Anda di halaman 1dari 19

1

BAB 1
PENDAHULUAN

1.1 Latar belakang


Data World Health Organization (WHO) tahun 2015 menunjukkan sekitar 1,13
Miliar orang di dunia menyandang hipertensi, artinya 1 dari 3 orang di dunia
terdiagnosis hipertensi. Jumlah penyandang hipertensi terus meningkat setiap
tahunnya, diperkirakan pada tahun 2025 akan ada 1,5 Miliar orang yang terkena
hipertensi, dan diperkirakan setiap tahunnya 9,4 juta orang meninggal akibat
hipertensi dan komplikasinya. Berdasarkan Riskesdas 2018 prevalensi hipertensi
berdasarkan hasil pengukuran pada penduduk usia 18 tahun sebesar 34,1%, tertinggi
di Kalimantan Selatan (44.1%), sedangkan terendah di Papua sebesar (22,2%). Begitu
pula dengan penyakit kronis lain yang menunjukkan prevalensi tinggi yaitu diabetes
mellitus (DM). Secara global, diperkirakan 422 juta orang dewasa hidup dengan
diabetes pada tahun 2014, dibandingkan dengan 108 juta pada tahun 1980. Prevalensi
global (usia-standar) diabetes telah hampir dua kali lipat sejak 1980, naik dari 4,7%
menjadi 8,5% pada populasi orang dewasa (WHO, 2016). Menurut data dari WHO
(2016) bahwa Indonesia berada pada peringkat 4 terbanyak sebagai penyumbang
penderita diabetes.
WHO mendesak pengambil keputusan kesehatan di setiap negara untuk
mengembangkan strategi yang efektif untuk menghentikan tren peningkatan DM
melalui pengobatan alternatif (Sharma et al, 2015). Kontrol makanan dan olahraga
adalah modalitas pengobatan yang ditetapkan pada pasien dengan DM tipe 2 dan
gangguan gaya hidup lainnya, termasuk obesitas, hipertensi, dan dislipidemia. Begitu
pula pada pengobatan hipertensi, walaupun intervensi pharmaceutical telah terbukti
menurunkan tekanan darah, sedikit penelitian yang diketahui tentang bagaimana
terapi alternatif dan perubahan gaya hidup dapat menurunkan tekanan darah saat
digunakan bersama obat atau bahkan sebagai tindakan pencegahan. Namun tanpa
program pencegahan dan pengendalian yang efektif, insidensi hipertensi dan DM
cenderung terus meningkat secara global (Iziyi et al, 2015; Dash dan Takhur, 2014).
Yoga adalah latihan disiplin yang menggabungkan berbagai praktik yang
tujuannya adalah menjaga keseimbangan dan kesehatan fisik, mental, emosional, dan
dimensi spiritual individu. Yoga sering digambarkan seperti pohon dan terdiri dari
delapan aspek atau ‘‘ Anggota badan’’ yaitu : yama (etika universal), niyama (etika
individu), asana (postur fisik), pranayama (pengontrol napas), pratyahara (Kontrol
indera), dharana (konsentrasi), dyana (meditasi), dan samadhi (kebahagiaan (Ross et
al, 2010. Complementary Alternative Medicine (CAM) adalah suatu perawatan
kesehatan alternatif yang mencakup terapi pikiran dan tubuh yang telah terbukti
secara positif mempengaruhi tekanan darah dan mengontrol kadar gula darah pada
2

pasien DM tipe 2 (Murray dan Wilson, 2018; Raveendran et al, 2018). Termasuk di
dalamnya terapi pengobatan alternatif komplementer yaitu adalah Hatha Yoga. Hatha
yoga merupakan latihan fisik yoga dalam bentuk aktivitas fisik rekreasi. Ini adalah
bagian dari yoga sebagai sistem filsafat India yang mengintegrasikan pikiran dan
tubuh melalui postur fisik seperti gaya hidup, meditasi, pranayama, dan postur yoga
(asana) (Grabara, 2016). Sehingga tujuan dari mengembangkan penyehatan
alternative sebagai upaya terapi nonfarmakologi melalui hatha yoga dalam
menurunkan dan menjaga tekanan darah pada hipertensi dan gula darah pada orang
dengan DM tipe 2 sebagai strategi pencegahan prevalensi dan meningkatkan kualitas
hidup
1.2 Tujuan
1.2.1 Mengetahui Hatha Yoga dapat menurunkan dan menjaga tekanan darah pada
orang dengan hipertensi
1.2.2 Mengetahui Hatha Yoga dapat menurunkan dan menjaga kadar gula darah
pada orang dengan DM tipe 2
1.3 Manfaat Penelitian
Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan suatu metode penyehatan
alternative yang murah dan dapat secara global dilakukan dalam mengurangi angka
kejadian dan angka kematian akibat hipertensi dan DM tipe 2.
1.4 Keutamaan Penelitian
Mengembangkan terapi non farmakologi berbasiskan penyehatan alternative
hatha yoga dalam strategi pencegahan dan meningkatkan kualitas hidup penderita
hipertensi dan DM tipe 2 dengan tanpa mencegah penggunaan obat konvensional
demi mewujudkan pengobatan terintegrasi
1.5 Luaran yang diharapkan
Luaran yang dihasilkan dari kegiatan PKM ini adalah berupa artikel atau jurnal
ilmiah yang memuat informasi mengenai pengobatan alternative dengan hatha yoga
yang mampu memberikan kontribusi di era CAM dalam menurunkan dan menjaga
tekanan darah pada orang dengan hipertensi dan menunurunkan dan menjada kadar
gula darah tetap normal pada orangn dengan DM tipe 2.
1.6 Kontribusi Penelitian
Pada era pengobatan terintegrasi antara pengobatan komplementer dengan
pengobatan konvensional perlu dikembangkan lebih dalam seperti hatha yoga dalam
penyehatan alternative yang nantinya mampu mendukung pharmaceutical intervensi
dalam pengembangan kombinasi terapi non farmakologi dan farmakologi
3

BAB 2
TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Hatha Yoga


Complementary alternative medicine (CAM) adalah kategori pengobatan yang
mencakup berbagai pendekatan perawatan yang berada di luar dari ranah kedokteran
secara konvensional termasuk didalamnya adalah penyehatan hatha yoga (Murray dan
Wilson, 2018). Yoga fisik (hatha yoga) meliputi latihan pose berdiri, pose duduk,
pose berbaring, pose telentang dan tengkurap, pose yang melibatkan penyangga
tangan, pose seimbang, dan lainnya. Ada beberapa gerakan posisi statis, yang
berlangsung selama lebih dari belasan detik hingga beberapa menit (Grabara, 2016).
Pelatihan hatha yoga terdiri dari 3 bagian:
a. inisial : yang berisi instruksi untuk peserta, pertanyaan tentang kondisi medis apa
pun yang menghalangi pelaksanaan beberapa gerakan asana, dan gerakan tubuh
menyerupai gunung dengan perhatian khusus pada posisi masing-masing bagian
tubuh dan pemanjangan tulang belakang;
b. bagian utama : yang mencakup Suryanamaskar sebagai pemanasan dinamis;
berdiri asana pada bidang sagital, frontal dan transversal; pose keseimbangan; pose
kekuatan otot; pose otot memanjang; pose tengkurap; dan pose duduk;
c. bagian akhir yang dimaksudkan untuk pose berbaring, pose terbalik dan pose
santai. Penyehatan hatha yoga harus disesuaikan dengan usia, kesehatan,
kebugaran fisik, dan kemampuan praktis (Grabara, et al, 2016)
2.2 Hubungan Yoga dengan Hipertensi dan Diabetes Mellitus
Hipertensi adalah suatu keadaan tekanan darah seseorang berada diatas batas
normal atau optimal yaitu 120 mmHg untuk sistolik dan 80 mmHg untuk diastolik.
Menurut artikel dari Bolivar (2013) Hipertensi didefinisikan sebagai tekanan darah
sistolik ≥140mmHg dan / atau tekanan diastolik ≥90mmHg. Penyakit ini
dikategorikan sebagai the silent disease karena penderita tidak mengetahui dirinya
mengidap hipertensi sebelum memeriksakan tekanan darahnya (Tandililing et al,
2016). Yoga memiliki banyak manfaat yang dirasakan, seperti peningkatan
kebahagiaan dan hubungan sosial, serta banyak manfaat kesehatan. Beberapa
penelitian menyarankan peserta yang secara teratur mengikuti program yoga
mengalami penurunan berat badan, menurunkan kadar glukosa darah mereka dan
menurunkan kadar kolesterol mereka . Menurut Siu et al (2015) manfaat yoga pada
kesehatan individu yang didiagnosis sindrom metabolik menunjukkan hasil yang
signifikan. Program yoga 1 tahun pada subjek penelitian memberikan hasil terjadi
penurunan tekanan darah sistolik dan diastolik. Studi ini memiliki implikasi positif
terhadap kesehatan metabolisme dan jantung. Peneltian lain dari Agarwal dan
4

Nathani (2015) menjelaskan dalam studi klinis efek yoga terhadap hipertensi
digunakan 20 kasus kelompok kontrol dengan terapi obat standar dan 20 kasus
kelompok uji coba dengan praktik yoga yang disertai pemberian terapi obat standar.
Mereka diamati tiga kali, pada masing-masing interval 15 hari. Dari 40 pasien, 19
pasien kelompok kontrol dan 19 pasien kelompok percobaan tersedia untuk penilaian
pada akhir perawatan. Praktek yoga yang dipilih yaitu asana dan pranayama
memberikan efek yang signifikan (p <0,05) bersama dengan pemberian terapi obat
standar dalam menurunkan tekanan darah sistolik dan diastolic. Penelitian lain
Sujatha dan Judie (2014) mengguanakn masyarakat desa di blok Kattankulathur, 238
subjek berusia 30 - 60 tahun dengan hipertensi ringan dan sedang. Hasilnya tekanan
darah sistolik pada kondisi pra & pasca intervensi rata-rata tekanan darah berkurang
dari 152.75 menjadi 138.51 (14.24) mm hg dan tekanan darah diastolic berkurang
dari 94,51 ke 86,17 (8,34) mm.
Begitu pula pada kondisi diabetes mellitus (DM) dalam hal ini DM tipe 2, yang
merupakan gangguan gaya hidup yang disebabkan oleh resistensi insulin dengan
defisiensi insulin relatif atau absolut, yang mengakibatkan hiperglikemia kronis dan
berbagai komplikasi kardiovaskular. Kontrol diet dan olahraga merupakan modalitas
pengobatan utama yang ditetapkan pada pasien dengan DM tipe 2 dan gangguan gaya
hidup lainnya, termasuk obesitas, hipertensi, dan dislipidemia (Raveendran et al,
2018). Pada penelitian Dash dan Takhur (2017) mengunakan 60 pasien dengan DM
tipe 2 dari Dept. of physiology V.S.S Medical College Burla dibagi menjadi dua
kelompok terpisah. Kelompok I (n1 = 30) pasien yang termasuk dalam kelompok
Yoga melakukan asana Yoga selama 40 hari, bersama dengan diet ditambah obat-
obatan diabetes. Pasien Kelompok II (n2 = 30) atau pasien kelompok kontrol dengan
diet ditambah terapi medis normal. Hasil analisis statistik yang diperoleh dalam
penelitian ini dan perbandingannya dengan laporan lain yang dipublikasikan, dapat
disimpulkan bahwa yoga membantu dalam menurunkan kadar gula darah dan
menjaga diabetes tetap terkendali. Demikian juga pengurangan HbA1C melindungi
pasien dari perkembangan awal berbagai komplikasi mikrovaskuler dan
makrovaskular. Berikut gambaran bagaimana DM dan hipertensi saling berhubungan
dan bagaimana secara fisiologis hatha yoga mampu memberikan alternative
penyehatan melalui gambara State of The Art Berikut.
5

WHO :
Tahun 2015 sekitar 1,13
Miliar orang di dunia
menyandang hipertensi dan
422 juta orang dewasa hidup
dengan diabetes pada tahun
2014

Hipertensi : Diabetes :

- Pemeriksaan - Pemeriksaan
tekanan darah glukosa plasma
sistolik 140-159 STRES puasa ≥126
mmHg dan / mg/dl.
atau diastolik - Pemeriksaan
90-99 mmHg glukosa plasma
(HT stadium 1) Hypotalamic – Sympativ nervous ≥200 mg/dl 2-
- Pemeriksaan pituitary- adrenal axis system jam setelah Tes
tekanan darah Toleransi
sistolik ≥ 160 Glukosa Oral
mmHg dan / (TTGO)
atau diastolik ≥ cortisol ephinephrine - Pemeriksaan
100 mmHg (HT HbA1c ≥6,5%
stadium 2) Glucagon
- norephinephrin
e
Insulin Renin

BP Blood clot

Kadar glukosa
Hipertensi

HATHA YOGA PRACTICE

Quality of life, mood, stress Body weight, BP, heart rate, lipid
profile improvement in endothelial
function, pancreatic regeneration,
exercise tolerance
6

BAB 3
METODE PENELITIAN
TAHAP 1 : Studi pustaka masalah dan dampak serta prevalensi penyakit hipertensi
dan DM tipe 2 di dunia dan Indonesia khususnya
No. Proses Kegiatan Luaran yang Indikator capaian
dihasilkan
1. Melakukan studi pustaka Rangkuman data Tersusunnya
mengenai masalah dan prevalensi, ranggkuman data
dampak penyakit masalah dan prevalensi, masalah dan
degenerative menurut data dampak dari dampak dari penyakit
WHO dan menurut penyakit hipertensi hipertensi dan DM tipe 2
infodatin KemenKes dan DM tipe 2
2. Melakukan studi pustaka Rangkuman data Tersusunnya data terapi
mengenai terapi terapi farmakologi farmakologi dan terapi
famakologi dan terapi non dan terapi non non farmakologi
farmakologi terhadap farmakologi hipertensi dan DM tipe 2
hipertensi dan DM tipe 2 hipertensi dan DM
(yang sudah pernah tipe 2
diteliti)
3 Melakukan studi pustaka
Catatan dan Tersusunnya Catatan dan
mengenai harapan dan pustaka beberapa pustaka beberapa strategi
strategi secara global
strategi yang yang dilakukan secara
mengenai pencegahan dan
dilakukan secara global terhadap angka
kontrol terhadap angka
global terhadap kejadian dan kematian
kejadian dan kematianangka kejadian akibat hipertensi dan DM
akibat hipertensi dan DM
dan kematian tipe 2
tipe 2 akibat hipertensi
dan DM tipe 2
TAHAP 2 : Pengembangan Terapi non farmakologi berbasis CAM dengan Hatha
yoga pada orang dengan hipertensi dan DM tipe 2
No. Proses Kegiatan Luaran yang Indikator capaian
dihasilkan
1. Proses sampling pasien Sample dengan Tersedianya Sample
dengan kategori inklusi criteria inklusi dengan criteria inklusi
pasien berumur 26-65 tersebut sejumlah tersebut sejumlah 60
tahun dan terdiagnosi 60 pasien pasien
hipertensi dan pasien
7

terdiagnosis DM tipe 2
(dilakukan cek terhadap
riwayat pengobatan atau
dengan test kit) dan
penyerahan informed
consent
2. Melakukan grouping Kelompok kotrol Tersusunnya Kelompok
pasien masing-masing 15 dan perlakuan kotrol dan perlakuan
pasien sebagai kontrol dengan masing- dengan masing-masing
menggunakan obat standar masing jumlahnya jumlahnya 15 orang
untuk hipertensi dan 15 orang
diabetes serta 15 pasien
dengan melakukan
penyehatan hatha yoga
dengan tetap
menggunakan obat standar
TAHAP 3 : Perlakuan Pre dan Post penyehatan alternative dengan hatha yoga
untuk kelompok perlakuan
No. Proses Kegiatan Luaran yang Indikator capaian
dihasilkan
1. Pasien kelompok kontrol Data tekanan Tersedianya data objektif
maupun kelompok darah sampel baik pemerikasaan tekanan
perlakuan dilakukan kontrol ataupun darah dan gula darah
pemeriksaan tekanan perlakuan
darah (hipertensi) dan
Gula darah (DM )
2. Pasien kelompok Dilakukannya Kegiatan berlangsung
perlakuan dilatih dan secara teratur dan dengan sesuai protol
diintruksikan untuk terintruksikan kerja dan
melakukan gerakan hatha
kegiatan latihan didokumentasikan.
yoga mulai dari
a. Asana : dan gerakan- Disertai dengan absensi
Vajarasana = 10 minutes gerakan hatha bagi subjek untuk
Makarasana = 10 minutes yoga. Pelaksana melengkapi dokumentasi
Shavasana = 10 minutes wajib bertanya
b. Pranayama (tanpa kepada subjek
pernapasan dalam) : terkait kondisi
Anuloma-viloma = 3 ronde ketika pelaksanaan
dengan 20 kali inspirasi
yoga terkait
8

dan ekspirasi kondisi fisik dan


Bhramari = 3 ronde lain-lain
dengan 10 kali inspirasi
dan 20 kali ekspirasi

Dilakukan selama 2 hari


dalam seminggu dengan
interval perlakuan selama
12 minggu.

3. Pengukuran postData tekanan Tersusunnya


perlakuan dilakukan pada darah dan gula dokumentasi data
akhir miggu disetiapdarah pasien tekanan darah dan gula
minggu nya baik kontrol
kontrol maupun darah pasien kontrol
maupun kelompok
perlakuan selama 12kelompok maupun kelompok
minggu perlakuan setiap perlakuan setiap
minggunya selama minggunya selama 12
12 minggu minggu
TAHAP 4 : Analisa data menggunakan statistic antara kontrol dengan perlakuan
pre dan post
No. Proses Kegiatan Luaran yang Indikator capaian
dihasilkan
1. Data yang diperoleh Data yang telah telah teruji distribusi data
dilakukan uji normalitas teruji distribusi sehingga dapat
data variasi data untuk data sehingga ditentukan uji analisis
digunakan dalam analisis dapat ditentukan statistiknya
statistik uji analisis
statistiknya
2. Pengujian statistic untuk Kesimpulan secara Tersusunya dokumen
mengatahui perbedaan statistic apakah kesimpulan statistic
antara kelompok kontrol terdapat perbedaan mengenai perbedaan
dengan kelompok signikfikan antara signikfikan antara
perlakuan (pre dan post ) kelompok kelompok perlakuan
kedua variabel terikat yait perlakuan dengan dengan penyehatan hatha
tekanan darah dan kadar penyehatan hatha yoga terhadap kelompok
gula darah dengan uji t yoga terhadap kontrol
paired test (repeated kelompok kontrol
9

BAB IV
BIAYA DAN JADWAL KEGIATAN
4,1 Rancangan Biaya Kegiatan
No. Jenis Pengeluaran Jumlah
1. Peralatan Penunjang
- Lembar pengamatan Rp 300.000,00
- Tes kit Rp 770.000,00
- Alat-alat tulis Rp. 40.000,00
- Penyediaan alas duduk Rp. 1.800.000,00
- Handuk Rp. 900.000,00
- Tempat sampah medis Rp. 190.000,00
2. Alat dan Bahan Penelitian Habis Pakai
- Blood lancet, strip test, kapas, alcohol, masker, Rp Rp. 760.000
handscoon, handrub

3. Perjalanan
- Pembelian alat dan bahan dan Pencarian subjek Rp 250.000,00
penelitian
4. Lain-lain
- Snack responden, dokumentasi, dan pembuatan laporan Rp 1.925.000,00
akhir
Biaya total Rp 6.995.000,00

4,2 Jadwal Kegiatan


Bulan ke
Jenis Kegiatan
1 2 3 4
1 Persiapan
2 Pelaksanaan
3 Penyusunan laporan kegiatan
a. Analisis Statistik
b. Penyusunan laporan akhir
4 Bimbingan dengan dosen
10

DAFTAR PUSTAKA
Agarwal, Ram Kumar dan Nathani N. 2015. Clinical Evaluation of The Effect of
Certain Yogic Practices On Hypertension. International Ayurvedic Medical
Journal, 3 (9) 2925-2930.
Dash, satarupa dan Atanu Kumar Thakur. 2014. Effect of Yoga in Patient's With
Type-II Diabetes Mellitus. Journal of Evolution of Medical and Dental
Sciences. 30(7) 1642-1655.
Eziyi A. dan Adunlin G. 2015. Is Pharmaceutical care effective for Improving Blood
Pressure Control and medication adherence among Hypertensive Patient ? a
review. Value In Health 18 : A 249
Grabara, Małgorzata. 2016. Could hatha yoga be a health-related physical activity?.
Biomedical Human Kinetics. 8 : 10–16
Kemenkes RI. 2018. "Hari Diabetes Sedunia Tahun 2018" . Pusat Data dan Informasi
Kementerian Kesehatan RI.
Murray, Alexandra dan Wilson K. 2018. Yoga and Hypertension: A Systematic
Review. Journal of Yoga & Physical Therapy 8 (2).
Raveendran, A.V. Anjali D., Shashank R. J. 2018 Therapeutic Role of Yoga in Type
2 Diabetes. Endocrinol Metab, (33) 307-317.
Ross Alyson, Thomas Sue, (2010). The Health of Yoga and Exercise A Review of
Comparison Studies. Journal of Alternative and complementer medicine, 16 (1)
3-11.
Sharma, R., Hetal A., Prajapati. 2015. Yoga: As an Adjunct Therapy to Trim Down
the Ayurvedic Drug Requirement in Non Insulin‑Dependent Diabetes Mellitus.
Ancient Science of Life. 33 (4) 229-235.
Siu PM, Yu AP, Benzie IF, Woo J. 2015. Effects Of 1-Year Yoga On Cardiovascular
Risk Factors In Middle-Aged And Older Adults With Metabolic Syndrome: A
Randomized Trial. Diabetol Metab Syndr 7: 40.
Sujatha,T, dan A. Judie. (2014). Influence of yoga on blood pressure and anxiety
among adults with hypertension. Journal Indian of applied research. 4 (7): 387-
390.
Tandililing, S., Mukaddas A., Dan Faustine I. 2016. Profil Penggunaan Obat Pasien
Hipertensi Esensial Di Instalasi Rawat Jalan Rumah Sakit Umum Daerah I
Lagaligo Kabupaten Luwu Timur Periode Januari-Desember Tahun 2014.
Journal Of Pharmacy Vol. 3(1): 49-56
World Health Organization. 2016. Global Report on Diabetes (France : World Health
Organization,).
11

LAMPIRAN

Lampiran 1. Biodata Ketua, Anggota, dan Dosen Pendamping


12
13
14
15
16

Lampiran 2. Format Justifikasi Anggaran Kegiatan

1.Perlengkapan yang Volume Harga Satuan Nilai (Rp)


diperlukan (Rp)

Lembar Pengamatan 60 pcs Rp. 5.000 Rp. 300.000

Tes Kit 2 pcs Rp. 385.000 Rp. 770.000

Alat Tulis 4 Set Rp. 10.000 Rp. 40.000

Penyediaan Tempat duduk 60 Set Rp. 30.000 Rp.1.800.000


(Matras)

Handuk 60 Pcs Rp. 15.000 Rp. 900.000

Tempat Sampah untuk medis 1 pcs Rp. 190.000 Rp.150.000

Sub total Rp. 4.060.000

2. Bahan Habis Pakai Volume Harga Satuan (Rp) Nilai (Rp)

Blood lancet 60 pcs Rp. 2.500 Rp. 150.000

Strip tes 60 pcs Rp. 5.000 Rp. 300.000

Kapas Alkohol 3 pax Rp. 20.000 Rp. 60.000

Masker 2 box Rp. 40.000 Rp. 80.000

Handscoon 120 pcs Rp.1000 Rp. 120.000

Handrub 2 botol Rp. 25.000 Rp. 50.000

Sub total Rp. 760.000

3. Perjalanan Volume Harga Satuan (Rp) Nilai (Rp)

BBM ( Untuk 4 motor selama 1 periode Rp. 250.000 Rp. 250.000


kunjungan

Sub Total Rp. 250.000

4. Lain – Lain Volume Harga Satuan (Rp) Nilai (Rp)


17

Konsumsi snack 63 Rp. 20.000 Rp. 1.260.000

Minum 63 Rp. 5.000 Rp. 315.000

Dokumentasi 1 periode Rp. 200.000 Rp. 200.000

Pembuatan Laporan akhir 1 periode RP. 150.000 Rp. 150.000

Sub Total Rp. 1.925.000

TOTAL (1 +2 +3 + 4) Rp. 6.995.000

Terbilang ( Enam Juta Sembilan Ratus Sembilan Puluh Lima Ribu Rupiah)
18

Lampiran 3. Susunan Orgaanisasi Tim Kegiatan dan Pembagian Tugas

No Nama/NIM Program Bidang Ilmu Alokasi Uraian Tugas


Studi Waktu

1 Ni Putu Sri Wahyuni DIII Farmasi 4 Bulan Instruktur Yoga,


Farmasi Pengecekan
Responden dan
Evaluasi, Penyusunan
Laporan Akhir,
Evaluasi pada
Pembimbing

2 Faiyah DIII Farmasi 4 Bulan Persiapan, Pencarian


Farmasi Responden, Instruktur
Yoga, Pengecekan
Responden dan
Evaluasi, Penyusunan
Laporan Akhir,
Evaluasi pada
Pembimbing

3 Novita Hayyu DIII Farmasi 4 Bulan Persiapan, Pencarian


Nurjanah Farmasi Responden, Instruktur
Yoga, Pengecekan
Responden dan
Evaluasi, Analisa
Statistik Penyusunan
Laporan Akhir,
Evaluasi pada
Pembimbing
19

Lampiran 4. Surat Pernyataan Ketua Pelaksana

Anda mungkin juga menyukai