Anda di halaman 1dari 8

MODUL 3

KUALITAS CITRA μCT-SCAN


Luthfi Anshari, Ginanjar Nur Rohim, Muhammad Rizka, Dwita, Juwanda, Lesandre, Fadlan
Sabil
10211054, 10210077, 10211028, 10211040,10211076, 10211082,10211105
Program Studi Fisika, Institut Teknologi Bandung, Indonesia
Email : anshariluthfi@windowslive.com

Asisten : Ghina Kamila / 10210043


Faza Hasabi / 10210087
Tanggal Praktikum : 14 Maret 2014
Abstrak
CT Scan adalah salah satu peralatan radiodiagnostik dengan menggunakan sinar x sebagai sumber. CT-scan
bekerja dengan memproyeksikan objek dari seluruh sudut (mengitari objek secara vertikal) yang kemudian akan
menghasilkan penampang melintang setelah dikonstruksi. Dalam praktikum kali ini, pemidaian yang dilakukan
adalah dengan kualitas citra mikro. Untuk menentukan kualitas citra dari μCT-Scan ada faktor-faktor yang
harus diperhatikan. Antara lain kontras, Signal to Noise Ratio (SNR), serta resolusi spasial. Pada percobaan ini
dengan menggunakan mikro CT Scan akan ditentukan hubungan kV dan mAs terhadap kontras, resolusi spasial
dan SNR dari objek dan pengaruhnya terhadap kualitas citra yang dihasilkan mikro CT-scan. Sehingga akan
dihasilkan kesimpulan bahwa nilai kV dan mA sebanding dengan SNR dan kontras, dan berbanding terbalik
dengan resolusi spasial.

Kata Kunci : CT-Scan, Kontras, Resolusi Spasial, sinar-X, SNR.


I. Pendahuluan sinar. Parameter fisis yang mempengaruhi
Praktikum kali ini bertujuan untuk sinar-X tersebut adalah kV yang akan
mengetahui pengaruh beda potensial dan arus mempengaruhi kualitas dan kuantitas berkas,
yang digunakan pada hasil citra pada kualitas dan mAs yang hanya akan mempengaruhi
citra μCT-SCAN. kuantitas. Hal lain yang akan mempengaruhi
Pemanfaatan radiasi untuk berkas sinar-X adalah material target yang
menghasilkan citra berawal di abad 19 berkat digunakan oleh tabung tersebut.
penemuan dari W.C. Rontgen. Dimasa Pada proses terbentuknya sinar-X, tabung
sekarang, penemuan ini banyak sekali pesawat sinar-X terdiri dari filamen yang
dimanfaatkan di berbagai bidang, misalnya bertindak sebagai katode dan target yang
dalam bidang kedokteran dan penelitian. Pada bertindak sebagai anode. Tabung pesawat
tahun 1974, Hounsfied menemukan teknik sinar-X dibuat hampa udara agar elektron yang
pencitraan dengan pemanfaatan radiasi atau berasal dari filamen tidak terhalang oleh
dikenal dengan computer tomography (CT- molekul udara dalam perjalanannya menuju ke
Scan). anoda.
Ketika katoda diberi beda potensial maka
kawat yang berada pada katoda akan
mengalami kenaikan suhu. Saat temperatur
katoda mencapai sekitar 2200ºC, energi termal
diserap kawat dan menyebabkan elektron
bergerak dari permukaan kawat. Hal ini akan
membuat elektron bebas yang berada dalam
katoda bergerak menuju anoda. Di anoda,
Gambar 1. Proses kerja x-ray
elektron akan kehilangan energi kinetiknya
karena tumbukan dengan suatu plat metal.
Pada pencitraan dengan alat micro CT-
Energi yang hilang lalu diubah menjadi sinar-
Scan, sumber yang digunakan merupakan
X, sementara 99% sisanya terbuang menjadi
berkas sinar-X yang dihasilkan oleh tabung
panas yang lalu dihilangkan oleh pendingin.
Metal yang baik digunakan dalam produksi Bagian lain yang menentukan kualitas
sinar-X sendiri adalah metal yang mempunyai pembentukan citra pada μCT-Scan adalah
titik leleh tinggi, konduktivitas termal yang detektor yang digunakan. Pada bagian
tinggi, dan tekanan uap rendah. Semakin besar detektor, hal yang menentukan kualitas dari
nomor atom dari bahan target maka sinar-X citra adalah resolusi spasial, sensitivitas
yang dihasilkan akan semakin efisien. terhadap sinar-X serta resolusi derajat
Pada μCT-Scan, objek tidak dibatasi oleh keabuan. Resolusi spasial sendiri adalah
benda mati dan benda hidup. Namun dibatasi kemampuan membedakan dua buah garis yang
oleh volume dan bentuk dari benda tersebut. menjadi penyusun suatu citra digital.
Volume dari benda yang terukur jika Faktor-faktor lain yang mempengaruhi
menyerupai tabung merupakan volume tabung kualitas citra dari μCT-Scan adalah kontras,
berdiameter maksimum 14 cm dan tinggi 20 blur, noise, dan artefak. Kontras berkaitan
cm. Sedangkan detektor yang digunakan pada dengan sama atau tidaknya hasil dengan
microCT-scan merupakan detektor flat panel kontras objek yang dicitrakan, juga dengan
detector yang berbentuk array dengan ukuran sensitivitas dan derajat keabuan dari detektor.
2048 x 2048 pixel.[1] Blur berarti citra yang didapatkan tidak jelas.
Prinsip kerja dari μCT-scan adalah Sinar- Sementara noise berkaitan dengan rasio antara
X yang mengalami atenuasi. Setelah sinyal rata-rata yang terukur dengan standar
menembus objek, sinar-X diteruskan ke deviasi atau dikenal sebagai signal to noise
detektor yang mempunyai sifat sangat sensitive ratio (SNR). Besarnya SNR, lalu ditentukan
dalam menagkap perbedaan atenuasi dari sinar- sebagai berikut:
X yang kemudian mengubah sinar-X tersebut 𝜇
𝑆𝑁𝑅 = 𝜎 (1)
menjadi signal-signal listrik. Kemudian signal-
signal listrik tersebut diperkuat oleh
Keterangan:
Photomultiplier Tube sinar-X. Data dalam
μ = rata-rata dari distribusi Poisson
bentuk signal-signal listrik tersebut diubah
σ = standar deviasi
kedalam bentuk digital oleh Analog to Digital
Converter (ADC), yang kemudian masuk ke
Lalu pada pemindaian, bila dibutuhkan
dalam sistem komputer dan diolah oleh
untuk mendapatkan penampang lintang dapat
komputer. Pengolahan data digital kemudian
dilakukan proses rekontruksi citra. Proses
dilakukan dalam Data Acquistion System
rekontruksi citra ini dilakukan dengan
(DAS). Data-data inilah yang merupakan
menggunkan teknik proyeksi balik (back
informasi komputer dengan rumus matematika
projection).
atau algoritma yang kemudian direkonstruksi
dan hasil rekonstruksi tersebut ditampilkan
pada layar TV monitor berupa irisan II. Metode Percobaan
Metode yang digunakan dalam
tomography dari objek yang dikehendaki yaitu
eksperimen kali ini dalah dengan metode
dalam bentuk gray scale image yaitu suatu
observasi pengambilan data langsung
skala dari kehitaman dan keputihan. Pada CT
menggunakan μCT-Scan menggunakan 2 jenis
Scanner mempunyai koefisien atenuasi linear
Phantom. Phantom pertama adalah Phantom
yang mutlak dari suatu jaringan yang diamati,
yang terdiri dari 3 bagian yaitu bagian
yaitu berupa CT Number.
bernomor (paling atas), bagian yang berisi grid
metallic (bagian tengah) serta bagian Phantom
yang homogen yaitu berupa akrilik (bagian
paling bawah) sedangkan Phantom jenis kedua
berupa USB flashdisk.
Phantom dimasukan dalam alat yang
kemudian disinari dengan sinar-X. Analisis
Gambar 2.Proses Pembentukan Citra kontras dari Phantom lalu diolah
menggunakan software CTAn. Dari Phantom
pertama dan Phantom USB flashdisk lalu
dipilih tiga penampang berbeda yang akan Tabel 4. Data profil bar untuk phantom
dianalisis bagian kontras, resolusi spasial dan grid dengan 30 kV 100 mA 125 eksposure
SNR nya. Slice 1 Slice 2 Slice 3
Dari metoda yang dilakukan, diharapkan Posisi 21,693 mm 23,405 mm 25,546 mm
akan bisa diketahui hubungan antara kV dan (mm) (line 152) (line 164) (line 179)
mAs yang akan berbanding terbalik dengan Sudut 100,27° 104,24° 104,85°
koefisien atenuasinya. Panjang
garis 52.57 50.569 49.953
III. Data dan Pengolahan Data (mm)
A. Pengolahan data kontras (Phantom angka) Jumlah
345 352 348
Pixel
Tabel 1. Data kontras untuk phantom angka dengan
30 kV 100 mA 125 eksposure
Ukuran
1 Pixel 0.152376812 0.143661932 0.143543103
Slice ROI Posisi Mean Standar
(mm)
Slice Dalam 38,390 mm 0.001 0.002
1 Luar (line 269) 0.001 0.002 Tabel 5. Data profil bar untuk phantom
Dalam 0.002 0.011 grid dengan 30 kV 125 mA 125 eksposure
Slice 45,420 mm
2 (line 317) Slice 1 Slice 2 Slice 3
Luar 0.002 0.011
Posisi 27,544 mm 29,256 mm 30,969 mm
Slice Dalam 44,009 mm 0.003 0.014 (mm) (line 193) (line 205) (line 217)
3 Luar (line 309) 0.003 0.014 Sudut 65,49° 64,18° 67,02°
Panjang
Tabel 2. Data kontras untuk phantom angka dengan garis 50.254 50.389 49.664
30 kV 125 mA 125 eksposure (mm)
Slice ROI Posisi Mean Standar Jumlah
351 360 354
Dalam 44,241 mm 0 0.005 Pixel
Slice 1 Ukuran
Luar (line 310) 0 0.005
1 Pixel 0.143173789 0.139969444 0.140293785
Dalam 47,524 mm 0 0.005
Slice 2 (mm)
Luar (line 333) 0 0.005
Dalam 50,093 mm 0 0.006 Tabel 6. Data profil bar untuk phantom
Slice 3 grid dengan 60 kV 100 mA 125 eksposure
Luar (line 351) 0 0.006
Slice 1 Slice 2 Slice 3
Tabel 3. Data kontras untuk phantom angka dengan
60 kV 100 mA 125 eksposure Posisi 27,401 mm 28,971 mm 30,826 mm
Slice ROI Posisi Mean Standar (mm) (line 192) (line 203) (line 216
Dalam 44,241 mm 0 0.00126 Sudut 64,18° 63,07° 65,70°
Slice 1
Luar (line 310) 0 0.00126 Panjang
Dalam 47,524 mm 0 0.00136 garis 25.195 25.847 24.885
Slice 2 (mm)
Luar (line 333) 0 0.00136
Dalam 0 0.00135 Jumlah
50,093 mm 180 182 165
Slice 3 Pixel
Luar (line 351) 0 0.00135
Ukuran 1
Pixel 0.139972222 0.142016484 0.150818182
B. Pengolahan data resolusi spasial (Phantom (mm)
grid)
Data analisis resolusi spasial phantom grid
Data profil bar phantom grid sebagai berikut : sebagai berikut :
Tabel 7. Data resolusi spasial untuk phantom grid Tabel 11. Data SNR untuk phantom homogen
dengan 30 kV 100 mA 125 eksposure dengan 30 kV 125 mA 125 eksposure
Resolusi Spasial Posisi Standar
Slice Posisi (mm) Slice Mean SNR
pixel mm (mm) Deviasi
21,693 mm Slice 27,544 mm
Slice 1 14 2.133275362 0 0.005 0
(line 152) 1 (line 193)
23,405 mm Slice 29,256 mm
Slice 2 14 2.011267045 0 0.005 0
(line 164) 2 (line 205)
25,546 mm Slice 30,969 mm
Slice 3 15 2.153146552 0 0.006 0
(line 179) 3 (line 217)

Tabel 12. Data SNR untuk phantom homogen


Tabel 8. Data resolusi spasial untuk phantom grid
dengan 60 kV 100 mA 125 eksposure
dengan 30 kV 125 mA 125 eksposure
Posisi Standar
Resolusi Spasial Slice Mean SNR
Slice Posisi (mm) (mm) Deviasi
pixel mm Slice 27,401 mm
27,544 mm 0 0.00126 0
Slice 1 9 1.288564103 1 (line 192)
(line 193) Slice 28,971 mm
29,256 mm 0 0.00136 0
Slice 2 12 1.679633333 2 (line 203)
(line 205) Slice 30,826 mm
30,969 mm 0 0.00135 0
Slice 3 3 0.420881356 3 (line 216)
(line 217)

Tabel 9. Data resolusi spasial untuk phantom grid D. Kualitas Citra Benda
dengan 60 kV 100 mA 125 eksposure
Resolusi Spasial
Slice Posisi (mm)
pixel mm
27,401 mm
Slice 1 9 1.25975
(line 192)
28,971 mm
Slice 2 6 0.852098901
(line 203)
30,826 mm
Slice 3 6 0.904909091
(line 216
Gambar 1. Citra rekonstruksi dari phantom 1
C. Pengolahan data SNR (Phanton Homogen)

Tabel 10. Data SNR untuk phantom homogen


dengan 30 kV 100 mA 125 eksposure
Posisi Standar
Slice Mean SNR
(mm) Deviasi
21,693
Slice (a) (b)
mm (line 0.001 0.002 0.5
1
152)
23,405
Slice
mm (line 0.002 0.011 0.181818182
2
164)
25,546
Slice
mm (line 0.003 0.014 0.214285714 (c)
3
179) Gambar 2. Phantom angka 1 (a) Slice 1 (b) Slice 2
(c) Slice 3
(a) (b) (c)
Gambar 6. Phantom angka 2 (a) Slice 1 (b) Slice 2
(c) Slice 3

(c)
Gambar 3. Phantom grid 1 (a) Slice 1 (b) Slice 2
(c) Slice 3
(a) (b)

(a) (b) (c)


Gambar 7. Phantom grid 2 (a) Slice 1 (b) Slice 2
(c) Slice 3

(c)
Gambar 4. Phantom homogen 1 (a) Slice 1 (b) Slice
2 (c) Slice 3
(a) (b)

(c)
Gambar 8. Phantom homogen 2 (a) Slice 1 (b) Slice
2 (c) Slice 3
Gambar 5. Citra rekonstruksi dari phantom 2

(a) (b)
Gambar 9. Citra rekonstruksi dari phantom 3
(a) (b)

(c)
Gambar 10. Phantom angka 3 (a) Slice 1 (b) Slice 2
(c) Slice 3

Gambar 14. Citra rekonstruksi dari phantom USB


flashdisk.

- Pengolahan data kontras


Tabel 13. Data kontras dari phantom 2, USB
flashdisk.
(a) (b)
Posisi Standar
Slice ROI Mean
(mm) Deviasi

Dalam 9,438 0,041 0,022


Slice
(Line
1 Luar 0,004 0,005
68)
(c) Dalam 20,541 0,057 0,016
Gambar 11. Phantom grid 3 (a) Slice 1 (b) Slice 2 Slice
(Line
(c) Slice 3 2 Luar 0,031 0,005
148)
Dalam 50,104 0,037 0,021
Slice
(Line
3 Luar 0,028 0,017
361)

(a) (b)
(a) (b)

(c)
(c) Gambar 15. Kontras dari phantom USB flashdisk
Gambar 12. Phantom homogen 3 (a) Slice 1 (b) (a) Slice 1. (b) Slice 2. (c) Slice 3.
Slice 2 (c) Slice 3

D. Phantom 2 USB flashdisk 100 KV


25mikroA.
- Data resolusi spasial 66,620
Slice
(Line 0,015 0,006 2,50
Tabel 14. Data resolusi spasial dari USB. 1
480)
Slice Slice Slice
1 2 3 30,812
Slice
39,69 40,52 41,36 (Line 0,024 0,006 4,00
2
5 7 0 222)
Posisi (mm)
(Line (Line (Line
33,449
286) 292) 298) Slice
(Line 0,019 0,005 3,80
3
Sudut (o) 86,12 86,73 86,63 241)
Panjang garis
(mm) 55,70 60,1 64,2
Jumlah Pixel 57 61 65 IV. Pembahasan
0,977 0,985 0,987 Berdasarkan hasil percobaan, kita
Ukuran 1 pixel 2 2 7 dapat menentukan bagaimana pengaruh
Posisi Resolusi Spasial perbedaan tegangan kV dan arus mAs terhadap
Slice hasil kontras dari citra yang didapat. Bila kita
(mm) pixel mm
membandingkan hasil dari gambar 3, gambar 7
39,695 dan gambar 11 maka terlihat bahwa semakin
Slice
(Line 7 6,840 tinggi nilai kV yang digunakan maka citra
1
286) angka yang dihasilkan semakin jelas dan tidak
40,527 blur.
Slice Selain pengaruh nilai kV, nilai lain
(Line 7 6,897
2 yang berpengaruh adalah mAs nya.[2] Saat nilai
292)
kV tetap yaitu 30 kV dan nilai arusnya yakni
41,360 100 mAs dan 125 mAs dapat dibandingkan
Slice
3
(Line 7 6,914 dari gambar 3 dan 11. Pada mAs 125 μA, citra
298) yang dihasilkan akan terlihat lebih kontras dan
tidak blur. Hal tersebut sesuai dengan
persaman intensitas sinar x yaitu :

𝐼 ≈ (𝑘𝑉)2𝑚𝐴𝑠 (2)
(a) (b)
Sehingga semakin besar tegangan dan
arus yang digunakan maka intensitas sinar-x
yang dihasilkan akan semakin meningkat dan
menyebabkan kontras yang lebih baik pada
(c) hasil citra.
Gambar 16. Resolusi spasial dari phantom USB Selanjutnya, percobaan analisis
flashdisk (a) Slice 1. (b) Slice 2. (c) Slice 3. resolusi parsial dilakukan pada lapisan kedua
yang di dalamnya terdiri dari kisi. Hasil yang
- Data SNR
Tabel 15. Data SNR dari phantom USB.
didapatkan, dapat terlihat bahwa semakin
tinggi tegangan yang digunakan maka resolusi
parsialnya akan semakin rendah. Resolusi
Posisi Standar parsial adalah panjang setiap piksel. Semakin
Slice Mean SNR
(mm) Deviasi banyak piksel yang digunakan maka semakin
pendek atau kecil resolusi parsialnya sehingga
citra yang dihasilkan akan semakin jelas.
Lalu setelah itu, dilakukan percobaan
analisis SNR pada lapisan ketiga yang
homogen. Hasil yang didapatkan dapat dilihat Pada percobaan dengan menggunakan
pada tabel 10, 11, dan 12 yaitu nilai SNR yang phantom berupa flashdisk, digunakan tegangan
didapatkan adalah 0 atau mendekati 0. Ini 100 KV dan arus 25 μA. Untuk menghasilkan
menunjukkan perbandingan antara sinyal rata- gambar USB flashdisk dengan densitas yang
rata yang terukur dengan standar deviasi sangat berbeda (plastik dan pcb) dengan lebih baik
mendekati atau sebanding. Sehingga SNR yang maka pengaturan arus dan tegangan haruslah
mendekati 0 ini berdampak pada sinyal rata- besar (optimum) untuk menghasilkan kontras,
rata yang tertangkap oleh detektor. Semakin resolusi spasial, dan SNR yang optimum pula.
banyak detektor menangkap sinar-X, yaitu
sinyal rata-rata yang terukur, maka noise yang
diukur semakin kecil. V. Kesimpulan
Kontras dari gambar yang dihasilkan
akan selalu berkaitan dengan SNR. Sehingga - Ada beberapa parameter yang
faktor-faktor yang mempengaruhi nilai SNR digunakan untuk menentukan kualitas
(kV, mA, ukuran objek, efisiensi detektor) μCT-Scan. Yaitu : kontras, resolusi
akan mempengaruhi kontras dari gambar. spasial, dan SNR.
Semakin besar beda tegangan kV pada sumber - Kontras, resolusi spasial, dan SNR
sinar-X maka energi dari sinar-X akan semakin dipengaruhi oleh tegangan (kV) dan
tinggi. Saat energi sinar-X tinggi, interaksi arus (A) selama eksposure (mAs).
antara radiasi dengan materi yang dominan Semakin tinggi nilai arus dan
adalah efek Compton. Sedangkan jika energi tegangan, maka kontras dan SNR akan
nya rendah, interaksi efek fotolistrik akan lebih semakin baik.
dominan. Jika yang dominan adalah efek - Tegangan (kV) dan arus (A) selama
Compton, kontras akan berkurang kerapatan eksposure (mAs) yang semakin tinggi
dari elektron semakin rapat. Jika efek akan membuat resolusi spasial menjadi
fotolistrik dominan, maka akan ada noise yang semakin kecil sehingga resolusi
cukup tinggi akibat dari quantum mottle totalnya semakin baik.
(belang akibat dri fluktuasi statistik jumlah
foton yang diserap atau diterima detektor). VI. Pustaka
Selain itu, ketebalan dari objek juga [1]MODUL Kualitas Citra μCT-Scan9.
mempengaruhi kualitas citra. Semakin tebal Laboratorium Fisika Lanjut, Departemen
objek, kontribusi dari hamburan Compton Fisika ITB 2014
akan semakin besar dan semakin sedikit jumlah [2] J. H. Siewerdsen, D. G. Drake, J. W. Wong,
dari sinar-X yang terdeteksi. Maka kontras and D. A. Jaffray. A performance
citra akan rendah. Solusinya adalah dengan comparison of flat-panel imager-based MV
memperbesar mA, kuantitas sinar-X yang and kV cone-beam CT. Department of
menuju objek tebal tersebut akan semakin Radiation Oncology, William Beaumont
tinggi dan sinar-X yang terdeteksi detektor Hospital. Published 3 May 2002
akan semakin banyak.

Anda mungkin juga menyukai