Definisi
Demam (Febris) adalah meningkatnya suhu tubuh yang tidak normal yang merupakan tanda
klinis terjadinya gangguan fisiologi tubuh (Buku Saku Prosedur Kep. Medical Bedah : Dra. Elly Nur
Achmah DNSc, Ratna S. Sudarsono. Skp. MAPPSc)
B. Tipe-Tipe Demam
1. Demam septik
Suhu tubuh berangsur naik ke tingkat yang tinggi sekali pada malam hari dan turun
kembali ke tingkat diatas normal pada pagi hari disertai keluhan menggigil dan berkeringat
2. Demam remiten
Suhu badan dapat turun tiap hari tetapi tidak pernah mencapai suhu badan normal.
3. Demam intermitten
Suhu badan turun tingkat yang normal selama beberapa jam dalam satu hari.
4. Demam kontinyu
Variasi suhu sepanjang hari tidak berbeda lebih dari satu derajad.
5. Demam siklik
Terjadi kenaikan suhu badan selama beberapa hari yang diikuti oleh periode bebas demam untuk
beberapa hari yang kemudian diikuti oleh kenaikan suhu seperti semula (IPD Jilid 1 th 1999
Arjatmo Tjokronegoro Prof. Dr. Ph D dan Hendra Utama)
C. Etiologi
Yang sering; infeksi saluran nafas atas, otitis media, sinusitis, bronchiolitis, pneumonia,
pharingitis, abces gigi, gingivostomatitis, gastroenteritis, infeksi saluran kenih, reaksi imun,
neoplasma, osteomilitis.
Suatu tipe demam (febris) kadang-kadang dapat dihubungkan dengan suatu penyakit
tertentu, seperti misalnya tipe demam intermitten untuk malaria. Seorang pasien dengan
keluhan utama demam mungkin dapat dihilangkan dengan suatu penyebab yang jelas, seperti
misalnya abses pneumonia, infeksi saluran kencing atau malaria, tetapi terkadang sama sekali
tidak dapat dihubungkan dengan suatu sebab yang tidak jelas. (IPD Jilid 1 th 1999 : Prof. Dr.
Ph D dan Hendra Utama)
D. Patofisiologi
Demam terjadi karena pengelepasan pisogen dari leukosit yang sebelumnya telah terangsang
oleh pisogen oksogen yang dapat dari mikroorganisme atau merupakan hasil reaksi imunologik
yang tidak berdasarkan suatu infeksi. (IPD Jilid 1 th 1999 Arjatmo Tjokronegoro Prof. Dr. Ph D dan
Hendra Utama)
- Demam diartikan suhu tubuh di atas 37,5 C (normal 36,5 – 37,5 C).
- Rasa lemas.
- Batuk.
- Tenggorokan sakit
F. Pemeriksaan Diagnostik
- Pemeriksaan fisik
- Lumbal fungsi.
G. Penatalaksanaan Terapeotik
- Antipiretik
H. Komplikasi
- Kejang.
- Resiko meningitis.
ASUHAN KEPERAWATAN
Dalam melaksanakan asuhan keperawatan pada klien yang menderita observasi febris
meliputi beberapa tahap :
I. Pengkajian
A. Pengumpulan Data
1. Identitas penderita
Meliputi : mana, umur, jenis kelamin, agama, pendidikan, alamat, status perkawinan,
suku bangsa, no register, tanggal masuk rumah sakit dan diagnosa medis.
2. Keluhan Utama
Orang yang menderita observasi febris biasanya mengeluh suhu badannya naik
(panas), keluar banyak keringat, batuk-batuk dan tidak nafsu makan.
3. Riwayat Kesehatan
Umumnya pada pola ini penderita penyakit febris mengalami perubahan dalam
perawat dirinya yang diakibatkan oleh penyakitnya
c. Pola eliminasi
Pada pola ini bisa terjadi perubahan karena asupan yang kurang sehingg klien
tidak bisa BAB / BAK secara normal.
Pada pola ini tidur kx biasanya mengalami gangguan karena adanya rasa tidak
nyaman dengan meningkatnya suhu
Kx merasa cemas dengan keadaan suhu tubuhnya yang meningkat dan ketakutan
sehingga mengalami perubahan metabolisme (ex : mencret)
Tidak terjadi gangguan pada pola ini dan biasanya hanya sebagian kx yang dapat
mengetahuinya.
Bisa terjadi hubungan yang baik atau kekeluargaan dan tidak mengalami
gangguan.
5. Pemeriksaan Fisik
a. Keadaan umum
d. Mata
Tidak didapatkan adanya sesak, abdomen biasanya nyeri dan ada peningkatan
bising usus.
g. Sistem respirasi
h. Sistem kardiovaskuler
i. Sistem muskuloskeletal
j. Sistem pernafasan
Pada kasus ini tidak terdapat nafas yang tertinggal / gerakan nafas dan biasanya
kesadarannya gelisah, apatis atau koma
B. Analisa Data
Data yang telah dikumpulkan selanjutnya dikelompokkan meliputi data subyektif dan obyektif
untuk menentukan masalah data yang telah dikelompokkan, ditentukan masalah keperawatannya.
Kemudian ditentukan penyebabnya serta dirumuskan ke dalam diagnosa keperawatan (Lismidar,
1990)
III. Perencanaan
Diagnosa Keperawatan I
Rencana tindakan :
1. Jelaskan pada kx dan keluarga tentang terjadinya peningkatan suhu tubuh akibat-akibat
dari suhu tubuh yang tinggi.
3. Anjurkan kx untuk menggunakan baju yang tipis dan longgar serta menyerap keringat.
Rasional :
1. Dengan penjelasan maka kx dan keluarga dapat diajak untuk bekerja sama dalam
mengatasi masalah tersebut.
2. Daerah axila banyak terdapat pembuluh darah dan saraf yang dapat mempengaruhi
hipotalamus.
3. Pakaian longgar dan tipis menimbulkan proses penguapan panas akan lebih cepat.
5. Minum air yang cukup dapat mengganti cairan yang hilang akibat penguapan yang
meningkat.
Diagnosa Keperawatan II
Rencana tindakan :
1. Jelaskan pada klien tentang penyakit dan gejala-gejala dan perawatan yang akan
dilakukan.
Rasional
1. Diharapkan kx dapat mengerti tentang penyakitnya dan juga dapat melakukan perawatan
serta bersifat kooperatif.
Tujuan : Kebutuhan nutrisi dapat terpenuhi, dapat menstabilkan berat badan secara bertahap.
- BB meningkat.
Rencana tindakan :
1. Jelaskan pada kx tentang pentingnya nutrisi dan akibat bila kekurangan nutrisi.
Rasional :
1. Diharapkan kx dapat mengerti dan mau bekerja sama dalam pemberian askep.
6. Dapat memberikan diet yang sesuai dengan penyakit dan kondisi kx.
IV. Implementasi
Pelaksanaan m,erupakan pengelolaan dari perwujudan rencna tindakan yang meliputi beberapa
kegiatan yaitu velidasai rencana keperawatan, mendokumentasikan rencana tindak keperawatan,
memberikan asuhan keperawatan dan mengumpulkan data. (Lismidar, 1990 : 60).
V. Evaluasi
Evaluasi merupakan tahap atau langkah dalam proses keperawatan yang dilaksanakan dengan
sengaja dan terus menerus yang dilakukan oleh perawat dan anggota tim kesehatan lainnya
dengan tujuan untuk memenuhi apakah tujuan dan rencana keperawatan terapi atau tidak serta
untuk melakukan pengkajian ulang.
1. tujuan tercapai : Kx mampu melakukan / menunjukkan prilaku pada waktu yang telah
ditentukan sesuai dengan pernyataan tujuan yang telah ditentukan.
2. tujuan tercapai sebagian : Kx mampu menunjukkan prilaku tetapi hanya sebagian dari
tujuan yang diharapkan.
3. tujuan tidak tercapai : Bila kx tidak mampu atau tidak sama sekali menunjukkan prilaku
yang digarapkan sesuai dengan tujuan yang diharapkan. (H. Lismidar, 1989).
DAFTAR PUSTAKA
3. Arjatmo Tjokronegoro Prof. Dr, Ph D dan Hendra Utama dr. Buku Ilmu Penyakit dalam jilid I
tahun 1999.
4. Dra. Elly Nurachmach, DNSc, Ratna S. Sudarsono, Skp, MAppSc, Buku Saku Prosedur
Keperawatan Medikal Bedah.