Anda di halaman 1dari 7

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Persaingan ekonomi dalam dunia bisnis yang berkembang pesat pada era

globalisasi saat ini telah memicu terjadinya persaingan bisnis yang semakin ketat

antar perusahaan. Para konsumen menuntut kualitas produk dengan harga yang

murah terhadap produk-produk yang dihasilkan oleh perusahaan, dan waktu

menjadi salah satu unsur yang penting dalam sebuah persaingan di dalam

lingkungan bisnis.

Hal ini mau tidak mau perusahaan harus dapat menjadi yang terbaik dari

yang terbaik agar dapat bersaing di era globaliasasi saat ini. Salah satu cara yang

dapat ditempuh oleh perusahaan untuk dapat menjadi yang terbaik adalah dengan

memiliki corporate strategy yang baik sehingga dapat memeroleh keunggulan

bersaing. corporate strategy merupakan salah satu strategi yang berhubungan

dengan perencanaan perusahaan secara keseluruhan terhadap pertumbuhan

(growth), stabilitas (stability), atau pengurangan (rethenchment), serta pengelolaan

portofolio bisnis dan produk.

Kondisi perekonomian yang tidak stabil di Indonesia akibat dari krisis

moneter tahun 1998, tingkat inflasi yang tinggi, dan adanya perdagangan bebas di

kawasan Asia; hal ini mengakibatkan persaingan di dunia bisnis juga semakin ketat.

Keadaan ini semakin mendorong suatu perusahaan bagaimana mempertahankan

kelangsungan hidup masing-masing perusahaan di tengah-tengah kondisi sosial

yang terus terjadi seperti sekarang ini. Perusahaan yang mempunyai kemampuan
bersaing merupakan perusahaan yang dapat menjalankan operasi perusahaan secara

efisien dan efektif, sehingga dapat meminimalisir pemborosan-pemborosan sumber

daya yang ada.

Salah satu upaya yang dapat ditempuh oleh perusahaan dengan tujuan

memperoleh keunggulan dalam bersaing adalah dengan meningkatkan

produktivitas perusahaan yang terdiri dari modal, tenaga kerja, produk, penjualan,

produksi, dan juga efesiensi ketepatan waktu. Menghasilkan barang yang lebih baik

dengan biaya per unit yang lebih rendah merupakan hal yang penting agar

terjadinya produktivitas bagi perusahaan. Hal semacam inilah yang akan

meningkatkan daya saing sebuah perusahaan. Dengan adanya peningkatan

produktivitas pada sebuah perusahaan, maka perusahaan tersebut akan memperoleh

keuntungan.

Strategi yang dapat digunakan sebuah perusahaan untuk meningkatkan

produktivitasnya adalah dengan menggunakan metode Just In Time. Metode ini

dapat meningkatkan produktivitas suatu perusahaan dengan cara memangkas

atapun meminimalisir segala bentuk pemborosan yang ada pada suatu perusahaan.

Tujuan dari menerapkan strategi dengan menggunakan metode JIT adalah agar

perusahaan dapat menekan sebesar mungkin pemborosan yang terjadi khususnya

dalam pengelolaan persediaan.

Just In Time (JIT) adalah suatu metode pendekatan manufaktur yang

menjelaskan bahwa produk-produk harus ditarik dari seluruh sistem dengan adanya

permintaan, dan bukan untuk mendorong seluruh sistem dengan skedul yang tetap
untuk mengantisipasi permintaan (Hansen & Mowen, 2001 dalam Suneth, 2016).

Sedangkan, menurut Abdurahim (2015) Just in Time (JIT) adalah sebuah filosofi

yang memusatkan pada aktivitas yang diperluas oleh segmen-segmen internal

lainnya dalam suatu organisasi. Selanjutnya, Ratnasari, dkk,. (2014) menyatakan

bahwa Just in Time adalah sebuah sistem produksi yang dirancang untuk

meminimalisirkan semua inefisiensi dan inefektifitas yang muncul dalam proses

produksi untuk memenuhi kebutuhan konsumen dengan kualitas, biaya, dan waktu

yang tepat.

Berdasarkan Just-In-Time, kelebihan persediaan merupakan sebuah

pemborosan. Tetapi, menurut Just-In Time mengurangi persediaan bukanlah tujuan

utama. (Sekunder W, 2009). Tujuan Just-In-Time adalah untuk meningkatkan

produktivitas dengan cara meminimalisir berbagai kegiatan-kegiatan yang tidak

memberikan nilai tambah bagi produk.

Sistem dari metode Just In Time memfokuskan pada pembelian persediaan

dalam jumlah yang tepat, waktu yang tepat dan pada tempat yang tepat. Ciri yang

utama pada sistem dari metode Just-In Time adalah tidak adanya persediaan karena

persediaan dianggap hanya sebagai pemborosan. Dalam sistem produksi Just In

Time, persediaan dibeli sangat kecil dengan pengiriman berkala dengan waktu yang

tepat saat digunakan. Tujuan utama dari sistem Just In Time adalah menghilangkan

pemborosan dan terus meningkatkan produktivitas (Putra dan Idayati, 2014 dalam

Suneth, 2016).
Beberapa bidang fungsional perusahaan yang dapat menerapkan sistem Just

In Time antara lain ialah pembelian, produksi, distribusi, adminsitrasi, dan

sebagainya,. Namun, bidang fungsional yang telah banyak menerapkan Just In Time

adalah pembelian persediaan dan produksi, karena sistem pembelian persedian dan

produksi merupakan awal mula dari penerapan Just-In-Time sebelum diterapkan

pada bidang fungsional lainnya. (Sekunder W, 2011 dan Suneth, 2016).

Terdapat dua macam Just In Time yaitu Just In Time Manufacturing dan

Just In Time purchasing (Hensen dan Mowen, 2013 dalam Suneth, 2016).

sedangkan menurut Agustina, dkk., (2007) secara garis besar Just In Time terdiri

dari Just In time Purchasing dan Just In Time Production. Just In Time Purchasing

adalah sistem pembelian dengan penjadwalan pengadaan barang atau bahan yang

tepat waktu sehingga pengiriman atau penyerahan dapat dilakukan secara cepat dan

tepat untuk memenuhi permintaan (Putra dan Idayati, 2014 dalam Suneth).

Sedangkan Just In Time Production adalah sistem penjadwalan produksi komponen

atau produk yang tepat waktu, mutu, dan jumlahnya sesuai dengan yang diperlukan

oleh tahap produksi ataupun sesuai dengan permintaan pelanggan (Supriyono,2002

dalam Suneth, 2016).

Just In Time Purchasing mengharuskan para pemasok agar mengirimkan

bahan baku persediaan dalam jumlah yang tepat dan pada waktunya yang tepat pula

untuk diproduksi. Akibat dari pengiriman bahan baku persediaan oleh pemasok

yang tepat waktu dan dalam jumlah yang tepat adalah perusahaan memiliki

kemampuan untuk menghadapi permintaan konsumen akan kualitas produk yang


lebih baik, sehingga pada akhirnya perusahaan dapat meningkatkan

produktivitasnya (Suneth, 2016).

Tujuan lain dari sistem Just In Time Purchasing adalah dapat meningkatkan

efisiensi dan efektifitas karena nilai persediaan ditekan sedemikian mungkin

menjadi seminimal mungkin atau bahkan nol. Didalam persediaan banyak terdapat

nilai uang, tempat penyimpanan, dan juga tenaga kerja yang jika ditumpuk pada

akhirnya hanya akan menimbulkan pemborosan. Maka dari itu aktivitas-aktivitas

yang tidak bernilai tambah harus dapat dikurangi atau dihilangkan dan aktivitas-

aktivitas yang bernilai tambah harus dapat ditingkatkan (Adiko, 2010 dalam

Suneth, 2016).

Just In Time dalam bagian produksi harus benar-benar dilakukan ataupun

dilaksanakan dengan baik karena dapat meningkatkan laba perusahaan. Perusahaan

yang menggunakani sistem dengan metode Just In Time ke proses produksinya

haruslah merancang kembali fasilitas-fasilitasnya dan kejadian-kejadian yang

memicu proses produksi. Konsep dari Just In Time ialah menekankan pada suatu

proses produksi untuk menghasilkan produk yang segera diproses dan tanpa

memerlukan waktu yang cukup lama, sehingga dalam proses produksi tidak

terdapat barang dalam proses. (Tholib, 2013 dalam Suneth, 2016).

Berkaitan dengan pentingnya penerapan sistem Just In Time dalam

pengelolaan perusahaan, maka hal ini dapat diterapkan pada PT. Royal Estate

Manajemen.
PT. Royal Estate Manajemen merupakan perusahaan yang bergerak

dibidang pengolahan lingkungan PDAM dan listrik di perumahan Royal Residance.

Dikarenakan banyaknya persedian yang terdapat didalam perusahan, maka sistem

Just In Time sangat penting diterapkan pada perusahaan, sehingga nantinya

perusahaan tidak perlu lagi menimbun bahan baku persediaan dalam jumlah yang

besar, karena produsen dapat memenuhi kebutuhan mereka secara tepat waktu,

tepat jumlah dan dengan harga yang tepat juga, sehingga dapat meningkatkan

efisiennya biaya persediaan yang digunakan.

Berdasarkan uraian latar belakang diatas, maka penulis tertatik untuk

melakukan penelitian dengan judul “Analisis Penerapan Just In Time Purchasing

Untuk Meningkatkan Efisiensi Biaya Persediaan Pada Perusahaan PT. Royal

Estate Mnajemen.

1.2 Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang diatas, maka dapat dirumuskan masalah sebagai

berikut :

Bagaimana penerapan sistem Just In Time Purchasing dalam usaha

meningkatkan efisiensi biaya persediaan pada perusahaan PT. Royal

Estate Manajemen ?

1.3 Tujuan Penelitian

Untuk mengetahui penerapan Just In Time Purchasing dalam usaha

meningkatkan efisiensi biaya bahan baku pada perusahaan PT. Royal Estate

Manajemen.
1.4 Manfaat Penelitian

1. Bagi Akademis

Penelitian ini diharapkan dapat menambah wawasan ilmu pengetahuan

khususnya di bidang Akuntansi dalam menerapkan metode sistem Just

In Time

2. Bagi Peneliti Selanjutnya

Penelitian ini dapat dijadikan sebagai bahan untuk refrensi dan juga

penelitian ini dapat dijadikan sebagai pembanding untuk menambah ilmu

pengetahuan

3. Bagi Perusahaan

Penelitian ini dapat dijadikan alat pertimbangan bagi perusahaan dalam

menggunakan metode yang sesuai agar dapat tercapainya tujuan

perusahaan tersebut

Anda mungkin juga menyukai