Anda di halaman 1dari 17

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Sejak manusia melakukan usaha mendidik anak-anaknya pastilah mereka
telah pula melakukan usaha menilai hasil usaha mereka dalam mendidik anak-
anak mereka itu, kendatipun dalam bentuk dan cara yang sangat sederhana sekali
. Memang tindakan tersebut adalah wajar dan tidak dapat tidak pasti dijalankan,
karena sebenarnya penilaian hasil-hasil pendidikan itu tak dapat dipisah-
pisahkan dari usaha pendidikan itu sendiri, penilaian merupakan salah satu aspek
yang hakiki dari pada usaha itu sendiri. Pendidikan adalah usaha pendidik untuk
dengan penuh tanggung jawab membimbing anak-anak didik kekedewasaan.
Sebagai suatu usaha yang mempunyai tujuan atau cita-cita tertentu sudah
sewajarnya bila secara implisit telah mengandung masalah penilaian dalam
proses pembelajaran.1
Proses belajar memiliki tujuan-tujuan tertentu yang ingin dicapai. Proses
pembelajaran yang mengikut sertakan unsur-unsur siswa, guru, lingkungan
sosial dan fisik sekolah, serta sarana dan prasarana sebagai sebuah organisasi
yang menyelenggarakan proses pendidikan membutuhkan evaluasi untuk
melihat pencapaian tujuan yang telah mereka rencanakan. Siswa sebagai produk
dan output pendidikan dengan berbagai macam karakteristik dan kemampuanya
merupakan subjek utama untuk menilai baik atau buruknya suatu proses
pembelajaran. Oleh sebab itu, perlu adanya pengukuran dan penilaian hasil
belajar siswa sebagai bentuk evaluasi untuk melihat seberapa jauh pencapaian
proses belajar yang telah dilaksanakan. 2
Hasil proses evaluasi ini sangat bermanfaat untuk memperbaiki proses
yang belum berjalan secara optimal, mengisi serta melengkapi kekurangan yang
muncul, dan mengembangkan proses yang dianggap sudah baik.
B. Rumusan Masalah
1. Bagaimana konsep dasar evaluasi hasil belajar?
2. Bagaimana sifat evaluasi hasil belajar ?

1
Noer Rohmah, Psikologi Pendidikan, (Yogyakarta: Teras, 2012), hlm. 293.
2
Ibid., hlm 294.

1
3. Apa saja prinsip pelaksanaan evaluasi ?
4. Bagaimana jenis dan sistem evaluasi ?
5. Apa saja alat-alat evaluasi hasil belajar siswa ?
6. Bagaimana peran guru dalam proses evaluasi hasil belajar siswa ?
7. Bagaimana cara penyusunan atau alat evaluasi jenis tes ?

C. Tujuan Penulisan
1. Untuk mengetahui bagaimana konsep dasar dari hasil evaluasi hasil belajar
2. Untuk mengetahui bagaimana sifat evaluasi
3. Untuk mengetahui apa saja prinsip-prinsip dari evaluasi hasil belajar
4. Untuk mengetahui bagaimana jenis dan sistem dari evaluasi hasil belajar
siswa.
5. Untuk Mengetahui apa saja alat-alat evaluasi hasil belajar siswa
6. Untuk mengetahui bagaimana peran guru dalam proses evaluasi hasil belajar
siswa.
7. Untuk mengetahui bagaimana cara penyusunan alat evaluasi tes

2
PEMBAHASAN

A. Konsep Dasar Evaluasi Hasil Belajar


Menjelaskan konsep asesmen dan evaluasi sebagai satu kesatuan yang
berbeda. Asesmen mengacu pada proses untuk mengumpulkan informasi tentang
perkembangan dan kemajuan belajar siswa serta kemajuan kelas dengan tujuan
untuk mengambil keputusan-keputusan instruksional atau keputuan pembelajaran
selanjutnya. Sementara evaluasi mengacu pada proses untuk membuat penilaian
dan mengambil keputusan tentang hasil belajar siswa. Konsep dasar dari evaluasi
pendidikan adalah bagaimana mengetahui ketercapaian tujuan pembelajaran yang
dilakukan guru dengan memperhatikan prinsip-prinsip pelaksanaan evaluasi.
3
Pembahasan tentang konsep dasar evaluasi pendidikan mencakup pengertian
evaluasi pendidikan, fungsi dan sifat evaluasi pendidikan terutama hasil belajar,
prinsip-prinsip serta alat-alat dalam pelaksanaan evaluasi hasil belajar siswa dalam
pendidikan. 4
1. Pengertian Evaluasi
Dalam buku Wayan dan Sumartana, evaluasi pendidikan diterjemahkan
sebagai suatu tindakan atau proses untuk menentukan nilai segala sesuatu dalam
dunia pendidikan atau segala sesuatu yang ada hubunganya dengan pendidikan.
Pengertian tersebut juga mencakup evaluasi hasil proses belajar mengajar
sehingga mencakup kegiatan atau proses menentukan kualitas atau nilai siswa
setelah mengikuti program pembelajaran.5 Evaluasi pendidikan juga merupakan
kegiatan atau proses penentuan nilai pendidikan. Dalam hal ini, hasil belajar
siswa sehingga dapat diketahui mutu atau hasil-hasil proses belajar dan
pembelajaran yang dilakukan.6 Pengertian-pengertian tersebut menjelaskan
bahwa evaluasi belajar menyangkut hal-hal berikut :

3
Muhammad Irham & Novan Ardy, Psikologi Pendidikan Teori dan Aplikasi dalam Proses
Pembelajaran, (Yogyakarta: AR-RUZZ MEDIA, 2014), hlm. 216.
4
Ibid,.hlm 217.
5
Jeane Ellis Ormrod, Psikologi Pendidikan Jilid 2, (Jakarta: Erlangga, 2008), hlm. 284.
6
Ibid., hlm. 286.

3
a. Proses atau kegiatan untuk memperoleh gambaran tentang kemampuan siswa
telah mengikuti proses pembelajaran dalam bentuk kemampuan kognitif,
afektif, dan psikomotorik.7
b. Proses evaluasi dilaksanakan oleh guru terhadap siswa dengan menggunakan
prosedur tes maupun non-tes yang kemudian dibandingkan dengan norma
tertentu sebagai patokan baik tidaknya tinggi-rendahnya prestasi siswa dan
sekaligus menggambarkan pencapaian tujuan pembelajaran.8
c. Hasil evaluasi belajar memiliki manfaat bagi siswa, guru, dan institusi
pendidikan untuk memperbaiki, mengembangkan, dan mempertahankan
kualitas proses pembelajaran yang dilaksanakan.9
2. Tujuan Evaluasi
a. Untuk mengetahui tingkat kemajuan yang telah dicapai oleh siswa dalam
kurun waktu proses belajar tertentu. Hal ini berarti dengan evaluasi guru dapat
mengetahui kemajuan perubahan tingkah laku siswa sebagai hasil proses
belajar dan mengajar yang melibatkan dirinya selaku pembimbing dan
pembantu kegiatan belajar siswa.10
b. Untuk mengetahui posisi atau kedudukan seorang siswa dalam kelompok
kelasnya.11
c. Untuk mengetahui tingkat usaha yang dilakukan siswa dalam belajar.
d. Untuk mengetahui segala upaya siswa dalam mendayagunakan kapasitas
kognitifnya untuk keperluan belajar.
e. Untuk mengetahui tingkat daya dan hasil guna metode mengajar yang telah
digunakan guru dalam proses belajar mengajar.12
3. Fungsi Evaluasi
Evaluasi pendidikan terutama hasil belajar siswa secara umum memiliki
tiga fungsi pokok, antara lain:13

7
Muhammad Irham & Novan Ardy, Psikologi Pendidikan Teori dan Aplikasi dalam Proses
Pembelajaran, (Yogyakarta: AR-RUZZ MEDIA, 2014), hlm. 217.
8
Ibid., hlm. 217.
9
Ibid., hlm. 218.
10
Carole Wade, Psychology,9 Edition, (Jakarta: Erlangga, 2007)., hlm. 61.
11
Ibid., hlm. 61.
12
Ibid., hlm. 62.

4
a. Evaluasi hasil belajar berfungsi untuk mengukur tingkat kemajuan siswa
dalam belajar.
b. Evaluasi sebagai hasil belajar digunakan sebagai dasar untuk menyusun
rencana pembelajaran selanjutnya.
c. Evaluasi hasil belajar digunakan sebagai dasar untuk memperbaiki atau
melakukan penyempurnaan terhadap proses pembelajaran.
Berbeda dengan Sumadi Suryabrata ia menjelaskan bahwa fungsi dari
evaluasi pendidikan atau evaluasi hasil belajar secara khusus, yaitu fungsi
psikologis, fungsi didaktis, dan fungsi administratif. Dimana fungsi psikologis,
fungsi didaktis dan fungsi administratif dapat dijelaskan sebagai berikut :
a. Fungsi Psikologis
Secara psikologis, fungsi evaluasi hasil belajar bagi siswa adalah
memperjelas kepastian tentang statusnya dalam kelas sebagai siswa yang
mengikuti proses pembelajaran. Artinya, hasil evaluasi memberikan
pedoman atau pegangan batin kepada siswa untuk mengenal kemampuan,
kapasitas dan status dirinya setelah mengikuti proses pembelajaran. Bagi
guru, kegiatan evaluasi hasil belajar siswa merupakan suatu pertanggung
jawaban sekaligus melihat sampai sejauh mana usaha mengajarnya mampu
dipahami dan dikuasai dengan baik oleh siswa. Selain itu, bagi guru hasil
evaluasi juga dapat digunakan sebagai pedoman dan pegangan batin yang
pasti untuk menentukan langkah-langkah apa saja dipandang perlu untuk
dilakukan pada proses pembelajaran selanjutnya. Fungsi psikologis evaluasi
belajar dapat dilihat dari sisi siswa dan guru.14
b. Fungsi Didaktis
Bagi siswa laporan tentang keberhasilan dan kegagalan dalam belajar
akan berpengaruh pada usaha-usaha belajar yang akan dan harus dilakukan
berikutnya. Oleh sebab itu, evaluasi pendidikan khususnya evaluasi belajar
bagi siswa digunakan sebagai dorongan atau motivasi untuk memperbaiki,
meningkatkan dan mempertahankan prestasinya. Sementara bagi guru,
13
Muhammad Irham & Novan Ardy, Psikologi Pendidikan Teori dan Aplikasi dalam Proses
Pembelajaran, (Yogyakarta: AR-RUZZ MEDIA, 2014), hlm. 217.
14
Ibid., hlm. 218.

5
penilaian hasil belajar akan menujukan keberhasilan atau kegagalan proses
mengajarnya, termasuk tepat atau tidaknya metode yang digunakan.
Secara didaktis evaluasi pendidikan bagi guru memiliki fungsi-fungsi
sebagai berikut. Pertama, memberikan landasan untuk menilai hasil usaha
(prestasi) yang telah dicapai siswa. Kedua, memberikan informasi yang
sangat berguna untuk mengetahu posisi masing-masing siswa ditengah-
tengah kelompoknya, apakah siswa masuk kelompok nilai atau prestasi
tingkat atas, rata-rata, atau kelompok bawah. Ketiga, memberikan bahan
untuk memilih dan menetapkan serta memutuskan lulus atau tidaknya siswa.
Keempat, memberikan pedoman untuk menemukan dan mencari jalan
keluar bagi siswa ya ng memang memerlukanya misalnya, bimbingan dan
pedamping belajar. Hal ini disebabkan evaluasi juga dapat digunakan
sebagai bahan diagnosis kesulitan belajar. Kelima, memberikan petunjuk
tentang sejauh mana program pengajaran telah tercapai.15
c. Fungsi Administratif
Secara administratif, dengan adanya evaluasi akan memenuhi fungsi
administratif seperti : Inti laporan kepada orang tua/wali siswa, pejabat,
guru, dan siswa itu sendiri. Data bagi siswa apabila akan naik kelas, pindah
sekolah, maupun untuk melamar pekerjakan. Data tersebut digunakan untuk
menentukan status siswa dalam kelasnya termasuk prestasi dan posisi
didalam kelas . Dan memberikan informasi mengenai segala hasil usaha
yang telah dilakukan oleh sebuah lembaga pendidikan selama proses
pembelajaran. Sementara menurut Sumadi Suryabrata ia menjelasakan
dalam bukunnya terdapat beberapa fungsi evaluasi hasil belajar secara
administratif sebagai berikut:
1. Sebagai data untuk menentukan status siswa didalam kelas, status naik
kelas atau tidaknya, serta status lulus ujian atau tidaknya siswa.16
2. Sebagai gambaran atas hasil usaha-usaha yang telah dilakukan oleh
lembaga atau institusi dalam pelaksanaan proses pembelajaran.

15
Ibid., hlm. 219.
16
Ibid., hlm. 221.

6
3. Sebagai wujud laporan kemajuan dan perkembangan siswa selama proses
pembelajaran yang dilakukan oleh guru terhadap siswa, orang tua atau
wali siswa, guru-guru, institusi sekolah.
Pendapat lainya tentang evaluasi hasil belajar terbagi menjadi tiga golongan
yaitu, bagi kepentingan siswa, bagi kepentingan pendidikan, dan bagi
kepentingan lembaga, organisasi atau institusi.
B. Sifat Evaluasi Hasil Belajar
Aktivitas pendidikan dan proses pembelajaran sebenarnya banyak bergelut
dengan aktivitas yang abstrak mencakup sikap, minat, bakat, kepandaian, dan
prilaku yang merupakan tujuan pendidikan dalam cakupan wilayah kognitif, afektif
dan psikomotorik.17 Oleh sebab itu, diperlukan instrumen untuk menilai tingkat
pencapaian proses belajar mengajar tersebut. Disebabkan pendidikan lebih banyak
menyangkut hal-hal yang abstrak dn kadang membutuhkan instrumen-instrumen
tertentu untuk melihatnya maka evaluasi hasil belajar memiliki sifat-sifat:
1. Hasil Evaluasi Bersifat Tidak Langsung
Sifat tidak langsung ini berarti hasil belajar siswa tidak dapat diamati
secara langsung dari kondisi fisik siswa yang terlihat. Misalnya kemampuan
seseorang pada mata pelajaran IPA tidak dapat dilihat dari cara berpakaian yang
rapi, atau dahinya lebar, berkacamata dan sebagainya. Namun untuk mengetahui
kemampuan siswa atau hasil belajar siswa harus menggunakan prosedur dan
proses yang benar. Yaitu menggunakan instrumen yang tepat dengan tujuan
dikehendaki. Oleh sebab itu, dalam penilaianya tidak dapat langsung dilakukan
tetapi menggunakan instrumen sebagai alat pembantu dan keberhasilan hasil
belajar tidak semuanya dapat dilihat dengan segera. Namun, membutuhkan
interval waktu tertentu maka evaluasi dikatakan bersifat tidak langsung.18
2. Hasil Evaluasi Bersifat Kuantitatif
Dunia pendidikan dan pembelajaran mayoritas berkaitan dengan sesuatu
yang abstrak. Misalnya minat, bakat, motivasi, kecerdasan, prestasi, bahasa,
logika, dan sebagainya merupakan bentuk-bentuk abstrak yang tidak pernah
17
Surya Brata, Psikologi Pendidikan, (Jakarta: PT Raja Grafindo, 2002), hlm 322.
18
Muhammad Irham & Novan Ardy, Psikologi Pendidikan Teori dan Aplikasi dalam Proses
Pembelajaran, (Yogyakarta: AR-RUZZ MEDIA, 2014), hlm. 223.

7
lepas dari istilah pendidikan dan pembelajaran. Namun demikian dalam
penilainya selalu dilakukan dalam bentuk angka maupun huruf misalnya IQ=
100, Kemampuan bahasa = 80, matematika = 7 dan sebagainya. Angka-angka
tersebut menunjukan penilaian terhadap aspek-aspek tersebut yang selalu
dikuantitatifkan sehingga evaluasi bersifat kuantitatif.19
3. Hasil Evaluasi Bersifat Relatif atau Tidak Mutlak
Proses pembeljaran dan penilaian pada siswa selalu ada kemungkinan
terjadinya perubahan. Misalnya saja pada saat proses pembelajaran dan evaluasi
siswa dalam kondisi yang tidak baik, iya tidak masuk, dan sebagainya. Hasil ini
berdampak pada hasil berupa sekor nilai yang berbeda dari waktu kewaktu
mungkin saja terjadi meskipun dilaksanakan pada jenis mata pelajaran yang
sama dan siswa yang sama, bahkan oleh guru yang sama. Siswa tidak selamanya
memperoleh nilai 9. Oleh sebab itu evaluasi bersifat relatif. Artinya, evaluasi
akan selalu berubah. Hal ini di sebabkan karena faktor-faktor tertentu yang
mempengaruhi proses dan pembelajran siswa.20
C. Prinsip Pelaksanaan Evaluasi
Dalam memberikan evaluasi hasil belajar dalam proses belajar mengajar
harus berdasarkan pada prinsip-prinsip pelaksanaan evaluasi itu adalah sebagai
berikut:21
1. Komprehensif atau totalitas atau dalam arti bahwa evaluasi itu diberlakukan
untuk segala aspek-apek kepribadian anak didik yang meliputi pengertian, sikap
dan keterampilan bertindak ( kognitif, afektif, psikomotorik ).22
2. Kontinuitas yakni bahwa pendidikan itu adalah suatu proses yang kontinyu. Oleh
sebab itu evaluasinya harus dilakukan secara terus menerus, lestari kontinyu pula
. Hasil evaluasi yang diperoleh harus selalu dihubungkan dengan evaluasi
sebelum dan sesudahnya. Dengan demikian evaluasi tidak hanya diselenggarakan
pada akhir tahun atau akhir semester saja melainkan harus juga dilakukan pada

19
Ibid., hlm 224.
20
Ibid., hlm 224.
21
Allyn and Bacon, Psikologi Pendidikan: Teori dan Praktik, (Jakarta Barat: PT Indeks, 2009),
hlm. 166.
22
Ibid., hlm. 167.

8
setiap akhir sub pokok bahasan, akhir pokok bahasan dan akhir beberapa pokok
bahasan serta akhir program.23
3. Obyektifitas yakni bahwa evaluasi dilakukan dengan sebenarnya, bukan karena
tedensi lain, perasaan suka atau tidak suka terhadap siswa yang di evaluasi harus
dijauhkan dari evaluasi. Hal ini dimaksudkan agar evaluasi itu berdasarkan pada
kenyataan tanpa adanya obyektif.
Selain yang di atas tersebut bahwa prinsip belajar antara lain adalah:
1. Tes tersebut hendaknya dapat mengukur secara jelas hasil belajar.
2. Mengukur sampel yang representatif dari hasil belajar dan bahan pelajaraan yang
telah diajarkan.
3. Mencakup bermacam-macam bentuk soal yang benar-benar cocok untuk
mengukur hasil belajar yang di inginkan sesuai dengan tujuan.
4. Digunakan untuk memperbaiki cara belajar siswa dan cara mengajar guru.24
D. Jenis dan Sistem Evaluasi
Jika dilihat dari fungsinya, jenis penilaian ada beberapa macam yang antara
lain yaitu:
1. Evaluasi Formatif
Evaluasi formatif adalah penilaian yang dilaksanakan pada akhir
program belajar mengajar untuk melihat tingkat keberhasilan proses belajar-
mengajar itu sendiri. Dengan demikian, penilaian formatif diharapkan guru dapat
memperbaiki program pengajaran dan strategi pelaksanaanya.25
2. Evaluasi Sumatif
Evaluasi sumatif adalah penilaian yang dilaksanakan pada akhir unit
program, yaitu pada akhir catur wulan, akhir semester, dan akhir tahun.
Tujuanya adalah untuk melihat hasil yang dicapai oleh para siswa, yakni
seberapa jauh tujuan-tujuan kurikuler dikuasai oleh para siswa. Penilaian ini
berorientasi kepada produk bukan proses.26

23
Ibid., hlm. 168.
24
Ibid., hlm. 171.
25
Muhammad Irham & Novan Ardy, Psikologi Pendidikan Teori dan Aplikasi dalam Proses
Pembelajaran, (Yogyakarta: AR-RUZZ MEDIA, 2014), hlm. 225.
26
Ibid., hlm. 226.

9
3. Evaluasi Diagnostik
Evaluasi diagnostik adalah penilaian yang bertujuan untuk melihat
kelemahan-kelamahan siswa serta faktor-faktor penyebabnya. Penilaian ini
dilaksanakan untuk keperluan bimbingan belajar, pengajaran remedial,
menemukan kasus-kasus dan lain-lain. Soal-soal tentunya disusun agar dapat
ditemukan jenis kesulitan belajar yang dihadapi oleh para siswa.
4. Evaluasi Selektif
Evaluasi selektif adalah penilaian yang bertujuan untuk keperluan seleksi,
misalnya ujian saringan masuk lembaga pendidikan tertentu.
5. Evaluasi Penempatan
Evaluasi penempatan adalah penilaian yang ditujukan untuk mengetahui
keterampilan prasyarat yang diperlukan bagi suatu program belajar dan
penguasaan belajar seperti yang diprogramkan sebelum memulai kegiatan
belajar untuk program itu. Dengan perkataan lain, penilaian beroreintasi kepada
kesiapan siswa untuk menghadapi program baru dan kecocokan program belajar
dengan kemampuan siswa.
Dari segi alatnya, penilaian hasil belajar dapat dibedakan menjadi tes dan
bukan tes (non-tes). Tes ini ada yang diberikan secara lisan ada juga tes tulisan
dan ada tes tindakan. Soal-soal tes ada yang disusun dalam bentuk obyektif, ada
juga yang dalam bentuk esai atau uraian. Sedangkan bukan tes sebagai alat
penilaian mencakup observasi, kuesioner, wawancara, skala, sosiometri, studi
kasus, dan lain-lain.27
E. Alat-Alat Evaluasi Hasil Belajar
Proses pengukuran, penilaian dan evaluasi dalam pendidikan dan proses
pembelajaran baik secara langsung maupun tidak langsung membutuhkan alat
bantu yang disebut alat evaluasi atau instrumen evaluasi.28 Alat pengukur dan alat
evaluasi pendidikan sudah selayakanya merupakan alat yang baik dengan
terpenuhinya beberapa standar sebagai alat pengukur seperti validitas, realibilitas,
memiliki daya pembeda, mudah digunakan, dan sebagaianya. Secara garis besar,

27
Ibid., hlm. 228.
28
Ibid., hlm. 232.

10
alat evaluasi pendidikan dibedakan menjadi tes dan non-tes.29 penjelasanya sebagai
berikut:
1. Alat Evaluasi Hasil Belajar Jenis Tes
Penggunaan tes sebagai alat evaluasi telah terstandarisasi sedemikian
rupa sehingga semua siswa yang di tes sebisa mungkin mendapatkan perlakuan
yang sama.30 Alat-alat yang dapat digunakan untuk kegiatan evaluasi hasil
belajar dengan tehnik tes adalah sebagai berikut:
a. Perfomance Test / Test perbuatan
Tes ini merupakan benuk tes yang diberikan dalam bentuk perbuatan-
perbuatan yang harus dilakukan testee.
b. Verbal Test / Test Verbal
Tes verbal merupakan jenis tes yang jawabanya diharapkan dari testee
berupa uraian dalam bentuk bahasa. Bahasa yang dinyatakan dalam bentuk
bahasa tulis dan bahasa lisan.
c. Nonverbal Test
Tes non-verbal merupakan jenis tes dalam bentuk bahasa isyarat atau
gerakan tertentu, tugas testee adalah menerjemahkan atau mengartikan
gerakan atau isyarat yang diberikan testeer.
d. Tes Subjektif
Tes subjektif merupakan jenis tes dalam bentuk pertanyaan yang
jawabanya diharapkan dari testee berupa uraian menurut kemampuan yang
dimiliki siswa. Bentuk tes ini umumnya menggunakan kalimat pertanyaan
atau pernyataan yang singkat. Namun, menuntut jawaban dari testee berupa
uraian yang panjang dengan susunan dan gaya bahasa masing-masing siswa
e. Tes Objektif
Tes objektif merupakan jenis tes yang disusun dengan jawaban yang
diharapkan dari testee berupa kata-kata singkat, dan tipe-tipe tertentu cukup
hanya dengan memberikan tanda (X) atau check (√) . Tes objektif

29
Noehi Nasution, Psikologi Pendidikan Modul 1-6, (Jakarta: Direktorat Jenderal Pembinaan
Kelembagaan Agama), hlm. 167.
30
Muhammad Irham & Novan Ardy, Psikologi Pendidikan Teori dan Aplikasi dalam Proses
Pembelajaran, (Yogyakarta: AR-RUZZ MEDIA, 2014), hlm. 234.

11
menghendaki jawaban yang pasti pada semua siswa, artinya hanya terdapat
satu jawaban benar yang harus diberikan oleh siswa. Oleh sebab itu, tidak
ada subjektivitas atau alasan dari siswa dalam menjawab. Sifat jawaban
dari tes ini sudah pasti sehingga setiap jawaban yang tidak sesuai dengan
kunci jawaban akan disalahkan.
f. Tes Menyajikan
Tes ini merupakan jenis tes yang memintaa testee untuk melengkapi
sebuah kalimat pernyataan atau pertanyaan dengan jawaban singkat yang
berupa kata atau kalimat pendek.
g. Tes pilihan
Tes jenis ini memberikan kemudahan siswa dalam menjawab disebabkan
soal sudah dilengkapi dengan alternatif-alternatif jawabanya dan tugas
testee adalah memilih jawaban yang paling tepat dari daftar yang ada.
2. Alat Evaluasi Hasil Belajar Jenis Non-Tes
Tehnik non-tes juga menempati peranan penting dalam evaluasi hasil
belajar siswa terutama menyangkut kondisi-kondisi psikologis siswa, tanggapan
siswa terhadap mata pelajaran atau guru, minat siswa, bakat siswa, serta tingkah
laku siswa lainya selama proses pembelajaran. Pelaksanaan evaluasi dengan
tekhnik non-tes dilakukan tanpa “menguji” dan tidak memberikan perlakuan
secara khusus, tetapi melalui beberapa cara tertentu. Proses evaluasi hasil belajar
tehnik non-tes dapat menggunakan beberapa cara, seperti wawancara,
pengamatan, dokumentasi dan angket.31
a. Metode Pengamatan
Observasi atau pengamatan merupakan cara untuk menghi mpun data
atau bahan-bahan keterangan yang dilakukan dengan mengadakan
pengamatan dan pencatatan secara sistematis terhadap fenomena-fenomena
yang dijadikan sasaran pengamatan.32 Observasi digunakan dalam evaluasi
hasil belajar dilakukan untuk menilai tingkah laku siswa yang diamati.

31
Ibid., hlm 238.
32
Ibid., hlm. 239.

12
Penilaian dengan observasi ini lebih banyak dilakukan dalam penilaian
proses.
b. Metode Wawancara
Wawancara merupakan tehknik evaluasi hasil belajar dengan cara
mengumpulkan bahan-bahan keterangan yang dilaksanakan dengan
melakukan proses tanya jawab lisan secara sepihak , berhadapan muka,
dengan arah serta tujuan yang telah ditentukan. Melalui wawancara siswa
dapat mengeluarkan isi hatinya secara lebih bebas.33
c. Metode Angket
Angket merupakan sekumpulan pertanyaan atau pernyataan yang harus
direspon siswa dengan cara menjawab sesuai dengan petunjuk pengisianya.
Tujuan menggunakan angket adalah untuk mengetahui kondisi dan sikap
siswa dalam belajar atau proses pembelajaran dengan berbagai fasilitas
belajar yang dimilikinya sebagai bahan pertimbangan guru dalam melakukan
proses pembelajaran. Angket merupakan tekhnik mengumpulkan data siswa
tanpa harus berhadapan langsung dengan siswa yang diambil datanya.
d. Metode Dokumentasi
Evaluasi hasil belajar siswa dapat dilakukan melalui pemeriksaan
terhadap dokumen-dokumen yang memuat tentang kondisi dan kepribadian
siswa lainya termasuk kegiatan belajarnya. Dokumentasi ini dapat berupa
lingkungan non-sosial dan sebagainya. 34
F. Peran Guru dalam Proses Evaluasi Hasil Belajar
Peran guru sebagai administrator dan evaluator selama proses pembelajaran
tidak lepas dari peran yang harus dilakukan guru dalam proses evaluasi hasil
belajar. Richard I menjelaskan bahwa ada beberapa peran penting yang harus
dilakukan oleh guru dalam proses testing terstandar atau dalam hal ini pelaksanaan
evaluasi. Namun demikian, peran-peran tersebut selayaknya selalu ada dan
dilakukan oleh guru dalam setiap pelaksanaan proses evaluasi, apapun jenis

33
Noehi Nasution, Psikologi Pendidikan Modul 1-6, (Jakarta: Direktorat Jenderal Pembinaan
Kelembagaan Agama), hlm. 172.
34
Muhammad Irham & Novan Ardy, Psikologi Pendidikan Teori dan Aplikasi dalam Proses
Pembelajaran, (Yogyakarta: AR-RUZZ MEDIA, 2014), hlm. 243.

13
evaluasinya. Adapun peran-peran tersebut, yaitu mempersiapkan siswa mengikuti
proses evaluasi hasil belajar, mengomunikasikan atau membuat laporan hasil
evaluasi hasil bagi siswa, orang tua, dan lembaga serta menggunakan hasil evaluasi
untuk merencanakan proses pembelajaran selanjutnya.35
1. Mempersiapkan Siswa Mengikuti Proses Evaluasi Hasil Beelajar
Secara umum guru di ingatkan agar tidak mengejar dengan tujuan utama
hanya agar siswa lulus sebuah tes atau ujian. Namun demikian, materi pelajaran
juga diharapkan sesuai dengan kurikulum dalam bentuk pengembangan
keterampilan dan mendewasakan siswa dan sedikit sedapat mungkin memang
diselaraskan dengan keterampilan-keterampilan yang mungkin dicakup dalam
soal-soal evaluasi. Oleh sebab ittu guru dapat melakukan beberapa hal, yaitu a).
Mengenalkan siswa berbagai macam bentuk tes dan memberikan serta
membiarkan siswa berlatih mengerjakan format-format tes umum yang
digunakan, b). Guru memberi motivasi dan pemahaman pada siswa bahwa
evaluasi atau tes-tes lainya merupakan sebuah kesempatan untuk melihat
kemampuan siswa setelah belajar bukan sebagai sebuah beban.
2. Mengadministrasikan Instrumen atau Alat Evaluasi Hasil Belajar
3. Membuat laporan dan Mengomunikasikan Hasil Evaluasi
4. Menggunakan Hasil Evaluasi untuk Merencanakan Program Selanjutnya.36
G. Penyusunan Instrumen atau Alat Evaluasi Jenis Tes
Ada langkah-langkah dalam menyusun instrumen atau soal evaluasi hasil
belajar yang dilakukan oleh guru sebagai berikut:
1. Menentukan ruang lingkup materi dan tujuan penilaian
2. Menentukan jenis soal
3. Menentukan jumlah atau banyaknya soal
4. Melakukan review oleh pihak lain dan melakukan perbaikan
5. Membuat rancangan soal, metode penskoran, dan pembahasan
6. Mengadministrasikan soal sehingga siap digunakan
7. Menganalisis hasil evaluasi

35
Ibid., hlm. 246.
36
Ibid., hlm. 247.

14
8. Memberikan nilai atau skor hasil evaluasi pada masing-masing siswa 37

37
Noer Rohmah, Psikologi Pendidikan, (Yogyakarta: Teras, 2012), hlm. 311.

15
PENUTUP

a. Kesimpulan
Dari uraian dan penjelasan diatas dapat di ambil kesimpulan :
1. Evaluasi hasil belajar adalah suatu proses dalam merencanakan,
memperoleh dan menyediakan informasi yang sangat diperlukan untuk
membuat alternatif-alternatif keputusan.
2. Evaluasi hasil belajar memiliki tujuan dan fungsi yang dimana fungsinya
ini meliputi fungsi psikologis, fungsi didaktis, fungsi administratif dan
sifat evaluasi hasil belajar yaitu : hasil evaluasi bersifat tidak langsung,
hasil evaluasi bersifat kuantitatif, dan juga hasil evaluasi relatif.
3. Dalam evaluasi hasil belajar juga memiliki prinsip-prinsip yang dimana
prinsipnya adalah : Komprehensif, kontinuitas, obyektif.
4. Dilihat dari segi jenis dan sistem evaluasi hasil belajar yaitu adalah:
Evaluasi Formatif , Evaluasi Sumatif, Evaluasi Diagnostik, Evaluasi
Selektif, Evaluasi Penempatan.
5. Untuk jenis alat tes evaluasi hasil belajar yaitu ada jenis alat evaluasi
hasil belajar jenis tes dan non tes.
b. Saran
Evaluasi sangat penting dalam sebuah lembaga pendidikan baik itu
disekolah atau pun di madrasah maupun diperguruan tinggi. Karena evaluasi
ini merupakan alat ukur mutu anak didik untuk mengukur sejauh mana
mereka memahami pelajaran dengan diadakanya evaluasi. Evaluasi juga
menjadi tolak ukur untuk pendidik yaitu dia bisa melihat sejauh mana
keberhasilan nya dalam mengajar. Saya harap jika saat akan mengadakan
UTS ataupun UAS baik itu dia tes nya secara tulisan ataupun lisan. Semoga
peserta didik dapat menjalankan ujian tersebut secara jujur dan terlebih lagi
untuk pendidik atau guru mereka harus mengawasi murid ketika ujian
berlangsung agar tidak terjadi kecurangan.

16
DAFTAR PUSTAKA

Ardy Novan & Irham Muhammad. 2014. Psikologi Pendidikan: Teori dan Aplikasi
dalam Proses Pembelajaran. Yogyakarta: AR-RUZZ MEDIA.

Bacon, Allyn. 2008. Psikologi Pendidikan Jilid 2. Jakarta: Erlangga.

Nasution, Noehi. 1997. Psikologi Pendidikan Modul 1-6. Jakarta: Direktorat Jendral
Pembinaan Kelembagaan Agama Islam.

Ormrod, Jeane Ellis. 2008. Psikologi Pendidikan Jilid 2. Jakarta: Erlangga.

Rohmah, Noer. 2012. Psikologi Pendidikan. Yogyakarta: Teras.

Suryabrata. 2002. Psikologi Pendidikan. Jakarta: PT Raja Grafindo.

Wade, Carole. 2007. Psychology 9 Edition. Jakarta: Erlangga.

17

Anda mungkin juga menyukai