Anda di halaman 1dari 14

BAB III

METODOLOGI PENELITIAN

A. Metode Penelitian
Jenis penelitian ini adalah penelitian deskriptif analitik yang data nya
diperoleh dengan menggunakan metode survey. Metode survei adalah
penyelidikan yang diadakan untuk memperoleh fakta-fakta dari gejala-gejala
yang ada dan mencari keterangan-keterangan secara faktual, baik tentang
institusi sosial, ekonomi, atau politik dari suatu kelompok ataupun suatu daerah.
(Nazir, 1988: 65). Metode ini dipilih karena penelitian ini dimaksudkan untuk
mengetahui hubungan antara tingkat pengetahuan, sikap, dan perilaku dengan
kepatuhan pasien dalam menjalankan pengobatan TB yang saat ini sudah
berjalan di Puskesmas Tempurejo.

Peneliti ingin mengetahui tingkat pengetahuan dan sikap masyarakat serta


perilaku masyarakat (dalam pencegahan penyakit tuberkulosis). Penelitian ini
menggunakan pendekatan cross-sectional, dilakukan dengan mengumpulkan
data primer melalui pertanyaan terstruktur atau kuesioner yang berisikan
petanyaan serta pernyataan yang dapat menyimpulkan keseluruhan tingkat
pengetahuan, sikap, dan perilaku masyarakat dalam hal penyakit tuberkulosis di
wilayah kerja Puskesmas Tempurejo, Kabupaten Jember, Jawa Timur.

B. Tempat dan Waktu Penelitian


Penelitian ini dilaksanan di Puskesmas Tempurejo, Kecamatan
Tempurejo, Kabupaten Jember, Provinsi Jawa Timur. Pengambilan data primer
dilakukan dalam jangka waktu 7 hari, dimulai pada hari Kamis tanggal 12
Desember 2019 sampai dengan hari Kamis tanggal 19 Desember tahun 2019.

25
C. Populasi dan Sampel Penelitian

1. Populasi Penelitian
Populasi adalah wilayah generalisasi yang terdiri atas obyek atau subyek
yang mempunyai kuantitas dan karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh
peneliti untuk dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulannya (Hidayat, 2007).
Populasi dalam penelitian ini adalah semua pasien pengidap Tuberkulosis yang
terdapat di wilayah kerja Puskesmas Tempurejo pada tahun 2019 yaitu
sebanyak 69 orang
.
2. Sampel Penelitian
Sampel adalah subunit populasi survei itu sendiri yang oleh peneliti dipilih
dengan mewakili populasi target. Semakin besar sampel maka representative
sampel tersebut semakin mendekati jumlah populasi (Nursalam, 2008). Sampel
penelitian ini adalah pasien pengidap Tuberkulosis yang terdapat di wilayah
kerja Puskesmas Tempurejo pada tahun 2019.

a. Kriteria Sampel
Dalam pemilihan sampel, peneliti membuat kriteria bagi sampel yang
diambil. Sampel yang diambil berdasarkan pada kriteria inklusi, yaitu
karakteristik sampel yang dapat dimasukkan atau layak untuk diteliti. Kriteria
inklusi dalam penelitian iniadalah:
1. Kriteria inklusi:
a. Pasien pengidap Tuberkulosis yang terdapat di wilayah kerja
Puskesmas Tempurejo pada tahun 2019
b. Bersedia untuk menjadi responden
c. Mampu berkomunikasi dengan aktif
2. Kriteria Eksklusi :
a. Tidak dapat membaca, menulis dan mendengar
b. Tempat tinggal tidak permanen
c. Bukan pasien pengidap Tuberkulosis yang terdapat di wilayah kerja
Puskesmas Tempurejo

26
b. Jumlah Sampel
Estimasi besar sampel diperoleh berdasarkan jumlah pasien penderita TB
paru yang datang ke poli TB dan paguyuban TB Puskesmas Tempurejo
berdasarkan data sampai Oktober 2019. Perhitungan besar sampel untuk
model penelitian cross-sectional paling ideal menggunakan rumus proporsi
binomunal yaitu:

𝑧 2 1−∝ 𝑝(1 − 𝑝)𝑁


2
𝑛=
𝑑 2 (𝑁 − 1) + 𝑧 21−∝ 𝑝(1 − 𝑝)
2

Keterangan:
n = Jumlah sample minimal yang diperlukan
N = Jumlah Populasi
𝑧 21−∝ = Derajat kemaknaan 95% (CI) Confidence Interval
2

p = 61,8% = 0,618 (Proporsi responden penelitian sebelumnya yang


patuh menjalankan pengobatan TB, penelitian oleh Rahmi, 2013)
d = limit kesalahan atau presisi absolute (margin of error) = 0,05
jika margin of error ditetapkan sebesar 5% (0,05) maka 𝑧1−∝ = 1,96 atau z2
2

maka 1- ∝/2 = 1,962


yang hasilnya jika dibulatkan adalah 4.

Maka diperoleh perhitungan sebagai berikut:

4 .0,618(1 − 0,618)69
𝑛=
(0,05)2 (69 − 1) + 4 .0,618(1 − 0,618)
𝑛 = 58

Setelah dilakukan penghitungan, maka didapat jumlah minimal n (sampel)


minimal untuk melakukan penelitian ini adalah sebanyak 58 responden.

27
D. Definisi Operasional
No. Variabel Definisi Cara Ukur Hasil Skal
Penelitian Operasional Ukur a
1. Pengetahua Adalah segala Meminta Dinyatakan Nominal
n sesuatu yang responden dalam tingkatan:
diketahui untuk
responden mengisi 1. Pengetah
mengenai pernyataan uan
penyakit pada kurang
tuberkulosis paru kuesioner B, Apabila
meliputi yang berisi skor
pengertian, tentang tingkat
gejala, penyebab, pengetahuan pengetahuan
cara penularan, terhadap responden <
komplikasi, faktor upaya 55% atau <
risiko dan pencegahan 10
tindakanpencegah penyakit pernyataan
an. tuberkulosis yang benar.
menggunaka 2. Pengetahua
n skala n Baik
Guttman dan Apabila skor
skoring. tingkat
Pertanyaan pengetahua
terdiri dari n responden
pernyataan antara 56-
positif dan 100% atau
negatif. 11-20
- Pernyata pernyataan
anpositif, yang benar.
pada

28
responde
n
menjawa
b benar
diberi nilai
1, dan
jika salah
diberi
nilai0
- Pernyataa
nnegatif,
pada
responden
menjawab
benar
diberi nilai
0, dan jika
salahdiber
i
nilai 1

29
2. Sikap Adalah penilaian, Meminta 1. Positif Ordinal
persepsi responden (mendukung
responden untuk upaya
terhadap mengisi pencegaha
upaya pernyat n penyakit
pencegahan aan TBC) jika
penyakit TBC yang pada nilai ≥ nilai
dilakukan pada kuesioner C, median
kehidupan sehari- yang berisi 55%
hari. tentang sikap 2. Negatif
terhadap (menolak upaya
upaya pencegahan
pencegahan penyakit TBC)
penyakit jika nilai < nilai
tuberkulosis median 55%
menggunakan
skala Likert
dan skoring.
Pertanyaan
terdiri dari
pernyataan
positif dan
negatif
dengan pilihan
jawaban;
sangat setuju
(SS), setuju
(S), tidak
setuju (TS),
sangat tidak
setuju (STS).
- Pernyataan
positif di

30
beri nilai
SS: 4, S: 3,
TS: 2, STS: 1
- Pernyataa
n negatif di
beri nilai
STS: 4,
TS: 3, S:
2, SS: 1.

31
3. Perilaku Merupakan Meminta Dinyatakan Ordinal
Pencegahan tindakan yang responden dalam tingkatan:
penyakit pernah dilakukan untuk mengisi
TBC responden dalam pernyataan 1. Kurang
mencegah penyakit pada Apabila skor
tuberkulosis paru. kuesioner D, responden <
yang berisi 55%
tentang 2. Baik
pelaksanaan Apabila skor
upaya responden
pencegahan antara 56-100%
penyakit
tuberkulosis
menggunakan
skala
Likert dan
skoring.
Pertanyaan
terdiri dari
pernyataan
positif dan
negatif
dengan pilihan
jawaban;
selalu, sering,
kadang-
kadang,
jarang, tidak
pernah.
- Pernyataan
positif di
beri nilai
selalu: 5,

32
sering: 4,
kadang-
kadang: 3,
jarang: 2,
tidak pernah:
1
- Pernyataa
n negatif
di beri
nilai tidak
pernah: 5,
jarang: 4,
kadang-
kadang: 3,
sering: 2,
selalu: 1.

33
4. Kesembuha Adalah ukuran Memeriksa 1. Sembuh Nominal
n Pasien objektif ketaatan status (dinyatakan
yang pasien TB dalam kesembuhan sembuh setelah
Menjalanka menjalankan follow- pasien yang menjalankan
n up pengobatan dari lengkap pengobatan,
Pengobatan awal diagnosis menjalani pemeriksaan
TB hingga waktu data pengobatan sputum BTA
diambil. pasien TB di akhir
bank data menunjukan
Puskesmas hasil negatif)
Tempurejo 2. Tidak Sembuh
(FU2 - FU5, (dinyatakan
hingga AP) tidak sembuh
setelah
menjalankan
pengobatan,
pemeriksaan
sputum BTA
akhir
menunjukan
hasil yang masih
positif, atau
pasien pindah)

34
E. Jenis dan Cara Pengumpulan Data
Jenis data yang digunakan pada penelitian ini meliputi data primer. Data
primer didapatkan melalui pemeriksaan rekap follow-up pengobatan dan
wawancara dengan menggunakan kuisioner.

F. Alat Penelitian
Pengumpulan data yang digunakan peneliti adalah kuesioner atau
angket yang disesuaikan dengan tujuan penelitian dan mengacu kepada
konsep dan teori yang telah dibuat. Pertanyaan terdiri dari empat bagian yaitu,
bagian A berisi tentang data demografi yang meliputi nama, usia, jenis kelamin,
status pendidikan dan status pekerjaan. Bagian B berkaitan dengan tingkat
pengetahuan dalam bentuk pernyataan tertutup tentang penyakit tuberkulosis
dan pencegahannya sebanyak 20 item. Pernyataan negatif berjumlah 7 point,
yaitu pada point B1, B3, B5, B8, B10, B14, B17 dan pernyataan positif
berjumlah 15 point, yang terdiri dari point B2, B4, B6, B7, B9, B11, B12, B13,
B15, B16, B18, B19 danB20.
Bagian C berisi 24 pernyataan tentang sikap tentang upaya pencegahan
penyakit tuberkulosis dalam bentuk pernyataan tertutup. Pernyataan positif
berjumlah 11 point, yang terdiri dari point C1, C3, C5, C6, C10, C16, C17, C18,
C19, C20, C22 dan pernyataan negatif berjumlah 13 point, yang terdiri dari
point C2, C4, C7, C8, C9, C11, C12, C13, C14, C15, C21, C23 danC24.
Bagian D berisi 18 pertanyaan tentang upaya pencegahan penyakit
tuberkulosis yang telah dilakukan oleh warga dalam bentuk pertanyaan tertutup.
Pertanyaan positif berjumlah 9 point, yang terdiri dari point D1, D3, D6, D7, D8,
D9, D11, D13, D14 dan pertanyaan negatif berjumlah 9 point, yang terdiri dari
point D2, D4, D5, D10, D12, D15, D16, D17 dan D18.
Skala pengukuran pengetahuan tentang pencegahan penyakit
tuberkulosis menggunakan skala Guttman, skala yang bersifat tegas dan
konsisten dengan memberikan jawaban yang tegas seperti jawaban dari
pernyataan: benar dan salah atau ya dan tidak. Skala Guttman dapat dibuat
dalam bentuk pilihan ganda atau dalam bentuk check list. Skor penilaiannya jika
jawaban pernyataan benar maka nilainya 1, sedangkan jika jawaban
pernyataan salah maka nilainya 0 (Hidayat, 2007).
Skala pengukuran sikap tentang upaya pencegahan penyakit
35
tuberkulosis menggunakan skala Likert. Dalam penilaian atau skor berdasarkan
skala Likert berbeda antara pernyataan positif dengan pernyataan negatif.
Penilaian untuk pernyataan positif sikap responden tentang upaya pencegahan
penyakit tuberkulosis yaitu:
Sangat setuju :4
Setuju :3
Tidak setuju :2
Sangat tidak setuju : 1
Sedangkan penilaian pernyataan negatif sikap responden tentang upaya
pencegahan penyakit tuberkulosis juga menggunakan skala Likert, yaitu :
Sangat tidak setuju : 4
Tidak setuju :3
Setuju :2
Sangat setuju :1
Skala pengukuran perilaku pencegahan penyakit tuberkulosis juga
menggunakan skala Likert. Skala Likert dapat dibuat dalam bentuk checklist.
Penilaian untuk pertanyaan positif tentang upaya pencegahan penyakit
tuberkulosis yang telah dilakukan oleh responden yaitu :
Selalu :5
Sering :4
Kadang-kadang :3
Jarang :2
Tidak pernah :1
Sedangkan penilaian pertanyaan negatif tentang upaya pencegahan
penyakit tuberkulosis yang telah dilakukan oleh responden juga menggunakan
skala Likert, yaitu:
Tidak pernah :5
Jarang :4
Kadang-kadang :3
Sering :2
Selalu :1
Penilaian bagi perilaku pencegahan penyakit tuberkulosis dilakukan
dengan cara membandingkan jumlah skor jawaban dengan skor yang
diharapkan (tertinggi) kemudian dikalikan 100% dan hasilnya berupa
36
presentase. Selanjutnya presentase jawaban diinterpretasikan dalam kalimat
kualitatif dengan acuan sebagai berikut :

Interpretasi Tingkat Perilaku


Skor Penilaian
Pencegahan
56-100% Baik
0-55% Kurang

Penilaian bagi sikap terhadap pencegahan penyakit tuberkulosis


dilakukan dengan cara membandingkan jumlah nilai jawaban dengan nilai
median, apabila nilai responden < median (55,0) dari nilai sikap terhadap upaya
pencegahan penyakit tuberkulosis maka termasuk responden yang tidak
mendukung terhadap upaya pencegahan penyakit tuberkulosis sedangkan
apabila nilai responden ≥ mean (55,0) dari nilai sikap terhadap upaya
pencegahan penyakit tuberkulosismaka termasuk responden yang mendukung
terhadap upaya pencegahan penyakit tuberkulosis.
Penilaian bagi pengetahuan dengan cara membandingkan jumlah skor
jawaban dengan skor yang diharapkan (tertinggi) kemudian dikalikan 100% dan
hasilnya berupa presentase. Selanjutnya presentase jawaban diinterpretasikan
dalam kalimat kualitatif dengan acuan sebagai berikut:
Interpretasi Tingkat
Skor Penilaian
Pengetahuan
56-100% atau 11-20 poin
Baik
jawaban yang benar
0-55% atau 0-10 poin
Kurang
jawaban yang benar

Penilaian bagi kesembuhan pasien setelah menjalankan pengobatan TB


dilakukan dengan cara melakukan ulang pemeriksaan sputum BTA, hal ini
secara tidak langsung juga dapat menggambarkan tingkat kepatuhan pasien
dalam pengambilan obat dimana pasien yang tidak menyelesaikan pengobatan
secara lengkap hingga akhir hampir pasti tidak memperoleh hasil negative (-)
dalam pemeriksaan sputum ulang, namun pasien yang menjalani pengobatan

37
secara lengkap sampai tuntas pun masih mungkin menunjukan hasil yang tetap
positif (+). Dalam studi ini, responden dinyatakan tidak sembuh setelah
menjalankan pengobatan, apabila pemeriksaan sputum BTA akhir menunjukan
hasil yang masih positif (+), atau responden berpindah domisili sebelum sempat
menyelesaikan pengobatan sehingga pengobatan tidak diteruskan atau data
tidak dapat diperoleh, Sedangkan responden dinyatakan sembuh setelah
menjalankan pengobatan apabila dengan pemeriksaan sputum BTA akhir
menunjukan hasil yang negative (-).
.
G. Pengolahan Data
Pada pengolahan data, penulis menggunakan alat perangkat lunak.
Setiadi (2007) membagi 5 tahapan pengolahan data, yaitu :
1. Editing
Editing adalah upaya untuk memeriksa kembali kebenaran data yang
diperoleh atau dikumpulkan. Editing dapat dilakukan sendiri oleh peneliti
di tempat penelitian agar apabila jika ada kekurangan data dapat segera
dilengkapi.
2. Coding
Coding merupakan pemberian kode numerik (angka) terhadap data yang
terdiri atas beberapa kategori. Pemberian kode ini sangat penting bila
pengolahan dan analisis data menggunakan komputer.
3. Scoring (penetapan skor)
Setelah data terkumpul dan kelengkapannya diperiksa kemudian
dilakukan tabulasi dan diberi skor sesuai dengan kategori dari data serta
jumlah item pertanyaan dari setiap variabel.
4. Entry Data
Entry data adalah kegiatan memasukan data dari kuisioner kedalam
paket program komputer agar dapat dianalisis, kemudian
membuatdistribusi frekuensi sederhana atau bisa juga dengan membuat
tabel kontingensi.
5. Cleaning Data
Pembersihan data merupakan kegiatan pengecekan kembali data yang
sudah dimasukkan ke dalam komputer untuk memastikan data telah
bersih dari kesalahan sehingga data siap dianalisa.
38

Anda mungkin juga menyukai