KABUPATEN KETAPANG
DISUSUN OLEH :
SUAMAN
20152110775
TAHUN AJARAN
2017/2018
KATA PENGANTAR
Puji syukur kepada Tuhan Yang Maha Esa penulis dapat menyelesakan tugas pembuatan
makalah yang berjudul “pengaruh budaya terhadap status gzi di kabupaten ketapang“ dengan
lancer. Karena berkat dan karunian-Nyalah makalah ini dapat disusun dan diseesakan pada
waktunya.
Semoga makalah ini bisa bermanfaat bagi pembaca pada umumnya dan bagi penulis pada
khususnya, penulis menyadari bahwa dalam pembuatan makalah ini masih jauh dari kata
sempurna untuk itu saya sebaga penuls menerima saran dan kritik yang bersifat membangun demi
BAB I .............................................................................................................................................................. 4
PENDAHULUAN ............................................................................................................................................. 4
A. Latar Belakang................................................................................................................................... 4
B. Rumusan Masalah Masalah .............................................................................................................. 6
C. Tujuan Penulisan ............................................................................................................................... 6
BAB II ............................................................................................................................................................. 7
PEMBAHASAN ............................................................................................................................................... 7
A. Pengertian Budaya ............................................................................................................................ 7
B. Pengertian Gizi dan Pengertian Status Gizi ....................................................................................... 8
C. Pengaruh Budaya Terhadap status gizi masyarakat ....................................................................... 10
D. Penanggulangan status gizi masyarakat ......................................................................................... 10
BAB III .......................................................................................................................................................... 13
PENUTUP ..................................................................................................................................................... 13
A. Kesimpulan ......................................................................................................................................... 13
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Masalah gizi yang kurang saat ini masih tersebar luas dinegara-negara berkembang,
termasuk Keberhasilan pembangunan nasional suatu bangsa ditentukan oleh ketersediaan sumber
daya manusia (SDM) yang berkualitas, yaitu SDM yang memiliki fisik yang tangguh, mental yang
kuat dan kesehatan yang prima di samping penguasaan terhadap ilmu pengetahuan dan teknologi.
Kekurangan gizi dapat merusak kualitas SDM Indonesia. Pada sisi lain, masalah gizi di Negara maju,
keberhasilan di bidang ekonomi. Penyuluhan gizi secara luas perlu digerakan bagi masyarakat guna
perubahan prilaku untuk meningkatkan keadaan gizinya. Kualitas gizi di Indonesia Sangat
memprihatinkan, hal ini dapat dilihat dari rendahnya nilai gizi masyarakat, banyak gizi buruk,
busung lapar di daerah-daerah karena tingginya tingkat kemiskinan. Kondisi tersebut sangat
dipengaruhi oleh banyak faktor seperti faktor ekonomi, sosial budaya, kebiasaan dan kesukaan.
Kondisi kesehatan termasuk juga pendidikan atau pengetahuan. Selain tingkat pengetahuan dan
tingkat pendidikan masyarakat, banyak faktor yang mempengaruhi status gizi seseorang, baik
Pada saat ini, sebagian besar atau 50% penduduk Indonesia dapat dikatakan tidak sakit
akan tetapi juga tidak sehat, umumnya disebut kekurangan gizi. Kejadian kekurangan gizi sering
terluputkan dari penglihatan atau pengamatan biasa, akan tetapi secara perlahan berdampak pada
tingginya angka kematian ibu, angka kematian bayi, angka kematian balita, serta rendahnya umur
harapan hidup. United Nations memfokuskan usaha perbaikan gizi dalam kaitannya dengan upaya
peningkatan SDM pada seluruh kelompok umur, dengan mengikuti siklus kehidupan. Hal ini dapat
dilihat kelompok penduduk yang perlu mendapat perhatian pada upaya perbaikan gizi.
diperlihatkan juga faktor yang mempengaruhi memburuknya keadaan gizi, yaitu pelayanan
kesehatan yang tidak memadai, penyakit infeksi, pola asuh, konsumsi makanan yang kurang, dan
Secara sistimatis determinan yang berpengaruh pada masalah gizi dapat terjadi pada
masyarakat. Sehingga upaya perbaikan gizi akan lebih efektif dengan selalu mengkaji faktor
penyebab tersebut. Pengaruh determinan masyarakat perkotaan dan pedesaan bisa menjadikan
tolak ukur masyarakat terhadap kebutuhan gizi yang mereka konsumsi. status gizi dan kesehatan
penduduk yang menunjukkan fakta yang terjadi pada masyarakat Indonesia. Indonesia adalah
bangsa yang memiliki keanekaragaman budaya yang terbentang dari sabang sampai merauke
dengan latar belakang dari etnis,suku dan tata kehidupan sosial yang berbeda satu dengan yang
lainnya hal ini telah memberikan suatu formulasi struktur sosial masyarakat yang turut memenuhi
menu makanan maupun pola makanan. Diantaranya masyarakat perkotaan dan pedesaan, banyak
sekali penemuan para ahli sosiologi dan ahli gizi menyatakan bahwa faktor budaya sangat berperan
terhadap proses terjadinya kebiasaan makanan dan bentuk makanan itu sendiri, sehingga tidak
jarang menimbulkan berbagai masalah gizi apabila faktor makanan itu tidak diperhatikan baik oleh
Kecenderungan muncul dari suatu budaya terhadap makanan sangat bergantung pada
fotensi alamnya atau faktor pertanian yang dominan. Budaya masyarakat perkotaan dan pedesaan
sangatlah berbeda dalam masalah kebutuhan pangan dan status sosial yang mereka miliki.
Pengaruh budaya antara masyarakat perkotaan dan pedesaan selalu dijadikan pembanding.
Membedakan tingkat pengetahuan masalah tentang gizi dan pola hidup yang mereka jalani,
masyarakat perkotaan lebih cenderung terhadap kemajuan ekonomi, pengetahuan tentang gizi,
menu seimbang, dan kesehatan. Sedangkan masyarakat pedesaan pada umumnya disebabkan
kemiskinan, kurangnya persediaan pangan, kurang baiknya kualitas lingkungan (sanitasis), dan
kurangnya pengetahuan masyarakat tentang gizi. Hal ini merupakan tanggung jawab kita bersama
untuk mengurangi angka kekurangan gizi dan pengaruh status gizi pada masyarakat
a. Pengertian budaya
b. Pengertian gizi
C. Tujuan Penulisan
Tujuan yang dikemukakan adalah sebagai berikut :
PEMBAHASAN
A. Pengertian Budaya
Budaya atau kebudayaan berasal dari bahasa Sansekerta yaitu buddhayah, yang
merupakan bentuk jamak dari buddhi (budi atau akal) diartikan sebagai hal-hal yang berkaitan
dengan budi dan akal manusia. Dalam bahasa Inggris, kebudayaan disebut culture, yang berasal
dari kata Latin Colere, yaitu mengolah atau mengerjakan. Bisa diartikan juga sebagai mengolah
tanah atau bertani. Kata culture juga kadang diterjemahkan sebagai "kultur" dalam bahasa
Indonesia. Dalam bahasa Latin yaitu Colere yang memiliki arti mengerjakan tanah, mengolah,
suatu keseluruhan dari pola perilaku yang dikirimkan melalui kehidupan sosial, seniagama,
kelembagaan, dan semua hasil kerja dan pemikiran manusia dari suatu kelompok manusia.
Menurut Koentjaraningrat budaya adalah keseluruhan sistem gagasan tindakan dan hasil karya
manusia dalam rangka kehidupan masyarakat yang dijadikan miliki diri manusia dengan cara
belajar.
Arti Kata Budaya Secara Terminologis Budaya adalah suatu hasil dari budi dan atau daya,
cipta, karya, karsa, pikiran dan adapt istiadat manusia yang secara sadar maupun tidak, dapat
diterima sebagai suatu perilakuyang beradab. Dikatakan membudaya bila kontinu, konvergen
“Kebudayaan didefinisikan sebagai keseluruhan pengetahuan manusia sebagai makhluk sosial yang
tindakannya.”
makhluk sosial yang digunakannya untuk memahami dan menginterpretasi lingkungan dan
pengalamannya, serta menjadi pedoman bagi tingkah lakunya. Suatu kebudayaan merupakan milik
bersama anggota suatu masyarakat atau suatu golongan sosial, yang penyebarannya kepada
belajar dan dengan menggunakan simbol-simbol yang terwujud dalam bentuk yang terucapkan
maupun yang tidak (termasuk juga berbagai peralatan yang dibuat oleh manusia).
kebudayaannya tersebut yang dapat tidak sama dengan anggota-anggota lainnya, disebabkan oleh
pengalaman dan proses belajar yang berbeda dan karena lingkungan-lingkungan yang mereka
Sedangkan pengertian dari gizi yang tepat adalah mengkonsumsi makanan dan cairan dalam
jumlah memadai untuk menyediakan : Bahan bakar (karbohidrat dan lemak) yang cukup sebagai
sumber tenaga Protein yang cukup untuk membangun, mempertahankan dan memperbaiki semua
jaringan tubuh Zat pengatur (vitamin dan mineral) yang cukup yang membantu proses
metabolisme Secara klasik Gizi dihubungkan dengan kesehatan tubuh, yaitu untuk menyediakan
energi, membangun, dan memelihara jaringan tubuh. Tetapi sekarang kata gizi mempunyai
pengertian lebih luas, disamping untuk kesehatan, gizi dikaitkan dengan potensi ekonomi
seseorang, karena gizi berkaitan dengan perkembangan otak, kemampuan belajar, dan
produktivitas kerja.
Gizi kurang adalah gangguan kesehatan akibat kekurangan atau ketidak seimbangan zat gizi
yang diperlukan untuk pertumbuhan, aktivitas berfikir dan semua hal yang berhubungan dengan
kehidupan. Kekurangan zat gizi adaptif bersifat ringan sampai dengan berat. Gizi kurang banyak
Pengertian Status Gizi merupakan ekspresi satu aspek atau lebih dari nutriture seorang
individu dalam suatu variabel (Hadi, 2002). Status gizi adalah ekspresi dari keadaan keseimbangan
dalam bentuk variabel tertentu atau perwujudan dari nutriture dalam bentuk variabel tertentu
Gizi seimbang merupakan aneka ragam bahan pangan yang mengandung unsur-unsur zat
gizi yang diperlukan oleh tubuh, baik kualitas (fungsinya), maupun kuantitas (jumlahnya).
Direktorat Gizi Depkes pada tahun 1995 telah mengeluarkan Pedoman Umum Gizi Seimbang
(PUGS). Tujuan PUGS merupakan alat untuk memberikan penyuluhan pangan dan gizi kepada
masyarakat luas, dalam rangka memasyarakatkan gizi seimbang. Pedoman disusun dalam rangka
memenuhi salah satu rekomendasi Konferensi Gizi Internasional di Roma pada tahun 1992.
PUGS merupakan penjabaran lebih lanjut dari pedoman 4 sehat 5 sempurna yang memuat
pesan-pesan yang berkaitan dengan pencegahan baik masalah gizi kurang, maupun masalah gizi
lebih yang selama 20 tahun terakhir mulai menampakkan diri di Indonesia (diambil dari Almatsier,
2002) PUGS merupakan susunan makanan yang menjamin keseimbangan zat-zat gizi. Hal ini dapat
dicapai dengan mengkonsumsi beraneka ragam makanan tiap hari. Tiap makanan dapat saling
meskipun jika dibandingkan antara masyarakat desa dan kota konsumsi protein dan lemak lebih
baik pada masyarakat kota. Kecukupan gizi pada masyarakat kota juga relatif baik pada masyarakat
kota, terutama untuk masyarakat desa standar kalori dan lemak masih belum memenuhi standar
Pola Pangan Harapan (PPH) nasional. Jika dibandingkan antara kelompok pendapatan rendah dan
tinggi, hampir semua sumber gizi (kalori, protein dan lemak) berbeda secara signifikan baik di desa
maupun di kota. Untuk masyarakat desa hanya lemak yang tidak berbeda, sedangkan untuk
masyarakat kota hanya kalori yang tidak berbeda. Krisis ekonomi telah menyebabkan ketersediaan
Pemenuhan kebutuhan pangan sehari-hari untuk seluruh anggota keluarga sulit dijangkau,
terutama pada keluarga yang hidupnya pas-pasan. Dalam keadaan seperti ini diperkirakan terjadi
perubahan pola makan, dimana pada sebelum krisis ekonomi lebih diutamakan makanan yang
beragam dan lebih mahal agar dapat memenuhi kebutuhan gizi untuk menjamin tumbuh kembang
dan kesehatan, tetapi pada saat krisis karena keterbatasan penghasilan lebih ditujukan untuk
mengisi perut agar dapat bertahan hidup. Konsekuensinya diperkirakan banyak anggota keluarga
yang menderita kekurangan gizi, terutama bayi, balita, ibu hamil, dan ibu menyusui. Pemeriksaan
status gizi masyarakat pada prinsipnya merupakan upaya untuk mencari kasus malnutrisi dalam
Masyarakat perlu diber-dayakan agar mampu mengatasi masalah gizi keluarganya sendiri.
Cara memberdayakan masyarakat antara lain melalui penyuluhan gizi yang komunikatif dan efektif
merubah perilaku. Selain itu untuk jangka panjang, sebagai usaha penyelamatan dampak krisis
ekonomi tidak cukup hanya mengandalkan bantuan-bantuan yang bersifat darurat melainkan harus
pula memperhatikan potensi masyarakat. Berangkat dari besarnya masalah gizi dan kesehatan
serta bervariasinya faktor penyebab masalah ini maka diperlukan program yang komprehensif dan
terintegrasi .diantaranya :
1. Banyak hal yang harus diperkuat untuk melaksanakan program perbaikan gizi pada
msyarakat perkotaan dan pedesaan, mulai dari ketersediaan data dan informasi secara periodik
untuk dapat digunakan dalam perencanaan program yang benar dan efektif. Kajian strategi
program yang efisien untuk masa yang datang mutlak diperlukan, mulai dari tingkat nasional
preventif untuk jangka panjang, sementara kuratif dapat diberikan pada kelompok masyarakat
yang benar-benar membutuhkan. Bentuk program efektif seperti perbaikan perilaku kesehatan dan
gizi tingkat keluarga dilakukan secara professional mulai dipikirkan, dan tentunya dengan
perkotaan maupun perdesaan dalam bentuk strategi pemberdayaan keluarga dan menciptakan
jangka panjang yang dapat mengangkat Indonesia dari berbagai masalah gizi dan kesehatan. Hal
lain juga yang mesti ditanggulangi masalah kadar gizi (kadarzi) Tahap awal strategi pemberdayaan
kadarzi dimulai dari melibatkan secara aktif keluarga dalam pemetaan kadarzi untuk identifikasi
masalah perilaku dan gizi keluarga. Dan identifikasi masalah perilaku dan gizi keluarga. Hasil
tersebut bisa diselesaikan langsung oleh keluarga maka perlu dilakukan pembinaan, akan tetapi
apabila ditemui masalah kesehatan dan masalah lain maka perlu dirujuk ke petugas kesehatan dan
petugas sektor lain. Strategi yang dilakukan dalam mewujudkan Kadarzi adalah :
dan perilaku gizi seimbang, misalnya melalui pengembangan konseling dan KIE sesuai kebutuhan
setempat
berbagai tingkat administrasi, penyandang dana dan pengusaha dengan tujuan meningkatkan
organisasi masyarakat, tokoh agama, media massa, kelompok profesi lainnya untuk mendukung
PENUTUP
A. Kesimpulan
Budaya merupakan keseluruhan pengetahuan manusia sebagai makhluk sosial yang
bisa menjadikan perbedaan dari prilaku manusia Pengaruh budaya tentang gizi masyarakat adalah
faktor untuk menentukan berinteraksi dengan masyarakat dari dalam maupun luar budaya
Pengaruh budaya antara masyarakat perkotaan dan pedesaan selalu dijadikan pembanding.
Status Gizi adalah keadaan tubuh sebagai akibat konsumsi makanan dan penggunaan zat-
zat gizi. Zat Gizi sangat diperlukan sekali dalam kehidupan sehari-hari untuk memenuhi kebutuhan
tubuh dan memberikan sumber energi. masyarakat pedesaan masih banyak yang kurang mengerti
tentang pola hidup sehat dan bersih. Pola makan menurut standar gizi bahwa penduduk miskin
masih kurang untuk memenuhi kebutuhan makan .masyarakat pedesaan dengan budayanya yang
Membedakan tingkat pengetahuan masalah tentang gizi dan pola hidup masyarakat
perkotaan lebih cenderung terhadap kemajuan ekonomi, pengetahuan tentang gizi, menu
kemiskinan, kurangnya persediaan pangan, kurang baiknya kualitas lingkungan (sanitasis), dan
kurangnya pengetahuan masyarakat tentang gizi Penilaian gizi terhadap masyarakat perkotaan dan
lingkungan yang mempengaruhi pola hidup sehat bagaimana antara masyarakat kota dan
desa bisa hidup bersih, perilaku menjadi dasar penentu bagaimana masyarakat bisa terjauh dari
penyakit agar mampu melakukan hidup sehat dan bersih dan pelayanan kesehatan adalah yang
kesehatan.
A. Saran
Masalah gizi pada hakikatnya adalah masalah kesehatan masyarakat, namun penggulangan
nya tidak dapat dilakukan dengan pendekatan medis dan pelayanan kesehatan gizi adalah
multifactor. Oleh karena itu pendekatan penanggulangan harus melibatkan berbagai sector yang
terkait. Selama faktor-faktor status gizi masyarakat perkotaan dan pedesaan belum dapat kita
tingkatkan, maka selama itu pula masalah-masalah kesehatan masyarakat yang kita hadapi selama
Budaya terhadap pola konsumsi dan hidup bersih haruslah kita penuhi untuk hidup yang
lebih baik dari masalah kekurang gizi dan lingkungan yang tidak sehat kebutuhan gizi tetap kita
jaga baik masyarakat perkotaan maupun masyarakat pedesaan yang bisa membantu Negara dari
kekurangan gizi Meningkatkan status gizi penduduk, perlu ditingkatkan penyediaan beraneka
ragam pangan dalam jumlah mencukupi, disamping peningkatan daya beli masyarakat. Lingkungan
sangat berpengaruh sekali dengan pola hidup sehat masyarakat perlu bimbingan tentang kesehatan
Buku: Almaster, Sunita. 2004. Prinsip Dasar Ilmu Gizi. jakarta: PT.Gramedia Pustaka Utama. Bakri,
Bachyar, fajar, ibnu, dan Supariasa, I dewa nyoman.2001. penilain status gizi.jakarta: Penerbit buku
kedokteran EGC Francin Paath, Erna, Yuyun Rumdasih, dan Heryati. 2005. Gizi dalam Kesehatan
Reproduksi. Jakarta: Penerbit Buku Kedokteran. EGC MB, Arisman. 2003. Gizi dalam Daur
Kehidupan. jakarta: Penerbit Buku Kedokteran EGC Soekanto, Soerjono. Sosiologi Suatu Pengantar.
Website: http://id.wikipedia.org/wiki/kebudayaan#pengertian
http:organisasi.org/artidefinisi http:rajawana.com
http:akhmadsaugiwordpres.com http:docstop.com