini biasanya hanya memerlukan perawatan
ringan dan perubahan gaya hidup.

1
BAB II
LAPORAN KASUS

2.1 Identitas Pasien


Nama : Nn. A
Jenis Kelamin : Perempuan
Umur : 48 tahun
Pekerjaan : Ibu Rumah Tangga
Bangsa : Indonesia
Suku : Jawa
Agama : Islam
Alamat : Cibitung
Ruangan : Tulip
Tanggal datang ke Bangsal : 21 Januari 2019

2.2 Diagnosis
2.2.1 Anamnesis
Auto anamnesis dilakukan di IGD pada tanggal 21 Januari 2019, pukul
10.00 WIB

Keluhan Utama :
Buang air besar berdarah sejak 1 minggu yang lalu

Riwayat Penyakit Sekarang :


Pasien datang dengan keluhan BAB berdarah sejak 1 minggu yang
lalu. Darah berwarna merah segar, dan tampak berupa garis pada
feses. Darah juga tampak pada tisu yang digunakan pasien saat
membersihkan anus. Terkadang setelah BAB pasien melihat ada darah

2
menetes dari anusnya. Pasien juga mengatakan BAB terasa keras dan
sulit, sehingga membuat pasien harus mengedan dengan sangat kuat.

Pasien juga mengeluhkan ada benjolan yang keluar dari anus saat
pasien sedang BAB, benjolan tidak terasa nyeri, dan bisa dimasukkan
kembali menggunakan tangan pasien. Keluar benjolan sudah dirasakan
sejak 3 minggu yang lalu, awalnya benjolan bisa masuk sendiri. Pasien
juga mengatakan tidak suka makan sayuran dan buah. Riwayat
hipertensi disangkal, riwayat DM disangkal.

Riwayat Masa Lampau:


 Riwayat Penyakit Dahulu
o Pasien belum pernah mengalami keluhan seperti ini.
o Hipertensi disangkal, diabetes mellitus disangkal, alergi
disangkal
 Trauma Terdahulu : Disangkal
 Riwayat operasi : Disangkal
 Sistem:
o Neurologi : Disangkal
o Kardiovaskuler : Disangkal
o Gastrointestinal : Disangkal
o Genitourinari : Disangkal
 Riwayat gizi : Berat badan 60 kg, tinggi badan 157 cm, IMT:
24,34 (normal)
 Riwayat psikiatri : Disangkal
2.2.2 Pemeriksaan Fisik
KU : tampak sakit ringan
Kesadaran : GCS E4M6V5

3
Vital Sign : TD 110/70 mmHg, Nadi 85x/menit, Suhu 36,5ºC,
Pernafasan 18x/ menit

STATUS GENERALIS
KEPALA
Normocephali, jejas (+)
Mata : Sklera ikterik (-/-), konjungtiva anemis (-/-), jejas (-/-), pupil
3mm/3mm (isokor), RCL (+/+), RTCL (+/+)
Telinga : Fistula (-/-), benjolan (-/-), sekret (-/-), perdarahan (-/-), jejas
(-/-)
Hidung : Deviasi septum (-), polip (-/-), sekret (-/-), perdarahan (-/-),
jejas (-/-)
Mulut : Sianosis (-), pucat (-), jejas (-/-), mukosa bibir lembab

LEHER
Tidak teraba adanya pembesaran kelenjar getah bening (KGB), nyeri
tekan (-), deviasi trachea (-)

THORAKS
Diameter laterolateral > anteroposterior
Cor :
 Inspeksi : ictus cordis tidak terlihat
 Palpasi : ictus cordis teraba
 Perkusi : batas jantung kanan dan kiri dalam batas normal
 Auskultasi : BJ I dan BJ II regular, murmur (-), gallop (-)

4
Pulmo :
 Inspeksi : pergerakan dinding dada simetris, jejas (-),
retraksi (-)
 Palpasi : fremitus suara simetris kanan kiri
 Perkusi : sonor pada kedua lapang paru
 Auskultasi : bunyi napas dasar vesikular, wheezing (-/-),
rhonki (-/-)

ABDOMEN
 Inspeksi : perut tampak datar, distensi abdomen (-)
 Auskultasi : bising usus (+), 5x/menit
 Perkusi : Nyeri ketuk (-), timpani
 Palpasi : defense muscular (-) nyeri tekan (-)
 Organ pada abdomen:
1. Limpa : tidak teraba membesar
2. Kandung empedu : nyeri tekan (-)
3. Hati : tidak teraba membesar
Genitourinari
 Ginjal : nyeri ketuk CVA (-/-), ballotement (-/-)
 Kandung kemih : nyeri tekan (-), nyeri ketuk (-)
 Kemaluan : secret (-)

Ekstremitas
Atas : akral hangat, sianosis (-), edema (-), CRT <2”
Bawah : akral hangat, sianosis (-), edema (-), CRT <2”

Punggung
Lordosis (-), kifosis (-), skoliosis (-)

5
Refleks
Refleks fisiologi (+) dan refleks patologi (-)

Status Lokalis
Inspeksi: Terdapat beberapa benjolan pada sekitar anal
Palpasi : Nyeri tekan (-),
Rectal Touche :
Tonus musculus sphincter ani baik, ampula tidak prolaps, mukosa
licin, teraba massa pada jam 7, nyeri tekan (-)

2.2.3 Pemeriksaan Penunjang

a. Pemeriksaan Hematologi

PEMERI2.KSAAN HASIL SATUAN NILAI


RUJUKAN
Rutin
11.8 g/dL 11-16
Hemoglobin

Jumlah Hematokrit 41 % 40 – 48

Eritrosit 4.18 juta/ul 4–5


NER
84.2 fL 82 - 92
MCV/VER
MCH/HER 28.2 Pg 27-31
MCHC/KHER 33.5 g/dL 32-36
Leukosit 8.58 ribu/L 4.5-10
Trombosit 294 ribu/L 150 – 400
HEMOSTASIS 2.30 Menit 1–6

6
Masa Perdarahan
Masa Pembekuan 12 Menit 9-15

2.3 Diagnosis Kerja


Hemoroid Internal grade III

Diagnosis Banding
 tumor recti
 Hemoroid Eksternal

II.5 Terapi
 Pro Hemoroidektomi
 Ceftriaxone inj. 1 gram pre op
II.6 Prognosis
Ad vitam : Bonam
Ad functionam : Bonam
Ad sanationam : Bonam

7
II.7 Laporan Operasi

Nama: Jenis kelamin: Usia: 48 No. MR :


Ny. A Perempuan tahun

Operator : Asisten 1 : Anestesi :


dr. Adi, SpB Brian Jovi Barus, S.Ked dr. Marasi
Asisten 2 : Coass: Instrumentator:
- Agnes Tiurmaida, S.Ked Br. Lukman
Anna Ruth, S.Ked
Wega Kusuma, S.Ked
Fransisca Maureen, S.Ked
Diagnosis Pra Bedah : Tanggal Operasi :
Hemoroid Internal grade III 21-Januari-2018
Diagnosis PascaBedah : Lama Operasi :
Hemoroid Internal grade III 30 menit
Tindakan Pembedahan : Jenis Operasi :
Hemoroidectomi Emergency Khusus
Poliklinik Kecil

Elektif Sedang

Besar

8
Uraian Tindakan Operasi (Sesuai dengan Prosedur):
. Pasien diposisikan litotomi
· Asepsis antisepsis lapangan operasi
· Klem pada hemoroid interna, mukosa hemoroid ditarik keluar hingga tampak batas
proksimal mukosa hemoroid
· Klem kedua dipasang pada bantalan hemoroid
· Buat insisi V pada kulit anal dan perianal dengan gunting tumpul hingga 2,5 cm
dari anal verge
· Setelah jaringan bebas dilakukan jahitan tranfixed dengan kromik catgut no 0 atau
1.0

· Hemoroid yang sudah diligasi, kemudian dieksisi dengan gunting


· kontrol perdarahan
Jahit Luka
· Bersihkan dengan betadine dan balut luka

Instruksi Post Operasi:


 Ceftriaxon 2x1
 Ketorolac 3x1
 Pasang cateter

9
BAB III
TINJAUAN PUSTAKA

A. Definisi

Hemoroid adalah jaringan normal yang terdapat pada semua orang, yang
terdiri atas pleksus arteri-vena, berfungsi sebagai katup di dalam saluran anus
untuk membantu sistem sfingter anus, mencegah inkontinensia flatus dan cairan.
Apabila hemoroid menyebabkan keluhan atau penyulit, baru dilakukan tindakan.

B. Klasifikasi

Hemoroid dibedakan antara interna dan eksterna.

1. Hemoroid interna
Hemoroid interna dalah pleksus vena hemoroidalis superior di atas garis
mukokutan dan ditutupi oleh mukosa. Hemoroid ini merupakan bantalan
vaskular di dalam jaringan submukosa pada rektum sebelah bawah.
Hemoroid sering dijumpai pada tiga posisi primer, yaitu kanan depan, kanan
belakang, dan kiri lateral. Hemoroid yang lebih kecil terdapat diantara ketiga
letak primer tersebut. Adapun derajat hemoroid interna:

10
A. Derajat I : Berdarah, tidak menonjol keluar anus
B. Derajat II : Berdarah, menonjol keluar anus, reposisi spontan
C. Derajat III : Berdarah, menonjol keluar anus, reposisi manual
D. Derajat IV : Bila tidak dapat direposisi lagi
2. Hemoroid eksterna
Hemoroid eksterna yang merupakan pelebaran dan penonjolan plexus
hemoroidalis inferior, terdapat di sebelah distal garis mukokutan,di bawah
linea pectinata di dalam jaringan di bawah epitel anus.

Kedua plexus hemoroid saling berhubungan secara longgar dan merupakan


awal dari aliran vena yang kembali bermula dari rectum sebelah bawah dan anus.
Plexus hemoroid interna mengalirkan darah ke v.hemoroidalis superior dan
selanjutnya ke v.porta. Plexus hemoroid eksternus mengalirkan darah ke
peredaran sistemik melalui daerah perineum dan lipat paha ke v.iliaca.

C. Etiologi
Beberapa hal yang menyebabkan timbulnya hemoroid antara lain:
1. Obstruksi venous
Prinsip penyebab timbulnya hemoroid adalah gangguan kongesti dan
hipertrofi bantalan anus. Kongesti terjadi karena kegagalan mengeluarkan
berak misalnya feses yang keras (skibala), tahanan oleh spingter ani yang
kaku, dan mobilitas abnormal. Kongesti ini bisa disebabkan adanya feses
yang keras, kehamilan, tumor di pelvis, peningkatan tekanan vena porta pada
sirosis.
2. Prolap dari bantalan vascular
Pada anak-anak dan dewasa muda yang sehat bantalan vascular ditopang
oleh ligament parks (pectin band) dan muskularis sub mukosa. Pada proses
defekasi terjadi rotasi jaringan bantalan vascular dan masuk kembali setelah

11
proses selesai. Beberapa faktor yang mengganggu rotasi vascular adalah
umur, konstipasi, kelamaan mengejan. Faktor-faktor ini yang menyebabkan
prolaps dan kelemahan bantalan vascular sehingga vena-vena menjadi lebar
(varises).
3. Herediter
Tidak ada bukti yang jelas bahwa faktor herediter menjadi penyebab
hemoroid.Namun dikatakan di sumber lain bahwa factor hereditas
berhubungan dengan kelemahan struktur dinding pembuluh darah.
4. Faktor diet
Bahwa banyak kasus hemoroid didapatkan pada orang Barat (di Negara
maju) dan jarang pada orang pedesaan (undeveloped country). BURKITT
1972 menyatakan bahwa penyakit hemoroid jarang terjadi di pedesaan
Afrika (primitive) tapi banyak terjadi keluhan hemoroid pada orang negro
yang berada di Amerika Serikat atau di perkotaan. Kemungkinan ini terjadi
oleh karena orang Afrika di pedesaan banyak mengkonsumsi makanan
berserat.
5. Tonus spingter ani
Dengan pemeriksaan manometri terhadap penderita menunjukkan bahwa
penderita hemoroid mempunyai tekanan lebih tinggi daripada orang normal.
6. Kebiasaan defekasi
Penderita-penderita hemoroid biasanya lama defekasi mencapai 10-15 menit.
Kebiasaan duduk di kloset yang lama menyebabkan tekanan di daerah
bantalan vena meningkat dapat menyebabkan hemoroid.

D. Gejala Klinis
Hemoroid dapat menimbulkan gejala karena banyak hal. Faktor yang
memegang peranan kausal ialah mengedan pada waktu defekasi, konstipasi
menahun, kehamilan, dan obesitas.
1. Perdarahan

12
Merupakan gejala awal didapatkan, dan gejala ini tidak selalu timbul,
kadang-kadang sudah terjadi prolap tetapi belum ada gejala feses berdarah.
Biasanya perdarahan timbul sesudah defekasi, menetes dan tidak nyeri.
Kadang-kadang disertai adanya lendir (mucous). Perdarahan umumnya
merupakan tanda pertama hemoroid interna akibat trauma oleh feses yang
keras. Darah yang keluar berwarna merah segar dan tidak tercampur dengan
feses, dapat hanya berupa garis pada feses atau kertas pembersih sampai
pada perdarahan yang terlihat menetes atau yang mewarnai air toilet menjadi
merah. Walaupun berasal dari vena, darah yang keluar berwarna merah segar
karena kaya akan zat asam. Perdarahan yang luas dan intensif di plexus
hemoroidalis menyebabkan darah di vena tetap merupakan darah arteri.
Kadang perdarahan hemoroid yang berulang dapat berakibat timbulnya
anemia berat.
2. Prolaps
Prolaps atau lumps (benjolan) yang muncul di anus ini disebut “piles”. Perlu
dibedakan dengan benjolan lain yang mungkin tampak di anus antara lain
polip rectum, hipertrofi papilla anal, sentinel tag pada penderita fissure ani.
Hemoroid yang membesar secara perlahan akhirnya dapat menonjol keluar
menyebabkan prolaps. Pada tahap awal penonjolan ini hanya terjadi pada
waktu defekasi dan disusul oleh reduksi spontan sesudah selesai defekasi.
Pada stadium yang lebih lanjut hemoroid interna ini perlu didorong kembali
setelah defekasi agar masuk ke dalam anus. Akhirnya hemoroid dapat
berlanjut menjadi bentuk yang mengalami prolaps menetap dan tidak dapat
didorong masuk lagi.
3. Rasa nyeri
Hemoroid yang tidak mengalami penyulit biasanya tidak ada nyeri walaupun
berdarah. Rasa nyeri dapat timbul bila terjadi trombosis dan prolaps (disebut
juga strangulated). Nyeri yang hebat jarang sekali ada hubungannya dengan

13
hemoroid interna dan hanya timbul pada hemoroid eksterna yang mengalami
thrombosis.
4. Keluar lendir atau cairan dan disertai gatal
Keluarnya mucus dan terdapatnya feses pada pakaian dalam merupakan ciri
dari hemoroid yang mengalami prolaps menetap.Akibat kongesti dan
pembengkakan bantalan dalam anus menyebabkan membrane keluar dari
anus dan kontaminasi ke kulit menyebabkan iritasi dan timbul gatal-gatal,
oleh karena kelembaban yang terus menerus dan rangsangan mucus.

E. Diagnosis
Pemeriksaan untuk menegakkan diagnosa hemoroid dapat dilakukan
dengan anamnesa, pemeriksaan fisik, dan pemeriksaan penunjang.
Anamnesa harus dikaitkan dengan faktor obstipasi, defekasi yang keras
diselimuti darah segar atau menetes darah segar setelahnya, faktor-faktor yang
menyebabkan tekanan intraabdominal yang tinggi, dan nyeri.
Dari pemeriksaan luar kemungkinan tidak ditemukan kelainan. Kadang
didapatkan anemia.
Inspeksi di daerah anal untuk mengetahui adakah benjolan, dan tentukan
benjolan diliputi oleh kulit ataukah mukosa. Bilamana diliputi kulit menunjukkan
hemoroid eksterna dan bila diliputi mukosa berarti hemoroid interna yang sudah
terjadi prolap. Benjolan di anus dapat pula disebabkan oleh karena fisura ani
dimana kulit menebal dan disebut sentinel tag. Apabila hemoroid mengalami
prolaps, lapisan epitel penutup bagian yang menonjol keluar ini mengeluarkan
mucus yang dapat dilihat apabila penderita diminta mengedan.
Dalam hal palpasi hemoroid perlu pelicin, dan harus pelan-pelan, bilamana
perlu dengan lubrikasi anestesi. Pemeriksaan ini merupakan keharusan dalam hal
kasus berak darah. Untuk pasien wanita, pemeriksaan rektum dilakukan setelah
pemeriksaan vagina. Pada pemeriksaan colok dubur hemoroid interna tidak dapat
diraba sebab tekanan vena didalamnya tidak cukup tinggi, dan biasanya tidak

14
nyeri. Massa teraba pemeriksaan colok dubur apabila sudah terdapat penyulit
trombus atau anal papilla. Colok dubur dilakukan untuk menyingkirkan
kemungkinan karsinoma rectum.
Penilaian dengan anoskopi diperlukan untuk melihat hemoroid interna
yang tidak menonjol keluar. Anoskop dimasukkan dan diputar untuk mengamati
keempat kuadran. Hemoroid interna terlihat sebagai struktur vaskuler yang
menonjol dalam lumen. Apabila penderita diminta mengedan sedikit, ukuran
hemoroid akan membesar dan penonjolan atau prolaps akan lebih nyata.
Proktosigmoideskopi perlu dikerjakan untuk memastikan bahwa keluhan
bukan disebabkan oleh proses radang atau proses keganasan di tingkat yang lebih
tinggi, karena hemoroid merupakan keadaan yang fisiologis saja atau tanda yang
menyertai. Dengan cara ini juga dapat menentukan lokasi dan gradasi hemoroid
interna yang selanjutnya digunakan untuk menentukan cara pengobatan. Feses
juga harus diperiksa terhadap adanya darah yang samar.

F. Penatalaksanaan
Terapi hemoroid interna harus ditetapkan secara perorangan. Hemoroid
adalah normal dan oleh karenanya tujuan terapi bukan untuk menghilangkan
plexus hemoroidal tetapi untuk menghilangkan keluhan. Terapi hemoroid dapat
berupa pencegahan (prevention) atau medikamentosa (non invasive) maupun
tindakan (invasive) dan pemilihan jenis terapi sangat tergantung pada derajat
hemoroid serta keluhan penderita.
1. Medikamentosa
Obat yang digunakan bertujuan untuk memperbaiki defekasi, mengurangi
keluhan subjektif, menghentikan perdarahan, mengurangi atau mencegah
timbulnya keluhan dan gejala. Untuk memperbaiki defekasi diberikan
suplemen serat (fiber suplement) dan pelincir feses (stool softener). Selain
itu juga dapat diberikan obat simtomatik. Obat ini bertujuan untuk
menghilangkan atau mengurangi keluhan gatal, nyeri, perdarahan. Terapi

15
dimulai dari merendam bokong dalam air hangat atau garam pekat (Sitz
bath), kompres dengan es, salep, antiseptik, vasokonstriktor dan anagetik.
Saat ini ada preparat diosmin (ardium) yang bersifat phlebotropik dan
vaskuloprotektif. Diosmin bekerja pada vena, sistem limfatik, sistem
mikrosirkulasi dan terutama memperbaiki permeablitas.

2. Tindakan (invasive)
a. Skleroterapi
Yaitu penyuntikan larutan kimia yang merangsang, misalnya 5% fenol
dalam minyak nabati. Sklerosan yang biasa dipakai adalah:
- 1% polidocanol yang disuntikkan 0,5 -1 cc per hemoroid dan diulang
setiap 3-4 minggu
- Phenol in almond oil 3-4 cc dengan interval 6 minggu.
Penyuntikan diberikan ke submukosa dalam jaringan areolar yang
longgar di bawah hemoroid interna dengan tujuan menimbulkan
peradangan steril kemudian menjadi fibrotic dan meninggalkan parut.
Penyuntikan dilakukan di sebelah atas dari garis mukokutan dengan
jarum yang panjang melalui anuskop. Apabila penyuntikan dilakukan
pada tempat yang tepat, tidak ada nyeri. Penyulit penyuntikan termasuk
infeksi, prostatitis akut jika masuk ke dalam prostat, dan reaksi
hipersensitivitas terhadap obat yang disuntikkan. Terapi suntikan dengan
bahan sklerosan bersama dengan nasehat tentang makanan merupakan
terapi yang efektif untuk hemoroid interna derajat I dan II.

b. Rubber Band Ligation (RBL) / Ligasi dengan gelang karet


Hemoroid yang besar atau yang mengalami prolaps dapat ditangani
dengan ligasi gelang karet menurut Barron. Dengan bantuan anuskop,
mukosa diatas hemoroid yang menonjol dijepit dan ditarik atau dihisap ke

16
dalam tabung ligator khusus. Gelang karet di dorong dari ligator dan
ditempatkan secara rapat di sekeliling mukosa plexus hemoroidalis
tersebut. Nekrosis karena iskemia dapat terjadi setelah beberapa hari.
Mukosa bersama karet akan lepas sendiri. Fibrosis dan parut akan terjadi
pada pangkal hemoroid tersebut. Pada satu kali terapi hanya diikat satu
kompleks hemoroid, sedangkan ligasi berikutnya dilakukan dalam jarak
waktu dua sampai empat minggu.
Penyulit utama dari ligasi ini adalah timbul nyeri karena terkenanya garis
mukokutan. Untuk menghindari ini maka gelang tersebut ditempatkan
cukup jauh dari garis mukokutan. Nyeri yang hebat dapat pula disebabkan
oleh infeksi. Perdarahan dapat terjadi pada waktu hemoroid mengalami
nekrosis, biasanya setelah tujuh sampai sepuluh hari.
c. Cryosurgery
Pemotongan hemoroid dengan menggunakan nitrogen cair yang suhunya
-1960C.(7) Bedah beku atau bedah krio ini tidak dipakai secara luas oleh
karena mukosa nekrotik sukar ditentukan luasnya. Bedah krio lebih cocok
untuk terapi paliatif pada karsinoma rectum yang inoperable.
d. Coagulation
Koagulasi dapat dilakukan dengan infra red photo coagulation atau laser
coagulation.
e. Doppler Ultrasound Guides Hemorroid Artery Ligation
Dengan protoscope khusus yang mempunyai transducer ultrasound yang
dipergunakan untuk mengetahui lokasi arteri hemoroidalis dan kemudian
dijahit ikat. Kelebihan prosedur ini adalah pasca ligasi saat itu juga dapat
diketahui apakah ligasi tersebut tepat atau tidak. Prosedur ini dapat
menjadi pilihan utama pada hemoroid yang sedang berdarah.
3. Terapi operasi
a. Hemoroidektomi
Terapi bedah ini dipilih untuk penderita yang mengalami keluhan

17
menahun dan pada penderita hemoroid derajat III atau IV. Terapi
bedah juga dapat dilakukan pada penderita dengan perdarahan
berulang dan anemia yang tidak sembuh dengan terapi lainnya yang
lebih sederhana. Penderita hemoroid derajat IV yang mengalami
thrombosis dan kesakitan hebat dapat ditolong segera dengan
hemoroidektomi. Prinsip yang harus diperhatikan pada
hemoroidektomi adalah eksisi yang hanya dilakukan pada jaringan
yang benar-benar berlebihan. Eksisi sehemat mungkin dilakukan
pada anoderm dan kulit yang normal dengan tidak mengganggu
spingter anus.
b. Stappled hemoroidektomi
Prof. Dr. Antonio Longo tahun 1996 memperkenalkan tehnik
stappled hemoroidektomi. Tehnik ini dikenal juga sebagai anodermal
lifting dan dilakukan pada hemoroid derajat 2-3-4. Prinsipnya adalah
mengurangi prolaps dan menghentikan vaskularisasi dari arteri
hemoroidalis superior melalui insisi transversal, reseksi mukosa dan
muko-mukosal anastomosis dengan alat intraluminar stapling khusus.

G. Komplikasi

1. Trombosis dan infeksi bantalan dari hemoroid interna, ini mengakibatkan


komplikasi yang dramatik, biasanya disertai nyeri yang hebat, dengan
penonjolan (prolap) di anus yang tampak merah kebiruan oleh karena
pangkalnya terjepit spingter ani. Kadang-kadang ini tidak bisa dikembalikan
(grade IV). Pembengkakan ini berlangsung kurang lebih 1-4 hari dan mulai
hari ke 10 terjadi resolusi mengecil sampai kurang lebih 6 minggu.
2. Anemia
Perdarahan yang berulang-ulang menyebabkan anemis dan ini dapat terjadi
sampai kadar hemoglobin dalam darah dibawah 4 gr%

18
3. Trombosis hemoroid eksterna
Keadaan ini disebut juga perianal hematoma. Adanya trombosis menyebabkan
bekuan darah terkumpul sehingga kulit menjadi tegang dan mengakibatkan
rasa nyeri yang hebat. Benjolan terletak di tepi anus, bentuk bulat dan tegang
serta nyeri pada perabaan.
4. Perianal dermatitis
Gejala ini akibat dari kontaminasi mukous mengakibatkan maserasi kulit
5. Abses hati
Dapat terjadi abses hati oleh karena terjadi emboli septik melalui sistem porta.
6. Untuk hemoroid eksterna pengobatannya selalu operatif. Tergantung keadaan,
dapat dilakukan eksisi atau insisi trombus serta pengeluaran trombus.
Komplikasi jangka panjang adalah striktur ani karena eksisi yang berlebihan.

H. Prognosis

Dengan terapi yang tepat keluhan pasien dengan hemoroid dapat


dihilangkan. Pendekatan konservatif harus dilakukan pada hampir setiap kasus.
Hasil dari hemoroidektomi cukup memuaskan. Untuk terapi lanjutan, mengejan
harus dikurangi untuk mencegah kekambuhan.

19
BAB IV
PEMBAHASAN

Untuk menunjang diagnosis yang tepat, telah dilakukan anamnesis yang


komprehensif, pemeriksaan fisik serta pemeriksaan penunjang yang pada akhirnya
akan mengarah ke satu diagnosis kerja yaitu hemoroid interna grade III. Terdapat
beberapa penjelasan terkait diagnosis ini yang akan dibahas saat ini, yaitu pertama
dari segi anamnesis dan Pemeriksaan fisik.
 Anamnesis
BAB berdarah sejak 1 minggu yang lalu. Darah berwarna merah segar, dan
tampak berupa garis pada feses. Darah juga tampak pada tisu yang digunakan
pasien saat membersihkan anus. Terkadang setelah BAB pasien melihat ada
darah menetes dari anusnya.
Pasien juga mengeluhkan ada benjolan yang keluar dari anus saat pasien
sedang BAB, benjolan tidak terasa nyeri, dan bisa dimasukkan kembali
menggunakan tangan pasien.

 Pemeriksaan Fisik
Status Lokalis
Inspeksi: Terdapat beberapa benjolan pada sekitar anal
Palpasi : Nyeri tekan (-),
 Rectal Touche :
Tonus musculus sphincter ani baik, ampula tidak prolaps, mukosa licin, teraba
massa pada jam 7, nyeri tekan (-)

 Pemeriksaan Penunjang

20
Hematologi : dalam batas normal

Berdasarkan hasil anamnesis, pemeriksaan fisik dan pemeriksaan penunjang


tersebut dapat ditegakan diagnosis bahwa pasien mengalami Hemoroid Internal Grade
III.

Tatalaksana
Tatalaksana yang dilakukan dalam kasus ini ialah dengan dilakukan
Hemoroidectomi. Dilakukan operasi karena hemoroid suda mencapai grade III.
Setelah dilakukan operasi pasien diedukasi agar makan banyak makanan berserat dan
banyak meminum air putih. Dan diusahakan agar tidak mengedan terlalu kuat saat
sedang BAB.

DAFTAR PUSTAKA

1. Silvia A.P, Lorraine M.W, Hemoroid, 2005. Dalam: Konsep – konsep Klinis
Proses Penyakit, Edisi VI, Patofisiologi Vol.1. Jakarta, Penerbit Buku Kedokteran
EGC. Hal: 467
2. Susan Galandiuk, MD, Louisville, KY, A Systematic Review of Stapled
Hemorrhoidectomy – Invited Critique, Jama and Archives, Vol. 137 No. 12,
December, 2002, http://archsurg.ama.org/egi/content/extract. last update Desember
2009.
3. Anonim, 2004, Hemorhoid, http://www.hemorjoid.net/hemoroid galery.html. Last
update Desember 2009.
4. Sjamsuhidajat, Wim de Jong. Hemoroid, 2004 Dalam: Buku Ajar Ilmu Bedah,
Ed.2, Jakarta, Penerbit Buku Kedokteran EGC. Hal: 672 – 675

21
5. Werner Kahle ( Helmut Leonhardt,werner platzer ), dr Marjadi Hardjasudarma (
alih bahasa ), 1998, Berwarna dan teks anatomi Manusia Alat – Alat Dalam,Hal:
232
6. Mansjur A dkk ( editor ), 1999, Kapita selekta Kedokteran, Jilid II, Edisi III, FK
UI, Jakarta,pemeriksaan penunjang: 321 – 324.
7. Linchan W.M,1994,Sabiston Buku Ajar Bedah Jilid II,EGC, Jakarta,hal 56 – 59
8. Brown, John Stuart, Buku Ajar dan Atlas Bedah Minor, alih Bahasa, Devi H,
Ronardy, Melfiawati, Jakarta, Penerbit Buku Kedokteran EGC, 2001.

22

Anda mungkin juga menyukai