Anda di halaman 1dari 11

PROPOSAL TERAPI AKTIVITAS KELOMPOK

SESI 2 HALUSINASI: CARA MENGHARDIK

Proposal ini disusun guna memenuhi tugas


mata kuliah Praktik Keperawatan Jiwa

Dosen Pembimbing:
Ns. Evin Novianti, M.Kep., Sp.Kep.J

Pembimbing Lahan:
Ns. Tri Yuli Herawati, S.Kep.

Disusun Oleh:
Asa Alamanda 1710711062
Savira Ilsa 1710711064
Clara Septi Amanda 1710711066
Tsilmi Adhari 1710711070
Sanaya Azizah Puteri 1710711079
Tiara Fadjriyaty 1710711081

PROGRAM STUDI S1 ILMU KEPERAWATAN


FAKULTAS ILMU ILMU KESEHATAN
UNIVERSITAS PEMBANGUNAN NASIONAL “VETERAN” JAKARTA
2020
KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, karena atas berkat rahmat dan hidayahnya
kami dapat menyelesaikan Proposal Terapi Aktivitas Kelompok ini dengan baik. Proposal yang
berjudul Terapi Aktivitas Kelompok Halusinasi Sesi 2: Cara Menghardik disusun untuk
memenuhi tugas mata kuliah Praktik Keperawatan Jiwa di Rumah Sakit Jiwa Dr. Soeharto
Heerdjan Jakarta.
Kami menyadari bahwa proposal ini masih jauh dari sempurna oleh karena itu kritik dan
saran yang bersifat membangun sangat kami harapkan demi kesempurnaan proposal TAK ini
kedepannya.

Jakarta, 10 Januari 2020

Penyusun
PROPOSAL TERAPI AKTIVITAS KELOMPOK

HALUSINASI SESI 2: CARA MENGHARDIK HALUSINASI

A. Topik
Terapi aktifitas kelompok pada pasien dengan halusinasi. Sesi 2: mengontrol halusinasi
dengan cara menghardik halusinasi.
B. Tujuan
1. Tujuan Umum
Setelah dilakukan TAK sesi II diharapkan klien dapat menjelaskan cara yang
selama ini dilakukan untuk mengatasi halusinasi.
2. Tujuan Khusus
a. Klien dapat memahami cara menghardik halusinasi
b. Klien dapat memperagakan cara menghardik halusinasi
C. Landasan Teoritis
1. Terapi Aktifitas Kelompok
a. Pengertian
Terapi aktifitas kelompok merupakan tindakan keperawatan untuk
memberikan sebuah stimulus untuk pengobatan kepada klien yang
memilih latar belakang dan masalah yang sama.
b. Jenis Terapi Aktifitas Kelompok
1) Terapi Aktifitas Kelompok Stimulasi Kognitif atau Persepsi
Klien dilatih mempersepsikan stimulus yang disediakan.
Kemampuan persepsi klien dievaluasi dan ditingkatkan pada tiap
sesi. Dengan proses ini, diharapkan respon klien terhadap berbagai
stimulus dalam kehidupan menjadi adaptif. Stimulus yang
disediakan dapat berupa membaca artikel, majalah, buku, puisi,
menonton acara televisi.
2) Terapi Aktifitas Kelompok Stimulasi Sensori
Terapi ini digunakan sebagai stimulus sensori klien. Kemudian
diobservasi reaksi sensori klien terhadap stimulus yang disediakan
berupa ekspresi perasaan secara nonverbal (ekspresi wajah,
gerakan tubuh). Aktifitas yang digunakan sebagai stimulus adalah
musik, seni, menyanyi dan menari.
3) Terapi Aktifitas Kelompok Orientasi Realitas
Klien diorientasikan pada kenyataan yang ada disekitar klien yaitu
diri sendiri, orang lain yang ada disekeliling klien dan lingkungan
yang pernah mempunyai hubungan dengan klien. Aktifitas dapat
berupa orientasi orang, waktu, tempat, benda yang ada disekitar
dan semua kondisi nyata.
4) Terapi Akifitas Kelompok Sosialisasi
Klien dibantu untuk melakukan sosialisasi dengan individu yang
ada disekitar klien.
2. Halusinasi
a. Pengertian
Halusinasi adalah persepsi yang kuat atas suatu peristiwa atau objek yang
sebenarnya tidak ada. Halusinasi dapat terjadi pada setiap panca indra
(yaitu penglihatan, pendengaran, perasa, penciuman, atau perabaan).
b. Proses Terjadinya Halusinasi
Halusinasi merupakan salah satu respon maldaptif individu yang berada
dalam rentang respon neurobiology (Stuart dan Laraia, 2001). Ini
merupakan respon persepsi paling maladaptif. Jika klien yang sehat
persepsinya akurat, mampu mengidentifikasi dan menginterpretasikan
stimulus berdasarkan informasi yang diterima melalui panca indera
(penglihatan, pendengaran, penghidu, pengecapan dan perabaan), Klien
dengan halusinasi mempersepsikan suatu stimulus panca indera walaupun
sebenarnya stimulus itu tidak ada. Di antara kedua respon tersebut adalah
respon individu yang karena sesuatu hal mengalami kelainan persepsi
yaitu salah mempersepsikan stimulus yang diterima yang disebut sebagai
ilusi. Klien mempunyai ilusi jika interpretasi yang dilakukan terhadap
stimulus panca indera tidak akurat sesuai yang diterima. Menurut Stuart
dan Laraia (2001) rentang respon tersebut dapat digambarkan sebagai
berikut:
D. Klien
1. Kriteria
a. Klien yang tidak terlalu gelisah
b. Klien yang bisa kooperatif dan tidak mengganggu berlangsungnya terapi
aktifitas kelompok
c. Klien yang sudah sampai tahap mampu berinteraksi dalam kelompok kecil
d. Klien yang tenang dengan kondisi fisik yang baik
e. Bersedia mengikuti kegiatan terapi aktifitas
f. Klien yang panca indranya masih memungkinkan
g. Klien dengan masalah keperawatan jiwa yang sama yaitu gangguan
persepsi sensori: halusinasi.
2. Proses Seleksi
a. Klien diobservasi sesuai dengan karakteristik yang telah ditentukan
b. Membuat daftar nama klien yang dapat mengikuti TAK
c. Menyeleksi nama-nama klien yang akan diikuti TAK dengan berdiskusi
dengan perawat ruangan
d. Membuiat kontrak waktu dan tempat kepada klien yang telah ditentukan
bersama perawat ruangan.
3. Daftar Nama Klien yang Memenuhi Kriteria
a. Tn. Jackson
b. Tn. Willy
c. Tn. Fauzan
d. Tn. Carita
e. Tn. Ipan
f. Tn. Ujang
g. Tn. Aidil
h. Tn. Jarmadi
E. Pengorganisasian
1. Waktu Pelaksanaan
Hari/Tanggal : Senin, 13 Januari 2020
Tempat Pertemuan : Ruang Merak Rumah Sakit Jiwa Dr. Soeharto Heerdjan
Waktu : 10:00 – 10:45 WIB
Durasi : 45 menit
Kegiatan : Terapi Aktivitas Kelompok Halusinasi Sesi 2
Jumlah Anggota : 7 orang
2. Tim Terapis
a. Leader: Sanaya Azizah Puteri
Bertugas:
1) Katalisator: yaitu mempermudah komunikasi dan interaksi dengan
jalan menciptakan situasi dan suasana yang memungkinkan klien
termotivasi untuk mengekspresikan perasaannya.
2) Auxilery ego: sebagai penopang bagi anggota yang terlalu lemah
atau mendominasi.
3) Koordinator mengarahkan proses kegiatan kearah pencapaian
tujuan dengan cara memberi motivasi kepda anggota untuk terlihat
dalam kegiatan.
b. Co-Leader: Clara Amanda
Bertugas:
1) Mendampingi jika terjadi bloking
2) Mengoreksi dan mengingatkan leader jika terjadi kesalahan
3) Bersama leader memecahkan masalah
c. Observer: Tiara Fadjriyaty
Bertugas:
1) Mengobservasi persiapan dan pelaksanaan TAK dari awal sampai
akhir
2) Mencatat semua aktivitas dalam terapi aktivitas kelompok
3) Mengobservasi perilaku pasien
d. Fasilitator: Tsilmi, Savira, Asa, Clara Widya
Bertugas:
1) Membantu klien meluruskan dan menjelaskan hal yang harus
dilakukan
2) Mendampingi peserta TAK
3) Memotivasi klien untuk aktif dalam kelompok
4) Menjadi contoh bagi klien selama kegiatan
e. Anggota atau Klien
Bertugas: menjalankan dan mengikuti kegiatan terapi.
3. Metode
a. Dinamika kelompok
b. Diskusi
c. Tanya jawab
4. Media
a. Balon
b. Speaker
c. Buku catatan dan pulpen
5. Setting Tempat
Keterangan:
L : Leader
CL : Co-leader
P : Pasien
F : Fasilitator
O : Observer
F. Proses Pelaksanaan
1. Orientasi
a. Salam Perkenalan
“Selamat pagi bapak-bapak, bagaimana keadaannya hari ini? Senang bisa
bertemu lagi disini. Baiklah bapak-bapak sebelum kita melakukan
kegiatan hari ini, saya akan memperkenalkan diri.” (Terapis dan anggota
yang berperan dalam TAK memperkenalkan diri dimulai dari nama
lengkap dan nama panggilan serta tempat tinggal) “Bagaimana perasaan
bapak hari ini?”
b. Pelaksanaan Tujuan dan Aturan Main
“Nah bapak-bapak sebelum kita melakukan kegiatan hari ini Saya akan
menyampaikan tujuannya yaitu: membina hubungan saling percaya antara
perawat dan klien, klien dapat memahami cara menghardik halusinasi,
klien dapat memperagakan cara menghardik halusinasi.”
“Selanjutnya saya akan membacakan aturan permainan. Aturan ini dibuat
agar kegiatan permainan ini dapat berjalan baik dan lancar. Peraturannya
antara lain:
1) Jika ada klien yang ingin meninggalkan kelompok, harus meminta
ijin kepada terapis dengan mengangkat tangan
2) Tidak diperbolehkan makan dan minum selama permainan
3) Lama kegiatan 45 menit
4) Setiap klien mengikuti kegiatan dari awal sampai akhir
Apakah bapak-bapak setuju dengan peraturan ini?”
“Selanjutnya Saya akan menjelaskan cara permainannya. Caranya bapak-
bapak menggunakan balon dan iringan musik, dengan memberikan balon
ini kepada teman yang berada disamping kanan secara bergiliran dan
cepat, apabila musik berhenti disalah satu dari bapak-bapak disini, dia
akan dipersilahkan untuk berdiri (bersama fasilitator) lalu mempraktekkan
kegiatan yang kita ajarkan nanti. Semua bapak-bapak yang ada disini
mendapat giliran untuk mempraktekan kegiatan yang akan kita lakukan
bersama.”
2. Kerja
“Nah langsung saja, kegiatan yang dilakukan adalah bapak dapat menceritakan
cara yang biasa bapak lakukan saat halusinasi datang. Langsung saja saya
contohkan misalnya, saya mendengarkan suara bisikan tanpa ada wujudnya, saya
percaya bahwa saya mendengar suara tersebut tetapi saya sendiri tidak melihat
wujudnya, saya mendengarkan suara tersebut sewakti-waktu yang paling sering
saya mendengarkan suara tersebut ketika malam hari dan pada saat saya sendiri,
ketika mendengarkan suara tersebut rasanya saya ingin marah, dan ingin
memukulnya kemudian saya menutup telinga saya sambil mengatakan “Pergi...
jangan ganggu saya, kamu suara palsu.” Nah seperti itu ya Bapak-bapak.”
(Setelah terapis menjelaskan cara permainan maka permainan dimulai dengan
iringan musik oleh operator.)
NB:
 Bagi klien yang mendapatkan balon saat musik berhenti diharapkan klien
untuk berdiri.
 Bagi klien yang mendapatkan balon perawat mengarahkan klien untuk
menyebutkan cara yang dilakukan untuk mengontrol halusinasi.
3. Terminasi
a. Evaluasi Respon Subjektif Klien
“Bagaimana perasaan Bapak-bapak setelah melakukan permainan ini?”
b. Evaluasi Respon Objektif Klien
(Menunjuk salah satu pasien) “Coba Bapak sebutkan bagaimana cara
menghardik halusinasi seperti yang sudah dilakukan tadi. Bagus sekali!
Beri tepuk semangat untuk Bapak …”
c. Tindak Lanjut
“Nah, Bapak-bapak di sini bisa praktekkan cara tadi jika mendengar suara-
suara yang mengganggu Bapak.”
d. Kontrak yang Akan Datang
“Bagaimana kalau besok kita berkumpul lagi di sini untuk belajar cara lain
untuk mengendalikan halusinasi? Yaitu dengan bercakap-cakap dengan
orang lain. Kira-kira kalau jam 10 lagi bagaimana? Apakah Bapak-bapak
setuju?”
Lampiran: Evaluasi Formatif

1. Kemampuan Verbal

Nama Klien
NO. Aspek yang Dinilai

1. Menyebutkan cara
yang selama ini
digunakan untuk
mengatasi
halusinasi
2. Menyebutkan
efektivitas cara
yang digunakan
3. Menyebutkan cara
mengatasi
halusinasi dengan
menghardik
4. Memperagakan cara
menghardik
halusinasi
Jumlah
2. Kemampuan Nonverbal

Nama Klien
NO. Aspek yang Dinilai

1. Kontak mata
2. Duduk tegak
3. Menggunakan
Bahasa tubuh yang
sesuai
4. Mengikuti kegiatan
dari awal sampai
akhir
Jumlah

Petunjuk:

1. Di bawah judul nama klien tulis nama panggilan klien yang mengikut ikegiatan terapi
aktivitas kelompok stimulasi persepsi: halusinasi
2. Untuk setiap klien semua aspek dinilai dengan memberitanda untuk yang ditemukan dengan
tanda bila tidak ditemukan.
3. Jumlah kemampuan yang ditemukan, bernilai 3 atau 4 klien mampu dan nilai 0, 1 atau 2
klien belum mampu.

Anda mungkin juga menyukai