Anda di halaman 1dari 14

KATA PENGANTAR

Assalamualaikum Wr. Wb.

Puji syukur kehadirat Allah SWT yang telah melimpahkan hidayah, taufik, dan inayahnya
kepada kita semua.Sehingga bisa menjalani kehidupan ini sesuai dengan ridhonya.Syukur
Alhamdulillah dapat menyelesaikan makalah ini sesuai dengan rencana. Makalah ini
bertemakan “ Tuhan Yang Maha Esa Dan Ketuhanan (Filsafat Ketuhanan)”

Sholawat serta salam semoga tetap tercurahkan kepada junjungan kita Nabi Muhammad
SAW. Karena beliau adalah salah satu figure umat yang mampu memberikansyafa’at kelak di
hari kiamat.Selanjutnya mengucapkan banyak terimakasih kepada Bapak Dr.H. Tajudin M
Nur. MM selaku dosen pengampu mata kuliah Ilmu penyakit jiwa, yang telah membimbing
Dan kepada semua pihak yang terlibat dalam pembuatan makalah ini hingga selesai.

Mohon ma’af yang sebesar-besarnya apabila dalam penulisan makalah ini terdapat banyak
kesalahan didalamnya. Mengharapkan saran dan kritik yang membangun demi tercapainya
kesempurnaan makalah selanjutnya. Semoga makalah ini dapat bermanfaat bagi penulis
umumnya dan khususnya bagi pembaca. Amiiin.

Wassalammualaikum.Wr. Wb

Karawang, 18 September 2017

Penulis

1
Daftar Isi

Kata Pengantar...........................................................................................................................1

Daftar Isi....................................................................................................................................2

BAB I Pendahuluan

1.1 Latar belakang......................................................................................................................3

1.2 Rumusan masalah.................................................................................................................3

1.3 Tujuan penulisan...................................................................................................................3

BAB II Pembahasan

2.1 Definisi Konsep Tuhan dan Ketuhanan...............................................................................4

2.2 Aliran Ketuhanan.................................................................................................................5

2.3 Pandangan Para Filsuf Mengenai Konsep Kebidanan.........................................................5

2.4 Pembuktian Adanya Tuhan..................................................................................................7

Bab III Penutup

3.1 Kesimpulan...........................................................................................................................9

3.2 Saran.....................................................................................................................................9

Daftar Pustaka...........................................................................................................................9

2
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 LATAR BELAKANG


Diihat dari segi bahasa, maka “filsafat” berasal dari kata Arab yang berasal dari
bhahasa yunani kuno “philosophia” yang merupakan kata
majemuk. Philo berarti suka ataucinta, dan Sophia berarti kebijaksanaan. Jadi arti menurit
namanya saja: cinta kepada.kebijaksanaan.
Menurut sejarah filsafat, istlah “philosophi” pertama sekali dipergunakan sekolah
Socrates, kemudian platomenamakan suatu ilmu pengetahuantentang kegiatan jiwa manusia.
Guna memahami maksud dan tujuan serta lingkaran pembahasan filsafat, maka tidak
hanya diperlukan makna filsafat menurut bahasa(logat), melainkan lebih dari pada itu
diperlukan pengertian menurut istilah yang diberikan oleh para ahli yang terkandung jauh
lebih luas dibandingkan dengan arti menurut arti bahasa.
Percakapan antara Herodates dan Thucydides (yunani) membayangkan makna filsafat
menurut alam pikiran yunani yakni sebagai berikut: “perasaan cinta kepada ilmu
kebijjaksanaan dengan keinginan untuk memperoleh kepandaian atau ilmu kebijaksanaan itu”

1.2. RUMUSAN MASALAH


Penulis telah menyusun beberapa masalah yang akan dibahas dalam makalah ini
sebagai batasan dalam pembahasan bab isi. Beberapa masalah tersebut antara lain :
a. Apa pengertian Tuhan dan Ketuhanan
b. Bagaimana Contoh mempercayai adanya Tuhan
c. Bagaimana Penciptaan Tuhan

1.3. TUJUAN PENULISAN


a. Memahami arti Ketuhanan
b. Mengetahui sifat-sifat Ketuhanan
c. Menelaah Penciptaan Tuhan
d. Memberikan keyakinan maupun keimanan tentang Tuhan

3
Bab 2

Isi

2.1 Definisi Konsep Tuhan dan Ketuhanan

Perkataan ilah, yang selalu diterjemahkan “Tuhan”, dalam al-Qur’an dipakai untuk
menyatakan berbagai objek yang dibesarkan atau dipentingkan manusia, misalnya dalam
surat al-Furqan ayat 43.

Terangkanlah kepadaku tentang orang yang menjadikan hawa nafsunya sebagai Tuhannya ?

Dalam surat al-Qashash ayat 38, perkataan ilah dipakai oleh Fir’aun untuk dirinya
sendiri:

Dan Fir’aun berkata: ‘Wahai para pembesar hambaku, aku tidak mengetahui Tuhan bagimu
selain aku’.

Contoh ayat-ayat tersebut di atas menunjukkan bahwa perkataan ilah bisa


mengandung arti berbagai benda, baik abstrak (nafsu atau keinginan pribadi maupun benda
nyata (Fir’aun atau penguasa yang dipatuhi dan dipuja). Perkataan ilah dalam al-Qur’an juga
dipakai dalam bentuk tunggal (mufrad: ilaahun), ganda (mutsanna: ilaahaini), dan banyak
(jama’: aalihatun). Bertuhan nol atau atheisme tidak mungkin. Untuk dapat mengerti tentang
definisi Tuhan atau Ilah yang tepat, berdasarkan logika al-Qur’an adalah sebagai berikut:

Tuhan (ilah) ialah sesuatu yang dipentingkan (dianggap penting) oleh manusia
sedemikian rupa, sehingga manusia merelakan dirinya dikuasai olehnya.

Perkataan dipentingkan hendaklah diartikan secara luas. Tercakup di dalamnya yang


dipuja, dicintai, diagungkan, diharap-harapkan dapat memberikan kemaslahatan atau
kegembiraan, dan termasuk pula sesuatu yang ditakuti akan mendatangkan bahaya atau
kerugian.

Ibnu Taimiyah memberikan definisi al-ilah sebagai berikut:

Al-ilah ialah: yang dipuja dengan penuh kecintaan hati, tunduk kepadanya, merendahkan diri
di hadapannya, takut, dan mengharapkannya, kepadanya tempat berpasrah ketika berada
dalam kesulitan, berdo’a, dan bertawakkal kepadanya untuk kemaslahatan diri, meminta
perlindungan dari padanya, dan menimbulkan ketenangan di saat mengingatnya dan terpaut
cinta kepadanya. (M. Imaduddin, 1989: 56).

Berdasarkan definisi tersebut di atas dapat dipahami, bahwa Tuhan itu bisa berbentuk
apa saja, yang dipentingkan oleh manusia. Yang pasti ialah manusia tidak mungkin atheis,
tidak mungkin tidak ber-Tuhan. Berdasarkan logika al-Qur’an setiap manusia pasti
mempunyai sesuatu yang dipertuhankannya. Dengan demikian, orang-orang komunis pada

4
hakikatnya ber-Tuhan juga. Adapun Tuhan mereka ialah ideologi atau angan-angan (utopia)
mereka.

Dalam ajaran Islam diajarkan kalimat “Laa illaha illaa Allah”. Susunan kalimat
tersebut dimulai dengan peniadaan, yaitu “tidak ada Tuhan”, kemudian baru diikuti dengan
suatu penegasan “melainkan Allah”. Hal itu berarti bahwa seorang muslim harus
membersihkan dari segala macam Tuhan terlebih dahulu, yang ada dalam hatinya hanya satu
Tuhan yang bernama Allah.

2.2 Aliran Ketuhanan

1. Aliran Ketuhanan Teisme merupakan aliran dalam filsafat ketuhanan yang


mengandung pengertian bahwa adanya Tuhan bukan hanya sesuatu ide yang terdapat
dalam pikiran (mind) manusia, akan tetapi menunjukkan bahwa zat yang dinamakan
Tuhan itu berwujud obyektif “ “
2. Aliran Ketuhanan Teisme beranggapan bahwa Tuhan adalah transenden dan
immanen. Transenden adalah sesuatu yang di luar batas pengetahuan dan
kesanggupan manusia normal yang menunjukkan kepada kebesaran, keagungan
Tuhan “ “
3. Tuhan Aliran Ketuhanan Ateisme merupakan antitesis dari konsep teisme yang
berpandangan tentang pengingkaran adanya Tuhan yang berarti menolak terhadap
kepercayaan adanya Tuhan “ “
4. Aliran Ketuhanan Deisme memiliki pandangan bahwa Tuhan dipercaya hanya pada
waktu penciptaan, selanjutnya tidak berhubungan dengan dunia lagi karena dunia
yang sudah teratur dari semula “ “

2.3 Pandangan Para Filsuf Mengenai Konsep Kebidanan

a. Santo Agustinus
Santo Agustinus percaya bahwa Allah ada dengan melihat sejarah dari drama
penciptaan, yang melibatkan Allah dan manusia. Allah menciptakan daratan untuk
manusia, menciptakan manusia (Adam) yang berdosa melawan Allah. Lalu Adam dan
Hawa diusir dari Taman Eden. Kemudian setelah manusia berkembang, mereka
berdosa lebih lagi dan dihukum dengan air bah dalam sejarah Nuh. Orang-orang
Yahudi yang diberikan perjanjian Allah ternyata tidak dapat memeliharanya sehingga
dihukum melalui bangsa-bangsa lain. Lalu Allah yang maha kasih menebus manusia
melalui Yesus Kristus. Dari sejarah ini Allah dapat selalu ada di tengah-tengah
manusia. Memang Agustinus adalah Bapa gereja, Uskup dari Hippo yang membela
eksistensi Allah dari pandangan-pandangan lain yang ingin meruntuhkan paham
teisme. Tuhan didefinisikan dari sifat-sifatnya; maha tahu, maha hadir, kekal, pencipta
segala sesuatu. Namun lebih lagi, Tuhan bukan ada begitu saja, namun selalu
terhubung dalam peristiwa-peristiwa besar manusia.
b. Santo Thomas Aquinas.

5
Thomas Aquinas menggabungkan pemikiran Aristoteles dengan Wahyu
Kristen. Kebenaran iman dan rasa pengalaman bukan hanya cocok, namun juga saling
melengkapi; beberapa kebenaran, seperti misteri dan inkarnasi dapat diketahui melalui
wahyu, sebagaimana pengetahuan dari susunan benda-benda di dunia, dapan
diketahui melalui rasa pengalaman; seperti kesadaran manusia akan eksistensi Allah,
baik wahyu maupun rasa pengalaman dipakai untuk membentuk persepsi tentang
adanya Allah.
Thomas Aquinas terkenal dengan lima jalan (dalam Bahasa Latin; quinque
viae ad deum) untuk mengetahui bahwa Allah benar-benar ada.

 Jalan 1 adalah gerak, bahwa segala sesuatu bergerak, setiap gerakan pasti
ada yang menggerakkan, namun pasti ada sesuatu yang menggerakkan
sesuatu yang lain, namun tidak digerakkan oleh sesuatu yang lain, Dialah
Allah.
 Jalan 2 adalah sebab akibat, bahwa setiap akibat mempunyai sebabnya,
namun ada penyebab yang tidak diakibatkan, Dialah sebab pertaman, Allah.
 Jalan 3 adalah keniscayaan, bahwa di dunia ini ada hal-hal yang bisa ada
dan ada yang bisa tidak ada (contohnya adalah benda-benda yang dahulu
ada ternyata ada yang musnah, namun ada juga yang dulu tidak ada ternyata
sekarang ada), namun ada yang selalu ada (niscaya) Dialah Allah.
 Jalan 4 adalah pembuktian berdasarkan derajat atau gradus melalui
perbandingan, bahwa dari sifat-sifat yang ada di dunia ( yang baik-baik)
ternyata ada yang paling baik yang tidak ada tandingannya (sifat Allah yang
serba maha) Dialah Allah.
 Jalan 5 adalah penyelenggaraan, bahwa segala ciptaan berakal budi
mempunyai tujuan yang terarah menuju yang terbaik, semua itu pastilah ada
yang mengaturnya, Dialah Allah
c. Rene Descartes.
Rene Descartes memikirkan Tuhan bermula dari prinsip utamanya yang
merupakan “gabungan antara pietisme Katolik dan sains. Descartes adalah seorang
filsuf rasionalis yang terkenal dengan pemikiran ide Allah. Tantangan yang
mendorong Descartes adalah keragu-raguan radikalnya, The Methode of Doubt ,
bahkan menurutnya,"indera bisa saja menipu, Yang Maha Kuasa dalam bayangan kita
juga bisa saja menipu, sebab kita yang membayangkan". Dalam menjawab
skeptisisme orang-orang pada masanya, maka dalam tinggalnya di Neubau, dekat kota
Ulm - Jerman, disebut sebagai “perjalanan menara”, kata lain dari meditasi yang
dilakukan, dia menemukan Cogito, ergo sum tahun 1618.
Karena orang pada zamannya meragukan apa yang mereka lihat, maka hal ini
dipatahkan oleh Descartes bahwa apa yang dipikirkan saja sebenarnya sudah ada,
minimal di pikiran. Orang bisa menyangkal segala sesuatu, namun ia tidak bisa
menyangkal dirinya sendiri. Jadi Allah di sini juga demikian, Allah sudah ada dengan
sendirinya, bahkan lebih jauh Descartes mencari bukti-bukti empiris yang dia warisi
dari para pendahulunya. Keterbukaan untuk mengemukakan ide dalam pikiran, maka

6
segala sesuatu yang dapat dipikirkan pasti bisa ada. Alkitab salah satu bukti eksistensi
Allah, kemudian juga relasi bahwa manusia, binatang, malaikat, dan obyek-obyek lain
ada karena natural light yang adalah Allah sendiri.
Filsafat Ketuhanan menurut Descartes adalah berawal dari fungsi iman, yang
pada akhirnya berguna untuk menemukan Allah. Tanpa iman manusia cenderung
menolak Allah. Ada dua hal yang bisa ditempuh agar Aku sampai pada Allah:
 Jalan yang pertama adalah sebab akibat, bahwa dirinya sendiri (manusia) pasti
diakibatkan oleh penyebab pertama, yaitu Allah.
 Jalan yang kedua adalah secara ontologis, yang diwarisinya dari Anselmus.
Allah yang ada itu tidak mungkin berdiri sendiri, tanpa ada kaitan dengan
suatu entitas lain, maka Allah pasti ada dan bereksistensi. Maka Allah yang
ada dalam ide Descartes sempurna sudah, bahwa Dia ada dan dapat diandalkan
dalam relasi dengan entitas lainnya itu.

2.4 Pembuktian Adanya Tuhan

Pembuktian adanya tuhan terdiri dari beberapa pendapat, diantaranya :

1. Menurut Thomas
Thomas memberi 5 (lima) bukti adanya Tuhan
a. Adanya gerak didunia mengharuskan kita menerima bahwa ada penggerak
pertama yaitu Allah. Menurut Thomas apa yang bergerak tentu digerakkan oleh
sesuatu yang lain. Gerak menggerakkan ini tidak dapat berjalan tanpa batas. Maka
harus ada penggerak pertama. Penggerak pertama ini adalah Allah.
b. Di dalam dunia yang diamati terdapat suatu tertib sebab-sebab yang membawa
hasil atau yang berdaya guna. Tidak pernah ada sesuatu yang diamati yang
menjadi sebab yang menghasilkan dirinya sendiri. Oleh karena itu, maka harus
ada sebab berdaya guna yang pertama, inilah Allah.
c. Di dalam alam semesta terdapat hal-hal yang mungkin ada dan tidak ada. Oleh
karena semuanya itu tidak berada sendiri tetapi diadakan, dan oleh karena
semuanya itu dapat rusak, maka ada kemungkinan semua itu ada, atau semuanya
itu tidak ada. Jikalau segala sesuatu hanya mewujudkan kemunginan saja, tentu
harus ada sesuatu yang adanya mewujudkan suatu keharusan. Padahal sesuatu
yang adanya adalah suatu keharusan, adanya itu disebabkan oleh sesuatu yang
lain, sebab-sebab itu tak mugkin ditarik hingga tiada batasnya. Oleh karena itu,
harus ada sesuatu yang perlu mutlak, yang tak disebabkan oleh sesuatu yang lain,
inilah Allah.
d. Diantara segala yang ada terdapat ha-hal yag lebih atau kurang baik, lebih atau
kurang benar dan lain sebagainya. Apa yang lebih baik adalah apa yang lebih
mendekati apa yang terbaik. Jadi jikalau ada yang kurang baik, yang baik dan
yang lebih baik, semuanya mengharuskan adanya yang terbaik. Dari semuanya
dapat disimpulkan bahwa harus ada sesuatu yang menjadi sebab daris segala yang
baik, segala yang benar, segala yang mulia. Yang menyebabkan semuanya itu
adalah Allah.

7
e. Kita menyaksikan, bahwa segala sesuatu yang tidak berakal seperti umpamanya
tubuh alamiah, berbuat menuju pada akhirnya. Dari situ tampak jelas, bahwa tidak
hanya kebetulan saja semuanya itu mencapai akhirnya, tapi memang dibuat
begitu. Maka apa yang tidak berakal tidak mungkin bergerak menuju akhirnya,
jikalau tidak diarahkan oleh suatu tokoh yang berakal, berpengetahuan. Inilah
Allah.

2. Pembuktian Filosof dan Mutakallim


Pembuktian ini menjelaskan dalam tiga argument, diantaranya :
a. Argumen keberadaan Alam (cosmology).
b. Argument sebab akibat (causality).
c. Argumen kemungkinan (contingency).
 Argumen keberadaan Alam (cosmology).
Argument yang menjelaskan bahwa segala yang ada selalu bergerak.
Segala sesuatu yang bergerak tentu digerakkan oleh penggerak yang lain, dan
yang menggerakkan pasti juga digerakkan oleh penggerak berikutnya, dan
demikianlah seterusnya hingga tanpa batas. Segala benda yang ada di bumi ini
pasti bergerak dan pasti ada penggeraknya, logika ini akan sampai bahwa ada
penggeraka tunggal yang mengggerakkan segalanya yaitu Tuhan. Dalam
bahasa Ibn sina argumen ini dikenal “fî itsbât intihâ` mabâdi` al-kâinât ilâ al-
‘ilal al-muharrikah lî harakah mustadîrah”
 Argument sebab akibat (causality).
Argument yang memberikan Gambaran logika ini bahwa dunia dan
seluruh isinya terwujud karena adanya penyebab, atau dengan kata lain
segalanya berjalan dengan hukum sebab akibat. Tidak ada sesuatu yang
mempunyai sebab pada dirinya sendiri, sebab jika demikian maka tentu ia
lebih dahulu dari dirinya sendiri, tentu ini tidak mungkin terjadi. Maka jika
ada sebab pasti ada sebab, begitulah seterusnya.Logkika ini tidak mungkin
terus-menrus tanpa batas, oleh sebab itu pasti ada penyebab Tunggal yang
tidak sebabkan oleh sesuatu yaitu Allah.
 Argumen kemungkinan (contingency).
Argument ini dikenal Ibnu Sina dengan ‘Fî Itsbât al-Wâjib al-Wujûd’;
lebih tepatnya argumentasi hirarki wujud.Dalam Hal ini dengan membuktikan
secara rasional bahwa wujud terbagi menjadi dua; ‘al-wâjib al-wujûd’dan
‘mumkin al-Wujûd’. al-Wâjib al-Wujûd’ berwujud karena diri-Nya sendiri
sedangkan ‘mumkin al-Wujûd’ terwujud karena ada sesuatu yang
mewujudkanya sehingga ia sebenarnya bersifat Nihil (al-`Adam). Dengan
demikian hal ini mengandaikan ada wujud yang mewujudkanya (Mûjid) dari
kenihilan. ‘Mûjid’ ini tidak mungkin berupa ‘wujud mumkin’ karena akan
terjadi logika tidak berakhiran, oleh sebab itu ‘Mûjid’ ini bersifat ‘mutlaq’
atau wajib; Inilah Tuhan.

8
3. Argumen menurut Hukum Kedua Termodinamika

Hukum fisika ini pada dasarnya mengungkapkan fakta bahwa segala hal di jagat raya
ini bergerak dari keteraturan menuju kekacauan.Misalnya, jika kita tidak mengurus rumah
kita, maka catnya akan pudar, debu-debu akan menumpuk, dan pada akhirnya rumah kita
akan rusak.

Termodinamika ini menjadi pernyataan logika, keseluruhan jagat raya ini adalah
sistem yang besar, jadi jagat raya juga harusnya bergerak dari keteraturan menjadi kekacauan.
Seperti yang dikatakan ilmuwan, jika periode waktu yang lama telah berlalu, maka akan
terjadi kekacauan.

Dan setiap benda terdiri dari atom.Atom tersebut terdiri dari elektron, proton, dan
neutron.Setiap atom yang ada dalam setiap benda selalu bergerak dan berputar. Atom-atom
yang bergerak dan berputar tersebut pada suatu saat akan kehabisan energi, jadi suatu hari
nanti jagat raya akan berakhir.

Tapi kata orang-orang ateis jagat raya ini tanpa ada permulaan dan takkan pernah
berakhir. Tapi hal ini bertentangan dengan Hukum Kedua Termodinamika, karena menurut
hukum ini, jika periode waktu yang lama telah berlalu, akan terjadi kekacauan dan jagat raya
akan mati total.

Hal ini berarti matahari tidak akan ada, dan eksistensi manusia tak akan pernah
terjadi. Tapi yang terjadi malah sebaliknya, matahari bersinar, planet-planet mengorbit dalam
orbitnya masing-masing, dan manusia dapat hidup dengan baik.Itu berarti kita tidak berada
dalam keadaan “matinya alam semesta”, karena kita tidak berada dalam keadaan matinya
alam semesta, itu berarti belum cukup waktu yang berlalu.Jika belum cukup waktu yang
berlalu, itu berarti waktu ada permulaannya, jagat raya juga ada permulaannya.Jika jagat raya
ada permulaannya, berarti segala sesuatu yang mulai eksis harus ada yang memulainya.Dan
kita sebagai Muslim percaya bahwa Allah yang memulainya.

Planet-planet mengorbit di jalurnya masing-masing tanpa pernah bertabrakan

Perhatikanlah Surat Al-Baqarah ayat 255 berikut ini:

Allah, tidak ada Tuhan (yang berhak disembah) melainkan Dia Yang Hidup kekal lagi
terus menerus mengurus (makhluk-Nya); tidak mengantuk dan tidak tidur. Kepunyaan-Nya
apa yang di langit dan di bumi. Tiada yang dapat memberi syafa'at di sisi Allah tanpa izin-

9
Nya? Allah mengetahui apa-apa yang di hadapan mereka dan di belakang mereka, dan
mereka tidak mengetahui apa-apa dari ilmu Allah melainkan apa yang dikehendaki-Nya.
Kursi Allah meliputi langit dan bumi.Dan Allah tidak merasa berat memelihara keduanya,
dan Allah Maha Tinggi lagi Maha Besar. (Q.S. Al-Baqarah:255)

Jadi apapun yang mulai eksis, harus ada yang memulainya, sedangkan dunia ini ada
permulaannya.Karena kita tidak dalam keadaan matinya alam semesta, maka waktu bersifat
terbatas.Jika jagat raya mulai eksis, maka ada Sesuatu yang memulainya.Dan Yang memulai
alam semesta adalah Sang Pencipta.

4. Argumen Keteraturan Jagat Raya


Dalam kehidupan dapat diaplikasikan yaitu seseorang membawakan kita secangkir
kopi, maka takaran gulanya harus pas, karena kita tidak akan suka jika gula atau krimnya
terlalu banyak. Kalau takarannya pas, maka kopi itu akan terasa nikmat.
Begitu juga, jarak antara bumi dan matahari benar-benar dalam jarak yang tepat. Jika
sedikit saja lebih dekat, bumi akan sangat panas dan kehidupan akan punah. Jika sedikit lebih
jauh dari matahari, maka bumi akan sangat dingin sehingga kehidupan juga akan punah. Jadi
terdapat banyak variabel yang ditakar dengan sangat pas di bumi, di dalam tubuh kita, di
dalam sel kita, maupun di jagat raya, dantidak mungkin semua terjadi dengankebetulan.

Jarak bumi ke matahari berada dalam jarak yang sangat pas

5. Argumen Al-Qur’an
Al-Qur’an merupakan firman Tuhan yang diwahyukan kepada Nabi Muhammad
S.A.W. oleh Allah S.W.T. Al-Qur’an punya banyak mukjizat di dalamnya. Al-Qur’an punya
mukjizat bahasa, mukjizat berupa nubuat-nubuat termasuk juga sabda Nabi Muhammad, ada
fakta ilmiah, fakta sejarah, jadi Al-Qur’an merupakan sebuah kitab yang komprehensif.
Sekarang, mari kita bahas fakta ilmiah Al-Qur’an.
Al-Qur’an adalah kitab yang diwahyukan 1.400 tahun yang lalu pada saat tidak ada
teknologi modern.Bahkan, Nabi Muhammad S.A.W. tidak dapat membaca atau
menulis.Allah mewahyukannya kepada Muhammad S.A.W. ketika dunia terselubung
kegelapan.Al-Qur’an membawa cahaya ke dalam dunia yang suram. Ketika dalam kitab-kitab
sebelumnya ditemukan banyak kesalahan ilmiah karena tangan-tangan manusia telah
merusaknya, maka di dalam Al-Qur’an tidak ada kontradiksi sama sekali. Manusia pada saat
itu berpikir bahwa agama dan pengetahuan tidak bisa selaras, tapi Al-Qur’an membantah
anggapan itu karena di dalamnya terdapat begitu banyak fakta ilmiah yang membuat kagum

10
ilmuwan-ilmuwan terkenal di dunia.Di antara 6.000 ayat Quran, sebanyak 500 ayat
berhubungan dengan fakta-fakta ilmiah.
Jika kita bertanya pada ilmuwan atau kosmologis di luar sana tentang proses
pembentukan alam semesta, mereka akan berkata bahwa langit dan bumi berada dalam satu
massa primordial, kemudian terjadi ledakan besar 14 milyar tahun yang lalu, dan dari ledakan
itu terciptalah sistem tata surya. Dan yang menakjubkan adalah semua ini telah difirmankan
dalam surat Al-Anbiyya:30
“Dan apakah orang-orang yang kafir tidak mengetahui bahwasanya langit dan bumi
itu keduanya dahulu adalah suatu yang padu, kemudian Kami pisahkan antara keduanya.”
(Q.S. Al-Anbiyya:30)
Kemudian dari penelitian para ilmuwan kita mengetahui bahwa tahap awal
pembentukan semesta berbentuk seperti asap/kabut. Dan dari situ mulai terbentuklah benda-
benda langit. Ternyata hal ini sudah difirmankan dalam Quran surat Fushshilat:11. Lalu pada
tahun 1960, manusia mengenal tentang Red Shift dan Blue Shift, sebuah fakta yang
membuktikan bahwa jagat raya ini terus meluas. Semua bintang-bintang saling menjauh satu
sama lain. Mereka memenangkan piala nobel di sekitar tahun 1960 karena penemuan ini. Dan
lagi-lagi Quran telah berfirman dalam surat Adz Dzaariyaat:47 bahwa Allah yang
menciptakan langit kemudian Dia meluaskannya. Semua ini sudah difirmankan 1.400 tahun
yang lalu, sebelum adanya ilmu pengetahuan apapun.
Dan tentang bentuk bumi, orang-orang dulu berpikir bahwa bumi ini datar. Namun
Quran berfirman bahwa bentuk bumi seperti telur burung unta dalam surat An Naaziaat:30.
Quran juga membahas tentang bagaimana bayi tumbuh di dalam rahim seorang ibu
dalam surat Al-Mu’minuun:12-14. Quran menjelaskan tentang pegunungan dan akar
pegunungan dalam surat An-Naba’:6-7. Disana disebutkan bahwa pegunungan seperti tenda
dan punya akar. Totalnya ada 500 fakta ilmiah, disebutkan dalam kitab yang ditulis 1.400
tahun yang lalu ini.
Dan ada begitu banyak ilmuwan seperti Dr. Keith Moore, Marshall Johnson, Joe
Simpson, Maurice Bucaille, dan ilmuwan-ilmuwan lainnya, yang mempelajari Quran untuk
sekian lama, dan mereka semua menyimpulkan bahwa kitab dan ayat-ayat di dalamnya tidak
mungkin ditulis seorang manusia, ini tentunya dari Sang Pencipta. Mereka adalah orang-
orang yang ahli dalam bidang ilmu pengetahuan, contohnya Dr. Keith Moore, dia
embriologist yang terkenal.
Sekarang sebuah fakta yang ingin saya jelaskan adalah mengenai embriologi,
bagaimana seorang bayi berkembang dalam rahim sang ibu. Disebutkan dalam surat Al-
Mu’minuun:12 -14 mulai dari fertilisasi hingga ke perkembangan organ-organ tubuh janin,
yang menjelaskan dengan detail keadaan ketika embrio berumur sekitar 6-7 hari. Quran
menggambarkan embrio pada periode itu bagaikan lintah, dia berada di dalam rahim dan
menghisap nutrisi dari sang ibu.
Yang mengejutkan adalah bentuknya, morfologi, dan fungsinya memang menyerupai
seekor lintah.Semua ini baru bisa dilihat dengan mikroskop berkekuatan tinggi.Manusia
dengan mata telanjang tidak dapat melihat hal-hal ini, apalagi 1.400 tahun yang lalu belum
ada mikroskop.Semua ini membuktikan bahwa informasi ini tidak mungkin datang dari
seorang manusia, karena pengetahuan ini baru ditemukan di abad ke-20.

11
Figur A. = Embrio dan Figur B. = Lintah. Bentuk Embrio manusia pada umur 6-7 hari benar-
benar menyerupai lintah.
Jadi dari ketiga argumen ini, seseorang berpikir dapat mengetahui keberadaan Tuhan
menggunakan ilmu pengetahuan, logika, filosofi, sejarah, dan segala bidang ilmu
pengetahuan.Jika Tuhan ada, dan ada begitu banyak agama, bagaimana kita tahu mana agama
yang benar?Jawabannya adalah bahwa Tuhan telah mengirimkan wahyu-Nya yang terakhir
dalam Al-Qur’an.Jadi Islam adalah jalan hidup yang benar.Islam berarti tunduk pada Tuhan
Yang Maha Esa dan mengiktui petunjuk-Nya. Di dalam Islam, seseorang akan menemukan
solusi kehidupan.
Mungkin setiap orang ingin tahu, apa tujuan kehidupan? Apakah kita disini hanya
untuk mendapatkan uang, kerja siang dan malam, atau hidup lebih dari sekedar itu? Tuhan
berfirman dalam Quran Adz-Dzaariyaat:55 bahwa tujuan kehidupan adalah untuk
menyembah-Nya. Jadi ketika kita melakukan itu dalam rasa kerohanian, maka kita akan
menemukan kedamaian dan tujuan hidup. Dengan begitu seseorang akan menemukan solusi
terhadap semua masalahnya. Solusi terhadap masyarakat, ekonomi, obat-obatan,
homoseksualitas, keluarga, dan sebagainya adalah Islam. Insya Allah dengan Islam seseorang
akan mendapatkan kedamaian dan tujuan hidup, dan kebahagiaan berupa surga di akhirat.

12
BAB III

PENUTUP

1.1 Simpulan

1.2 Saran
Semoga dengan adanya makalah yang telah ditulis ini dapat memberikan
pengetahuan dan sajian informasi kepada pembaca. Bukan hanya sekedar wacana,
tetapi juga sebagai pengetahuan mengenai filsafat ketuhanan. Penulis memahami
begitu kurangnya ilmu pengetahuan yang dimiliki dan informasi yang didapat,
sehingga penulis berharap kepada pembaca agar pembaca bisa memberikan saran dan
kritik yang membangun untuk penulisan makalah yang sempurna.

13
DAFTAR PUSTAKA
 http://misyad.blogspot.co.id/2015/06/soal-1.html
 http://sutapitaka.blogspot.co.id/2012/06/konsep-tuhan-dalam-agama-
buddha.html
 https://www.slideshare.net/pjj_kemenkes/kegiatan-belajar-2

14

Anda mungkin juga menyukai