Anda di halaman 1dari 31

Case Report Session

LAPORAN KASUS ANTENATAL CARE

G2P0A1H0 GRAVID PRETERM 26-27 MINGGU KALA I FASE LATEN

Oleh

Satrya Aji Pamungkas 1840312401

Gilang Muhammad Fauzan 1840312444

Yoseph De Nachs 1840312438

Ismail Bin Abdullah 1840312404

Preseptor

dr. Pom Harry Satria, Sp.OG (K)

BAGIAN OBSTETRI DAN GINEKOLOGI


RSUD SUNGAI DAREH DHARMASRAYA
FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS ANDALAS

2019
TINJAUAN PUSTAKA

ANTENATAL CARE

1.1.DEFINISI
Antenatal care (ANC) adalah pengawasan kehamilan untuk mengetahui
kesehatan umum ibu, menegakkan secara dini penyakit yang menyertai
kehamilan, menegakkan secara dini komplikasi kehamilan, dan menetapkan
risiko kehamilan. Asuhan antenatal juga untuk menyiapkan persalinan
menuju well born baby dan well health mother, mempersiapkan perawatan
bayi dan laktasi, serta memulihkan kesehatan ibu yang optimal saat akhir kala
nifas (Manuaba, 2008). Pengetahuan ibu hamil tentang antenatal care
(pemeriksaan kehamilan) sangat penting karena dapat mengurangi angka
kematian ibu dan bayi.1
Tujuan utama antenatal care adalah menurunkan/mencegah kesakitan dan
kematian maternal dan perinatal. Tujuan khususnya adalah mengawasi ibu
hamil selama masa kehamilan sampai masa persalinan, merawat dan
memeriksa ibu hamil dalam arti jika didapatkan kelainan sejak dini yang
dapat mengganggu tumbuh kembang janin, harus diikuti upaya untuk
memberikan pengobatan adekuat, menemukan penyakit ibu sejak dini,
mempersiapkan ibu hamil sehingga proses persalinan yang dialaminya dapat
dijadikan pengalaman yang menyenangkan dan diharapkan serta
mempersiapkan ibu hamil agar dapat memelihara bayi dan menyusui secara
optimal (Manuaba, 2010). Adapun untuk manfaat antenatal care bagi ibu
hamil sangat penting untuk mengetahui ada atau tidaknya penyakit, risiko,
dan komplikasi kehamilan dan menjamin proses alamiah kelahiran berjalan
normal dan sehat, baik pada ibu maupun pada bayi yang dilahirkan dan proses
persalinan (Manuaba, 2003).1
Perawatan pada kehamilan merupakan salah satu tahapan penting menuju
kehamilan yang sehat salah satunya adalah pemeriksaan kehamilan. Untuk
mengurangi angka kematian ibu akibat melahirkan kelak, sehingga
kesejahteraan ibu betul – betul sudah diperhatikan sejak masa nifas. Kelainan
kehamilan dapat diketahui secara dini sehingga dapat diantisipasi secara dini,
kelainan – kelainan selama kehamilan. Boleh dikatakan pemeriksaan
kehamilan merupakan hal yang wajib dilakukan oleh para ibu hamil. Menurut
Rashad dan Essa (2010) tindakan yang tepat dapat menghindarkan ibu hamil
dari penyebab kematian maternal yang dapat dicegah. Tindakan dalam bentuk
perawatan kehamilan yang dapat dilakukan dapat berupa antenatal care,
menjaga kebersihan diri, memenuhi kebutuhan nutrisi, melakukan aktivitas
fisik dan aktivitas seksual sewajarnya, tidur dan istirahat yang cukup, dan lain
sebagainya (Bobak, Lowdermilk, & Jensen, 1995/2005; Pillitteri, 2010).1

Menurut Wagiyo dan Purnomo (2016), tujuan ANC yaitu sebagai berikut1
1. Memantau kemajuan kehamilan untuk memastikan kesehatan ibu dan
tumbuh kembang bayi.
2. Meningkatkan dan mempertahankan kesehatan fisik, mental, dan sosial
ibu dan bayi.
3. Mengenali secara dini adanya ketidaknormalan atau komplikasi yang
mungkin terjadi selama hamil, termasuk riwayat penyakit secara
umum, obstetric, dan pembedahan.
4. Mempersiapkan persalinan cukup bulan, melahirkan dengan selamat,
ibu maupun bayinya dengan trauma seminimal mungkin.
5. Mempersiakan ibu supaya masa nifas berjalan normal dan pemberian
ASI eksklusif.
6. Mempersiapkan peran ibu dan keluarga dalam menerima kelahiran
bayi supaya dapat tumbuh dan berkembang secara normal.

PELAYANAN ANTENATAL

Kunjungan ibu hamil ke tenaga kesehatan dilakukan untuk


mendapatkan pelayanan ANC sesuai standar yang ditetapkan. Istilah
kunjungan tidak hanya mengandung arti bahwa ibu hamil hanya
berkunjung ke fasilitas pelayanan. Namun setiap kontak tenaga kesehatan,
baik posyandu, polindes, atau kunjungan rumah dapat dianggap sebagai
kunjungan ibu hamil (Depkes RI,2008).1.
Menurut Manuaba (2010), jadwal kunjungan ANC yaitu sesuai dengan
usia kehamilan atau trimester.1
1. Trimester I dan II. Dilakukan setiap bulan sekali. Diambil data tentang
laboratorium. Dilakukan pemeriksaan ultrasonigrafi (kontribusi bidan).
Diberikan nasihat diet (gizi seimbang): protein 0,5 g per kgBB atau
tambah satu telur per hari. Observasi: penyakit yang dapat
memengaruhi kehamilan dan komplikasi kehamilan. Rencana:
pengobatan terhadap penyakit, menghindari terjadinya komplikasi
kehamilan, dan imunisasi tetanus I.
2. Trimester III. Dilakukan setiap dua minggu – seminggu sampai ada
tanda kelahiran tiba. Dilakukan evaluasi data laboratorium utuk melihat
hasil pengobatan. Dilakukan diet gizi seimbang, pemeriksaan
ultrasonografi, dan iunisasi tetanus II. Observasi : penyakit yang
menyertai kehamilan trimester III. Rencana pengobatan. Nasihat dan
petunjuk tentang tanda inpartu dan kemana harus datang untuk
melahirkan.
3. Jika dipatuhi, total jadwal melakukan ANC sebanyak 12-13 kali
selama hamil. Namun, di negara berkembang dilakukan sebanyak
empat kali sudah cukup: satu kali pada trimester I dan II dan 2 kali
pada trimester III.

Menurut WHO dan Depkes RI 2015, kunjungan ANC sebaiknya


dilakukan 4 kali selama kehamilan1
1. Satu kali pada trimester pertama (K1) dengan usia kehamilan 1 – 12
minggu untuk mendapatkan pemeriksaan kehamilan, perencanaan
persalianan dan pelayanan kesehata trimester pertama.
2. Satu kali pada trimester kedua (K2) dengan usia kehamilan 13 – 24
minggu untuk mendapatkan pelayanan antenatal sesuai standar selama
satu periode berlangsung.
3. Dua kali pada trimester ketiga (K3 & K4) denga usia kehamilan > 24
minggu untuk memantapkan rencana persalinan dan mengenali tanda
– tanda persalinan.
4. Pemeriksaan pertama sebaiknya dilakukan segera setelah diketahui
terlambat haid dan pemeriksaan khusus dilakukan jika terdapat
keluhan– keluhan tertentu.

Menurut Wagiyo & Putrono (2016), Kebijakan program pelayanan


asuhan antenatal harus sesuai standar yaitu “14 T” meliputi:1

1. Timbang berat badan (T1)


Ukur berat badan dalam kilo tiap kali kunjungan. Kenalkan berat
badan normal pada waktu hamil 0,5 kg perm minggu mulai trimester
kedua.
2. Ukur tekanan darah (T2)
Tekanan darah yang normal 110/80 hingga 140/90 mmHg, bila
melebihi dari 140/90 mmHg perlu diwaspadai adanya preeklamsi.
3. Ukur tinggi fundus uteri (T3)
4. Pemberian Tablet Fe sebanyak 90 tablet selama kehamilan (T4)
5. Pemberian imunisasi (T5)
6. Pemeriksaan Hb (T6)
7. Pemeriksaan VDRL (T7)
8. Perawatan payudara, senam payudara, dan pijat tekan payudara (T8)
9. Pemeliharaan tingkat kebugaran atau senam ibu hamil (T9)
10. Temu wicara dalam rangka persiapan rujukan (T10)
11. Pemeriksaan protein urine atas indikasi (T11)
12. Pemeriksaan reduksi urine atas indikasi (T12)
13. Pemberian terapi kapsul yodium untuk daerah endemis gondok (T13)
14. Pemberian terapi anti-malaria untuk daerah endemis malaria (T14)

Apabila suatu daerah tidak dapat melaksanakan 14T sesuai kebijakan


dapat dilakukan standar minimal pelayanan ANC yaitru 7T.
Ada beberapa hal yang harus diperhatikan dan dijelaskan pada Antenatal
Care, antara lain

1. Makanan (diet) ibu hamil harus mendapat perhatian terutama mengenai


jumlah kalori dan protein yang berguna untuk pertumbuhan janin dan
kesehatan ibu. Jumlah kalori yang dibutuhkan oleh ibu hamil setiap harinya
adalah 2.500 kalori. Pengetahuan berbagai jenis makanan yang dapat
memberikan kecukupan kalori tersebut sebaiknya dapat dijelaskan secara
rinci dan bahasa yang dimengerti oleh ibu hamil dan keluarganya. Jumlah
kalori yang berlebih dapat menyebabkan obesitas dan hal ini merupakan
faktor predisposisi untuk terjadinya preeklampsia. Jumlah pertambahan berat
badan sebaiknya tidak melebihi 10-12 kg selama hamil.1
- Protein (obstetri fisiologi)
Jumlah protein yang diperlukan ibu hamil adalah 85 gram per
hari.Jumlah ini lebih banyak dari kebutuhan protein wanita tidak hamil,
karena pada wanita hamil metabolisme bertambah untuk pertumbuhan
janin, pertumbuhan rahim, pertumbuhan buah dada, dan untuk
pertambahan volume darah.Sumber protein dapat diperoleh dari tumbuh-
tumbuhan (kacang-kacangan) atau hewani (ikan, ayam, keju,
telur).Defisiensi protein dapat menyebabkan kelahiran premature, anemia,
dan edema.
- Kalsium
Kebutuhan kalsium ibu hamil adalah 1,5 gram per hari.Kalsium
dibutuhkan untuk pertumbuhan janin, terutama bagi pengembangan otot
dan rangka. Sumber kalsium yang mudah diperoleh adalah susu, keju,
yogurt, dan kalsium karbonat. Defisiensi kalsium dapat menyebabkan
riketsia pada bayi atau osteomalasia pada ibu.
- Zat besi
Metabolisme yang tinggi pada ibu hamil memerlukan kecukupan
oksigenasi jaringan yang diperoleh dari pengikatan dan penghantaran
oksigen melalui hemoglobin di sel-sel darah merah.Untuk menjaga
konsentrasi hemoglobin yang normal, diperlukan asupan zat besi pada ibu
hamil dengan jumlah 30 mg/hari terutama setekah trimester kedua.Zat besi
yang diberikan dapat berupa ferrosus gluconate, ferrosus fumarate, atau
ferrosus sulphate.Kekurangan zat besi pada ibu hamil dapat menyebabkan
anemia defisiensi zat besi.
- Vitamin (obstetri fisiologi)
Pada binatang percobaan kekurangan vitamin dapat menimbulkan
kelainan bawaan dan abortus.Pada manusia pengaruh tersebut belum
terbuktitetapi bagaimanapun vitamin perlu untuk mencapai kesehatan
yang optimal.
i. Vitamin A diperlukan untuk menambah daya tahan tubuh terhadap
infeksi.
ii. Vitamin B complex terdiri dari vitamin B1 (thiamin), B2 (riboflavin),
asam nicotin dan vitamin B6. Vitamin B1 adalah vitamin anti neuritis.
Asam nikotin bersifat anti pellagra. Sedangkan jika keurangan B2
menyebabkan cheilosis. Ada kemungkinan bahwa kekurangan vitamin
B complex dapat menyebabkan perdarahan pada bayi, menambah
kemungkinan perdarahan post partum, dan atrofi dari ovaria.
iii. Vitamin C penting sekali untuk pertumbuhan janin.
iv. Vitamin D bersifat anti architis.
v. Vitamin E penting untuk reproduksi dan pertumbuhan embrio.

- Asam folat
Sel-sel darah merah juga memerlukan asam folat bagi pematangan
sel. Jumlah asam folat yang dibutuhkan oleh ibu hamil adalah 400
mikrogram per hari.Kekurangan asam folat dapat menyebabkan anemia
megaloblastik pada ibu hamil.
- Air (obstetri fisiologi)
Wanita hamil harus minum cukup banyak air kira-kira 6-8 gelas
sehari.Air menambah keringat dan juga pengeluaran racun dari usus dan
ginjal.

Kekurangan nutrisi dapat menyebabkan anemia, abortus, partus


prematurus dan pendarahan pasca persalinan.Jika makan makanan berlebihan
karena beranggapan untuk porsi dua orang dapat menyebabkan komplikasi
seperti gemuk, pre-ekslamsia, janin besar dan sebagainya.

2. Merokok, bayi dari ibu-ibu yang merokok mempunyai berat badan lebih
kecil, sehingga ibu hamil sangat tidak diperbolehkan untuk merokok.
3. Obat - obatan, untuk ibu hamil, pemakaian obat-obatan selama kehamilan
terutama pada triwulan I perlu dipertanyakan mana yang lebih besar
manfaatnya dibandingkan bahaya terhadap janin.
4. Ibu hamil boleh melakukan pekerjaannya sehari-hari di rumah, kantor, atau
pabrik. Asalkan semua pekerjaannya bersifat ringan. Kelelahan harus dicegah
dengan cara diselingi istirahat. Di Indonesia wanita hamil diberi cuti hamol
selama 3 bulan, 1,5 bulan sebelum bersalin dan 1,5 bulan sesudahnya. Tidak
ada gunanya wanita hamil berbaring terus-menerus seperti orang sakit, karena
istirahat yang lama akan melemahkan otot dan memberikan waktu untuk
berfikir yang bukan-bukan. Istirahat yang diperlukan adalah 8 jam pada
malam hari dan 1 jam pada siang hari.
5. Perawatan tubuh dan pakaian

Wanita hamil harus menggunakan pakaian yang longgar, bersih dan tidak ada
ikatan yang ketat pada daerah perut.Kebersihan tubuh harus terjaga selama
kehamilan.Perubahan anatomik pada perut, area genitalia/ lipat paha, dan
payudara menyebabkan lipatan-lipatan kulit menjadi lebih lembab dan mudah
terinvasi oleh mikroorganisme.Sebaiknya gunakan pancuran atau gayung saat
mandi, tidak dianjurkan berendam dalam bathtub dan melakukan vaginal
touché.Gunakan pakaian yang longgar, bersih, dan nyaman dan hindarkan
sepatu berhak tinggi dan alas kaki keras (tidak elastis) serta korset penahan
perut.Lakukan gerak tubuh ringan, misalnya berjalan kaki, terutama pada pagi
hari.Jangan melakukan pekerjaan rumah tangga yang berat dan hindarkan
kerja fisik yang menimbulkan kelelahan fisik yang berlebihan. Beristirahat
cukup, minimal 8 jam pada malam hari dan 2 jam di siang hari. Ibu tidak
dianjurkan melakukan kebiasaan merokok selama hamil harena dapat
menyebabkan vasopasme yang berakibat anoksia janin, berat badan lahir
rendah (BBLR), prematuritas, kelainan congenital, dan solusio plasenta.
Perawatan Payudara

Payudara perlu dipersiapkan sejak sebelum bayi lahir sehingga dapat


segera berfungsi dengan baik pada saat diperlukan.Pengurutan payudara untuk
mengeluarjan sekresi dan membuka duktus dan sinus laktiferus, sebaiknya
dilakukan secara hati-hati san benar karena pengurutan yang salah dapat
menimbulkan kontraksi pada rahim. Membasahi areola dan puting susu secara
lembut dapat mencegah retak dan lecet. Untuk sekresi yang mongering pada
puting susu, lakukan pembersihan dengan menggunakan campuran gliserin
dan alkohol. Karena payudara menegang, sensitive, dan menjadi lebih berat,
maka gunakan penopang payudara yang sesuai (brassiere).2

Perawatan Gigi

Paling tidak dibutuhkan dua kali pemeriksaan gigi selam kehamilan,


yaitu pada trimester pdertama dan ketiga.Penjadwalan pada trimester pertam
dikaitkan dengan hiperemesis dan ptialisme (produksi air liur yang berlebihan)
sehingga kebersihan rongga mulut harus selalu terjaga.Pada trimester ketiga
terkait dengan adanya kebutuhan kalsium untuk pertumbuhan janin sehingga
perlu diketahui apakah terdapat pengaruh yang merugikan pada gigi ibu
hamil.Dianjurkan untuk selalu menyikat gigi setelah makan karena ibu hamil
sangat rentan terhadap terjadinya caries dan gingivitis.

6. Buang air besar, pada wanita hamil kemungkinan mengalami obstipasi karena
kurang gerak badan, peristaltik usus kurang karena pengaruh hormon, dan
tekanan rektum oleh kepala. Akibat obstipasipanggu berisi penuh oleh usus
yang berisi feces dan uterus yang membesar, maka hal tersebut dapat
menimbulkan bendungan di dalam panggul.Bendungan ini memudahkan
timbulnya haemorroid dan pyelitis.Pencegahannya ialah dengan minum
banyak air, gerak badan yang cukup, makan yang banyak mengandung serat
seperti sayur dan buah.
7. Coitus, pada wanita yang mudah keguguran sebaiknya tidak melakukan coitus
pada hamil muda. Jika ingin melakukan coitus pada hamil muda, harus
dilakukan secara hati-hati. Coitus pada akhir kehamilan juga lebih baik
dihindarkan, karena kadang-kadang menimbulkan infeksi pada persalinan dan
nifas serta dapat memecahkan ketuban pada multipara. Selain itu sperma
mengandung prostaglandin yang dapat menimbulkan kontraksi uterus.
8. Kesehatan jiwa, karena ketenangan jiwa sangatlah penting dalam menghadapi
persalinan sehingga bukan saja dianjurkan untuk melakukan latihan-latihan
fisik tetapi juga latihan kejiwaan.

STANDARD PELAYANAN

Dalam melaksanakan pelayanan Antenatal Care, ada tujuh standar


pelayanan yang harus dilakukan oleh bidan atau tenaga kesehatan yang dikenal
dengan 7 T, yaitu :

1. Timbang berat badan

Bagaimana menghindari tingginya tingkat masa tumbuh pada trimester


pertama, atau menghindari berat badan melonjak tinggi pada saat hamil?
Jawabannya adalah gaya hidup sehat, yakni beraktivitas fisik secara proporsional
dan makan makanan sehat. Dengan pola ini, maka mereka yang sudah terlanjur
mengalami penambahan berat badan tinggi masih memiliki harapan untuk
melahirkan secara normal sesuai dengan hitungan masa kehamilan dan bebas dari
kemungkinan komplikasi.Berat badan dalam trimester ke III tak boleh bertambah
lebih dari 1 kg seminggu atau 3 kg sebulan.Penambahan yang lebih dari batas-
batas tersebut diatas disebabkan oleh penimbunan (retensi) air dan disebut pra
edema.2

Taksiran berat janin dapat ditentukan berdasarkan rumus Johnson


Toshack.Perhitungan penting sebagai pertimbangan memutuskan rencana
persalinan secara spontan. Rumus tersebut adalah :

Taksiran Berat Janin (TBJ) = (Tinggi fundus uteri (dalam cm) - N) x 155

Dengan interpretasi hasil :

N = 11 bila kepala masih berada di bawah spina ischiadika


N = 12 bila kepala masih berada di atas spina ischiadika

N = 13 bila kepala belum lewat PAP

2. Mengukur Tekanan darah, untuk mengetahui apakah ada hipertensi atau


tidak. Karena hipertensi dapat menimbulkan preeklampsia, solusio plasenta,
IUGR, IUFD dan lainnya.
3. Ukur Tinggi fundus uteri (TFU)

a. Mengukur tinggi fundus uteri adalah untuk memantau tumbuh kembang


janin.
b. Untuk mengetahui usia kehamilan.
c. Pada kehamilan diatas 20 minggu fundus uteri diukur dengan pita ukur
(cm).
d. Jika usia kehamilan kurang dari 20 minggu menggunakan petunjuk-
petunjuk badan.

1. Pemberian imunisasi TT lengkap


a. TT1 dapat diberikan pada kunjungan ANC pertama.
b. TT2 diberikan 4 minggu setelah TT1, lama perlindungan 3 tahun.
c. TT3 diberikan 6 bulan setelah TT2, lama perlindungan 5 tahun.
d. TT4 diberikan 1 tahun setelah TT3, lama perlindungan 10 tahun.
e. TT5 diberikan 1 tahun setelah TT4, lama perlindungan 25 tahun / seumur
hidup.
2. Pemberian Tablet Fe
a. Tablet Fe dapat diberikan setelah rasa mual hilang.
b. Pemberian minimal 90 tablet selama kehamilan.
c. Tablet Fe tidak boleh diminum bersama kopi atau teh.
d. Tablet Fe bisa diberikan secara bersamaan dengan vitamin C.
3. Tes terhadap penyakit menular seksual.
4. Temu wicara dalam rangka persiapan rujukan.

FUNGSI ANC
Untuk dapat mendeteksi sedini mungkin segala kelainan yang terdapat
pada ibu dan janinnya, dilakukan pemeriksaan fisik diagnostik mulai dari
anamnesa yang teliti sampai dapat ditegakkan diagnosa diferensial dan diagnosa
sementara beserta prognosisnya, sehingga dapat memilah apakah ibu ini dan
janinnya tergolong Kehamilan Resiko Tinggi / non Kehamilan Resiko Tinggi dan
apakah perlu segera dirawat untuk pertolongan selanjutnya, sehingga didapatkan
hasil ibu dan anak sehat fisik serta mental yang optimal.3

a. Anamnesa

Anamnesa dimulai dari anamnesa pribadi seperti nama, umur, pendidikan,


suku/ bangsa, pendapatan perbulan, alamat, baik ibu maupun suaminya. Dari
anamnesa pribadi dapat diambil sesuatu mengenai nilai sosial, budaya, ekonomi,
agama dan lingkungannya, yang dapat mempengaruhi kondisi ibu dan
keluarganya.Umur penting, karena ikut menentukan prognosa kehamilan.Kalau
umur terlalu lanjut atau terlalu muda maka persalinan lebih banyak resikonya.

Kondisi lingkungan seta kebiasaan yang dapat merugikan kesehatan,


misalnya tempat tinggal (daerah kumuh/miskin), kita dapat memprediksi apakah
ibu ini tergolong Kehamilan Resiko Tinggi non Kehamilan Resiko Tinggi.

Anamnesa keluhan utama yang dirasakan saat ini dan keluhan tambahan
ditanyakan jenis dan sifat gangguan yang dirasakan serta lamanya mengalami
gangguan tersebut, kemudian ditelaah anamnese utama tersebut lebih rinci.Juga
dianamnese mengenai riwayat hamil muda, apakah ada pening, mual, muntah,
hipersalivasi (emesis gravidarum) dan hiperemesis gravidarum.

Riwayat hamil yang sekarang, apakah ada mual, muntah, hipersalivasi,


bagaimana dengan nafsu makan, miksi ( kencing ), defekasi ( BAB ), tidur,
apakah ada trauma abdomen (perut), Bila mulai merasa pergerakan anak, kalau
kehamilan masih muda adakah mual, muntah, sakit kepala, perdarahan, kalau
kehamilan sudah tua adakah bengkak di kaki atau muka, sakit kepala, perdarahan,
sakit pinggang, dll. Edema dalam kehamilan dapat disebabkan oleh toxaemia
gravidarum atau oleh tekanan rahim yang membesar pada vena-vena dalam
panggul yang mengalirkan darah dari kaki, tetapi juga oleh defisiensi vitamin B1,
hipoproteinemia, dan penyakit jantung.3

Anamnesa mengenai riwayat persalinan sebelumnya dan bagaimana proses


persalinannya, apakah spontan atau operatif obstetri, apakah pernah abortus,
partus immaturus, prematurus sebelumnya. Kemudian apakah anaknya masih
hidup sampai sekarang, atau meninggal disebabkan penyakit apa, apakah pernah
melahirkan anak kembar, kelainan kongenital (cacat bawaan), dan lain-lain,
sehingga kita dapat menyimpulkan apakah ibu tergolong dalam Bad Obstetrics
History (BOH) / riwayat obstetri yang jelek.

Anamnesa mengenai haid, menarche, teratur atau tidak, siklus,


banyaknya, lamanya, apakah ada dismenorea, fluor albus, pruritus vulvae ( gatal
pada kemaluan ),usia kehamilan, kapan hari pertama haid terakhir, sehingga kita
dapat menentukan taksiran tanggal persalinannya (TTP). Bila hari pertama haid
terakhir diketahui, maka dapat dijabarkan taksiran tanggal persalinan memakai
rumus Naegele :

TTP = hari+7 , bulan -3 , tahun + 1 HT

Anamnesa mengenai penyakit-penyakit yang pernah diderita sebelum dan


selama hamil ini Apakah pernah DM, Tifus, Hepatitis, HIV, Sifilis, Herpes
Genitalia Rubella, sakit Jantung, sakit Paru, sakit Ginjal, sakit Tiroid, Anemia,
apakah ibu ini perokok, alkoholism dan obat-obatan terutama narkoba, dan lain-
lain.

b. Pemeriksaan fisik

Pemeriksaan Status Present (kondisi saat ini): Keadaan umum Kesadaran,


keadaan emosional, gizi, nadi, TD, Pernafasan, Cyanose, Dyspnoe, suhu, anemis,
turgor, berat badan,tinggi badan.Bila ada tanda-tanda kedaruratan, maka ibu
segera dikirim ke ruang rawat inap untuk penanganan selanjutnya.

Pemeriksaan status lokalis : kepala, muka, cloasma gravidarum, mulut,


gigi (apakah ada caries), tonsil/faring (apakah ada tonsilitis/faringitis), hal ini
perlu diperhatikan karena merupakan infeksi fokal yang dapat menyebabkan
gangguan pada ibu hamil dan janinnya yang lebih serius, pemeriksaan mata,
kuping, hidung, rambut, kelenjar tiroid, dan lain-lain.

Pada pemeriksaan inspeksi abdomen diperiksa bentuk dan ukuran


abdomen, varises, jaringan parut, gerakan janin dan lain-lain.Selain itu juga perlu
dilakukan pemeriksaan palpasi dimana diminta berbaring terlentang, kepala dan
bahu sedikit lebih tinggi dengan memakai bantal.Pemeriksa berdiri di
sebelahkanan ibu hamil. Dengan sikap hormat lakukanlah palpasi bimanual
terutama pada pemeriksaan perut dan payudara. Palpasi abdomen dilakukan untuk
menentukan besar dan konsistensi rahim (tinggi fundus), bagian-bagian janin,
letak dan presentasi, gerakan janin, sejauh mana bagian terbawah bayi masuk
pintu atas panggul, dan kontraksi Rahim Braxton-Hicks dan hiss.

Selain palpasi juga diperlukan pemeriksaan auskultasi.Pemeriksaan


melalui auskultasi digunakan untuk mendengar denyut jantung janin. Alat yang
digunakan adalah stetoskop monokuler yang dapat mendengar denyut jantung
janin pada pada usia kehamilan 18-20 minggu ke atas. Dengan adanya denyut
jantung janin dapat memastikan adanya kehamilan, janin hidup serta letak janin di
dalam uterus.Suara auskultasi yang berasal dari janin dapat berupa, denyut
jantung janin, gerakan janin dan bising tali pusat.Sedangkan suara yang berasal
dari ibu dapat berupa, denyut aorta, bising uterus, bising usus.

Cara menghitung denyut jantung janin :

 Dihitung dalam 5 detik dan dilakukan sampai 3 kali. Hasilnya dijumlah


dan dikalikan 4.
 Denyut jantung normal : 120-152 kali/menit
 Daerah yang terjelas guna mendengarkan denyut jantung janin disebut
punctum maksimum. Ketika mendengarkan denyut jantung janin,
perhatikan frekuensi dan irama.

Pemeriksaan dilakukan secara menyeluruh pada genitalia eksterna dan bila


perlu dapat pula dilakukan pemeriksaan dalam untuk kasus-kasus tertentuyang
tidak memiliki kontra indikasi seperti dugaan plasenta previa untuk mengetahui
keadaan panggul dan turunnya bagian bawah anak, apakah dalam keadaan inpartu,
dan lain sebagainya.

Pemeriksaan dalam biasanya dilakukan pada pemeriksaan pertama pada


hamil muda dan sekali lagi pada kehamilan ± 8 bulan untuk menentukan keadaan
panggul. Fungsi pemeriksaan dalam adalah :

1. Menentukan bagian terbawah janin.


2. Kalau bagian yang terbawah adalah kepala dapat ditentukan posisi
uuk, uub, dagu, hidung, orbita dan mulut.
3. Kalau letak sungsang dapat teraba anus, sacrum dan tuber ischii.
4. Menentukan pembukaan serviks.
5. Mengevaluasi keadaan vagina, serviksa dan panggul.

Indikasi pemeriksaan dalam :

1. Jika pemeriksaan luar, kedudukan janin tidak dapat ditentukan.


2. Jika ada sangkaan kesempitan panggul atau CPD.
3. Jika persalinan tidak maju.
4. Untuk menentukan nilai pelvis :
 Pendataran serviks.
 Pembukaan serviks.
 Konsistensi serviks.
 Turunnya bagian terbawah janin menurut hodge.

Kondisi panggul sangatlah penting, terutama pada primigravida. Hal


tersebut dikarenakan panggul belum pernah teruji dalam proses persalinan.
Sebaliknya, pada multigravida, anamnesa mengenai persalinan sebelumnya dapat
memberikan gambaran mengenai kondisi panggul.

Seorang multipara yang sudah beberapa kali melahirkan anak aterm serta
spontan, dapat disimpulkan memilki panggul yang cukup luas.Walaupun begitu
dalam keadaan tertentu pada beberapa multipara, dapat terjadi penyempitan jalan
lahir yang disebabkan oleh tumor tulang (osteoma, osteofibroma) yang berasal
dari daerah panggul ataupun yang berasal dari daerah jaringan lunak disekitar
jalan lahir.

Ciri-ciri panggul sempit :

1. Pada primigravida kepala belum turun pada bulan terakhir.


2. Pada multipara jika dalam anamnesis, proses persalinan yang terdahulu
sukar (riwayat obstetrik jelek).
3. Jika terdapat kelainan letak pada hamil tua.
4. Jika tubuh ibu menunjukkan kelainan seperti kifosis, skoliosis ataupun
kelainan pada tulang-tulang ekstremitas.
5. Jika ukuran luar sempit

c. Pemeriksaan penunjang

Laboratorium (darah, urin, feses) rutin, bila ada indikasi, kita dapat
melakukan pemeriksaan skrining untuk Sifilis, Triponema Pallidum, VDRL,
HIV.Fetal anomalies dengan amniosintesis, Urine terutama diperiksa atas
glukosa, zat putih telur, dan sedimen. Adanya glukosa dalam urine orang
hamil harus dianggap sebagai gejala penyakit diabetes kecuali kalau kita dapat
membuktikan bahwa hal-hal lain yang menyebabkannya.Pada akhir kehamilan
dan dalam nifas reaksi reduksi dapat menjadi positif oleh adanya laktosa
dalam urine.Zat putih telur positif dalam urine pada nefritis, toxaemia
gravidarum, dan radang dari saluran kencing.

Darah perlu ditentukan Hb 3 bulan sekali karena pada orang hamil sering
timbul anemia karena defisiensi Fe. Selanjutnya perlu diperiksa reaksi
serologis (WR), golongan darah, dan kadar gula darah. Golongan darah
ditentukan supaya kita cepat dapat mencarikan darah yang cocok jika
penderita memerlukannya.Feses diperiksa atas telur-telur cacing.

USG (dapat mengetahui kelainan kongenital, jumlah air ketuban, posisi


anak, keadaan plasenta, dan lain-lain).Skrining untuk infeksi saluran kencing
dan penyakit hubungan seksual. Pemeriksaan radiologi, kardiotokografi,
amnioskopi, dan pemeriksaan penunjang lain.

Dari seluruh pemeriksaan diatas, dapat dibuat kesimpulan untuk


menegakkan diagnosa.Kehamilannya normal atau tidak.Kemudian dapat
melakukan penyaringan pasien apakah termasuk golongan Kehamilan Resiko
Tinggi atau normal, atau perlu segera rawat inap atas indikasi ibu dan
anak.Hal tersebut penting agar kita dapat mendeteksi kelainan sedini mungkin.

Pada ibu hamil pemeriksaan antenatal memegang peranan penting dalam


perjalanan kehamilan dan persalinannya. Ibu hamil yang tidak memeriksakan
kehamilannya pada tenaga medis akan mengalami resiko kematian 3-7 kali
dibandingkan dengan ibu yang memeriksakan kehamilannya.

JADWAL KUNJUNGAN

Pemeriksaan kehamilan hendaknya dilakukan sedini mungkin ialah segera


setelah seorang wanita merasakan diri hamil, supaya dokter atau bidan
mempunyai waktu yang cukup banyak untuk mengobati atau memperbaiki
keadaan-keadaan yang kurang memuaskan.4

a. Jadwal melakukan pemeriksaan Antenatal Care sebanyak 12 - 13 kali


selama kehamilan. Di negara berkembang pemeriksaan Antenatal Care
dilakukan sebanyak 4 kali sudah cukup sebagai kasus tercatat.

1) Pemeriksaan pertama dilaksanakan segera setelah diketahui


terlambat haidnya satu bulan.

2) Pemeriksaan ulang setiap dua minggu sampai umur kehamilan


delapan bulan.

3) Pemeriksaan ulang setiap minggu sesudah umur kehamilan


delapan bulan sampai terjadinya persalinan.
b. Kunjungan Antenatal Care sebaiknya dilakukan 4 kali selama kehamilan
yaitu trimester pertama 1 kali, trimester kedua 1 kali dan trimester ketiga 2
kali.
c. Perlu segera memeriksakan kehamilan bila dilaksanakan ada gangguan
atau bila janin tidak bergerak lebih dari 12 jam.
d. Pada kehamilan tanpa penyulit jadwal kunjungan cukup 4 kali selama
kehamilan. Kunjungan pertama dilakukan 1 kali hingga usia kehamilan 28
minggu, lalu 1 kali kunjungan selama kehamilan 28-36 minggu, dan 2 kali
kunjungan pada usia kehamilan diatas 36 minggu. Tetapi bila kehamilan
dengan resiko tinggi atau dengan penyulit perhatian dan jadwal kunjungan
harus lebih sering.

Dari kunjungan satu ke kunjungan berikutnya sebaiknya dilakukan


pencatatan:

 Keluhan yang dirasakan ibu hamil


 Hasil pemeriksaan setiap kunjungan
Umum
- Tekanan darah
- Respirasi
- Nadi
- Temperatur tubuh
Abdomen
- Tinggi fundus uteri
- Letak janin (setelah 34 minggu)
- Presentasi janin
- Denyut jantung janin
Pemeriksaan tambahan
- Proteinuria
- Glukosuria
- Keton
 Menilai kesejahteraan janin
Untuk menilai kesejahteraan janin pada kehamilan resiko tinggi
dapat dilakukan berbagai jenis pemeriksaan atau pengumpulan informasi,
baik yang diperoleh dari ibu hamil maupun pemeriksaan oleh petugas
kesehatan.Pemeriksaan yang memerlukan peralatan canggih umumnya
dilakukan alat pencatat denyut jantung janin (kardiotokografi) dan
ultrasonografi yang disebut dengan pemeriksaan profil biofisik janin
(biophysic profile).
Berbagai jenis pemeriksaan tersebut adalah:
- Pengukuran tinggi fundus uteri terutama usia kehamialn >29 minggu
yang akan disesuaikan dengan usia kehamilan saat pemeriksaan
dilakukan. Tinggi fundus yang normal sama dengan usia kehamilan.
- Gerakan menendang atau tendangan janin (10 gerakan/12 jam)
- Gerakan janin
- Gerakan janin yang menghilang dalam waktu 48 jam dikaitkan dengan
hipoksia berat atau janin meningggal
- Denyut jantung janin
- Ultrasonografi
Bila usia kehamilan memasuki 34 minggu, selainpemeriksaan
diatas, juga dilakukan pemeriksaan tentang:
- Penilaian besar janin, letak dan presentasi
- Penilaian luas panggul

BEBERAPA GEJALA DAN TANDA BAHAYA SELAMA


KEHAMILAN

Pada umumnya 80-90 % kehamilan akan berlangsung normal dan hanya


10-12 % kehamilan yang disertai dengan penyulit atau berkembang menjadi
kehamilan patologis. Kehamilan patologis sendiri tidak terjadi secara mendadak
karena kehamilan dan efeknya terhadap organ tubuh berlangsung secara bertahap
dan berangsur-angsur. Deteksi dini gejala dan tanda bahaya selama kehamilan
merupakan upaya terbaik untuk mencegah terjadinya gangguan yang serius
terhadap kehamilan ataupun keselamatan ibu hamil. Faktor predisposisi dan
adanya penyakit penyerta sebaiknya juga dikenali sejak awal sehingga dapat
dilakukan berbagai upaya maksimal untuk mencegah gangguan yang berat baik
terhadap kehamilan dan keselamatan ibu maupun bayi yang dikandungnya.5

Perdarahan

Perdarahan pada kehamilan muda atau usia kehamilan di bawah 20


minggu, umumnya disebabkan oleh keguguran. Sekitar 10-12 % kehamilan akan
berakhir dengan keguguran yang umumnya 60-80 % disebabkan oelh kelainan
kromosom yang ditemui pada spermatozoa ataupun ovum. Penyebab yang sama
dan menimbulkan gejala perdarahan pada kehamilan muda dan ukuran
pembesaran uterus tidak sesuai dengan usia kehamilan atau lebih besar, pada
umumnya disebabkan oleh mola hidantidosa. Perdarahan pada kehamilan muda
dengan uji kehamilan tidak jelas, pembesaran uterus lebih kecil dari seharusnya,
dan adanya massa di adneksa biasanya disebabkan oleh kehamilan ektopik.

Perdarahan pada kehamilan usia lanjut atau di atas 20 minggu pada


umumnya disebabkan oleh plasenta previa. Perdarahan yang terjadi sangat terkait
dengan luas plasenta dan kondisi segmen bawah rahim yang menjadi implantasi
plasenta tersebut.Pada plasenta yang tipis dan menutupi sebagian jalan lahir, maka
umumnya terjadi perdarahan bercak berulang dan apabila segmen bawah rahim
mulai terbentuk disertai dengan sedikit penurunan bagian terbawah janin, maka
perdarahan mulai meningkat hingga tingkatan yang dapat membahayakan
keselamatan ibu.Plasenta yang tebal yang menutupi seluruh jalan lahir dapat
menimbulkan perdarahan hebat tanpa didahului oleh perdarahan bercak atau
berulang sebelumnya.Plasenta previa menjadi penyebab dari 25 % kasus
perdarahan antepartum.

Bila mendekati saat persalinan, perdarahan dapat disebabkan oleh solusio


plasenta (40 %) atau vasa previa (5 %) dari keseluruhan perdarah anterpartum.

Preeklampsia

Pada umumnya ibu hamil dengan usia kehamilan diatas 20 minggu disertai
dengan peningkatan tekanan darah di atas normal sering diasosiasikan dengan
preeklampsia. Data informasi awal terkait dengan tekanan darah sebelum hamil
akan sangat membantu petugas kesehatan untuk membedakan hipertensi kronis
dengan preeklampsia.

Nyeri Hebat di Daerah Abdominopelvikum

Bila hal ini terjadi pada kehamilan trimester kedua atau ketiga dan disertai
dengan riwayat dan tanda-tanda di bawah ini, maka diagnosisnya mengarah pada
solusio plasenta, baik dari jenis yang disertai perdarahan yang keluar (revealed)
maupun tersembunyi (concealed):

- Trauma abdomen
- Preeklampsia
- Tinggi fundus uteri lebih besar dari usia kehamilan
- Bagian-bagian janin sulit diraba
- Uterus tegang dan nyeri
- Janin mati dalam rahim

Gejala dan Tanda Lain yang Harus Diwaspadai

Beberapa gejala dan tanda lain yang terkait dengan gangguan serius
selama kehamilan adalah sebagai berikut:

 Muntah berlebihan yang berlangsung selama kehamilan (hiperemesis


gravidarum)
 Disuria
 Menggigil atau demam
 Ketuban pecah dini atau sebelum waktunya
 Uterus lebih besar atau lebih kecil dari usia kehamilan yang sesungguhnya
LAPORAN KASUS

IDENTITAS

Nama : Ny. V

Usia : 23 tahun

Pekerjaan : Ibu Rumah Tangga

No. RM : 057868

Alamat : BKR 2 Blok B

Tanggal : 8 Desember 2019

Nama suami : Tn. J

Umur : 32 tahun

Pekerjaan : Wiraswasta

ANAMNESA

Keluhan utama

Seorang pasien wanita usia 23 tahun datang ke IGD kebidanan RSUD


Sungai Dareh, Dharmasraya pada tanggal 8 Desember pukul 10.15 dengan
keluhan nyeri pinggang menjalar ke ari-ari disertai lendir bercampur darah dari
kemaluan sejak 2 jam sebelum masuk rumah sakit.

Riwayat Penyakit Sekarang

o Pasien sudah tidak haid sejak 7 bulan yang lalu


o Ini merupakan kehamilan yang kedua, dengan riwayat abortus pada
kehamilan pertama.
o Payudara terasa membesar dan kadang terasa sedikit nyeri
o Pasien kadang merasa mual bahkan kadang sampai muntah, 1-2x dalam 1
minggu. Muntah berisi apa yang dimakan,darah (-)
o Pasien merasa lemah dan mudah lelah
o pasien merasakan frekuensi berkemih menjadi lebih sering
o Riwayat keluar darah dari kemaluan tidak ada
o HPHT : 5 -06-2019
o TP :12 -3-2020
o ANC : belum pernah kontrol kehamilan sebelumnya
o Riw menstruasi : menarche usia 12 tahun, siklus teratur, 1x28 hari dalam 3
bulan terakhir sebelum hamil, selama 5-7 hari, 2-3 kali ganti duk per hari,
nyeri (-)

Riwayat Penyakit Dahulu

Tidak pernah menderita penyakit jantung, paru, hati, ginjal, DM, dan
hipertensi

Riwayat Penyakit Keluarga

Tidak ada anggota keluarga yang menderita penyakit keturunan, menular,


dan kejiwaan

Riwayat Pekerjaan, Sosial Ekonomi, Kejiwaan, Dan Kebiasaan

 Riw. perkawinan : 1 x tahun 2016


 Riw. Kehamilan/Abortus/Persalinan: 2/1/0
 Riwayat Imunisasi : (-)
 Riwayat kebiasaan : merokok, minum alkohol, dan narkoba tidak ada

Riwayat Psikososial

 Pendidikan terakhir ibu : Tamat SMA


 Pendidikan terakhir suami : Tamat SMA
 Pekerjaan ibu : Ibu Rumah Tangga
 Pekerjaan suami : Wiraswasta
 Penghasilan rata-rata total ibu dan suami per bulan + Rp 3.500.000,-,
dirasa cukup
 Pasien merasa tidak ada masalah yang menghambat dalam melakukan
kunjungan perawatan kehamilan dan kesehatan
 Pasien tidak ada riwayat pindah tempat tinggal dalam 12 bulan terakhir
 Pasien merasa aman tinggal di tempat tinggal sekarang
 Pasien dan anggota keluarga lain tidak ada yang tidur dalam kelaparan
 Dalam 2 bulan terakhir pasien tidak pernah menggunakan tembakau atau
olahannya, obat terlarang, dan alkohol
 Dalam tahun sebelumnya tidak ada orang yang memukul atau mencoba
menciderai pasien

Riwayat Pemeriksaan Laboratorium

 Pemeriksaan Hb dan Ht sebelumnya: belum pernah


 Pemeriksaan urinalisa sebelumnya: belum pernah
 Pemeriksaan kultur urin sebelumnya: belum pernah
 Pemeriksaan penapisan antibody, status rubella, penapisan sifilis, paps
smear, uji HbsAg dan uji HIV sebelumnya : belum pernah

Riwayat Kehamilan Risiko Tinggi

 Pasien tidak pernah menderita penyakit lain dalam hamil yang sekarang
 Pasien tidak sedang mengkonsumsi obat saat ini
 Tidak pernah menderita kelainan gizi kurang atau buruk sebelumnya

Riwayat Nutrisi

 Pasien mengakui ada penambahan berat badan 2 kg selama hamil (sebelum


hamil BB 78 kg, setelah hamil 80 kg)
 Porsi makan pagi ibu (jam 08.00) biasanya: Nasi dengan 2 potong protein
hewani dengan sayur dan buah
 Porsi makan siang ibu (jam 13.00) biasanya: Nasi dengan 2 potong protein
hewani, dan protein nabati kadang-kadang dengan sayur dan buah
 Porsi makan malam ibu (jam 19.00) biasanya: Nasi dengan 2 potong
protein hewani dan protein nabati.
 Makanan selingan antara waktu makan, misalnya buah-buahan
 Pasien jarang sekali minum susu.
 Penambahan porsi makan pasien selama hamil biasanya berupa 1 – 2
potong protein, rutin
 Pasien menggunakan garam beryodium untuk masakan di rumah
 Ibu mengaku mendapatkan makanan yang ia inginkan selama hamil
 Ibu mengaku mendapatkan cukup makanan selama hamil

Riwayat Lingkungan Tempat Tinggal

 Lingkungan tempat tinggal diakui pasien cukup bersih


 Pembuangan sampah di tong sampah depan rumah
 Sumber air bersih: sumur gali, pakai pompa air, warna jernih
 Selokan di sekitar rumah lancar, tidak tersumbat

Riwayat Aktivitas

 Pasien tidak ada olahraga selama hamil


 Istirahat dirasa cukup
 Riwayat bepergian jauh keluar kota kadang kadang ± 1 kali dalam sebulan
 Riwayat bepergian dengan pesawat udara selama kehamilan tidak ada

Riwayat Kebersihan Diri dan Koitus

 Pasien mandi 2 kali sehari di kamar mandi dalam rumah


 Penggunaan shower mandi selama kehamilan tidak ada
 Gosok gigi selama hamil 2 kali sehari, pagi (sesudah sarapan) dan malam
(sebelum tidur)
 Kontrol gigi selama hamil ke dokter gigi tidak pernah
 Ibu merasa cocok dan nyaman dengan pakaian sehari-hari
 Pemakaian bra dirasa tepat
 Pemakaian stoking ketat selama hamil tidak ada
 Pemakaian sepatu hak tinggi selama hamil tidak ada
 BAB frekuensi 1-2x sehari di kamar mandi, lancar
 BAK frekuensi 3-4x sehari di kamar mandi, lancar
 Koitus selama hamil belum pernah, karena takut berdampak pada
kehamilan
 Masalah dalam hubungan dengan suami karena penurunan frekuensi koitus
selama hamil tidak ada

Riwayat Kebiasaan

 Riwayat merokok selama hamil tidak ada


 Suami pasien tidak merokok
 Riwayat konsumsi alkohol selama hamil tidak ada
 Riwayat konsumsi kopi selama hamil sangat jarang
 Riwayat penggunaan obat terlarang selama hamil tidak ada

Riwayat Keluhan Medis

 Riwayat kaki bengkak, tensi tinggi, dan mata kabur selama kehamilan
tidak ada
 Riwayat mual selama kehamilan ada, biasanya di pagi hari, muntah ada 1-
2x seminggu.
 Riwayat konstipasi, nyeri berkemih, nyeri punggung, varises, hemorrhoid,
ngidam aneh aneh, air liur berlebih, nyeri kepala dan keputihan selama
kehamilan tidak ada
 Riwayat nyeri ulu hati selama kehamilan tidak ada
 Riwayat kelelahan selama kehamilan tidak ada

PEMERIKSAAN FISIK

Keadaan umum : Sakit Sedang

Kesadaran : compos mentis kooperatif

Tinggi Badan : 156 cm


Berat Badan sebelum hamil : 78 Kg BMI : 32

Berat Badan sesudah hamil : 80 Kg

LILA : 29 cm

Vital sign: Tekanan Darah : 100/70 mmHg

Nadi : 120x/menit

Nafas : 20x/menit

Temperatur : 38.1 oC

Mata : Konjungtiva tidak anemis, sklera tidak ikterik

Leher : JVP 5 – 2 cmH2O, kelenjar tiroid tidak membesar

Thorak

Paru : Inspeksi : gerakan normal simetris kiri sama dengan kanan

Palpasi : Fremitus kiri sama dengan kanan

Perkusi : sonor kiri sama dengan kanan

Auskultasi : Vesikuler normal, rhonki -/-, wheezing -/-

Jantung : Inspeksi : Ictus cordis tidak terlihat

Palpasi : Ictus cordis teraba 1 jari medial LMCS RIC V

Perkusi : Batas jantung dalam batas normal

Auskultasi : Bunyi jantung murni, teratur bising (-)

Abdomen : Status obstetrikus

Genitalia : Status obstetrikus

Ekstermitas : Edema (-/-), refleks fisiologis (+/+), refleks patologis (-/-)


Status Obstetrikus

Abdomen

 Inspeksi :Tidak tampak membuncit Linea mediana hiperpigmentasi


(+), striae gravidarum (+), sikatriks (-)
 Palpasi : TFU 26 cm
 HIS (+) 2-3 x, sedang
 Perkusi : Timpani
 Auskultasi : Bising usus (+) normal

Genitalia :

 Inspeksi : rambut pubis +, V/U tenang


 Portio : pembukaan 2-3 cm, tipis

DIAGNOSA : G2P0A1H0parturien preterm gravid 26-27 minggu


kala 1 fase laten

Pemeriksaan penunjang :

Hasil pemeriksaan laboratorium :

 Hb : 11,1 gr%
 Leukosit : 4.460/ mm3
 Ht : 36,1%
 Trombosit : 268.000/mm3
 Pemeriksaan golongan darah dan Rhesus, status Rubella, penapisan
sifilis, paps smear, Uji HbsAg, dan uji HIV tidak dilakukan.

USG :

 Gravid 26-27 minggu


 EFW 982
 FHR 168
Therapy :

 IVFD RL 20 tpm
 Inj. Dexametason 2x2 amp
 Asam mefenamat 3x500mg

Saran :

Pemeriksaan laboratorium :

 HIV/AIDS
 VDRL
 Hepatitis B
 Gula Darah Random

Berikan Konseling :

a.Aktifitas fisik

 Aktifitas sehari-hari mulai dikurangi, jangan terlalu aktif


 jangan terlalu letih, istirahat yang cukup
 Olah raga (jalan pagi)
 Jangan terlalu lama berdiri
 Tidak boleh melakukan pekerjaan yang membahayakan atau
pekerjaan yang terlalu berat
 Aktivitas koitus dikurangi, terutama trimester pertama harus hati-
hati.

b. Mandi dan cara berpakaian

 Mandi 2 x sehari, tapi berhati-hati saat mandi


 Perawatan payudara dan putting susu (membersihkan putting susu
dan payudara)
 Menggunakan bra yang pas yang dapat menompang payudara
 Memakai pakaian yang nyaman dan tidak ketat
 Hindari memakai stocking atau celana yang ketat
 Hindari kuku jari tangan yang panjang

c. Gizi dan nutrisi

 Cukupi gizi selama kehamilan (karbohidrat, protein, vitamin,


mineral, susu)
 Minum air minimal 9 gelas/hari. Makan, makanan yang berserat
seperti sayur dan buah-buahan
DAFTAR PUSTAKA

1. Fatkhiyah, N. and Izzatur, A.(2019) ‘Keteraturan kunjungan antenatal care di


wilayah kerja puskesmas Slawi kabupaten Tegal’, Jurnal Kebidanan,3, pp. 6–
9.
2. World Health Organization (2015) Trends in maternal mortality: 1990 to
2015. Switzerland. Available at:
https://www.afro.who.int/sites/default/files/20 17-05/trends-in-maternal-
mortality-1990-to2015.pdf.
3. Williams, A. L. et al. (2018) ‘Maternal Vaccine Knowledge in Low and
Middle Income Countries — and Why It Matters’, Human Vaccines &
Immunotherapeutics. Taylor & Francis, 00(00), pp. 1–4. doi:
10.1080/21645515.2018.1526589.
4. Yuliana, A. and Mursudarinah (2017) ‘The Correlation Between Knowledge
and Status of Tetanus Toxoid Immunization in 3rd trimester pregnant woman
at PKD Bidan Desa Ngasinan Bulu Sukoharjo’, Jurnal Kebidanan dan Ilmu
Kesehatan, 4(2), pp. 1–13.
5. Mathe, M. (2017) ‘Socio-demographic factors affecting utilization of
Antenatal care in Botswana’, International Journal of Academic Research in
Business and Social Sciences, 7(October), p. 481. doi:
10.6007/IJARBSS/v7i9/3343.

Anda mungkin juga menyukai