Anda di halaman 1dari 8

SATUAN ACARA PENYULUHAN ( SAP )

Pokok Bahasan : Prosedur Pelaksanaan Vulva Hygiene

Sasaran : Pasien dan Keluarga

Hari/ Tanggal :

Waktu :

Tempat :

Penyuluh :

TUJUAN

1. Tujuan Instruksional Umum (TIU)


Setelah mengikuti pendidikan kesehatan, pasien dan keluarga dapat mengetahui cara
pelaksanaan vulva hygiene.
2. Tujuan Instruksional Khusus (TIK)
Setelah mengikuti pendidikan kesehatan selama 30 menit, pasien dan keluarga dapat :
a. Mengetahui pengertian vulva hygiene
b. Mengetahui tujuan vulva hygiene
c. Mengetahui persiapan vulva hygiene
d. Mengetahui cara pelaksanaan vulva hygiene

ANALISIS TUGAS

a. Know
 Pengertian vulva hygiene
 Tujuan vulva hygiene
 Persiapan vulva hygiene
 Cara pelaksanaan vulva hygiene
b. Do
 Bertanya apabila ada hal-hal yang tidak dimengerti dari materi yang diberikan
 Menjawab pertanyaan yang diajukan
c. Show
 Ikut serta dalam kegiatan penyuluhan
 Memperlihatkan antusiasme ketika diberikan materi penyuluhan
 Menunjukkan rasa keingintahuan tentang materi penyuluhan dengan bertanya
 Menjawab pertanyaan yang diajukan sebagai evaluasi materi yang disampaikan

ALOKASI WAKTU

Waktu yang dialokasikan sebanyak 30 menit terdiri atas :

a. Pembukaan : 5 menit
b. Penyampaian materi : 10 menit
c. Tanya jawab : 10 menit
d. Evaluasi dan penutup : 5 menit

STRATEGI INSTRUKSIONAL

a. Memperkenalkan diri.
b. Menjelaskan materi-materi penyuluhan.
 Menjelaskan tentang pengertian vulva hygiene
 Menjelaskan tentang tujuan vulva hygiene
 Menjelaskan tentang persiapan vulva hygiene
 Menjelaskan tentang cara pelaksanaan vulva hygiene
c. Menggunakan media pengajaran untuk mempermudah memberi pemahaman pada
peserta dan menarik perhatian para peserta.
d. Saat diskusi, penyuluh memberikan stimulus sekaligus menggali wawasan dan keaktifan
peserta.
e. Saat memberikan materi penyuluhan, penyuluh tidak berdiam diri di satu titik tapi
berjalan ke beberapa tempat, diselingi humor agar tidak tegang
f. Melakukan pengulangan bersama peserta dalam menyebutkan materi penyuluhan agar
lebih mudah dipahami.
g. Mengadakan tanya jawab secara lisan untuk mengetahui sejauh mana pemahaman
peserta.
h. Tidak men-judge atau menyatakan salah kepada peserta yang belum tepat menjawab
pertanyaan.
i. Sementara memberikan penyuluhan, penyuluh tetap memperhatikan kondisi audience,
apakah ada yang tidak atau kurang memperhatikan dan mencoba berinteraksi agar
audience kembali fokus
j. Membagikan leaflet berisi cara pelaksanaan vulva hygiene
k. Memberikan kesimpulan dari materi penyuluhan.
l. Menutup penyuluhan.

MATERI PENYULUHAN (terlampir)

KEGIATAN PENYULUHAN

Tahap
Kegiatan penyaji Kegiatan peserta Metode dan media
kegiatan
Pembukaan a. Mengucapkan salam Memperhatikan dan Ceramah
(5 menit) b. Memperkenalkan diri mendengarkan
c. Menjelaskan tujuan umum
d. Kontrak waktu
e. Mengkondisikan pasien dan
keluarga untuk berkonsentrasi
Penyajian Menyampaikan materi : Memperhatikan dan Ceramah, slide
(10 menit) a. Pengertian vulva hygiene mendengarkan materi show, dan leaflet
b. Tujuan vulva hygiene yang disampaikan
c. Persiapan vulva hygiene
d. Cara vulva hygiene
Diskusi Memberikan kesimpulan dan Bertanya Tanya jawab
(10 menit) memberikan kesempatan kepada
audience untuk bertanya
Penutup a. Mengevaluasi hasil Menjawab pertanyaan Tanya jawab
(5 menit) penyuluhan
b. Mengakhiri dengan salam

METODE

1. Ceramah
2. Tanya jawab
MEDIA

1. Slide show
2. Leaflet
SARANA

 Ruangan
 Infocus
 Laptop
EVALUASI

1. Prosedur : Setelah penjelasan materi


2. Jenis : Lisan
3. Bentuk : Uraian kegiatan
4. Alat evaluasi :
Item pertanyaan
a. Apa pengertian vulva hygiene i?
b. Apa tujuan vulva hygiene?
c. Sebutkan persiapan vulva hygiene?
d. Jelaskan cara pelaksanaan vulva hygiene?
LAMPIRAN

PROSEDUR PELAKSANAAN VULVA HYGIENE

1. Pengertian
Vulva hygiene adalah membersihkan vulva dan daerah sekitarnya pada pasien wanita
yang sedang nifas atau tidak dapat melakukannya sendiri.
Pasien yang harus istirahat di tempat tidur (misalnya, karena hipertensi, pemberian
infus, section caesarea) harus dimandikan setiap hari dengan pencucian daerah perineum
yang dilakukan dua kali sehari dan pada waktu sesudah selesai membuang hajat.
Meskipun ibu yang akan bersalin biasanya masih muda dan sehat, daerah daerah yang
tertekan tetap memerlukan perhatian serta perawatan protektif.
Setelah ibu mampu mandi sendiri (idealnya, dua kali sehari), biasanya daerah
perineum dicuci sendiri dengan menggunakan air dalam botol atau wadah lain yang
disediakan khusus untuk keperluan tersebut. Penggantian tampon harus sering dilakukan,
sedikitnya sesudah pencucian perineum dan setiap kali sehabis ke belakang atau sehabis
menggunakan pispot.
2. Tujuan
a. Pengeluaran sekresi perineal (lochea, vaginal discharge)
b. Untuk pencegahan dan meringankan infeksi
c. Untuk membersihkan vagina dan daerah sekitar perineal
d. Memberikan rasa nyaman

Indikasi Vulva Higiene

 Pasien post partum


 Pasien post partum dengan episiotomy
 Dilakukan prosedur tersebut sehari minimal 2 kali/sesudah BAB bila perlu

3. Persiapan alat yang dibutuhkan:

Bak instrumen steril berisi :

 Lidi waten
 Hanschoen satu pasang
 Kassa
 Deppers
 Kapas gulung kecil

a. Kom Steril berisi betadin/ obat lain


b. Larutan NaCl dalam kemasan
c. Hanschoen bersih
d. Korentang
e. Botol cebok berisi air hangat
f. Plastik disposibel/ bengkok
g. Selimut mandi
h. Pembalut wanita dalam kemasan
i. Celana dalam dan pakaian bersih
j. Pengalas dan skerm bila perlu
k. Tissue
l. Pispot

4. Prosedur Tindakan Vulva Higiene

 Menjelaskan prosedur pada klien


 Dekatkan peralatan dekat pasien
 Menyiapkan lingkungan pasien (menutup pintu dan jendela, memasang srem bila
perlu)
 Menyiapkan pasien dalam posisi dorsal recumbent
 Memasang selimut mandi dengan posisi ujung dikaitkan pada kaki
 Melepaskan pakaian bawah pasien
 Memasang perlak bawah, pengalas dan pot
 Cuci tangan
 Memakai handschoen bersih
 Cari dan raba daerah TFU, massage dari atas ke bawah secara perlahan dan anjurkan
tarik nafas panjang
 Vulva diguyur dengan air hangat bersih
 Bersihkan dengan kapas NaCl 0,9%:
o Bagian sekitar genetalia
o Labia mayora
o Labia minora
o Vestibulum
o Perineum
o Anus
 Dilakukan satu kali usapan dari atas ke bawah kemudian ganti sampai bersih dan
kapas kita buang dalam plastik disposable
 Untuk jahitan perineum/ post episiotomy
o Pakai handschoen steril
o Tekan dengan depers sampai dengan tidak keluar pus secara perlahan
o Bersihkan dengan kapas NaCl seperti diatas
o Beri betadine/ obat lain dengan lidi watten
 Keringkan daerah sekitar dengan tissue atau kassa kapas
 Kenakan pembalut bersama pakaian dalam klien
 Rapikan pasien
 Handschoen dilepas, pasien dirapikan sesuai kenyamanan
 Rapikan alat
 Cuci tangan

Cara ibu hamil melakukan vulva hygiene sendiri

Langkah-langkah yang dapat dilakukan untuk menjaga kebersihan diri ibu hamil adalah
sebagai berikut:

1. Anjurkan kebersihan seluruh tubuh, terutama perineum


2. Mengajarkan ibu bagaimana membersihkan daerah kelamin dengan sabun dan air.
Pastikan bahwa ibu mengerti untuk membersihkan daerah sekitar vulva terlebih
dahulu, dari depan ke belakang, kemudian membersihkan daerah anus. Nasihati ibu
untuk membersihkan vulva setiap kali selesai buang air kecil atau besar
3. Sarankan ibu untuk mengganti pembalut atau kain pembalut setidaknya dua kali
sehari. Kain dapat digunakan ulang jika telah dicuci dengan baik dan dikeringkan di
bawah matahari dan disetrika.
4. Sarankan ibu untuk mencuci tangan dengan sabun dan air sebelum dan sesudah
membersihkan daerah kelaminnya
5. Jika ibu mempunyai luka episotomi atau laserasi, sarankan kepada ibu untuk
menghindari menentuh daerah tersebut
DAFTAR PUSTAKA

Anonim, 2012. Vulva Higiene: http://scribd.com, diakses tanggal 14 Mei 2012, jam 14.54
WIB

Dr. Ida, dkk. 2009. Memahami kesehatan reproduksi wanita, edisi 2. Jakarta: EGC

Johnson, Ruth. 2005, Buku Ajar Praktik Kebidanan, Jakarta: Penerbit Buku Kedokteran
ECG

Rohani, SST, dkk. 2011. Asuhan Kebidanan pada Masa Persalinan. Jakarta: Salemba
medika.

Anda mungkin juga menyukai