Rasulullah
Menghakimi seseorang hanya dari penampilan luarnya saja memang tidaklah adil
karena tidak selamanya penampilan seseorang itu menentukan kepribadian dan
kualitas keimanan yang dimilikinya. Namun tidak dapat dipungkiri bahwa
penampilan adalah hal pertama yang dapat kita telaah dan teliti untuk
mengetahui kepribadian dan keimanan seseorang. Seberapa tertutup dan
seberapa terbukanya pakaian seseorang, seberapa rapi dan tidaknya pakaian
seseorang turut menjadi salah satu faktor penentu bgaimana perangai yang
dimiliki oleh orang tersebut. (Baca juga: Pria yang Baik dalam Islam).
ads
Islampun mengatur tata cara berbusana baik bagi laki-laki maupun perempuan,
karena bukan hanya perempuan saja yang memiliki aurat akan tetapi laki-laki juga
dimana hal tersebut sudah menjadi kewajiban kita semua sebagai umat muslim
untuk senantiasa menjaga diri dan aurat kita dari pandangan orang lain. Hal ini
secara jelas telah tertuang dalam alqur’an surat al-A’raf ayat 26 yang artinya:
“Hai anak Adam, sesungguhnya Kami telah menurunkan kepada kalian pakaian
untuk menutupi aurat kalian dan pakaian indah untuk perhiasan. Dan pakaian
takwa itulah yang lebih baik. Hal itu semua merupakan ayat-ayat Allah, supaya
mereka berdzikir mengingat-Ku.” (QS. al-A’raf : 26).
Baca juga:
Untuk itu artikel kali ini akan membahas adab-adab yang harus diperhatikan
seorang lelaki muslim dalam berpakaian.
Di awal telah dijelaskan bahwa aurat dimiliki oleh manusia baik yang berjenis
kelamin laki-laki ataupun perempuan dan keduanya wajib untuk menutupi
auratnya masing-masing dengan menggunakan penutup atau pakaian. Aurat yang
tidak ditutup dan dijaga dengan baik akan dapat menimbulkan kerusakan dan
dosa bagi diri sendiri maupun bagi orang lain. Dalam Islam, aurat seorang laki-laki
adalah bagan tubuh dari lutut hingga pusar. Namun jika sedang bersama dengan
perempuan sebaiknya seoang laki-laki menutup bagian perut hingga lehernya atau
dengan menggunakan pakaian lengan panjang atau pendek karena jika bagian
tersebut terekspos dan terlihat oleh perempuan dapat menimpulkan ‘fitnah’ dan
dosa bagi keduanya. (Baca juga: Tidur Tanpa Busana Menurut Islam).
Menggunakan pakaian yang mewah dan telalu mahal adalah salah satu bentuk
pemborosan dan dapat menimbulkan banyak fitnah negatif seperti membuat orang
lain minder bahkan iri, menimbulkan sifat sombong, pamer bahkan takabur pada
diri sendiri. Tentunya hal tersebut sangat dilarang dalam Islam. (Baca
juga: Sedekah Menurut Islam; Sifat Sombong Dalam Islam)
Islam tidak membatasi pemilihan warna dalam berpakaian namun warna putih
dikatakan lebih baik dari warna lain terlebih jika digunakan untuk ibadah seperti
haji, sholat, dan lainnya.
“Pakailah pakaian berwarna putih, karena pakaian berwana putih lebih suci dan
lebih baik. Kafankanlah jenazah kalian dengan kain putih” (HR. Ahmad, an-
Nasaa’i).
Isbal adalah pakaian atau kain yang panjangnya melewati mata kaki manusia.
Dalam Islam, Laki-laki tidak diperkenankan untuk memakai pakaian yang
panjangnya melewati mata kaki. Banyak hadis yang meriwayatkan tentang
larangan ini, mulai dari yang diriwayatkan oleh Ibnu Abbas, Ibnu Umar, Ibnu
Mas’ud, Abu Huraira, Anas, Abu Dzar, dan masih banyak lagi. (Baca juga: Celana
Cingkrang Menurut Islam)
Rasulullah shallallaahu ‘alaihi wa sallam secara tegas bersabda:
“Kain sarung yang terjulur di bawah mata kaki tempatnya ialah di neraka.” (HR.
Bukhari).
Selain itu, Beliau juga menjelaskan dalam hadis berikutnya yang artinya:
“Tiga macam orang yang pada hari kiamat nanti Allah tidak akan mengajak
bicara, tidak melihat mereka, tidak menyucikan mereka, dan bagi mereka adzab
yang pedih.” Kemudian beliau melanjutkan, “(Yaitu) musbil (orang yang isbal),
mannaan (orang yang mengungkit-ungkit pemberian), dan orang yang melariskan
barang dagangannya dengan sumpah palsu.” (HR. Abu Dawud)
Larangan pakaian yang isbal ini bukan tanpa sebab, dikatakan bahwa Isbal
termasuk haram dan dosa besar terlebih jika hal tersebut disertai dengan
kesombongan. Mengenai hal ini, Rasulullah shallallaahu ‘alaihi wa
sallam bersabda:
Kemudian Ibnu Umar radhiyallahu ‘anhuma juga berkata, “Sarung seorang mukmin
ialah sampai di tengah betis.” (HR. Muslim)
“Sarung seorang mukmin ialah sampai sedikit di atas tengah betis, kemudian
sampai tengah betis, kemudian sampai dua mata kaki. Maka barangsiapa di
bawah kedua mata kaki, maka dia di Neraka.” (HR. Ahmad dan Abu ‘Awwaanah)
(Baca juga: Hak Muslim Terhadap Muslim Lainnya , Siksa Neraka Bagi Pezina)
Emas dan pakaian sutra adalah dua hal yang indah dan biasa dipakai oleh
perempuan namun kedua hal tersebut dilarang untuk digunakan oleh kaum laki-
laki muslim. (Baca juga: Hukum Pria Memakai Emas dalam Islam).
“Emas dan sutra dihalalkan bagi kaum wanita dari umatku, dan diharamkan bagi
kaum laki-laki.” (HR. Ahmad dan Nasaa’i, lihat Shahiihul Jaami’ : 209)
Selain memakai pakaian yang halal dan rapi serta bersih, hal yang penting untuk
diingat adalah seorang muslim tidak diperkenankan untuk menggunakan pakaian
yang menyerupai seperti orang kafir. Pakaian seorang muslim harus sesuai dan
juga mencerminkan agama yang dianutnya yakni Islam. (Baca juga: Manfaat
Mempelajari Ushul Fiqh dalam Islam)
Hal ini telah jelas dan tegas diriwayatkan dalam banyak hadis, bahwa seorang
lelaki muslim tidak diperkenankan untuk memakai pakaian atau berpenampilan
yang menyerupai perempun, begitupun sebaliknya.
“Allah melaknat wanita yang menyerupai laki-laki, dan laki-laki yang menyerupai
wanita.” (HR. Bukhari)
“Allah melaknat laki-laki yang memakai pakaian wanita, dan wanita yang
memakai pakaian laki-laki.” (HR. Abu Dawud dan Hakim).
Menutup Aurat
Dalam Islam, aurat lelaki dimulai dari pusar hingga lutut. Sama halnya dengan wanita, lelaki pun
wajib menutup auratnya dengan pakaian longgar sehingga tidak membentuk lekukan-
lekukannya.
Allah Ta’ala berfirman dalam al-Qur’an surat Al-A’raf ayat 26:
سموآْتتككمم سياً سبتنيِ آْسدسم سقمد أسمنسزملسناً سعلسميككمم لتسباً س
ساً كيسواَتريِ س
“Wahai anak cucu Adam! Sesungguhnya Kami telah menyediakan pakaian untuk menutup
aurat.”
Isbal
Isbal adalah istilah untuk pakaian yang memiliki panjang dibawah mata kaki hingga menyentuh
tanah. Dahulu, para laki-laki yang memiliki harta dan jabatan tinggi memanjangkan pakaiannya
untuk meyombongkan diri. Inilah yang dilarang oleh Islam.
َ سماً أسمسسفل س تممن اَملسكمعسبميتن تممن اَملتسزاَتر سفتفيِ اَلبناًر:سبلسم سقاًسل صبلىَّ ب
اك سعسلميته سو س ضسيِ ب
اك سعمنكه سعمن اَلبنتبنيِ س سعمن أستبيِ كهسرميسرسة سر ت
Dari Abu Hurairoh radhiallahu anhu dari Nabi shallallahu alaihi wasallam bersabda: “Sesuatu
yang berada di bawah mata kaki dari pakaian (sarung) adalah di dalam Neraka”(HR. al-Bukhori)
Hadits di atas menunjukkan larangan isbal secara umum, baik melakukannya karena
kesombongan atau tidak. Dengan begitu untuk laki-laki, celana, sarung atau pakaian lainnya
tidak diperkenankan melebihi mata kaki.
َ لسسيمنكظكر ب: ا صلىَّ ا عليه وسلم سقاًل س
اك إتسلىَّ سممن سجبر سثموسبكه كخسيلسسء سول س ت ضسيِ ب
اك سعمنكهسماً أسبن سر ك سعتن اَمبتن كعسمسر سر ت.
Dari Abdullah bin Umar radhiallahu anhuma bahwasanya Rasulallah shallallahu alaihi wa sallam
bersabda, “Allah tidak akan melihat (pada hari kiamat) orang yang melabuhkan pakaiannya
karena sombong.” (HR. Bukhari dan Muslim)
Rasulullah shallallahu Alaihi wa sallam sendiri mengenakan sarung hingga batisnya. Hal ini
sesuai dengan riwayat Ahmad sebagai berikut.
Dari Abu Sa’id berkata: Saya telah mendengar Rasulallah shallallahu alaihi wasallabersabda,
“Kainnya seorang mu’min adalah sampai kedua betisnya, tidak mengapa antara betis dengan
dua mata kaki.” (HR. Ahmad dengan sanad shahih)
Itulah beberapa aturan umum mengenai pakaian laki-laki dalam Islam.