Parafimosis
Parafimosis
BAB I
PENDAHULUAN
Preputium penis merupakan lipatan kulit seperti kerudung yang menutupi glans
penis. Normalnya, kulit preputium selalu melekat erat pada glans penis dan tidak dapat
ditarik ke belakang pada saat lahir, namun seiring bertambahnya usia serta diproduksinya
hormon dan faktor pertumbuhan, terjadi proses keratinisasi lapisan epitel dan deskuamasi
antara glans penis dan lapis bagian dalam preputium sehingga akhirnya kulit preputium
terpisah dari glans penis
Penis adalah organ seks utama pada pria yang letaknya di antara kedua pangkal
paha. Penis mulai dari arcus pubis menonjol ke depan berbentuk bulat panjang.
Panjang penis orang Indonesia waktu lembek dengan mengukur dari pangkal dan
ditarik sampai ujung sekitar 9 sampai 12 cm. Sebagian ada yang lebih pendek dan sebagian
lagi ada yang lebih panjang. Pada saat ereksi yang penuh, penis akan memanjang dan
membesar sehingga menjadi sekitar 10 cm sampai 14 cm. Pada orang barat (caucasian) atau
orang Timur Tengah lebih panjang dan lebih besar yakni sekitar 12,2 cm sampai 15,4 cm
(Qadrijati, 2012).
Preputium penis merupakan lipatan kulit seperti kerudung yang menutupi glans
penis. Normalnya, kulit preputium selalu melekat erat pada glans penis dan tidak dapat
ditarik ke belakang pada saat lahir, namun seiring bertambahnya usia serta diproduksinya
hormon dan faktor pertumbuhan, terjadi proses keratinisasi lapisan epitel dan deskuamasi
antara glans penis dan lapis bagian dalam preputium sehingga akhirnya kulit preputium
terpisah dari glans penis.
Bagian utama daripada penis adalah bagian erektil atau bagian yang bisa mengecil
atau melembek dan bisa membesar sampai keras. Bila dilihat dari penampang horizontal,
penis terdiri dari 3 rongga yakni 2 batang korpus kavernosa di kiri dan kanan atas,
sedangkan di tengah bawah disebut korpus spongiosa. Kedua korpus kara kavernosa ini
diliputi oleh jaringan ikat yang disebut tunica albuginea, satu lapisan jaringan kolagen yang
padat dan di luarnya ada jaringan yang kurang padat yang disebut fascia buck (Qadrijati,
2012).
DEFINISI PARAFIMOSIS
ETIOLOGI PARAFIMOSIS
EPIDEMIOLOGI
Parafimosis yang di diagnosis secara klinis ini, dapat terjadi pada penis yang belum
disunat (disirkumsisi) atau telah disirkumsisi namun hasil sirkumsisinya kurang baik.
Fimosis dan parafimosis dapat terjadi pada laki-laki semua usia, namun kejadiannya
tersering pada masa bayi dan remaja.
PATOFISIOLOGI
Parafimosis atau pembengkakan yang sangat nyeri pada prepusium bagian distal
dari phimotic ring, terjadi bila prepusium tetap retraksi untuk waktu lama. Hal ini
menyebabkan terjadinya obstruksi vena dan bendungan pada glans penis yang sangat nyeri.
Pembengkakan dapat membuat penurunan prepusium yang meliputi glans penis menjadi
sulit5.
Seiring waktu, gangguan aliran vena dan limfatik ke penis menjadi terbendung dan
semakin membengkak. Dengan berjalannya proses pembengkakan, suplai darah menjadi
berkurang dan dapat menyebabkan terjadinya infark/nekrosis penis, gangren, bahkan
autoamputasi6.
ANAMNESIS
Paraphimosis secara sederhana tampak sebagai glans penis yang membengkak dan
sangat nyeri pada pasien yang tidak menjalani sirkumsisi atau sirkumsisi parsial. Pada bayi
kemungkinan hanya tampak rewel. Adakalanya, paraphimosis ditemukan secara tidak
sengaja saat pemeriksaan oleh perawat dari pasien7.
Paraphimosis dapat ditemukan pada populasi berikut, sehingga perlu digali melalui
anamnesa5,6.
a. Anak kecil yang prepusiumnya diturunkan secara paksa atau lupa dikembalikan ke
posisi semula saat buang air atau mandi
b. Remaja atau pria dewasa yang mengalami paraphimosis saat melakukan aktifitas
seksual yang penuh semangat
c. Pria dengan balanoposthitis kronis
d. Pasien yang terpasang kateter dan orang yang merawatnya lupa untuk
mengembalikan prepusium ke posisi semula setelah pemasangan kateter atau saat
dibersihkan
PEMERIKSAAN FISIK
Parafimosis disebabkan oleh inflamasi kronis yang terjadi di bawah kulit preputium
yang menyebabkan kontraktur dari pembukaan preputium (fimosis) dan pembentukan
jeratan kulit ketika preputium diretraksi ke belakang glans. Jeratan ini akan menyebabkan
kongesti vena, menyebabkan pada pemeriksaan fisik didapatkan edema dan pembesaran
glas yang menyebabkan semakin memburuknya keadaan. Pada proses perjalanan penyakit
juga dapat ditemukan oklusi arteri dan nekrosis dari glans3.
KOMPLIKASI
Parafimosis harus dianggap sebagai kondisi darurat karena retraksi prepusium yang
terlalu sempit di belakang glans penis ke sulkus glandularis dapat mengganggu perfusi
permukaan prepusium distal dari cincin konstriksi dan juga pada glans penis dengan risiko
terjadinya nekrosis2.
Jika parafimosis tidak segera diterapi, hal ini dapat mengganggu aliran darah ke
ujung distal dari penis (penis tip). Pada kasus yang ekstrim, hal ini mungkin dapat
menyebabkan kerusakan atau cedera ujung penis, gangren maupun hilangnya ujung penis
(penis tip)7.
PENATALAKSANAAN
PROGNOSIS
Prognosis dan outcome dari parafimosis akan semakin baik manakala kondisi
penyakit ini semakin dini dan cepat pula didiagnosis dan ditangani7.
BAB III
PENUTUP
Parafimosis merupakan kasus gawat darurat yang merupakan kondisi dimana kulit
preputium setelah ditarik ke belakang batang penis sampai di sulkus koronarius tidak dapat
dikembalikan ke posisi semula ke depan batang penis. Kulit preputium yang tidak bisa
kembali ke depan batang penis akan menjepit penis sehingga menimbulkan bendungan
aliran darah yang disebabkan gangguan aliran balik vena superfisial sedangkan aliran arteri
tetap berjalan normal. Hal ini menyebabkan edema glans penis dan dirasakan nyeri. Jika
dibiarkan bagian penis disebelah distal jeratan makin membengkak yang akhirnya bisa
mengalami nekrosis glans penis.