Dibawah bimbingan:
Drh. R. Harry Soehartono, MApScc, PhD
Latar Belakang
Anjing merupakan hewan yang umum untuk dijadikan peliharaan oleh masyarakat
Indonesia. Dengan banyaknya minat dan permintaan, masyarakat sering mendatangi dokter
hewan untuk memeriksakan keadaan anjingnya. Daerah buccalis adalah daerah yang dengan
mudah dapat diamati dan di periksa oleh pemilik anjing. Sehingga apabila terdapat suatu
kelainan pada daerah buccalis akan langsung menarik perhatian dari pemilik hewan.
Tumor adalah kelompok sel yang dapat menimbulkan infeksi, peradangan dan lain-
lain (Andreasen et al. 1997). Tipe tumor dapat dibedakan menjadi dua yaitu, tumor ganas/
malignant dan tumor jinak/ benign (Kirson ED et al. 2007). Tumor jinak/ benign dapat
berupa timbunan kulit di bagian bawah kulit, penumpukan lemak disuatu bagian tubuh, dan
pertumbuhan daging yang berlebih. Tumor subcutan dapat ditemui disemua bagian tubuh tak
terkecuali daerah buccalis.
Tujuan
Tujuan dari dilakukan operasi ini yaitu untuk pengangkatan tumor, mengetahui cara
penanganan yang dilakukan dengan teknik operasi, dan cara penanganan yang harus
dilakukan pasca-operasi.
Pre-operasi
Preparasi Hewan
Sebelum dilakukan operasi, hewan diperiksa keadaan fisik secara umum dilakuka
pemeriksaan hematolgi, rontgen, dan ultrasonografi. Hewan dipuasakan selama 12 jam
sebelum operasi dilaksanakan. Premedikasi yang diberikan adalah atropine dengan dosis
anastesi 0.025mg/kg. Setelah 10-15 menit dari pemberian premedikasi, anjing diinjeksikan
anaestetikum berupa ketamin 10% dosis 10 mg/kg BB secara intramuskular pada M.
Semitendinosus atau M. Semimembranosus. Kemudian hewan di infus menggunakan cairan
infus ringer laktat. Berikut perhitungan dosis obat-obatan yang digunakan untuk preparasi
hewan:
𝑚𝑔
12.540 𝑘𝑔 𝑋 0.025 𝐵𝐵
𝑘𝑔
1. Vol pemberian Atropine (0.25 mg/mL) = 𝑚𝑔 = 1.254 mL
0.25
𝑚𝑙
10 𝑔 𝑋 1000
2. Konsentrasi Ketamin (10%) = = 100 mg/ mL
100 𝑚𝐿
𝑚𝑔
12.540 𝑘𝑔𝑋10 𝐵𝐵
𝑘𝑔
Volume pemberian Ketamin = 𝑚𝑔 = 1.254 mL
100
𝑚𝑙
1
Maintenance = 2 × 1.25 𝑚𝑙 = 0.625 𝑚𝑙 (𝐼𝑀)
𝑚𝑔
12.54 𝑘𝑔 𝑋 20 𝐵𝐵
𝑘𝑔
3. Volume pemberian Xylazine = 𝑚𝑔 = 1.254 mL
200
𝑚𝑙
Setelah keadaan sudah teranestesi selanjutnya hewan dicukur pada bagian area
pembedahan dengan menggunakan alat cukur/clipper. Area operasi di bersihkan dengan
menggunakan sabun, alkohol 70%, dan antiseptik berupa iodine tincture dioleskan pada area
pembedahan setelah area tersebut bersih dari rambut dengan pengolesan dari arah dalam
keluar.
Operasi
Teknik Pembedahan
Pertama yaitu penguakan jaringan kulit disekitar massa tumor dikuakkan dengan
menggunakan gunting runcing-runcing. Selanjutnya, disekitar jaringan yang dikuakkan
tersebut dilakukan penjepitan pada pembuluh darah yang besar yang kemudian diligasi
menggunakan catgut chromic 3/0. Setelah semua buluh darah diligasi, selanjutnya massa
tumor disayat dan dipisahkan dari tubuh anjing. Setelah semua massa tumor terangkat,
dilakukan penetesan antibiotik penicillin 50.000 IU secara topikal sebelum penjahitan kulit.
Bagian kulit yang tidak diperlukan lagi dibuang dan disisakan kulit yang dipakai untuk
menutup bekas tumor. Benang silk 3/0 digunakan untuk menjahit kulit dengan tipe jahitan
simple suture. Pemberian antibiotik penicillin 50 000 IU pada bagian yang dijahit untuk
mencegah infeksi sekunder post operasi. Luka dioles iodin tincture dan selanjutnya dioles
salep perubalsem dan genoint. Selanjutnya luka ditutup dengan kasa dan micropore. Selama
operasi berlangsung, dilakukan monitoring terhadap kondisi pasien meliputi monitoring suhu,
frekuensi napas, dan frekuensi jantung.
Pasca Operasi
Untuk perawatan pasca operasi, hewan ditempatkan pada kandang yang bersih dan
kering. Terapi yang dilakukan setiap hari diantaranya, pemberian amoxicillin syrup selama 3
hari sebanyak 2 kali sehari, pembersihan luka jahitan, dan penggantian perban. Luka jahitan
dibersihkan setiap hari dengan NaCl, dioles salep perubalsem dan genoint agar luka cepat
mengering. Kebersihan kandang perlu diperhatikan dan dijaga untuk mencegah terjadinya
infeksi sekunder. Monitoring yang dilakukan terhadap kondisi fisiologis hewan post operasi
meliputi temperatur, frekuensi napas, frekuensi jantung, nafsu makan dan minum, feses, dan
urin.
HASIL DAN PEMBAHASAN
Pemeriksaan Hematologi
Gambar 1 Radiografi anjing Johnson posisi hewan right recumbency pada bagian thorax
Hasil radiografi pada gambar 1 menunjukan hasil yang cukup jelas. Terlihat
massa tumor pada bagian ventral buccalis yang lebih radioluscent. Marginasi yang jelas pada
massa tumor menunjukan bahwa tumor terpisah dengan os mandibula dengan jaringan
sekitar, paru-paru dalam keadaan sehat dan belum ada jaringan metastase pada bagian
tersebut
Pemeriksaan Ultrasonografi
Frekuensi jantung
160
140
Frekuensi jantung
120
100
80
60 Frekuensi jantung
40
20
0
0 5 10 15 20 25 30 35 40 45 50
menit ke-
Frekuensi Pernafasan
29
28
27
26
25 Frekuensi Pernafasan
24
23
22
0 5 10 15 20 25 30 35 40 45 50
38.5
38
37.5
Suhu tubuh
37
36.5
36
0 5 10 15 20 25 30 35 40 45 50
140
135
Frekuensi Jantung
130
125
120
0 (S) 1(p) 1(s) 2(p) 2(s) 3(p) 3(s) 4(p) 4(s) 5(p) 5(s) 6(p) 6(s) 7(p) 7(s)
Frekuensi nafas
45
40
35
30
25
20 Frekuensi nafas
15
10
5
0
0(s) 1(p) 1(S) 2(p) 2(s) 3(p) 3(s) 4(p) 4(s) 5(p) 5(s) 6(p) 6(s) 7(p) 7(s)
i
Gambar 11 Hasil pengamatan frekuensi napas post operasi
Suhu
38.5
38.4
38.3
38.2
38.1 Suhu
38
37.9
37.8
0(s) 1(p) 1(s) 2(p) 2(s) 3(p) 3(s) 4(p) 4(s) 5(p) 5(s) 6(p) 6(s) 7(p) 7(s)