Kurva permintaan mempunyai slope negatif. Artinya, bergerak dari kiri atas kekanan bawah.
Hal ini dapat dilihat pada kurva yang menunjukan harga barang dari 600 menjadi 500,
mengakibatkan bertambahnya jumlah barang yang diminta dari 40 unit menjadi 50 unit dan
seterusnya. Makin turun harganya, jumlah barang yang diminta makin banyak, sehinggga
kurva bergerak dari kiri atas kekanan bawah. Pergerakan sepanjang kurva permintaan
terhadap suatu barang disebabkan oleh perubahan harga barang itu sendiri.
2.1.4. Perubahan Harga pada Kurva Permintaan (Efek Kontraksi) (Movement Along the
Demand Curve )
Hukum permintaan hanya berlaku absolute bila pada periode pasar di pasar tertentu yang
berpengaruh langsung terhadap permintaan hanyalah harga komoditi yang dimaksud. Selama
hanya harga yang berpengaruh pada permintaan maka naik turunnya permintaan hanya
terjadi pada periode pasar tersebut. Kejadian ini akan berlangsung terus-menerus selama
cateris paribus. Proses ini disebut ko ntraksi harga terhadap jumlah yang diminta. Dampak
dari kontraksi ini adalah terjadinya kerugian akibat transaksi yang naik turun sepanjang kurva
permintaan yang disebut sebagai Contraction Dead Weight Loss (inefesiensi akibat efek
kontraksi)
DWL adalah sebagian dari surplus riel (SR) yang tidak diterima oleh konsumen atau produsen
sebagai akibat dari adanya perubahan harga. SR dikurangi DWL setara dengan surplus nominal
(SN). Untuk hal ini berlaku sebagai berikut :
SR = SN + DWL
DWL = SR – SN
Kurva permintaan yang vertikal atau horizontal tidak memiliki DWL sehingga SR = SN
Bila efek kontraksi ini berlangsung dalam periode pasar yang lama, maka kerugiannya akan
semakin banyak juga. Itulah sebabnya dalam pasar monopoli ini, perusahaan berusaha
menetapkan harga yang jarang dirubah. Agar jarang dirubah biasanhya harga yang ditetapkan
oleh perusahaan monopoli yang berlaku dipasar adalah harga yang didasarkan pada aturan
atau undang-undang yang disebut tarif.
Sedangkan untuk pasar non monopoli, perubahan harga cenderung kehilangan momen,
akibatnya meskipun harga diturunkan permintaan tidak akan beranjak naik, bahkan jika
menaikan harga justru menyebabkan konsumen menjauh.
Berdasarkan informasi diatas, dapat disimpulkan bahwa pada kondisi harga tetap seperti
periode pasar pertama, bahwa apabila pendapatan naik maka permintaan naik, sebaliknya
bila pendapatan turun maka permintaan akan turun. Faktanya meskipun harga naik
permintaan tetap naik apabila proporsi pendapatan naik lebih besar dari proporsi kenaikan
harga.
2.1.7. Efek Komoditi Substitusi dan Jumlah Populasi Terhadap Ekspansi Permintaan
Analisin hukum permintaan mengasumsikan produk yang dibahas hanya satu (diasumsikan
permintaan produk lain konstan) dan jumlah populasi tidak berubah
Bila dalam suatu pasar terdapat komoditi lebih dari satu yang memiliki manfaat dan fungsi
sama akan tetapi mungkin berbeda kualitas maka konsumen akan bisa memilih.
Teoritisnya begini. Perusahaan monopoli biasanya memproduksi komoditi kalau buka satu-
satuya maka dia akan memproduksi variasi produk sesuai pasar yang dihadapi dengan harga
yang berbeda mesipun fungsi produknya sama.
Demikian juga halnya dengan penambahan atau pengurangan jumlah populasi akan bisa
mengeser permintaan. Penambahan populasi berarti menambah jumlah individu berarti
menambah pendapatan efektif. Dengan bertambahnya pendapatan maka akan mengeser
kurva permintaan .
2.1.8 Efek Perubahan Selera, Distribusi dan Prediksi Terhadap Ekspansi Permintaan
Oerubahan selera konsumsi dipengaruhi oleh gengsi, mode, pamer dan pendapatan. Bila
pendapatan tetap, perubahan selers tidak akan bisa meningkatkan jumlah komoditi yang
diminta meskipun konsumen sangat menyukai komoditi tersebut.
Distribusi komoditi yang berhubugan dengan permintaan dipengaruhi oleh prediksi dan
estimasi. Hukum permintaan mengasumsikan distribusi relatif stabil. Bila konsumen
meprediksi bahwa distribusi kedepannya akan mengalami hambatan karena gagal panen,
huru hara, nilai kurs, krisis ekonomi, dan lain sebagainya maka meskipun harga komodti naik
permintaan tetap saja naik yang menyebabkan kurva permintaan bergeser keatas.
2.1.9. Harga, Waktu, Jumlah yang diminta, dan Permintaan
pada hukum permintaan dan aspeknya pada dasarnya berpegangan teguh pada konsep
hukum permintaan yang menegaskan adanya perbandingan terbalik antara harga terhadap
permintaan, karena pegangan utamanya yaitu periode pasar dipegang teguh juga. Periode
pasar adalah istilah untuk jangka pendek. Berarti hukum permintaan hanya dan jika hanya
terjadi pada jangka waktu yang relatif pendek (antara 1 hari hingga 1 bulan. Atau a bulan
hingga 1 tahun). Dalam transaksi pembeliannya bisa saja terjadi peningkatan jumlah yang
diminta meskipun harga naik atau sebaliknya, akan tetapi dalam periode pasar itu
kecenderungannya permintaan adalah negatif, berarti dalah hal ini bukan kemapanannya
melainkan kecenderungan.
Kurfa penawaran memiliki slope positif. Artinya, kurva penawaran bergerak dari kiri bawah
ke kanan atas. Ini berarti bahwa antara barang X dan jumlah penawaran barang X mempunyai
hubungan searah. Jadi, jika harga barang X mengalami kenaikan maka jumlah barang X yang
ditawarkan akan bertambah. Dan sebaliknya jika harga barang X mengalami penurunan maka
jumlah barang yang ditawarkan akan mengalami penurunan juga.
Untuk penawaran, pemodelan fungsi linier sederhana dapat menggunakan rumus sebagai
berikut :
Dengan mengetahui model funsi penawaran maka akan relatif mudah untuk menentukan
berapa besar riel (surplus nominal + DWL) produsen untuk setiap terjadi perubahan harga
selama periode pasar. Untuk permintaan, luas DWL yang diukur adalah luas dibawah kurva,
sedangkan pada penawaran, DWL yang diukur adalah luas diatas kurva, akan tetapi rumusnya
tetap, bail linier maupun non-linier sebagai berikut :
2.2.3. Pergerakan Sepanjang Kurva Penawaran
Pergeseran Kurva Penawaran
Selama status cateris paribus tidak dilanggar maka hukum penawaran tetap pada jalurnya,
sehingga untuk setiap terjadi perubahan harga pada periode pasar tersebut jumhlah yang
ditawarkan hanya sepanjang kurvanya saja. Artinya pridusen tidak memiliki kesempatan
untuk melakukan ekspansi produksi. Bila harga naik produsen mengeluarkan cadangan
komoditi dari gudangnya, begitu juga sebaliknya bila harga turun.
Produsen bisa saja memperbanyak penawaran pada saat harga turun, atau sebaliknya
mengurangi bila harga naik dengan catatan terjadi perubahan paradigm berpikir pemilik
perusahaan. Berubahnya paradigma ini tentu saja akan mengacaukan hukum penawaran,
karena harga tidak lagi dipandang sebagai satu-satunya faktor penawaran
Dalam kasus monopoli ini, perusahaan bisa saja menaikan atau menurunkan harga sesukanya
akan tetapi perusahaan dibatasi oleh kebijakan pemerintah dan kebijakan ekonomi
perusahaan.
Untuk setiap terjadi perubahan harga, cateri paribus, maka jumlah yang ditawarkan hanya
bergerak sepanjang kurva permintaan yang terjadi dipasar terse but pada periode pasarnya.
Perubahan ini menyebabkan keuntungan lebih produsen mejadi tidak efisiensi karena
munculnya DWL. Dengan demikian hukum penawaran adalah salah satu penyebab terjadinya
inefisiensi pengolahan bisnis usaha.
Sebagaimana telah dijelaskan diatas, penyebab bergesernya kurva penawaran adalah tidak
bisa dipertahankannya lagi cateris paribus, karena beberapa hal sebagai berikut :
1. Kebijakan Pemerintah
Dalam pasar yang monopoli keberadaan pemerintah pentinguntuk mengatur
perekonomian, dalam bentuk kebijakan, misalkan kebijakan pembatasan produksi
dan kebijakan harga.
2. Anggaran Produksi
Baik kebijakan pemerintah atau perusahaan, anggaran produksi bisa saja meningkat
atau menurun. Dalam kondisi ni dimana anggaran produksi meningkat, perusahaan
bisa saja menawarkan komoditi dala jumlah yang lebih banyak dari yang seharusnya,
sehinggga kurva penawaran bergeser.
3. Daya Konsumsi/Tingkat Permintaan
Bila misalkan sewaktu harga turun permintaan meningkat, sementara penawaran
turun. Bila misalkan jumlah yang diminta lebih besar dari jumlah yang ditawarkan
maka perusahaan dapat memperbesar penawarannya untuk mengimbangi
permintaan. Sebaliknya bila harga naik jumlah yang diminta turun, sementara yang
ditawarkan naik, perusahaan bisa mengimbangi penawaran sesuai jumalah
permintaan.
4. Biaya atau Beban Produksi
Biaya produksi adalah investasi. Beban produksi adalah ongkos. Investasi dan ongkos
ini adalah beban dipandang dari sisi akuntansi. Yang menyebabkan tingi rendahnya
harga jual omoditi salah satunya adalah beban produksi. Bila beban produksi naik
maka harga juga akan naik.
5. Teknologi yang digunakan
Semakin canggih teknologi semakin efisiensi produksi dan semakin rendah beban
produksi karena produksi bisa dilakukan secara massal, cepat, dan akurat, akibatnya
meskipun harga turun produksi tetap dalam jumlah yang banyak untuk memprbesar
margin keuntungan, dan sebaliknya akan menurunkan harga bila beban produksi
turun, konsekuensinya produksi juga dikurangi atau tetap jumlahnya sewaktu
sebelum harga turun.
6. Pajak atau Subsidi
Pengenakan pajak relatif akan menaikan harga jual dan sebaliknya pemberian subsidi
akan relatih menurunkan harga jual minimal harga jualnya tetap.