Anda di halaman 1dari 9

ANALISIS PERMINTAAN DAN PENAWARAN

2.1. Analisis Permintaan Fungsional


2.1.1 Teori Keseimbangan Parsial
Pengertian Permintaan dan Hukum Penawaran
Permintaan adalah banyaknya jumlah komuditi yang diminta pada suatu pasar tertentu
dengan tingkat harga tertentu pada tingkat pendapatan tertentu dan dalam periode tertentu.
Terdapat beberapa faktor yang dapat mempengaruhi permintaan terhadap suatu komuditi.
Diantaranya sebagai berikut :
1. Tingkat pendapatan konsumen
2. Harga barang dan jasa
3. Selera konsumen
4. Perkiraan harga mendatang
5. Harga barang lain yang berkaitan dengan subtitusi dan komplementer
6. Pertambahan jumlah penduduk
Bunyi Hukum Permintaan :
“harga sebuah barang meningkat, kuantitas (jumlah) yang diminta akan menurun, sebaliknya
jumlah (kuantitas) barang yang diminta naik jika harga sebuah barang mengalami
penurunan”.
Dalam hal ini kuantitas yang diminta berhubungan negatif dengan harga barang. Hukum yang
berlaku dalam ilmu ekonomi tidaklah berlaku mutlak, tetapi bersifat cateris paribus.
2.1.2. Skedule, Kurva Permintaan dan Modelling Permintaan
Skedule Permintaan adalah suatu tabel yang memuat transaksi baik individu maupun
masyarakat yang terjadi di pasar tertentu, pada tingkat harga tertentu dan pada periode
tertentu.
Kurva permintaan adalah kurva yang menggambarkan transaksi sebagaimana yang tertera
pada skedule permingtaan.
Medeling permintaan adalah penggambaran permintaan berdasarkan tabel atau kurva dalam
bentuk fungsional sehingga dapat dimanfaatkan untuk melakukan estimasi dan prediksi.

Perhatikan contoh berikut !!!


NO Harga (P) Jumlah (Q)
1 600 40
2 500 50
3 400 60
4 300 70
5 200 80
6 100 100

Kurva permintaan mempunyai slope negatif. Artinya, bergerak dari kiri atas kekanan bawah.
Hal ini dapat dilihat pada kurva yang menunjukan harga barang dari 600 menjadi 500,
mengakibatkan bertambahnya jumlah barang yang diminta dari 40 unit menjadi 50 unit dan
seterusnya. Makin turun harganya, jumlah barang yang diminta makin banyak, sehinggga
kurva bergerak dari kiri atas kekanan bawah. Pergerakan sepanjang kurva permintaan
terhadap suatu barang disebabkan oleh perubahan harga barang itu sendiri.

2.1.3. Modeling Permintaan


Bila kita melihat kembali tabel diatas, kita dapat melihat urutan dampak perubahan harga
pada perubahan jumlah yang diminta. Masing-masing dampak perubahan haraga terhadap
perubahan jumlah yang diminta tersebut sebagai persamaan permintaan = Equal of demand,
sedangkan keseluruhsn dampak atas perubahan harga pada permintaan disebut sebagai
Funsi Permintaan = Fuctional of demand.
Baik persamaan maupun fungsi permintaan merupakan model dari permintaan. Jadi model
permintaan yaitu gambaran tentang bagaimana berkerjanya (hubungan, pengaruhm dan
dampak) variabel harga terhadap permintaan dalah hukum permintaan.
Karena fungsi dan persamaannya berhubungan dengan angka maka disebutlah sebagai model
matematis. Bentuk umumnya adalah: Qd = f(p), jumlah yang diminta ditentukan oleh harga.

Model fungsi permintaan yang sederhana dapat ditentukan dengan rumus :

2.1.4. Perubahan Harga pada Kurva Permintaan (Efek Kontraksi) (Movement Along the
Demand Curve )
Hukum permintaan hanya berlaku absolute bila pada periode pasar di pasar tertentu yang
berpengaruh langsung terhadap permintaan hanyalah harga komoditi yang dimaksud. Selama
hanya harga yang berpengaruh pada permintaan maka naik turunnya permintaan hanya
terjadi pada periode pasar tersebut. Kejadian ini akan berlangsung terus-menerus selama
cateris paribus. Proses ini disebut ko ntraksi harga terhadap jumlah yang diminta. Dampak
dari kontraksi ini adalah terjadinya kerugian akibat transaksi yang naik turun sepanjang kurva
permintaan yang disebut sebagai Contraction Dead Weight Loss (inefesiensi akibat efek
kontraksi)

Dead Weight Loss (DWL)

DWL adalah sebagian dari surplus riel (SR) yang tidak diterima oleh konsumen atau produsen
sebagai akibat dari adanya perubahan harga. SR dikurangi DWL setara dengan surplus nominal
(SN). Untuk hal ini berlaku sebagai berikut :

SR = SN + DWL

DWL = SR – SN

Bila SN = 0, maka DWL = SR

Bila DWL = 0, maka SR = SN

Kurva permintaan yang vertikal atau horizontal tidak memiliki DWL sehingga SR = SN

Rumusnya untuk fungsi linier :

DWL = 0,5(Q2 – Q1) (P2 – P1)

Bila efek kontraksi ini berlangsung dalam periode pasar yang lama, maka kerugiannya akan
semakin banyak juga. Itulah sebabnya dalam pasar monopoli ini, perusahaan berusaha
menetapkan harga yang jarang dirubah. Agar jarang dirubah biasanhya harga yang ditetapkan
oleh perusahaan monopoli yang berlaku dipasar adalah harga yang didasarkan pada aturan
atau undang-undang yang disebut tarif.
Sedangkan untuk pasar non monopoli, perubahan harga cenderung kehilangan momen,
akibatnya meskipun harga diturunkan permintaan tidak akan beranjak naik, bahkan jika
menaikan harga justru menyebabkan konsumen menjauh.

2.1.5. Pergeseran Kurva Permintaan (Shifting the Demand Curve)


Faktor yang berpengaruh terhadap permintaan relatif banyak baik yang bersifat fungsional
maupun non fungsional. Harga adalah salah satunya. Agar harga dapat bekerja dengan baik
untuk menjelaskan perilaku permintaan, maka diasumsikan cateris paribus. Artonya faktor
selain harga dianggap tetap.
Berubahnya faktor permintaan akan menggeser kurva permintaan baik naik atau turun.
Pergearan dan dampaknya ini yang disebut dengan efek ekspansi kurva permintaan.
Bila faktor yang mempengaruhi permintaan berubah selain harga, konsumen masih trasional
dan masih dan masih dalam satu periode pasar maka bisa saja kondisi hukum permintaan
masih berlaku, akan tetapi dalam konteks ini tidak lagi membicarakan hukum permintaan
yang bersifat secara kaku.
Variabel yang berpengaruh gterhadap permintaan ada yang digolongkan sebagai variabel
rasional dan numerik seperti harga, pendapatan, populasi, komuditi. Ada juga yang
digolongkan sebgai variabel numerik no metric seperti selera dam prediksi yang biasanya
diukur dengan skala interval.
2.1.6. Efek Pendapatan Terhadap Ekspansi Permintaan
Secara hukum permintaan bila harga naik maka jumlah yang diminta turun dan sebaliknya.
Akan tetapi pada periode pasar itu ternyata pendapatan setiap individu meningkat atau
turun. Jelas bila pendapatan meningkat konsumen akan tetap bisa membeli sejumlah
komuditi sesuai yang diinginkan meskipun hatganya naik, akan tetapi akan menguranginya
bila pendapatan turun.
PERHATIKAN CONTOH DATA BERIKUT !!!
Keterangan :
Kurva permintaan bergeser keatas karena naiknya pendapatan meskipun harga naik. Coba
perhatikan pada harga sebesar Rp.300 sewaktu R = 5000, jumlah yang diminta sebanyak 16,7
unit, ketika harga naik menjadi Rp.400 jumlah yang diminta turn menjadi 12,5 unit. Akan
tetapi karena pendapatan naik menjadi 8000 jumlah yang diminta naik (bergeser) dari 12,5
menjadi 20 unit dan seterusnya. Sebaliknya bila harga turun dari Rp.400 menjadi Rp.300
seharusnya permintaan naik dari 12,5 menjadi 16,7. Akan tetapi karena pendapatannya turun
dari Rp5000 menjadi Rp.4000 jumlah yang diminta bergeser menjadi 13,3.

Berdasarkan informasi diatas, dapat disimpulkan bahwa pada kondisi harga tetap seperti
periode pasar pertama, bahwa apabila pendapatan naik maka permintaan naik, sebaliknya
bila pendapatan turun maka permintaan akan turun. Faktanya meskipun harga naik
permintaan tetap naik apabila proporsi pendapatan naik lebih besar dari proporsi kenaikan
harga.

2.1.7. Efek Komoditi Substitusi dan Jumlah Populasi Terhadap Ekspansi Permintaan
Analisin hukum permintaan mengasumsikan produk yang dibahas hanya satu (diasumsikan
permintaan produk lain konstan) dan jumlah populasi tidak berubah
Bila dalam suatu pasar terdapat komoditi lebih dari satu yang memiliki manfaat dan fungsi
sama akan tetapi mungkin berbeda kualitas maka konsumen akan bisa memilih.
Teoritisnya begini. Perusahaan monopoli biasanya memproduksi komoditi kalau buka satu-
satuya maka dia akan memproduksi variasi produk sesuai pasar yang dihadapi dengan harga
yang berbeda mesipun fungsi produknya sama.
Demikian juga halnya dengan penambahan atau pengurangan jumlah populasi akan bisa
mengeser permintaan. Penambahan populasi berarti menambah jumlah individu berarti
menambah pendapatan efektif. Dengan bertambahnya pendapatan maka akan mengeser
kurva permintaan .
2.1.8 Efek Perubahan Selera, Distribusi dan Prediksi Terhadap Ekspansi Permintaan
Oerubahan selera konsumsi dipengaruhi oleh gengsi, mode, pamer dan pendapatan. Bila
pendapatan tetap, perubahan selers tidak akan bisa meningkatkan jumlah komoditi yang
diminta meskipun konsumen sangat menyukai komoditi tersebut.
Distribusi komoditi yang berhubugan dengan permintaan dipengaruhi oleh prediksi dan
estimasi. Hukum permintaan mengasumsikan distribusi relatif stabil. Bila konsumen
meprediksi bahwa distribusi kedepannya akan mengalami hambatan karena gagal panen,
huru hara, nilai kurs, krisis ekonomi, dan lain sebagainya maka meskipun harga komodti naik
permintaan tetap saja naik yang menyebabkan kurva permintaan bergeser keatas.
2.1.9. Harga, Waktu, Jumlah yang diminta, dan Permintaan
pada hukum permintaan dan aspeknya pada dasarnya berpegangan teguh pada konsep
hukum permintaan yang menegaskan adanya perbandingan terbalik antara harga terhadap
permintaan, karena pegangan utamanya yaitu periode pasar dipegang teguh juga. Periode
pasar adalah istilah untuk jangka pendek. Berarti hukum permintaan hanya dan jika hanya
terjadi pada jangka waktu yang relatif pendek (antara 1 hari hingga 1 bulan. Atau a bulan
hingga 1 tahun). Dalam transaksi pembeliannya bisa saja terjadi peningkatan jumlah yang
diminta meskipun harga naik atau sebaliknya, akan tetapi dalam periode pasar itu
kecenderungannya permintaan adalah negatif, berarti dalah hal ini bukan kemapanannya
melainkan kecenderungan.

2.2. ANALISIS PENAWARAN


2.2.1. Pengetian Penawaran dan Hukum Penawaran
Penawaran adalah sejumlah barang atau jasa yang ditawarkan oleh penjual pada berbagai
tingkat harga dalam waktu tertentu.
Ada beberapa faktor yang mempengaruhi penawaran dari produsen sehubungan denga
tingkat harganya sebagai berikut :
1. Harga barang dan jasa
2. Harga input atau biaya produksi
3. Teknologi produksi
4. Keuntungan yang diinginkan oleh produsen
5. Banyaknya penjual atau pesaing
6. Pajak atau subsidi
7. Daya konsumsi atau tingkat permintaan
8. Tujuan produksi dari perusahaan tersebut
Selain faktor penawaran diatas, diasumsikan kebikan pemerintah (misalkan penetapan harga
maksimum atau minimum) tidak berubah, anggaran produksi tidak berubah misalkan karena
inflasi, korupsi dan kiurs tetap, tingkat permintaan tetap, biaya produksi tetap, tujuan
produksi tidak berubah, teknologi yang digunakan tetap, pajak dan subsidi tetap dan lain
sebagainya.
Bunyi Hukum Penawaran :
Bila harga suatu komoditi naik maka penawaran komoditi tersebut akan naik, sebaliknya jika
harga komoditi tersebut turun maka penawarannya akan turun dengan asumsi cateris paribus
Kurva penawaran cenderung berslope positif dan cenderung untuk meningkatkan jumlah
penawaran bila harga semakin tinggi karena berhubungan dengan biaya produksi atau beban
yang dikeluarkan perusahaan.
2.2.2. Skedule, Kurva Penawaran dan Modeling Penawaran
Besar kecilnya jumlah komoditi yang ditawarkan pada masing-masing tingkat harga atau
sebaliknya pada periode tertentu dapat dilihat dari skedule dan kurva penawaran

Kurfa penawaran memiliki slope positif. Artinya, kurva penawaran bergerak dari kiri bawah
ke kanan atas. Ini berarti bahwa antara barang X dan jumlah penawaran barang X mempunyai
hubungan searah. Jadi, jika harga barang X mengalami kenaikan maka jumlah barang X yang
ditawarkan akan bertambah. Dan sebaliknya jika harga barang X mengalami penurunan maka
jumlah barang yang ditawarkan akan mengalami penurunan juga.
Untuk penawaran, pemodelan fungsi linier sederhana dapat menggunakan rumus sebagai
berikut :

Dengan mengetahui model funsi penawaran maka akan relatif mudah untuk menentukan
berapa besar riel (surplus nominal + DWL) produsen untuk setiap terjadi perubahan harga
selama periode pasar. Untuk permintaan, luas DWL yang diukur adalah luas dibawah kurva,
sedangkan pada penawaran, DWL yang diukur adalah luas diatas kurva, akan tetapi rumusnya
tetap, bail linier maupun non-linier sebagai berikut :
2.2.3. Pergerakan Sepanjang Kurva Penawaran
Pergeseran Kurva Penawaran
Selama status cateris paribus tidak dilanggar maka hukum penawaran tetap pada jalurnya,
sehingga untuk setiap terjadi perubahan harga pada periode pasar tersebut jumhlah yang
ditawarkan hanya sepanjang kurvanya saja. Artinya pridusen tidak memiliki kesempatan
untuk melakukan ekspansi produksi. Bila harga naik produsen mengeluarkan cadangan
komoditi dari gudangnya, begitu juga sebaliknya bila harga turun.
Produsen bisa saja memperbanyak penawaran pada saat harga turun, atau sebaliknya
mengurangi bila harga naik dengan catatan terjadi perubahan paradigm berpikir pemilik
perusahaan. Berubahnya paradigma ini tentu saja akan mengacaukan hukum penawaran,
karena harga tidak lagi dipandang sebagai satu-satunya faktor penawaran
Dalam kasus monopoli ini, perusahaan bisa saja menaikan atau menurunkan harga sesukanya
akan tetapi perusahaan dibatasi oleh kebijakan pemerintah dan kebijakan ekonomi
perusahaan.
Untuk setiap terjadi perubahan harga, cateri paribus, maka jumlah yang ditawarkan hanya
bergerak sepanjang kurva permintaan yang terjadi dipasar terse but pada periode pasarnya.
Perubahan ini menyebabkan keuntungan lebih produsen mejadi tidak efisiensi karena
munculnya DWL. Dengan demikian hukum penawaran adalah salah satu penyebab terjadinya
inefisiensi pengolahan bisnis usaha.
Sebagaimana telah dijelaskan diatas, penyebab bergesernya kurva penawaran adalah tidak
bisa dipertahankannya lagi cateris paribus, karena beberapa hal sebagai berikut :
1. Kebijakan Pemerintah
Dalam pasar yang monopoli keberadaan pemerintah pentinguntuk mengatur
perekonomian, dalam bentuk kebijakan, misalkan kebijakan pembatasan produksi
dan kebijakan harga.
2. Anggaran Produksi
Baik kebijakan pemerintah atau perusahaan, anggaran produksi bisa saja meningkat
atau menurun. Dalam kondisi ni dimana anggaran produksi meningkat, perusahaan
bisa saja menawarkan komoditi dala jumlah yang lebih banyak dari yang seharusnya,
sehinggga kurva penawaran bergeser.
3. Daya Konsumsi/Tingkat Permintaan
Bila misalkan sewaktu harga turun permintaan meningkat, sementara penawaran
turun. Bila misalkan jumlah yang diminta lebih besar dari jumlah yang ditawarkan
maka perusahaan dapat memperbesar penawarannya untuk mengimbangi
permintaan. Sebaliknya bila harga naik jumlah yang diminta turun, sementara yang
ditawarkan naik, perusahaan bisa mengimbangi penawaran sesuai jumalah
permintaan.
4. Biaya atau Beban Produksi
Biaya produksi adalah investasi. Beban produksi adalah ongkos. Investasi dan ongkos
ini adalah beban dipandang dari sisi akuntansi. Yang menyebabkan tingi rendahnya
harga jual omoditi salah satunya adalah beban produksi. Bila beban produksi naik
maka harga juga akan naik.
5. Teknologi yang digunakan
Semakin canggih teknologi semakin efisiensi produksi dan semakin rendah beban
produksi karena produksi bisa dilakukan secara massal, cepat, dan akurat, akibatnya
meskipun harga turun produksi tetap dalam jumlah yang banyak untuk memprbesar
margin keuntungan, dan sebaliknya akan menurunkan harga bila beban produksi
turun, konsekuensinya produksi juga dikurangi atau tetap jumlahnya sewaktu
sebelum harga turun.
6. Pajak atau Subsidi
Pengenakan pajak relatif akan menaikan harga jual dan sebaliknya pemberian subsidi
akan relatih menurunkan harga jual minimal harga jualnya tetap.

Anda mungkin juga menyukai