Keterangan :
*) Interpretasi tersebut hanya berlaku bagi balitaa yang mempunyai
berat badan normal dan kurang. Bila balita yang sudah kelebihan
berat badan sebaiknya secara khusus dikonsultasikan ke dokter.
E. Cara Pengisian dan penggunaan KMS
1. Identitas Anak
a. Pada halaman muka KMS, isilah nama anak dan nomor pendaftaran
sesuai dengan nomor registrasi yang ada di Posyandu.
b. Pada halaman pendaftaran pertama kali di Posyandu, isilah semua
kolom indentitas anak yang tersedia pada halaman dalam KMS.
1) Pos Pelayanan Terpadu ( Posyandu ) = diisi dengan nama
posyandu tempat di mana anak didaftar
Contoh Budi
Laki – laki 5
Contoh
Perempuan
Laki – laki
Contoh
Perempuan 5
6) Anak ke = diisi dengan nomor urut kelahiran anak
Contoh Anak ke 2
10) Nama ibu = diisi dengan nama ibu dari anak tersebut
Pekerjaan = diisi dengan pekerjaan ibu anak tersebut
Nopember
Desember
Januari ‘95
Pebruari
Maret
April
Mei
Juni
Juli
Agustus ‘94
Agustus ‘95
September
Januari ‘95
Nopember
Desember
Oktober
Pebruari
Maret
April
Juni
Mei
Juli
Agustus ‘94
Agustus ‘95
September
Nopember
Januari ‘95
Desember
Oktober
Pebruari
Maret
April
Juni
Mei
Juli
Agustus ‘95
Januari ‘95
September
Nopember
Desember
Pebruari
Oktober
Maret
Mei
April
Juni
Juli
E0 E1 E2 E3 E4
Sumber : Depkes RI 2000
Contoh apabila anak tidak diberi ASI Eksklusif
0 1 2 3 4
E0 E1 E2 -------- -------
Sumber : Depkes RI 2000
f. Apabila anak umur di atas 4 bulan dalam KMS-nya tercatat E0, E1,
E2, E3, dan E4, maka anak tersebut telah memperoleh ASI ekslusif
sesuai anjuran agaaar tetap sehat.
g. Apabila anak umur di atas 4 bulan dalam KMS – nya tidak tercatat
sampai E4 ( contoh hanya sampai E2 ) maka anak tersebut tidak
mendapat ASI eksklusif.
6. Catatan Lain
Semua kejadian yang diderita anak perlu dicatat dalam garis – garis tegak,
sesuai dengan bulan penimbangan. Catatan tersebut bisa tentang keadaan
kesehatan, makanan, keluarga dan lain –lain.
Contoh :
a. Bulan Mei 1996 anak mencret diberi oralit.
b. Bulan Juni 1996 ibunya sakit panas.
c. Bulan Juli 1996 anak tak mau makan.
d. Bulan Agustus 1996 anak dikirim ke Puskesmas.
Noptember ‘95
September ‘95
Desember ‘95
September‘96
Agustus ‘96
Februari ‘96
Okober ‘95
Januari ‘96
Maret ‘96
April ‘96
Juli ‘96
Juni ‘96
Mei ‘96
G. Pendidikan Kader
Tingkat pendidikan formal kader berperan penting dalam pengelolaan
Posyandu khususnya dalam hal pencatatan dan pelaporan. Hal ini
dimungkinkan karena kader dengan pendidikan formal yang tinggi akan lebih
cepat dan mudah mengerti serta memahami segala sesuatu yang diperolehnya
baik pada waktu mengikuti kursus maupun waktu melaksanakan kegiatan di
Posyandu. KMS masih sulit dimengerti kecuali bagi mereka yang
berpendidikan formal cukup tinggi, pernyataan Waloedjo, 1982.
Pendidikan adalah usaha sadar dan sistematis yang berlangsung seumur
hidup dalam rangka mengalihkan pengetahuan oleh seseorang kepada orang
lain ( Siagian Sondang, 1991 ).
H. Keaktifan Kader
Keaktifan kader di Posyandu dapat mempengaruhi terhadap
kemampuanya dalam mengisi Kartu Menuju Sehat ( KMS ), hal ini
kemungkinan disebabkan pada kader yang aktif akan mendapat kesempatan
yang lebih banyak untuk mengikuti pembinaan rutin atau mengikuti kursus
gizi, termotivasi untuk lebih aktif dan akan lebih lama menjadi kader.
Dengan demikian kader yang aktif mempunyai kesempatan yang lebih
banyak untuk dapat meningkatkan pengetahuan dan memperoleh pengalaman
jika dibandingkan dengan kader yang tidak aktif. ( Depkes RI, 2001 )
I. Kemampuan Kader
Adalah hasil yang diperoleh dari ketrampilan kader dalam pengisian
KMS dan memasukkan data hasil penimbangan balita ke dalam grafik
pertumbuhan secara lengkap dan benar.
Tiga bagian penting dalam pemantauan pertumbuhan adalah :
a. Ada kegiatan penimbangan yang dilakukan terus menerus secara teratur
b. Ada kegiatan mengisikan data berat badan anak ke dalam KMS
c. Ada penilaian naik dan tidak naik berat badan anak sesuai dengan arah
garis pertumbuhannya.
Untuk meningkatkan kegiatan dan kualitas pemantauan pertumbuhan
diperlukan pemahaman dan penguasaan materi pertumbuhan dan status gizi
bagi kader. Kegiatan pemantauan pertumbuhan belum dilaksanakan dengan
baik dan hasilnya belum dimanfaatkan secara optimal bagi upaya perbaikan
gizi ( Depkes RI, 2003 )
Keberadaan kader di wilayah banyak berasal dari tingkat pendidikan
dasar sehingga kemampuan sumber daya sangat terbatas, status ekonomi yang
rendah membuat kader lebih terkonsentrasi untuk ikut membantu suami
mencari nafkah di bandingkan dengan tugas kader untuk membantu melayani
kegiatan di posyandu, apalagi untuk meningkatkan kemampuan sumber
dayanya.
J. Kerangka Teori
Pendekatan kerangka teori adalah konsep umum yang digunakan untuk
mendiagnosis perilaku, di mana perilaku dipengaruhi oleh beberapa faktor di
antaranya : Predisposisi ( Predisposing factors ) yaitu mencakup pengetahuan
dan sikap masyarakat terhadap hal – hal yang berkaitan dengan kesehatan,
sistem nilai yang dianut oleh masyarakat, tingkat pendidikan, tingkat sosial
ekonomi dan sebagainya ( Notoatmodjo, 2000 )
Keaktifan Kader
Faktor – faktorYang
Mempengaruhi
pengisian KMS Balita
Pendidikan
- Umur Kader
- Jenis Kelamin
- Status Perkawinan
- Status Sosial Ekonomi
- Lamanya menjadi kader
K. Kerangka Konsep
Pendidikan Kader
Kemampuan dalam
pengisian KMS
Keaktifan Kader
L. Hipotesis
1. Ada hubungan tingkat pendidikan dengan kemampuan dalam pengisian
KMS
2. Ada hubungan keaktifan kader dengan kemampuan dalam pengisian KMS