Anda di halaman 1dari 4

KELEBIHAN DAN KELEMAHAN TEORI BELAJAR DAN PEMBELAJARAN

BEHAVIORISTIK
Dalam subbab ini akan dibahas lebih lanjut mengenai 1) kelebihan dari teori belajar
dan pembelajaran behavioristik dan 2) kelemahan dari teori belajar dan pembelajaran
behavioristik. Berikut uraian mengenai kelebihan dan kekurangan teori belajar dan
pembelajaran behavioristik,
1. Kelebihan Teori Belajar dan Pembelajaran Behavioristik
Dalam setiap uraian tentang metode belajar dan pembelajaran tentunya akan banyak
ditemui adanya kelebihan atau keunggulan dari suatu metode maupun teori. Tidak terkecuali
dalam penerapan teori belajar dan pembelajaran behavioristik tentunya didapati sebuah
keunggulan yang membuat teori ini masih eksis sampai sekarang dan banyak dijadikan acuan
dalam suatu kegiatan belajar mengajar. Dalam rangkan peningkatan mutu pendidikan
tentunya seorang pendidik harus kreatif dalam memilih metode maupu teori yang sesuai
dengan kondisi peserta didik maupun kondisi suatu kelas agar kegiatan belajar mengajar
dapat berjalan dengan baik. Pembelajaran behavioristik merupakan metode pembelajaran
yang mengedepankan atau mementingkan faktor lingkungan dan menekankan faktor tingkah
laku yang nampak dari seorang peserta didik, sehingga teori ini dirasa tepat dalam menunjang
proses belajar mengajar mengingat faktor lingkungan banyak berpengaruh terhadap kondisi
dari peserta didik. Berikut ini beberapa keunggulan dari teori belajar dan pembelajaran
behavioristik,
1) Membiasakan guru untuk bersikap jeli dan peka pada situasi dan kondisi belajar.
Kejelian dan kepekaan guru dalam penerapan metode ini sangat dibutuhkan hal ini
dikarenakan penggunaan metode behavioristik yang sangat terstruktur dan terorganisir
dengan sangat rapi dan mengedepankan kesempurnaan. Guru ataupun pendidik harus
mempersiapkan bahan ajar dan menyusunnya secara hierarki dari yang sederhana sampai
pada yang kompleks. Dalam kegiatan belajar mengajar jika terjadi suatu kesalahan pada
peserta didik maka harus segera diadakan perbaikan. Dalam hal ini seorang pendidik harus
telaten dalam halm Pengulangan dan latihan supaya perilaku yang diinginkan dapat
menjadi kebiasaan. Hasil yang diharapkan dari penerapan teori behavioristik ini adalah
tebentuknya suatu perilaku yang diinginkan, sehingga bisa disimpulkan bahwa hasil dari
metode ini jika diterapkan harus membuahkan hasil yang sempurna.
2) Metode behavioristik ini sangat cocok untuk memperoleh kemampuan yang
menbutuhkan praktek dan pembiasaan yang mengandung unsur-unsur seperti: kecepatan,
spontanitas, kelenturan, refleksi, daya tahan, dan sebagainya. Contohnya: percakapan
bahasa asing, mengetik, menari, menggunakan komputer, berenang, olahraga dan
sebagainya. Dalam hal ini jelas bahwa teori behavioristik sangat mengedepankan
kedisiplinan dan usaha yang terus menerus.
3) Guru tidak banyak memberikan ceramah sehingga murid dibiasakan belajar mandiri.
Jika menemukan kesulitan baru ditanyakan kepada guru yang bersangkutan. Sebelum
memulai suatu kegiatan belajar mengajar para guru yang menggunakan paradigma
behaviorisme akan menyusun bahan pelajaran dalam bentuk yang sudah siap, sehingga
tujuan pembelajaran yang harus dikuasai siswa disampaikan secara utuh oleh guru dan
guru menjelaskan suatu materi secara singkat dan jelas (diambil point-pointnya).
Membiasakan peserta didik belajar mandiri merupakan kelebihan dari teori behavioristik
sehingga peserta didik bisa mengeksplorasi materi yang diberikan guru dan
menterjemahkannya dalam bahasa mereka sendiri.
4) Teori ini cocok diterapkan untuk melatih anak-anak yang masih membutuhkan
dominansi peran orang dewasa, suka mengulangi dan harus dibiasakan, suka meniru dan
senang dengan bentuk-bentuk penghargaan langsung seperti diberi permen atau pujian.
Metode pembelajaran behavioristik yang terus menerus membuat teori tersebut cocok
digunakan untuk melatih peserta didik yang membutuhkan dominasi guru. Guru akan
selalu mendampingi peserta didik dalam kegiatan belajar-mengajar sehingga peserta didik
tersebut dapat memperoleh hasil yang maksimal.
5) Mampu membentuk suatu perilaku yang diinginkan mendapatkan penguatan positif
dan perilaku yang kurang sesuai mendapat penghargaan negatif, yang didasari pada
perilaku yang tampak.
6) Dengan melalui pengulangan dan pelatihan yang kontinue dapat mengoptimalkan
bakat dan kecerdasan siswa yang sudah terbentuk sebelumnya. Jika anak sudah mahir
dalam satu bidang tertentu maka akan lebih dapat dikuatkan lagi dengan pembiasaan dan
pengulangan yang kontinue tersebut dan lebih optimal.
7) Bahan pelajaran yang disusun secara hierarkis dari yang sederhana sampai pada yang
kompleks dengan tujuan pembelajaran dibagi dalam bagian-bagian kecil yang ditandai
dengan pencapaian suatu ketrampilan tertentu mampu menghasilkan sustu perilaku yang
konsisten terhadap bidang tertentu.
Dan masih banyak lagi kelebihan ataupun keunggulan dari teori belajar dan pembelajaran
behavioristik.

2. Kelemahan Teori Belajar dan Pembelajaran Behavioristik


Dalam sebuah uraian tentang teori maupun metode tentunya tidak hanya memiliki
keunggulan, sebuah teori maupun metode juga memiliki kekurangan yang membuat pendidik
dapat mempertimbangkan metode yang akan dipilih. Dalam penerapannya teori behavioristik
pasti juga mendapat kritikan dan penolakan dari teori lain. Teori behavioristik yang
cenderung mendominasi guru dalam kegiatan belajar mengajar dan menekan siswa untuk
mengikuti alur pengajaran yang dibuat guru membuat teori ini tidak bisa dipakai pada semua
mata pelajaran. Tentunya hal tersebut tidak dapat dijadikan sebagai acuan akan tetapi setiap
pendidik pasti memiliki standar atau kriteria sendiri dalam memilih suatu metode dalam
mengajar. Berikut ini adalah beberapa kelemahan dari teori belajar dan pembelajaran
behavioristik,
1) Sebuah konsekuensi bagi guru, untuk menyusun bahan pelajaran dalam bentuk yang
sudah siap. Dalam hal ini pendidik dituntut untuk mempersiapkan bahan ajar, agar pada
saat proses belajar mengajar bahan ajar sudah siap untuk disampaikan mengingat teori ini
mengedepankan unsur kerapian dan proses yang terstruktur.
2) Tidak setiap mata pelajaran bisa menggunakan metode ini. Hal ini yang menjadi
kelemahan dari teori belajar dan pembelajaran behavioristik. Metode pengajaran yang
sangat terstruktur dan sangat disiplin membuat metode ini hanya bisa diterapkan pada
mata pelajaran tertentu saja. Misalnya pada mata pelajaran yang membutuhkan latihan dan
pengajaran yang terus menerus seperti percakapan bahasa asing.
3) Penerapan teori behavioristik yang salah dalam suatu situasi pembelajaran juga
mengakibatkan terjadinya proses pembelajaran yang sangat tidak menyenangkan bagi
siswa yaitu guru sebagai sentral, bersikap otoriter, komunikasi berlangsung satu arah, guru
melatih dan menentukan apa yang harus dipelajari murid. Memang dalam penerapan teori
ini guru sangat mendominasi sehingga murid bisa saja beranggapan bahwa guru sangat
otoriter dalam mengajar, akan tetapi jika peserta didik mengerti tujuan dari metode
tersebut maka mungkin saja peserta didik dapat memahami bahwa tujuannya juga agar
hasil yang didapatkan peserta didik bisa maksimal.
4) Murid berperan sebagai pendengar dalam proses pembelajaran dan menghafalkan apa
yang didengar dan dipandang sebagai cara belajar yang efektif. Hal ini dikarenakan dalam
proses belajar mengajar seorang pendidik sudah menyiapkan materi atau bahan ajar
sehingga pada saat pelajaran berlangsung peserta didik bisa langsung menerima pelajaran
atau ilmu yang diberiakan. Peserta didik harus mendengarkan dan memperhatikan dengan
maksimal setiap pelajaran atau ilmu yang diberikan.
5) Penggunaan hukuman yang sangat dihindari oleh para tokoh behavioristik justru
dianggap metode yang paling efektif untuk menertibkan siswa. Dalam penertiban siswa
seringkali menggunakan metode hukuman yang bisa membuat peserta didik jera hal ini
dirasa efektif bagi para guru yang berpandangan behavioristik. Hukuman bisa berupa
dikeluarkan dari kelas pada saat pelajaran maupun berdiri di tengah lapangan.
6) Murid dipandang pasif, perlu motivasi dari luar dan sangat dipengaruhi oleh
penguatan yang diberikan guru.
7) Penerapan teori behavioristik yang salah dalam suatu kondisi pembelajaran juga
mengakibatkan terjadinya proses pembelajaran yang sangat tidak menyenangkan bagi
siswa yaitu guru sebagai sentral bersikap otoriter, komunikasi berlangsung satu arah guru
melatih dan menetukan apa yang harus dipelajari murid sehingga dapat menekan
kreatifitas siswa. Murid hanya mendengarkan dengan tertib penjelasan guru dan
meghafalkan apa yang didengar dan dipandang sebagai cara belajar yang efektif sehingga
inisiatif siswa terhadap suatu permasalahan yang muncul secara temporer tidak bisa
diselesaiakn oleh siswa

Sumber:
Thobroni, M. 2015. Belajar dan Pembelajaran. Yogyakarta: Ar-ruzz media
;6§9ñ.ãþ¡EuQµúßâdóo³â…úÉSÓ/ŒágEËÛÊÀ!^~¯¶å¹]5¶9æøφêpqðÒª!
ücÙýÚ¼VÑ1ˆC&¾ùßnÝ3lg»]p‚€X–ÿ<¼£v§‹[=½–•—»w("Ž‹£

Anda mungkin juga menyukai