Anda di halaman 1dari 6

9 Cara Berpakaian Pria Menurut Islam Ala

Rasulullah
Menghakimi seseorang hanya dari penampilan luarnya saja memang tidaklah adil
karena tidak selamanya penampilan seseorang itu menentukan kepribadian dan
kualitas keimanan yang dimilikinya. Namun tidak dapat dipungkiri bahwa
penampilan adalah hal pertama yang dapat kita telaah dan teliti untuk
mengetahui kepribadian dan keimanan seseorang. Seberapa tertutup dan
seberapa terbukanya pakaian seseorang, seberapa rapi dan tidaknya pakaian
seseorang turut menjadi salah satu faktor penentu bgaimana perangai yang
dimiliki oleh orang tersebut. (Baca juga: Pria yang Baik dalam Islam).

ads

Islampun mengatur tata cara berbusana baik bagi laki-laki maupun perempuan,
karena bukan hanya perempuan saja yang memiliki aurat akan tetapi laki-laki juga
dimana hal tersebut sudah menjadi kewajiban kita semua sebagai umat muslim
untuk senantiasa menjaga diri dan aurat kita dari pandangan orang lain. Hal ini
secara jelas telah tertuang dalam alqur’an surat al-A’raf ayat 26 yang artinya:

“Hai anak Adam, sesungguhnya Kami telah menurunkan kepada kalian pakaian
untuk menutupi aurat kalian dan pakaian indah untuk perhiasan. Dan pakaian
takwa itulah yang lebih baik. Hal itu semua merupakan ayat-ayat Allah, supaya
mereka berdzikir mengingat-Ku.” (QS. al-A’raf : 26).

Baca juga:

 Cara Menjaga Hati Menurut Islam

 Kewajiban Laki-Laki Setelah Menikah

Untuk itu artikel kali ini akan membahas adab-adab yang harus diperhatikan
seorang lelaki muslim dalam berpakaian.

1. Wajib Menutup Aurat

Di awal telah dijelaskan bahwa aurat dimiliki oleh manusia baik yang berjenis
kelamin laki-laki ataupun perempuan dan keduanya wajib untuk menutupi
auratnya masing-masing dengan menggunakan penutup atau pakaian. Aurat yang
tidak ditutup dan dijaga dengan baik akan dapat menimbulkan kerusakan dan
dosa bagi diri sendiri maupun bagi orang lain. Dalam Islam, aurat seorang laki-laki
adalah bagan tubuh dari lutut hingga pusar. Namun jika sedang bersama dengan
perempuan sebaiknya seoang laki-laki menutup bagian perut hingga lehernya atau
dengan menggunakan pakaian lengan panjang atau pendek karena jika bagian
tersebut terekspos dan terlihat oleh perempuan dapat menimpulkan ‘fitnah’ dan
dosa bagi keduanya. (Baca juga: Tidur Tanpa Busana Menurut Islam).

Rasulullah shallallaahu ‘alaihi wa sallam bersabda, “Janganlah seorang laki-laki


melihat aurat laki-laki lainnya. ….” (HR. Muslim)
2. Menghindari Pakaian Syuhrah (Sensasional)

Pakaian syuhrah adalah pakaian yang sekiranya menundang perhatian banyak


orang karena jenis atau bentuknya tidak biasa, seperti terlalu mewah, terlalu
berbeda atau terlalu lusuh dan compang-camping terlebih jika tujuannya adalah
sengaja untuk menjadi terkenal dan menuai sensasi di kalangan masyarakat atau
dalam suatu acara. (Baca juga: Kewajiban Muslim Terhadap Muslim Lainnya)

Rasulullah shallallaahu ‘alaihi wa sallam bersabda:

“Barangsiapa memakai pakaian syuhrah, maka Allah akan memakaikan pakaian


yang serupa pada hari kiamat nanti. Kemudian, dalam pakaian tersebut akan
dinyalakan api Neraka.” (HR. Abu Dawud dan Ibnu Majah)

3. Mengenakan Pakaian Sederhana

Menggunakan pakaian yang mewah dan telalu mahal adalah salah satu bentuk
pemborosan dan dapat menimbulkan banyak fitnah negatif seperti membuat orang
lain minder bahkan iri, menimbulkan sifat sombong, pamer bahkan takabur pada
diri sendiri. Tentunya hal tersebut sangat dilarang dalam Islam. (Baca
juga: Sedekah Menurut Islam; Sifat Sombong Dalam Islam)

Rasulullah shallallaahu ‘alaihi wa sallam bersabda:

“Barangsiapa meninggalkan suatu pakaian dengan niat tawadhu’ karena Allah,


sementara ia sanggup mengenakannya, maka Allah akan memanggilnya pada hari
kiamat di hadapan seluruh makhluk, lantas ia diperintahkan untuk memilih
perhiasan iman mana saja yang ingin ia pakai.” (HR. Ahmad, dan Tirmidzi).

4. Menggunakan Pakaian Warna Putih

Islam tidak membatasi pemilihan warna dalam berpakaian namun warna putih
dikatakan lebih baik dari warna lain terlebih jika digunakan untuk ibadah seperti
haji, sholat, dan lainnya.

Rasulullah shallallaahu ‘alaihi wa sallam bersabda:

“Pakailah pakaian berwarna putih, karena pakaian berwana putih lebih suci dan
lebih baik. Kafankanlah jenazah kalian dengan kain putih” (HR. Ahmad, an-
Nasaa’i).

5. Menghindari Pakaian Yang Terlalu Panjang (Isbal)

Isbal adalah pakaian atau kain yang panjangnya melewati mata kaki manusia.
Dalam Islam, Laki-laki tidak diperkenankan untuk memakai pakaian yang
panjangnya melewati mata kaki. Banyak hadis yang meriwayatkan tentang
larangan ini, mulai dari yang diriwayatkan oleh Ibnu Abbas, Ibnu Umar, Ibnu
Mas’ud, Abu Huraira, Anas, Abu Dzar, dan masih banyak lagi. (Baca juga: Celana
Cingkrang Menurut Islam)
Rasulullah shallallaahu ‘alaihi wa sallam secara tegas bersabda:

“Kain sarung yang terjulur di bawah mata kaki tempatnya ialah di neraka.” (HR.
Bukhari).

Selain itu, Beliau juga menjelaskan dalam hadis berikutnya yang artinya:

“Tiga macam orang yang pada hari kiamat nanti Allah tidak akan mengajak
bicara, tidak melihat mereka, tidak menyucikan mereka, dan bagi mereka adzab
yang pedih.” Kemudian beliau melanjutkan, “(Yaitu) musbil (orang yang isbal),
mannaan (orang yang mengungkit-ungkit pemberian), dan orang yang melariskan
barang dagangannya dengan sumpah palsu.” (HR. Abu Dawud)

Larangan pakaian yang isbal ini bukan tanpa sebab, dikatakan bahwa Isbal
termasuk haram dan dosa besar terlebih jika hal tersebut disertai dengan
kesombongan. Mengenai hal ini, Rasulullah shallallaahu ‘alaihi wa
sallam bersabda:

“Hati-hatilah kamu dari isbal, karena sesungguhnya isbal merupakan


kesombongan.” (HR. Ahmad dan Abu Dawud, lihat Shahiih Abi Dawud).

Penggunaan pakaian (sarung/celana) untuk laki-laki muslim yang tepat adalah


yang sesuai dengan sunnah dari Nabi shallallaahu ‘alaihi wa sallam yakni di
sekitar betis, baik itu tepat di tengah betis, di atas tengah betis maupun di antara
tengah betis seperti yang telah diriwayatkan dalam hadis bahwa ‘Utsman bin
‘Affan radhiyallahu ‘anhu berkata:

“Sarung Rasulullah shallallaahu ‘alaihi wa sallam ialah sampai di tengah betis


beliau shallallaahu ‘alaihi wa sallam.” (HR. Tirmidzi).

Kemudian Ibnu Umar radhiyallahu ‘anhuma juga berkata, “Sarung seorang mukmin
ialah sampai di tengah betis.” (HR. Muslim)

Bahkan Rasulullah shallallaahu ‘alaihi wa sallam juga memberikan sabdaannya


terkait dengan permasalahan ini:

“Sarung seorang mukmin ialah sampai sedikit di atas tengah betis, kemudian
sampai tengah betis, kemudian sampai dua mata kaki. Maka barangsiapa di
bawah kedua mata kaki, maka dia di Neraka.” (HR. Ahmad dan Abu ‘Awwaanah)

(Baca juga: Hak Muslim Terhadap Muslim Lainnya , Siksa Neraka Bagi Pezina)

6. Mendahulukan Anggota Tubuh Sebelah Kanan

Islam menganjurkan untuk memulai segala sesuatunya dengan menggunakan


tangan kanan terlebih untuk urusan yang mulia. (Baca juga: Keutamaan Menjaga
Lisan dalam Islam)

Imam an-Nawawi rahimahullah mengatakan:

“Kaidah dalam syariat bahwasanya disunnahkan memulai dengan kanan dalam


semua urusan yang berkaitan dengan kemuliaan dan keindahan. ” (Syarh Muslim)
Kemudian Ummul mukminin juga menceritakan bahwa ‘Aisyah radhiyallahu ‘anha
pernah berkata:

“Rasulullah shallallaahu ‘alaihi wa sallam suka mendahulukan bagian kanan


daripada bagian yang kiri ketika mengenakan sandal, bersisir, bersuci, dan dalam
semua urusannya (yang mulia).” (Muttafaqun ‘alaih)

7. Menghindari Pakaian Sutra Dan Emas

Emas dan pakaian sutra adalah dua hal yang indah dan biasa dipakai oleh
perempuan namun kedua hal tersebut dilarang untuk digunakan oleh kaum laki-
laki muslim. (Baca juga: Hukum Pria Memakai Emas dalam Islam).

Rasulullah shallallaahu ‘alaihi wa sallam bersabda:

“Emas dan sutra dihalalkan bagi kaum wanita dari umatku, dan diharamkan bagi
kaum laki-laki.” (HR. Ahmad dan Nasaa’i, lihat Shahiihul Jaami’ : 209)

8. Menghindari Pakaian Yang Menyerupai Orang Kafir

Selain memakai pakaian yang halal dan rapi serta bersih, hal yang penting untuk
diingat adalah seorang muslim tidak diperkenankan untuk menggunakan pakaian
yang menyerupai seperti orang kafir. Pakaian seorang muslim harus sesuai dan
juga mencerminkan agama yang dianutnya yakni Islam. (Baca juga: Manfaat
Mempelajari Ushul Fiqh dalam Islam)

Rasulullah shallallaahu ‘alaihi wa sallam bersabda:

“Barangsiapa yang menyerupai suatu kaum, maka ia termasuk golongan mereka.”


(HR. Abu Dawud).

9. Tidak Mengenakan Pakaian Yang Menyerupai Wanita

Hal ini telah jelas dan tegas diriwayatkan dalam banyak hadis, bahwa seorang
lelaki muslim tidak diperkenankan untuk memakai pakaian atau berpenampilan
yang menyerupai perempun, begitupun sebaliknya.

Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda:

“Allah melaknat wanita yang menyerupai laki-laki, dan laki-laki yang menyerupai
wanita.” (HR. Bukhari)

Beliau juga bersabda:

“Allah melaknat laki-laki yang memakai pakaian wanita, dan wanita yang
memakai pakaian laki-laki.” (HR. Abu Dawud dan Hakim).

Cara berpakaian pria dalam islam


Sebenarnya dalam Islam, masalah pakaian laki-laki pun dibahas lho. Mengenai masalah ini,
masih banyak yang tidak mengetahuinya, karena pakaian laki-laki dianggap
lebih simple dibandingkan wanita. Berikut adalah kaidah umum cara berpakaian laki-laki dalam
Islam.

Menutup Aurat
Dalam Islam, aurat lelaki dimulai dari pusar hingga lutut. Sama halnya dengan wanita, lelaki pun
wajib menutup auratnya dengan pakaian longgar sehingga tidak membentuk lekukan-
lekukannya.
Allah Ta’ala berfirman dalam al-Qur’an surat Al-A’raf ayat 26:
‫سموآْتتككمم‬ ‫سياً سبتنيِ آْسدسم سقمد أسمنسزملسناً سعلسميككمم لتسباً س‬
‫ساً كيسواَتريِ س‬
“Wahai anak cucu Adam! Sesungguhnya Kami telah menyediakan pakaian untuk menutup
aurat.”

Tidak Menyerupai Pakaian Wanita


Imam al-Bukhari meriwayatkan dalam kitab shahihnya:
‫ساًتء‬‫ت تمسن اَلنن س‬ ‫ساًتء سواَملكمست س‬
‫شنبسهاً ت‬ ‫سبلسم اَملكمست س‬
‫شنبتهيسن تمسن اَلنرسجاًتل تباًلنن س‬ ‫صبلىَّ اك سعسلميته سو س‬
‫ا س‬
‫سول ك ت‬ ‫ضسيِ ب‬
‫َ سلسعسن سر ك‬:‫اك سعمنكهسماً سقاًسل‬ ‫س سر ت‬
‫سعتن اَمبتن سعبباً س‬
‫تباًلنرسجاًتل‬
Dari Ibnu Abbas radhiallahu anhu, dia berkata, “Rasulullah shallallahu alaihi wasallam melaknat
kaum pria yang menyerupai kaum wanita dan kaum wanita yang menyerupai kaum pria.” (HR.
al-Bukhari)

Tidak Menyerupai Pakaian Khas Non-Muslim


‫ب اَملككبفاًتر سفلس‬
‫صسفسرميتن سفسقاًل س » إتبن سهتذته تممن تثسياً ت‬
‫سبلسم سعسلبىَّ سثموسبميتن كمسع م‬
‫صبلىَّ اك سعسلميته سو س‬ ‫سول ك ب‬
‫ات س‬ ‫َ سرسأىَ سر ك‬:‫ص سقاًسل‬ ‫سعمن سعمبتد ب ت‬
‫ا مبتن سعممترو مبتن اَملسعاً ت‬
ً‫» ستملسبمسسها‬
Dari Abdullah bin Amr berkata: Rasulallah shallallahu alaihi wasallam meihatku mengenakan
dua kain berwarna merah (karena dicelup dengan tanaman usfur) lalu beliau shallallahu alaihi
wasallam bersabda,’Sesungguhnya itu adalah pakaian orang-orang kafir maka janganlah
engkau kenakan.” (HR. Muslim)

Isbal
Isbal adalah istilah untuk pakaian yang memiliki panjang dibawah mata kaki hingga menyentuh
tanah. Dahulu, para laki-laki yang memiliki harta dan jabatan tinggi memanjangkan pakaiannya
untuk meyombongkan diri. Inilah yang dilarang oleh Islam.

‫َ سماً أسمسسفل س تممن اَملسكمعسبميتن تممن اَملتسزاَتر سفتفيِ اَلبناًر‬:‫سبلسم سقاًسل‬ ‫صبلىَّ ب‬
‫اك سعسلميته سو س‬ ‫ضسيِ ب‬
‫اك سعمنكه سعمن اَلبنتبنيِ س‬ ‫سعمن أستبيِ كهسرميسرسة سر ت‬
Dari Abu Hurairoh radhiallahu anhu dari Nabi shallallahu alaihi wasallam bersabda: “Sesuatu
yang berada di bawah mata kaki dari pakaian (sarung) adalah di dalam Neraka”(HR. al-Bukhori)
Hadits di atas menunjukkan larangan isbal secara umum, baik melakukannya karena
kesombongan atau tidak. Dengan begitu untuk laki-laki, celana, sarung atau pakaian lainnya
tidak diperkenankan melebihi mata kaki.
‫َ لسسيمنكظكر ب‬: ‫ا صلىَّ ا عليه وسلم سقاًل س‬
‫اك إتسلىَّ سممن سجبر سثموسبكه كخسيلسسء‬ ‫سول س ت‬ ‫ضسيِ ب‬
‫اك سعمنكهسماً أسبن سر ك‬ ‫سعتن اَمبتن كعسمسر سر ت‬.
Dari Abdullah bin Umar radhiallahu anhuma bahwasanya Rasulallah shallallahu alaihi wa sallam
bersabda, “Allah tidak akan melihat (pada hari kiamat) orang yang melabuhkan pakaiannya
karena sombong.” (HR. Bukhari dan Muslim)
Rasulullah shallallahu Alaihi wa sallam sendiri mengenakan sarung hingga batisnya. Hal ini
sesuai dengan riwayat Ahmad sebagai berikut.
Dari Abu Sa’id berkata: Saya telah mendengar Rasulallah shallallahu alaihi wasallabersabda,
“Kainnya seorang mu’min adalah sampai kedua betisnya, tidak mengapa antara betis dengan
dua mata kaki.” (HR. Ahmad dengan sanad shahih)
Itulah beberapa aturan umum mengenai pakaian laki-laki dalam Islam.

Anda mungkin juga menyukai