PEMBAHASAN
2.1 Terapi medis
Terapi Non Konvensionel Merupakan Salah Satu Terapi Medis Al Ternatif Atau
Komplementer. Terapi Komplementer Adalah Semua Terapi Yang Di Gunakan Sebagai
Tambahan Untuk Terapi Konvensional Yang Di Rekomendasikan Oleh Penyelenggara
Pelayanan Kesehatan Indipidu Seperti Terapi Pijat Dapat Secara Efektif Di
Gunakan Untuk Mengurangi Ketegangan
3. Program Ortotik-prostetik
Bila diperlukan alat bantu dalam mendukung aktivitas pada lansia maka seorang
ortotis-prostetis akan membuat alat penopang, atau alat pengganti bagian tubuh yang
memerlukan sesuai dengan kondisi penderita. Dan untuk lansia hal ini perlu pertimbangan
lebih khusus, misalnya pembuatan alat diusahakan dari bahan yang ringan, model alat
yang lebih sederhana sehingga mudah dipakai, dll.
5. Program Sosial-Medik
Petugas sosial-medik memerlukan data pribadi maupun keluarga yang tinggal
bersama lansia, melihat bagaimana struktur/kondisi di rumahnya yang berkaitan dengan
aktivitas yang dibutuhkan penderita, tingkat sosial-ekonomi. Hal ini sangat penting
sebagai masukan untuk mendukung program lain yang ahrus dilaksanakan, misalnya
seorang lansia yang tinggal dirumahnya banyak trap/anak tangga, bagaimana bisa dibuat
landai atau pindah kamar yang datar dan biasa dekat dengan kamar mandi, dll
6. Program Psikologi
Dalam menghadapi lansia sering kali harus memperhatikan keadaan emosionalnya,
yang mempunyai ciri-ciri yang khas pada lansia, misalnya apakah seorang yang tipe agresif,
atau konstruktif, dll. Juga untuk memberikan motivasi agar lansia mau melakukan latihan,
mau berkomunikasi, sosialisasi dan sebgainya. Hal ini diperlukan pula dalam pelaksanaan
program lain sehingga hasilnya bisa lebih baik.
BAB III
PENUTUP
4.1 Kesimpulan
Terapi medis adalah meningkatkan kesehatan dan kualitas hidup pasien. Optimalisasi
terapi medis harus aman, efektif, pemilihan terapi secara bijak dan pelayanan kesehatan
secara akurat serta adanya kesepakatan antara pasien dan pemberi pelayanan berdasarkan
informasi terkini.
Terapi komplementer merupakan terapi holistis atau terapi nonbiomedis. Hasil
penelitian tentang psikoneuroimunologi mengungkapkan bahwa proses interaktif pada
manusia dengantubuh, pikiran, dan interaksi sosial mempengaruhi kesejahteraan seseorang.
NCCAM. Menetapkan bahwa terapi komplementer secara garis besar di dasarkan sebagai
kategori terapi pikiran penghubung tubuh (mind – body terapies) sementara terapi biomedis
lebih banyak mempengaruhi seluruh tubuh dan berfokus pada dampak terapi terhadap
pengibatan.
4.2 Saran
Dengan adanya makalah yang kami buat ini tentang terapi medik dan terapi
komlementer diharapkan pembaca atau teman-teman sejawat dapat memperoleh manfaat dari
makalah yang kami buat. Jika ada pengembangan yang bermanfaat mohon untuk dilayangkan
pada penulis makalah ini karena masukan dari pembaca atau bapak/ ibu dosen sangat
mendukung demi kesempurnaan makalah yang kami buat.
DAFTAR PUSTAKA
Kusumanto, R., Iskandar, Y., 1981. Depresi, Suatu problema Diagnosa dan Terapi pada praktek
umum. Jakarta: Yayasan Dharma Graha
Kartono, Kartini. 2002. Patologi Sosial 3, Gangguan-gangguan Kejiwaan. Jakarta: Rajawali Pers.
Martono, Hadi dan Kris Pranarka. 2010. Buku Ajar Boedhi-Darmojo Geriatri (Ilmu Kesehatan
Usia Lanjut).Edisi IV. Jakarta : Balai Penerbit FKUI
Mubarak, Wahid Iqbal. 2009. Ilmu Keperawatan Komunitas Konsep dan Aplikasi.J akarta :
Salemba Medika
Maryam, R.Siti. 2008. Mengenal Usia Lanjut dan Perawatannya. Jakarta : Salemba Medika
Maslim, Rusdi. 2001. Panduan Praktis Penggunaan Klinis Obat Psikotropik. Jakarta: Bagian Ilmu
Kedokteran Jiwa FK-Unika Atmajaya.
Pudjiastuti, Sri Surini dan Budi Utomo. 2003. Fisioterapi Pada Lansia. Jakarta : EGC
Setyoadi, Kushariyadi. 2011. Terapi Modalitas keperawatan pada klien psikogeriatik. Jakarta :
Salemba medika
Stockslager, Jaime L. 2007. Buku Saku Asuhan Keparawatan Geriatrik. Edisi II. Jakarta : EGC
Tarigan, C., Julita 2003. Perbedaan Depresi Pada Pasien Dispepsia Fungsional dan Dispepsia
Organik. Diakses dalam http://www.usu.go.id.
Watson, Roger. 2003. Perawatan Pada Lansia. Jakarta : EGC