PENDAHULUAN
Pada Hewan
Pada kasus terjadinya Epizootic Lymphangitis pada kuda, pengobatn
yang dapat dilakuakan yaitu dengan pemberian Iodide Sodium secara
intravena, atau dengan pemberian Potassium Iodide secara peoral, namun
terjadinya penyakit terulang kembali atau kambuh pada beberapa bulan
kemudian dapat terjadi. Secara invitro sensitifitas organisme terhadap
Amphotericin B, Nystatin, dan Clotrimazole telah dilaporkan. Pada
kebanyakan kasusu hewan yang terinfeksi oleh penyakit ini tidak diijinkan
untuk dilakukan pengobatan, dan hewan yang terinfeksi segera dimusnahkan
dengan eutanasia. Beberapa langkah yang dapat dilakukan untuk menghindari
terjadinya Histoplasmosis antara lain :
Hindari tempat yang berkembangnya jamur, terutama daerah yang
dipenuhi dari ekskresi burung dan kelelawar Mengeluarkan atau
membersihkan koloni kelelawar atau kandang burung dari gedung ataupun
perumahan.
Melakukan desinfeksi pada daerah yang mengalami kontaminasi.
Meminimalisir terbangnya debu yang kemungkinan terkontaminasi dengan
spora jamur dengan cara menyemprotkan dengan air daerah yang
berpotensi sebagai sumber penularan penyakit, seperti kandang ayam
sebelum dibersihkan dilakukan penyemprotan dengan air untuk
menghindari terbangnya debu yang mengandung spora jamur.
Saat bekerja di tempat yang beresiko sebagai tempat penyebaran penyakit,
pekrja hendaknya menggunakan pakaian khusus dan menggunakan masker
wajah yang berfungsi untuk menyaring debu yang masuk saat bernafas,
sebaiknya gunakan masker dengan diameter kurang lebih 1 milimicron.
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Histoplasmosis adalah suatu penyakit infeksi zoonosis yang disebabkan
oleh jamur Histoplasma capsulatum, yang terutama menyerang paru-paru tetapi
kadang-kadang bisa menyebar ke bagian tubuh yang lain. Penyakit ini merupakan
suatu penyakit yang diakibatkan oleh infeksi oportunistik (IO). Umumnya
menyerang orang yang positif HIV, khususnya dalam bentuk histoplasmosis yang
menyebar ke seluruh tubuh.
3.2 Saran
Semoga makalah ini dapat bermanfaat bagi pembaca khususnya mahasiswa analis.
DAFTAR PUSTAKA
1. Chandler WF. Kaplan W, Ajello, Zigomycosis dalam A Colour Atlas and
Textbook of the Histophatologyof Mycotic Diseases, Wolfe Medical
Publications Ltd, 1980. t22 - 6.
2. Rippon JW, Medical mycology. The pethogenic fungi and the pathogenic
acitinomycetes. Edisi ke - 3. PhiladelphiaW: B Saunders. 1988. 68 - 113.
3. Kwon-Chung KJ, Bennet JE, Medical mycology, Philadelphia. Lea &
Febriger, 1992 : 441 - 63, 524-59.
4. Sirait SP. Menaldi SL, Zigomikosis dalam Media Dermato-venereologika
Indonesiana, Vol. 26. No. 1 Januari 1999, 49 - 59.
5. Shandomy HJ, Utz JP. Deep fungal infections. Dalam : Fitpatrick TB, Eisen
AZ, Wolf K. Freeburg IM, Austen KF. Dermatology in general medicine. Edisi
ke-4. New York: McGraw-Hill Inc. 1993 2487 - 9.
6. Rook, Wilkinson, Ebling. Texbook of dermatology. Edisi ke-5 Champion RH,
Burton H, Ebling FJ. Editor. Oxford Blackwell Scientific Publ.
7. Elgart ML, Warren NG, Superficial and deep mycoses. Dalam Moshella SL.
HurleyH J. Dermatology. Edisi ke-2. Philadelphia Wb Saunders Co. 1985:
186-7.
8. Kuswadji. Fikomikosis subkutis, dalam : Diagnosis dan penatalaksanaan
dermatomikosis. Budimulia U et all, Editor. J akarta, Balai Penerbit FK-UI,
1992, 99 - 102.
9. Levine. Norman D., 1994. Parasitologi Veteriner. Gadjah Mada University
Press : Yogyakarta.
10. Robertson R.S. 1976. Handbook on Animal Disease In The Tropics. Edisi ke-
3. Burgess & Son Ltd : Abingdon
11. Soeharsono. 2002. Zoonosis. Kanisius : Yogyakarta. Levine. Norman D.,
1994. Parasitologi Veteriner. Gadjah Mada University Press : Yogyakarta.
12. Robertson R.S. 1976. Handbook on Animal Disease In The Tropics. Edisi ke-
3.Burgess& Son Ltd : Abingdon Soeharsono. 2002. Zoonosis. Kanisius :
Yogyakarta.
MAKALAH MIKOLOGI
HISTOPLASMOSIS
DISUSUN OLEH :
APRI KRISDIANA
NIM : 18001014
Penyusun
DAFTAR ISI
KATA PENGATAR .......................................................................................... i
DAFTAR ISI .................................................................................................... ii
BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang ..................................................................................... 1
1.2 Rumusan Masalah ................................................................................ 1
1.3 Tujuan Masalah ................................................................................... 1
BAB II PEMBAHASAN
2.1 Definisi Histoplasmosis ....................................................................... 2
2.2 Hospes Histoplasma ............................................................................. 2
2.3 Siklus Hidup Histoplasma ................................................................... 3
2.4 Distribusi Histoplasmosis .................................................................... 4
2.5 Morfologi Histoplasma capsulatum ..................................................... 4
2.6 Epidemiologi Histoplasmosis .............................................................. 5
2.7 Patologi dan gejala klinis histoplasmosis ............................................ 5
2.8 Diagnosis histoplasmosis ..................................................................... 6
2.9 Treatment histoplasmosis ..................................................................... 6
BAB III PENUTUP
3.1 Kesimpulan .......................................................................................... 8
3.2 Saran .................................................................................................... 8
DAFTAR PUSTAKA