Bab Ii
Bab Ii
POROS
𝜏 = Torsinal
Untuk poros solid (solid shaft), dapat dirumuskan :
𝜋
J= 𝑥 𝑑4
32
Sehingga momen punter pada poros adalah :
𝑇 𝜏
𝜋 =
4 𝑑
32 𝑥𝑑 2
𝜋
𝑇 = 𝑥 𝜏 𝑥 𝑑3
16
Sehingga momen inersia polar pada poros berongga (hollow shoft) digunakan :
Dimana :
P = Daya (W)
T = Momen punter (N.m)
N = Kecepatan poros (rpm)
Untuk menghitung sabuk penggerak (belt drive), dapat digunakan :
Dimana :
𝑇1 dan 𝑇2 = Tarikan pada sisi kencang (tight) dan kendor (slack).
𝑅 = Jari-jari poros
Untuk poros yang hanya terdapat bending momen saja
Dimana :
M = Momen lentur pada poros
I = Momen inersia
O = Bending momen
y = Jari-jari poros (𝑑⁄2)
Untuk poros solid (solid shaft), besarnya moment inersia dirumuskan :
Sehingga :
Dengan cara dan proses yang sama seperti sebelumnya, maka akan
didapatkan :
Sumber :
https://mahdiy.wordpress.com/2013/01/06/perhitungan-pembebanan-pada-poros/
https://vinzichi.blogspot.com/2015/09/pengertian-poros-beserta-jenis-jenisnya.html