Anda di halaman 1dari 6

1.

Latar Belakang
a. Indonesia memiliki sumber daya alam yang melimpah
seperti nikel, aluminium, titanium dll. Akan tetapi
pengelolaannya masih menggunakan biaya yang tinggi.
b. Mayoritas hasil tambang Pt. Freeport diexport ke luar
negeri dimana hasil export diluar negeri sudah dikelola
dengan modern.
c. Karena keterbatasan teknologi maka diperlukan metode
yang sederhana untuk mengelola hasil tambang
d. Coating adalah sebuah pelapisan yang diterapkan pada
permukaan suatu benda dan paling sering untuk mengatasi
korosi.
e. Reaksi sintesis menarwawk metode sederhana untuk
mengelola material logam dan keramik secara sederhana.
Dimana bahan dikompaksi dan diberi panas sampai
temperature tertentu sehingga terjadi reaksi sintesis
dengan cara perambatan. Proses ini merambat dari satu
bagian ke bagian yang lain menggunakan energy hasil
reaksi sintesis dan tidak memerlukan energy yang besar.
Proses ini disebut SHS, waktu yang diperlukan pellet
untuk bereaksi juga cepat.
2. Diagram Alir
a. Studi Literatur
Pencarian buku atau jurnal yang berhubungan dengan
penelitian yang dilakukan.
b. Bahan
Mempersiapkan bahan yang digunakan untuk penelitian
serbuk Ni, Al, TiO2, C.
c. Pengukuran Massa Serbuk
Pengukuran massa serbuk dengan menggunakan neraca
digital yaitu Ni (29,35 gram), Al (13,49 gram), TiO2 (0,1
gram), dan variasi C (0,0125; 0,0250; 0,0375; 0,050
gram).
d. Prose mixing
Proses mixing serbuk Ni (29,35 gram) dan Al (13,49
gram) (1;1mol) diambil 2 gram, lalu di mixing kembali
dengan ditambah TiO2 (0,1 gram) dan C sesuai variasi
(0,0125; 0,0250; 0,0375; 0,050 gram).
e. Proses Kompaksi
Serbuk hasil mixing dipindahkan kedalam cetakan
kemudian dipres atau diberi tekanan 25 KN selama 2
menit sampai padat.
f. Proses reaksi SHS dengan api las Oxy Fuel Welding
(OFW)

Keterangan :

1. Tabung oksigen

2. Gas LPG 3kg

3. Blender las

4. Benda kerja (pellet)

5. Meja pembakaran

Pellet hasil press atau tekanan ditaruh pada plat ST


yang diberi penyangga, lalu di dapanaskan dari bawah
dengan api las Oxy Fuel Welding (OFW) dengan tujuan
pellet bereaksi tanpa terkena api secara langsung atau
secara konduksi.

g. Persiapan sebelum pengujian


Sebelum dilakukan pengujian kekerasan vicker, XRD,
SEM&EDX diawali dengan proses mounting dan
penghalusan permukaan bahan. Proses penghalusan
menggunakan metode amplas dengan bebrapa tahapan
dimulai dengan amplas dengan kekasaran 80, 200, 500,
800, 1000, 2000, 5000 kemudian permukaan specimen
diolesi autosol metapolish lalu digosokan searah
menggunakan kain bludru dan terakhir specimen dietsa
agar struktur permukaan specimen terlihat dengan
campuran larutan HF 5 ml dan Gliserol 10 ml. Selanjutnya
oleskan campuran tersebut menggunkan kapas selama 30
detik, kemudian bilas dengan alkohol dan keringkan
specimen siap untuk diuji.
h. Pengujian Kekerasan
Pengujian ini bertujuan untuk untuk mengetahui angka
kekerasan suatu logam yang diuji.
i. Pengujian XRD
Pengujian ini bertujuan untuk melihat fasa yang terbentuk
dari material logam yang dipadukan dan direaksikan
melalui proses SHS.
j. Pengujian SEM&EDS
Pengujian SEM dilakukan untuk melihat struktur mikro
pada permukaan gambar dengan hasil gambar 3D. Pada
pengujian ini dilengkapi dengan pengujian EDS yang
bertujuan untuk melihat komposisi unsur yang terkandung
pada specimen.
k. Analisa dan Pembahasan
Mencatat data hasil pengujian dan melakukan
pembahasan lebih lanjut.
l. Kesimpulan
Menyimpulkan data hasil penelitian.
3. Alat & Bahan
a. Sarung Tangan j. Plat ST
b. Masker k. Cawan Plastik
c. Neraca Digital l. Sendok Plastik
d. Stopwatch m. Pipa Plastik
e. Gelas Ukur n. Amplas
f. Tabung Plastik o. Motor Listrik
g. Dies p. Kain Bludu
h. Alat Press q. Autosol
i. Las Oxy Fuel Welding
4. Morfologi
 Hal ini bisa dikaitkan dengan penggunaan material
TiO2 dan juga proses pembakaran pada ruang terbuka
dimana saat reaksi bisa terjadi oksidasi yang
disebabkan oleh udara sekitar.
5. XRD
 Pengujian ini dilakukan untuk mengetahui fase yang
terbentuk variasi C 0,0125 gram, 0,0250 gram, 0,0370
gram, dan 0,050 gram dibantu dengan software Match
3.
6. SEM & EDS
 Pengujian SEM dilakukan untuk mengetahui distribusi
karakteristik struktur mikro, dan pengujian EDS
dilakukan untuk mengetahui fase yang terjadi pada
produk hasil reaksi sintesis Ni-Al-TiO2-C.

Anda mungkin juga menyukai