PENDAHULUAN
perhatian sungguh- sungguh dari seluruh jajaran lintas sector Pemerintah baik di
tingkat Pusat maupun Daerah, serta perhatian dari seluruh masyarakat. Beban
penyakit atau burden of disease penyakit jiwa di Indonesia masih cukup besar
tantangan yang unik karena masalah keperawatan jiwa mungkin tidak dapat
berbagai macam gejala dan disebabkan oleh berbagai hal (Erlinafsiah, 2010).
Gangguan jiwa menyebabkan penderita nya tidak sanggup menilai dengan baik
orang lain atau merusak menyakiti dirinya sendiri. Skizofrenia hebefrenik sebagai
salah satu gangguan jiwa yang bersifat kronis yang menyebabkan terjadinya
tinggal dirumah sakit dalam jangka waktu yang lama untuk menjalankan
perawatan dan pengobatan. Keadaan sakit yang diderita pasien Skizofrenia ini
harga diri yang rendah dan dirawat dirumah sakit menyebabkan pasien marasa
1
2
(Maryam et.al.,2007).
skizofrenia merupakan gangguan mental yang paling berat dan kronik (psikotik).
rates) mencapai satu per seratus penduduk. Berdasarkan data di Amerika Serikat :
(1) Setiap tahun terdapat tiga ratus ribu pasien skizofrenia hebefrenik mengalami
episode akut; (2) Prevalensi skizofrenia hebefrenik lebih tinggi dari penyakit
percobaan bunuh diri, dan 10% di antaranya berhasil (mati bunuh diri); (4) angka
kematian pasien skizofrenia 8 kali lebih tinggi dari angka kematian penduduk
menyebutkan terdapat 1 juta jiwa pasien gangguan jiwa berat dan 19 juta
seperti gangguan kecemasaan dan depresi tercatat sebesar 11,6 % dari 150 juta
(Depkes), ada 1,74 juta orang mengalami gangguan mental emosional. Sedangkan
4% dari jumlah tersebut terlambat berobat dan tidak tertangani akibat kurangnya
layanan untuk penyakit kejiwaan ini. Berdasarkan data rekam medic Puskesmas
Wates menunjukkan jumlah penderita gangguan jiwa pada tahun 2016 sebanyak 48
3
harmonis dengan keluarga atau orang terdekat. Akibat dirawat di rumah sakit juga
pasien skizofrenia mengalami gangguan konsep diri harga diri rendah (Tarwato
dan Wartonah, 2006). Harga diri rendah kronik merupakan salah satu respon
maladaptif dalam rentang respon neurobiologi. Proses terjadinya harga diri rendah
predisposisi dan presipitasi yang bersifat biologis, psikologis, dan sosial budaya
sehingga menghasilkan respon bersifat maladaptif yaitu perilaku harga diri rendah
kronik. Respon terhadap stressor pada pasien harga diri rendah memunculkan
Kemampuan pasien dalam mengatasi harga diri rendah merupakan koping yang
dimiliki pasien dalam berespon terhadap setiap stressor. Sumber koping terdiri
dari empat hal yaitu kemampuan individu (personal abilities), dukungan sosial
perlakuan yang merendahkan diri dari orang lain atau lingkungan, salah satunya
tidak berarti, dan tidak bermoral. Individu yang dapat mengatasi kegagalan dan
masalah kesehatan jiwa akibat dampak konflik, tsunami, gempa maupun bencana
Mojokerto.
Mojokerto.
masalah-masalah yang terjadi pada gangguan jiwa seperti harga diri rendah,
masalah gangguan jiwa saat dilapangan secara mandiri dan juga dapat digunakan
sebagai data awal pada penelitian selanjutnya dalam bidang yang sama.
6