Anda di halaman 1dari 3

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Gastroenteritis atau diare adalah defekasi encer lebih dari tiga kali sehari
dengan atau tanpa lendir dalam tinja. Diare akut adalah diare yang timbul secara
mendadak dan berlangsung kurang dari 7 hari pada bayi dan anak yang sebelumnya
sehat (Mansjoer,dkk, 2000 dalam Wicaksono, 2011). Diare akut timbul secara
mendadak dan berlangsung terus secara beberapa hari (WHO, 1992 dalam
Wicaksono, 2011). Kehilangan cairan dan garam dalam tubuh yang lebih besar dari
normal menyebabkan dehidrasi. Dehidrasi timbul bila pengeluaran cairan dan garam
lebih besar dari pada masukan. Lebih banyak tinja cair dikeluarkan, lebih banyak
cairan dan garam yang hilang. Dehidrasi dapat diperburuk oleh muntah, yang sering
menyertai diare (Andrianto, 1995 dalam Nurmasarim 2010).

Sebagian besar diare akut di sebabkan oleh infeksi. Banyak dampak yang
terjadi karena infeksi saluran cerna antara lain: pengeluaran toksin yang dapat
menimbulkan gangguan sekresi dan reabsorbsi cairan dan elektrolit dengan akibat
dehidrasi,gangguan keseimbangan elektrolit dan gangguan keseimbangan asam basa.
Invasi dan destruksi pada sel epitel, penetrasi ke lamina propia serta kerusakan
mikrovili yang dapat menimbulkan keadaan maldigesti dan malabsorbsi,dan apabila
tidak mendapatkan penanganan yang adekuat pada akhirnya dapat mengalami invasi
sistemik.

Penyebab gastroenteritis akut adalah masuknya virus (Rotavirus, Adenovirus


enteris, Virus Norwalk), Bakteri atau toksin (Compylobacter, Salmonella, Escherichia
coli, Yersinia dan lainnya), parasit (Biardia Lambia, Cryptosporidium). Beberapa
mikroorganisme patogen ini menyebabkan infeksi pada sel-sel, memproduksi
enterotoksin atau sitotoksin dimana merusak sel-sel, atau melekat pada dinding usus
pada Gastroenteritis akut. Penularan Gastroenteritis bisa melalui fekal-oral dari satu
penderita ke yang lainnya. Beberapa kasus ditemui penyebaran patogen dikarenakan
makanan dan minuman yang terkontaminasi. Mekanisme dasar penyebab timbulnya
diare adalah gangguan osmotic (makanan yang tidak dapat diserap akan menyebabkan
tekanan osmotic dalam rongga usus meningkat sehingga terjadi pergeseran air dan
elektrolit kedalam rongga usus,isi rongga usus berlebihan sehingga timbul diare).
Selain itu menimbulkan gangguan sekresi akibat toksin di dinding usus, sehingga
sekresi air dan elektrolit meningkat kemudian terjadi diare. Gangguan moltilitas usus
yang mengakibatkan hiperperistaltik dan hipoperistaltik. Akibat dari diare itu sendiri
adalah kehilangan air dan elektrolit (Dehidrasi) yang mengakibatkan gangguan asam
basa (Asidosis Metabolik dan Hipokalemia), gangguan gizi (intake kurang, output
berlebih), hipoglikemia dangangguan sirkulasi darah.

Perawatan yang diutamakan pada pasien dengan diare antara lain menjaga
kebutuhan nutrisi dan cairan, menjaga kebersihan makanan dan kebersihan
lingkungan sekitar, mencegah tumbuhnya virus dan bakteri. Kendati terdapat
pencegahan diare, tetapi daya tahan tubuh seseorang (status imunisasi) merupakan
faktor penting bagi pencegahan dan proses penyembuhan terhadap serangan penyakit
ini. Pola hidup yang sehat termasuk makan makanan bergizi, berolahraga, tidur yang
cukup merupakan usaha yang dapat dilakukan untuk mencegah penyakit ini. Dalam
hal ini perawat dituntut mempunyai pemahaman sikap dan keterampilan dalam
mengkaji, intervensi dengan cepat, implementasi dan mengevaluasi hasil.

Pada tanggal 16 Desember 2019 di ruang Aster RSD dr. Soebandi Jember
terdapat pasien dengan Bayi Diare. Berdasarkan kasus yang ada, maka dilakukan
asuhan keperawatan pada By. D dengan Diare.

B. Tujuan
1. Tujuan umum
Memberikan asuhan keperawatan pada By.D dengan Diare
2. Tujuan khusus
a. Mengkaji An. D Adengan Diare
b. Menentukan diagnosis keperawatan pada By.D dengan Diare
c. Merencanakan tindakan keperawatan pada By.D dengan Diare
d. Megimplementasikan rencana tindakan keperawatan pada By.D dengan Diare
e. Mengevaluasi hasil implementasi ysng sudah dilakukan pada By.D dengan
Diare

Anda mungkin juga menyukai