Anda di halaman 1dari 11

SATUAN ACARA PENYULUHAN (SAP)

HUBUNGAN NUTRISI DENGAN


ANEMIA PADA PASIEN GAGAL GINJAL KRONIK
DI RUANG HEMODIALISIS RS. MUHAMMADIYAH LAMONGAN

Disusun Oleh:
KELOMPOK 14
Sayidatul Tiflah (1902031656)
Mufidah Fauziyah (1902031686)
Setia Puji Wardhani (1902031700)
Lilik Maria Ulfah (1902031729)
Panji Asmoro (1902031738)
Rossy Walsyahmi (1902031750)
Elis Wati (1902031754)

PROGRAM PENDIDIKAN PROFESI NERS


FAKULTAS ILMU KESEHATAN
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH LAMONGAN
2019/2020
LEMBAR PENGESAHAN

Penyuluhan kesehatan pada pasien dan keluarga dengan judul “Hubungan


nutrisi dengan anemia pada pasien GGK” ini dibuat dalam rangka memenuhi tugas
praktik profesi dapartemen Maternitas di Ruang Hemodialisis RS Muhammadiyah
Lamongan yang dilaksanakan pada tanggal 12 s/d 18 Agustus 2019 oleh mahasiswa
Ners Universitas Muhammadiyah Lamongan.

Lamongan, 13 Agustus 2019

Mengetahui

Pembimbing Klinik Pembimbing Akademik

........................................................ .........................................................
SATUAN ACARA PENYULUHAN
(SAP)

POKOK BAHASAN : Hubungan nutrisi dengan anemia pada pasien GGK


HARI / TANGGAL : ... Agustus 2019
TEMPAT : Poli Hemodialisis RS Muhammadiyah Lamongan
WAKTU : 30 menit (Jam 09.00 – Selesai)

1. TUJUAN INSTRUKSIONAL UMUM (TIU)


Setelah dilakukan proses penyuluhan pasien dan keluarga diharapkan dapat
mengerti tentang Hubungan nutrisi dengan anemia pada pasien GGK.

2. TUJUAN INSTRUKSIONAL KHUSUS (TIK)


Setelah mengikuti pendidikan kesehatan diharapkan para pasien dan keluarga
dapat :
1. Menjelaskan kembali pengertian Hubungan nutrisi dengan anemia pada pasien
GGK dengan bahasanya sendiri dengan benar.
2. Menyebutkan Tujuan Hubungan nutrisi dengan anemia pada pasien GGK
dengan baik.
3. Menyebutkan Langkah-langkah menghindari anemia pada pasien GGK
dengan baik.

3. SASARAN DAN TARGET


Sasaran dan target ditujukan pada pasien dan keluarga di Ruang Hemodialisis RS
Muhammadiyah Lamongan.

4. STRATEGI PELAKSANAAN
1. Hari/Tanggal : ………….., … Agustus 2019
2. Waktu : 09.00 - SELESAI
3. Tempat : Ruang Hemodialisis RS Muhammadiyah Lamongan.
4. Moderator : Setia Puji Wardhani
5. Penyaji :
6. Notulen :
7. Fasilitator : 1.
2.
3.
8. Observer :
5. MATERI
Terlampir

6. METODE PELAKSANAAN
a. Ceramah
b. Diskusi dan Tanya jawab

7. MEDIA
1. Lembar Balik
2. Leaflet

8. KEGIATAN PENYULUHAN

Kegiatan Waktu Aktifitasperawat Aktifitaspeserta Metode


Pendahuluan 5 menit 1. Mengucapkan salam 1. Menjawab Ceramah,
2. Memperkenalkan diri
(Orientasi) salam diskusi
3. Kontrak waktu
2. Mendengarkan.
4. Menjelaskan
3. Menyetujui
tujuan instruksional
4. Mendengarkan
5. Menggali
dan
pengetahuan
memperhatikan
Peserta tentang
5. Menjawab
Hubungan nutrisi
dengan anemia pada
pasien GGK.
Penyajian 20 Menjelaskan : Memperhatikan Ceramah,
materi menit 1. Pengertian dan mendengarkan diskusi
Hubungan nutrisi penjelasan
dengan anemia pada mahasiswa
pasien GGK (penyuluh)

2. Tujuan Hubungan
nutrisi dengan anemia
pada pasien GGK
3. Langkah-langkah
menghindari anemia
pada pasien GGK.
Evaluasi 5menit  Memberi Mengajukan Ceramah,
kesempatan bertanya pertanyaan, tanya jawab
pada peserta Menjawab dan diskusi
 Mengajukan pertanyaan dengan
Pertanyaan pada pasien benar
 Memberikan
reiforcemen positif atas
jawaban yang diberikan
 Evaluasi,
Penutup 1 menit  Salam penutup

9. SETTING TEMPAT
: Penyaji
: Fasilitator
: Observer
: Audien
: Moderator

10. MANFAAT
a. Bagi Mahasiswa: Sebagai media untuk berinteraksi dan menjalin hubungan
terapeutik dengan pasien dan keluarga.
b. Bagi warga: Menambah wawasan pasien dan keluarga tentang Hubungan
nutrisi dengan anemia pada pasien GGK.

11. PENGORGANISASIAN & URAIAN TUGAS


1) Moderator / Pembawa acara:
Uraiantugas:
a. Membuka acara penyuluhan, memperkenalkan diri dan tim kepada peserta.
b. Mengatur proses dan lama penyuluhan.
c. Menutup acara penyuluhan.

2) Penyaji:
Uraian tugas:
a. Menjelaskan materi penyuluhan dengan jelas dan dengan bahasa yang
mudah dipahami oleh peserta.
b. Memotivasi peserta untuk tetap aktif dan memperhatikan proses
penyuluhan.
c. Memotivasi peserta untuk bertanya.
3) Fasilitator
Uraian tugas:
a. Ikut bergabung dan duduk bersama di antara peserta.
b. Mengevaluasi peserta tentang kejelasan materi penyuluhan.
c. Memotivasi peserta untuk bertanya materi yang belum jelas.
d. Menginterupsi penyuluh tentang istilah/hal-hal yang dirasa kurang jelas
bagi peserta.
4) Observer
Uraian tugas:
a. Mencatat nama, alamat dan jumlah peserta, serta menempatkan diri
sehingga.
b. Memungkinkan dapat mengamankan jalannya proses penyuluhan.
c. Mencatat pertanyaan yang diajukan peserta.
d. Mengamati perilaku verbal dan nonverbal peserta selama proses
penyuluhan.
e. Mengevaluasi hasil penyuluhan denga rencana penyuluhan.
f. Menyampaikan evaluasi langsung kepada penyuluh yang dirasa tidak
sesuai dengan rencana penyuluhan.

12. KRITERIA EVALUASI


1. Evaluasi Struktur
a. Kesepakatan dengan ketua ruangan (Waktu dan Tempat)
b. Kesiapan Materi Penyaji
c. Tempat yang di gunakan nyaman dan mendukung
2. Evaluasi Proses
a. Peserta/mahasiswa bersedia di ruangan sesuai dengan kontrak waktu yang
di tentukan.
b. Peserta antusias untuk bertanya tentang hal yang tidak di ketahui.
c. Mahasiswa menjawab semua pertanyaan yang telah diberikan dengan baik.
3. Evaluasi Hasil
4. Kegiatan penyuluhan berjalan sesuai dengan waktu yang telah ditentukan.
5. Adanya kesepakatan antara mahasiswa dengan perawat dalam melaksanakan
implementasi keperawatan selanjutnya
6. Daftar Pertanyaan
Setelah diberikan penyuluhan kesehatan tentang Hubungan nutrisi dengan
anemia pada pasien GGK diharapkan pasien dan keluarga mampu menjawab
pertanyaan:
1. Apakah itu GGK?
2. Mengapa nutrisi berhubungan dg anemia pada GGK?
3. Bagaimana cara mencegah anemia pada GGK?
LAMPIRAN

HUBUNGAN NUTRISI DENGAN ANEMIA PADA PASIEN GGK

1. Pengertian GGK
Gagal ginjal kronik adalah sindoma klinik karena penurunan fungsi ginjal
menetap karena kerusakan nefron yang secara kronik dan progresif yang berakhir
dengan gagal ginjal terminal (GGT).

2. Fungsi Ginjal
1. Filtrasi
Darah disaring oleh nefron, unit fungsional ginjal. Setiap nefron dimulai di
sel darah merah, yang terdiri dari glomerulus yang dilapisi kapsul Bowman. Sel,
protein, dan molekul besar lainnya disaring dari glomerulus dengan proses
ultrafiltrasi, meninggalkan ultrafiltrasi yang menyerupai plasma (kecuali bahwa
ultrafiltrate memiliki protein plasma yang dapat diabaikan) untuk memasuki area
Bowman. Filtrasi digerakkan oleh kekuatan Starling.
2. Ekskresi
a. Sekresi erythropoietin, yang mengatur produksi sel darah merah di sumsum
tulang.
b. Sekresi renin, yang merupakan bagian penting dari sistem
renin→angiotensin→aldosteron.
c. Sekresi bentuk aktif vitamin D (kalsitriol) dan prostaglandin.
3. Sekresi
Sekresi tubular adalah transfer bahan dari kapiler peritubular ke lumen
tubulus ginjal. Sekresi tubular terutama disebabkan oleh transport aktif. Di alam
hanya beberapa zat yang disekresikan. Zat ini hadir dalam jumlah besar, atau
merupakan racun alami. Tapi banyak obat dibersihkan dengan sekresi tubular.

3. Penyebab Anemia pada GGK


Pasien GGK biasanya mengalami anemia. Penyebab utamanya adalah defisiensi
produksi eritropoietin (EPO) yang dapat meningkatkan risiko kematian, uremia
penghambat eritropoiesis, pemendekan umur eritrosit, gangguan homeostasis zat
besi. Antagonis EPO yaitu sitokin proinflamasi bekerja dengan
menghambat sel-sel progenitor eritroid dan menghambat metabolisme besi.
Resistensi EPO disebabkan oleh peradangan maupun neocytolysis.
BeberapaPasien GGK biasanya mengalami anemia. Penyebab utamanya adalah
defisiensi produksi eritropoietin (EPO) yang dapat meningkatkan risiko
kematian, uremia penghambat eritropoiesis, pemendekan umur eritrosit,
gangguan homeostasis zat besi. Antagonis EPO yaitu sitokin proinflamasi
bekerja dengan menghambat sel-sel progenitor eritroid dan menghambat
metabolisme besi. Resistensi EPO disebabkan oleh peradangan maupun
neocytolysis.

4. Tanda dan gejala Anemia pada GGK


Diagnosis anemia pada GGK ditegakkan dengan menggunakan pengujian
complete blood count (CBC).17 Anemia pada GGK termasuk dalam anemia 11
penyakit kronik sehingga dapat terlihat indeks dan morfologi eritrosit mikrositik
hipokromik (MCV jarang < 75fl). Kadar Hb tergantung pada berat ringannya
penyakit biasanya mempunyai Hb < 9.5 g/dl atau dapat lebih rendah. Kadar besi
serum maupun total iron-binding capacity (TIBC) menurun. TIBC adalah
pengukuran transferrin secara tidak langsung, dimana kadarnya menurun pada anemia
penyakit kronik karena cadangan besi meningkat. Kadar transferin yaitu protein yang
digunakan untuk transpor zat besi meningkat hal ini mengindikasikan bahwa tubuh
membutuhkan zat besi.
5. Asupan Untuk Pasien Anemia pada GGK

Rekomendasi Asupan Nutrisi Pasien Hemodialisis

1. Asupan energi : 30-35 kilo kalori per kilogram berat badan (kkal/kgbb) ideal per
hari.

2. Asupan protein : 1,2 gram per kgbb (gr/kgbb) ideal per hari. Protein minimal 50
persen protein hewan. Pada proses hemodialisis perlu diperhitungkan kehilangan
asam amino sebesar satu sampai dua gram per jam dialisis. Oleh karena itu, asupan
protein harus dinaikkan menjadi satu sampai 1,2 gr/kgbb/hari.

3. Asupan lemak : 25-30 persen dari total kalori. Pembatasan lemak jenuh kurang
dari 10 persen jika didapatkan dislipidemia (kelainan pada lemak darah) dan
dianjurkan kadar kolesterol dalam makanan kurang dari 300 mg/hari.

Makanan Ukuran penyajian Zat besi Vitamin B12 Asam folat


Nilai Rekomendasi Harian 18 mg 6 mcg 400 mcg
100 persen sereal sarapan ¾ cangkir (1 oz) 18 mg 6 mcg 394 mcg
kacang, panggang 1 cangkir (8 oz) 8 mg 0 mcg 37 mcg
daging sapi 3 oz 2 mg 2 mcg 8 mcg
hati sapi 3 oz 5 mg 67 mcg 211 mcg
kerang, goreng 4 oz 3 mg 1 mcg 66 mcg
bayam, rebus 1 cangkir (3 oz) 2 mg 0 mcg 115 mcg
bayam, segar 1 cup (1 oz) 1 mg 0 mcg 58 mcg
ikan forel 3 oz 0 mg 5 mcg 16 mcg
tuna, kaleng 3 oz 1 mg 1 mcg 2 mcg
DAFTAR PUSTAKA

Suwitra K. Penyakit Ginjal Kronik. Buku Ajar Ilmu Penyakit Dalam (6th ed).
Jakarta: Interna Publishing, 2014; p. 2159-65.

Adiatma DC. Prevalensi dan jenis anemia pada pasien penyakit ginjal kronik
yang menjalani hemodialisis reguler. [cited 2016 sep 10]. Available from:
ejournal.undip.ac.id.

Angraini DI. The different of protein intake between chronic renal failure patients
with malnutrition and not malnutrition in Hemodialysis Unit at dr. Abdul
Moeloek Hospital Bandar Lampung. Jurnal Kedokteran dan Kesehatan.
2015; 2:163-168.

Adriani M, Zuyana L. Perbedaan asupan Lajuck, Moeis, Wongkar: Status gizi


pada... makan dan status gizi antara pasien hemodialisis adekuat dan
inadekuat penyakit ginjal kronik. Media Gizi Indonesia. 2013;9(1):13-9.

Ikizler AT. A patient with CKD and poor nutritional status. Clin J Am Socneprhol.
2013;8(12):2174-82.
DAFTAR HADIR PASIEN ATAU KELUARGA

PENYULUHAN “HUBUNGAN NUTRISI DENGAN ANEMIA PADA PASIEN


GGK”

Ruang :Ruang Hemodialisis RS Muhammadiyah Lamongan


Tanggal : … Agustus 2019

No. NAMA ALAMAT TTD


1 1.
2 2.
3 3.
4 4.
5 5.
6 6.
7 7.
8 8.
9 9.
10 10.
11 11.
12 12.
13 13.
14 14.
15 15.
16 16.
17 17.
18 18.
19 19.
20 20.
21 21.
22 22.
23 23.

Anda mungkin juga menyukai