Anda di halaman 1dari 73

LAPORAN KEGIATAN MUSYAWARAH TIGA SEKOLAH NEGERI

BANJARSARI DUSUN BANJARSARI KELURAHAN TERAS


KECAMATAN TERAS KABUPATEN BOYOLALI

DI SUSUN OLEH :

1. Shantik Dwi Safitri (P16154) 10. Yulinar Dita P (P16163)


2. Siti Novia Ningrum (P16155) 11. Yuni Retnasari (P16164)
3. Sugeng Prasojo (P16156) 12. Alvianti (P16165)
4. Sumayyah Uswatun (P16157) 13. Amini Indah P (P16166)
5. Titik Dwi Nur S (P16158) 14. Annisa Firdina R (P16168)
6. Umi Musafaah (P16159) 15. Arif Fajar S (P16169)
7. Wahyuningtyasari (P16160) 16. Arum Mukaromah (P16170)
8. Yeni Kurniawati (P16161) 17. Avin Lestari (P16171)
9. Yulia Agustina W (P16162)

PROGRAM STUDI D3 KEPERAWATAN

STIKES KUSUMA HUSADA SURAKARTA

TAHUN 2019
LEMBAR PENGESAHAN

Laporan Hasil Praktik Asuhan Keperawatan Komunitas Dalam Konteks Pelayanan

Kesehatan Utama di Sekolah Dasar Negeri Banjarsari, Kecamatan Teras,

Kabupaten Boyolali, Pada Tanggal 2 Januari -19 Januari 2019, telah mendapatkan

persetujuan pada tanggal 2 Januari 2019.

Pembimbing I

( Fakhrudin Nasrul Sani, S.Kep., Ns., M.Kep )

Mengetahui,
Kaprodi D3 Keperawatan
STIKES Kusuma Husada Surakarta
( Meri Oktariani, S.Kep., Ns., M.Kep )

KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, karena berkat

rahmat dan karunia-Nya seluruh “Praktek Keperawatan Komunitas” di Sekolah

Dasar Negeri Banjarsari, Kecamatan Teras, Kabupaten Boyolali dan penyusunan

laporan ini dapat kami selesaikan.

Kegiatan dan penyusunan laporan ini dapat kami selesaikan berkat adanya

bantuan dan bimbingan serta kerjasama yang baik dari beberapa pihak. Oleh karena

itu pada kesempatan ini kami menyampaikan terima kasih dan penghargaan kepada

yang terhormat :

1. Meri Oktariani, S.Kep., Ns., M.Kep selaku Ketua Program Studi D3

Keperawatan Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Kusuma Husada Surakarta.

2. Fakhrudin Nasrul Sani, S.Kep., Ns., M.Kep selaku Koordinator Praktek dan

Pembimbing Akademik Keperawatan Komunitas.

3. Sri Winarni, SKM selaku Pembimbing CI dari Puskesmas Teras

4. Bambang T.H, S.Pd selaku Kepala Sekolah dari Sekolah Dasar Mojolegi

Teras

5. Seluruh dosen, staf STIKes Kusuma Husada Surakarta yang telah

memberikan bantuan moril kepada kelompok kami.


6. Orang Tua kami yang telah memberikan doa restu kepada kami.

7. Teman-teman seperjuangan yang telah bekerja sama dalam menyelesaikan

laporan ini.

Kami menyadari bahwa laporan ini jauh dari kata sempurna, untuk itu kami

mohon kritik dan saran yang membangun untuk perbaikan di waktu yang

akan datang. Besar harapan kami semoga laporan ini dapat bermanfaat bagi

pembaca umumnya, pihak Puskesmas Teras sebagai bahan tindak lanjut

untuk masalah kesehatan di Sekolah Dasar Negeri Banjarsari, Kecamatan

Teras, Kabupaten Boyolali.

Boyolali, Januari 2019

Mahasiswa Praktek Komunitas Kelompok


DAFTAR ISI
DAFTAR GRAFIK
DAFTAR LAMPIRAN

1. Lampiran 1. Proposal Kegiatan

2. Lampiran 2. Laporan Kegiatan

3. Lampiran 3. Satuan Acara Penyuluhan

4. Lampiran 4. Proposal Musyawarah Warga I,II,III

5. Lampiran 5. PPT Musyawarah Warga I,II,III

6. Lampiran 6. Lefleat Materi Cuci Tangan, Memotong Kuku dan

Menggososok gigi

7. Lampiran 7. Kuitansi Pengeluaran

8. Lampiran 8. Foto Dokumentasi Kegiatan


BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Kesehatan adalah kebutuhan dasar yang merupakan modal utama untuk

hidup, karena setiap manusia berhak untuk hidup dan Memiliki kesehatan.

Kenyataan tidak semua orang memperoleh atau Memiliki derajat kesehatan

yang optimal, karena berbagaima salah secara global diantaranya adalah:

kesehatan lingkungan yang buruk, sosial ekonomi yang rendah, yang

menyebabkan tidak terpenuhinya gizi, pemeliharaan kesehatan pendidikan

dan kesehata nlainnya. Oleh karena itu pelayanan kesehatan utama

merupakan salah satu pendekatan dan alat untuk mencapai kesehatan bagi

semua pada tahun 2010 sebagai tujuan pembangunan kesehatan dalam rangka

mencapai derajat kesehatan yang optimal (Depkes RI, 2010).

Dalam rangka mewujudkan derajat kesehatan yang optimal dan

mampu mendorong dirinya sendiri dalam bidang kesehatan. Berbagai upaya

kesehatan telah diselenggarakan. Salah satu bentuk pelayanan kesehatan yaitu

melalui Puskesmas dan Rumah sakit sebagai rujukannya. Hal ini merupakan

Sistem Pelayanan Kesehatan yang dianut dan dikembangkan dalam Sistem

Kesehatan Nasional dengan melibatkan peran serta masyarakat.

Upaya untuk mengoptimalkan kesehatan dalam lingkup sekolah

diantaranya dengan melakukan penyuluhan dan pelatihan kesehatan pada

semua siswa siswi dan meningkatkan derajat kesehatan terutama di SD Negeri


Banjarsari.

Oleh karena itu layanan kesehatan utama merupakan salah satu

pendekatan dan alat untuk mencapai kesehatan bagi semua pada tahun 2010

sebagai tujuan pembangunan kesehatan dalam mencapai derajat kesehatan

yang optimal yang telah dicanangkan oleh pemerintah pada pembukaan

Rakernas Departemen Kesehatan RI pada tahun 1999.

Untuk melaksanakan tugas tersebut dibutuhkan seorang perawat

yang kompeten dalam memberikan asuhan keperawatan komunitas, untuk

mendapatkan hasil yang optimal dibutuhkan pengalaman selain pengetahuan.

Salah satu cara memperoleh pengalaman adalah melalui Praktek Komunitas

SD Negeri Banjarsari.

B. Tujuan

1. Tujuan Instruksional Umum

Membantu dan memfasilitasi warga sekolah untuk meningkatkan

derajat kesehatan yang optimal di SD Negeri Banjarsari serta mampu

mengenal kesehatan dirinya.

2. Tujuan Instruksional Khusus

Tujuan yang ingin dicapai pada praktek komunitas di Kelas 4, 5, 6, SD

Negeri Banjarsari adalah sebagai berikut :

a. Melakukan pengumpulan data komunitas yang berhubungan dengan

kesehatan dengan siswa siswi kelas 4, 5, 6, dengan menggunakan

format pengkajian keperawatan komunitas dari akademik dilingkup

SD Negeri Banjarsari.
b. Melakukan analisa data kesehatan yang didapatkan dilingkup SD

Negeri Banjarsari.

c. Merumuskan diagnosa / masalah keperawatan komunitas kesehatan

dengan menyelenggarakan musyawarah sekolah.

d. Menyusun rencana tindakan keperawatan.

e. Melakukan tindakan keperawatan.

f. Melakukan evaluasi keperawatan.

C. Manfaat Laporan

1. Bagi SD Negeri Banjarsari

Menambah pengetahuan tentang masalah kesehatan yang muncul di Kelas

4, 5, 6 SD Negeri Banjarsari dapat mengatasi masalah kesehatan tersebut.

2. Bagi Mahasiswa

Menambah pengetahuan dan pengalaman secara langsung dalam

memberikan asuhan keperawatan kepada individu, kelompok dan

komunitas khususnya di Kelas 4, 5, 6 SD Negeri Banjarsari.

D. Tindak Lanjut Kegiatan

Setelah selesai program praktik Komunitas SD Negeri Banjarsari

diharapakan ada tindak lanjut dari kegiatan yang telah berjalan, pada

kesempatan ini kelompok kami merekomendasikan untuk berkolaborasi

dengan kepala sekolah dan guru untuk menginformasikan murid serta pihak

sekolah untuk memperhatikan kebersihan lingkungan, praktik cuci tangan yang

benar pada anak dengan cara yaitu mengajarkan cara cuci tangan 6 langkah

benar, dan melakukan tindakan P3K.


E. Sistematika Kapenulisan

Sistematika penulisan yang digunakan dalam penulisan laporan

praktek komunitas khusus sebagai berikut :

Bab I : Pendahuluan terdiri dari latar belakang, tujuan praktik, manfaat

laporan, tindak lanjut kegiatan dan sistematika penulisan.

Bab II : Tinjauan teori pelayanan kesehatan utama, konsep keperawatan

komunitas, peran perawat komunitas, asuhan keperawatan

komunitas, teori perubahan komunitas.

Bab III : Aplikasi asuhan keperawatan komunitas SD Negeri Banjarsari

yang terdiri dari tahap persiapan, tahap pengkajian, tahap

perumusan diagnose keperawatan komunitas, tahap perencanaan,

tahap implementasi, dan tahap evaluasi.

Bab IV : Pembahasan berisi tentang hal–hal yang harus dibahas mulai dari

tahap terdiri dari tahap persiapan, pengkajian, perumusan

diagnose keperawatan, implementasi, dan tahap evaluasi.

Bab V : Penutup terdiri dari kesimpulan dan saran.


BAB II

TINJAUAN TEORI

A. Pelayanan Kesehatan Utama

Sasaran pelayanan kesehatan utama adalah individu, keluarga/ kelompok

khusus dan masyarakat dengan fokus upaya kesehatan primer, sekunder, dan

tersier oleh karenanya pendidikan masyarakat dalam mendorong semangat untuk

merawat diri sendiri, hidup mandiri dan menentukan nasibnya sendiri dalam

menciptakan derajat kesehatan yang optimal.

Prinsip dalam pelayanan kesehatan utama berorientasi pada distribusi

pelayanan kesehatan yang merata. Melibatkan masyarakat, menggunakan

teknologi tepat guna (menggunakan sarana dan fasilitas yang di dalam masyarakat

itu sendiri), berfokus pada pelayanan kesehatan utama meliputi; pendidikan

kesehatan terhadap kesehatan yang pokok, cara penanggulangan dan pencegahan

serta pengobatannya.

Hubungan konsep pelayanan kesehatan utama dan komunitas adalah untuk

melaksanakan kesehatan masyarakat, mengatur jenjang tingkat pelayanan

kesehatan menjadi tingkat rumah tangga (individu atau keluarga), tingkat

masyarakat (pimpinan atau tokoh masyarakat), tingkat rujukan pertama (rumah

sakit tipa A dan B), serta menyelenggarakan kerja sama lintas sektoral dan lintas

program yang melibatkan peran serta masyarakat. Peran serta masyarakat

diperlukan dalam hal perorangan, komunitas sebagai subyek dan obyek


diharapkan masyarakat mampu mengenal, mengambil keputusan dalam menjaga

kesehatannya, sebagian akhir tujuan pelayanan kesehatan utama diharapkan

masyarakat mampu secara mandiri menjaga dan meningkatkan status sehatan

masyarakat dimana mereka tinggal.

B. Konsep Keperawatan Komunitas

Menurut Koentjacaraningrat (2009), komunitas adalah sekumpulan manusia

yang saling bergaul, atau dengan istilah lain saling berinteraksi. Betty neurman

(2008) berpendapat bahwa komunitas dipandang sebagai klien “clien is an

interacting open system in total interface with both internal and external forces or

stressors”. Sedangkan logan dan Dawkin (2010) menuliskan bahwa pengertian

keperawatan komunitas adalah pelayanan keperawatan profesional yang ditunjukan

pada masyarakat dengan penekanan pada kelompok resiko tinggi, dalam upaya

pencapaian derajat kesehatan yang optimal melalui pencegahan penyakit dan

peningkatan kesehatan,

Dengan menjamin keterjangkauan pelayanan kesehatan yang dibutuhkan, dan

melibatkan klien sebagai mitra dalam perencanaan, pelaksanaan dan evaluasi

pelayanan keperawatan. Pernyataan lain menurut Soerjono Soekanto (2008)

komunitas adalah menujuk pada bagian masyarakat yang bertempat tinggal di

suatu wilayah (dalam arti geografi) dengan batas-batas tertentu, dimana yang

menjadi dasarnya adalah interaksi yang lebih besar dari anggota-anggotanya,

dibandingkan dengan penduduk diluar batas wilayahnya.

Adapun menurut WHO (2011) komunitas adalah kelompok social yang

ditentukan oleh batas-batas wilayah nilai-nilai keyakinan dan minat yang sama
serta saling adanya saling mengenal dan interaksi antar anggota masyarakat.

Keperawatan komunitas adalah sebagai salah satu bentuk pelayanan

kesehatan utama yang ditunjukan pada masyarakat pada prakteknya memerlukan

acuan atau landasan teoritis untuk menyelesaikan penyimpangan dalam kebutuhan

dasar komunitas. Salah satunya adalah konsep menurut (Christine Ibrahim, 2009)

keperawatan dikarakteristikan oleh 4 (empat) konsep pokok, yang meliputi konsep

manusia, kesehatan, masyarakat, dan keperawatan. Paradigma keperawatan ini

menggambarkan teori-teori itu berhubungan satu dengan yang lain sehingga

menimbulkan hal-hal yang perlu diselidiki (Christine Ibrahim, 2009).

MANUSIA

KEPERAWATAN KEPERAWATAN

MASYARAKAT

Gambar 2.1 Paradigma Keperawatan

Model teori Neuman menggambarkan bahwa komunitas adalah sistem

terbuka yang mempunyai sumber energi (infra struktur) dan mempunyai 5 variabel

yang saling mempengaruhi satu dengan yang lainnya dalam komunitas yaitu:

biologis, psikologis, sosiokultural, perkembangan dan spiritual.

Model teori Neuman dilandasi oleh teori sistem dimana terdiri dari

individu, keluarga atau kelompok yang merupakan target pelayanan


kesehatan. Kesehatan masyarakat ditentukan oleh hasil interaksi yang dinamis

antara komunitas dan lingkungan serta tenaga kesehatan untuk melakukan tiga

tingkat pencegahan yaitu: pencegahan primer, sekunder dan tersier.

1. Pencegahan Primer

Pencegahan primer dari arti sebenarnya, terjadi sebelum sakit atau

diaplikasikan kepopulasi yang sehat pada umumnya.Pencegahan primer

ini mencakup kegiatan mengidentifikasi faktor resiko yang terjadi

penyakit, mengkaji kegiatan-kegiatan promosi kesehatan dan pendidikan

dalam komunitas.Pencegahan ini mencakup peningkatan kesehatan pada

umumnya dan perlindungan khusus terhadap penyakit.

2. Pencegahan Sekunder

Pencegahan sekunder adalah intervensi yang dilakukan pada saat

terjadinya perubahan derajat kesehatan masyarakat dan ditemukannya

masalah kesehatan. Pencegahan sekunder menekankan pada diagnosa dini

intervensi yang tepat, memperpendek waktu sakit dan tingkat keparahan

atau keseriusan penyakit.

3. Pencegahan Tersier

Tingkat pencegahan ini adalah untuk mempertahankan kesehatan

setelah terjadi gangguan beberapa sistem tubuh. Rehabilitasi sebagai

tujuan pencegahan tersier tidak hanya untuk menghambat proses

penyakitnya, tetapi juga mengendalikan individu kepada tingkat berfungsi

yang optimal dari ketidakmampuannya.


Sasaran dari perawatan kesehatan komunitas adalah individu, keluarga,

kelompok khusus, komunitas baik yang sehat maupun yang sakit mempunyai

masalah kesehatan atau perawatan (Nasrul Effendy, 2009), sasaran ini terdiri dari:

1. Individu

Individu adalah bagian dari anggota keluaraga. Apabila individu

tersebut mempunyai masalah kesehatan atau keperawatan karena

ketidakmampuan merawat dirinya sendiri oleh sesuatu hal dan

sebab,maka akan dapat mempengaruhi anggota keluarga lainnya baik secara

fisik, mental maupun sosial.

2. Keluarga

Keluarga merupakan unit terkecil dari masyarakat, terdiri atas

kepala keluarga, anggota keluarga lainnya yang berkumpul dan tinggal

dalam satu rumah tangga karena pertalian darah dan ikatan perkawinan

atau adopsi, satu dengan yang lainnya saling tergantung dan berinteraksi.

Bila salah satu atau beberapa anggota keluarga mempunyai masalah

kesehatan atau keperawatan, maka akan berpengaruh terhadap anggota-

anggota keluarga lain, dan keluarga-keluarga yang ada disekitarnya.

3. Kelompok Khusus

Kelompok khusus adalah kumpulan individu yang mempunyai

kesamaan jenis kelamin, umur, permasalahan, kegiatan yang terorganisasi

yang sangat rawan terhadap masalah kesehatan, dan termasuk diantaranya

adalah:

a. Kelompok khusus dengan kebutuhan kesehatan khusus sebagai akibat


perkembangan dan pertumbuhan seperti : ibu hamil, bayi baru lahir,

anak balita, anak usia sekolah, usia lanjut.

b. Kelompok dengan kesehatan khusus yang memerlukan pengawasan

dan bimbingan serta asuhan keperawatan, diantaranya adalah:

penderita penyakit menular seperti: TBC, AIDS, penyakit kelamin dan

lainnya. Penderita yang menderita penyakit tidak menular, seperti :

diabetes melitus, jantung koroner, cacat fisik, gangguan mental dll.

c. Kelompok yang mempunyai resiko terserang penyakit, diantaranya

adalah: Panti Wredha, panti asuhan, pusat rehabilitasi (cacat fisik,

mental, sosial dan lainnya), penitipan anak balita. Lembaga sosial,

perawatan dan rehabilitasi, diantaranya: Panti Wredha, Panti Asuhan,

pusat rehabilitasi.

4. Tingkat Komunitas

Pelayanan asuhan keperawatan berorientasi pada individu,

keluarga dilihat sebagai satu kesatuan dalam komunitas.Asuhan ini

diberikan untuk kelompok beresiko atau masyarakat wilayah binaan.Pada

tingkat komunitas, asuhan keperawatan komunitas diberikan dengan

memandang komunitas sebagai klien.

C. Peran Perawat Komunitas (Provider Of Nursing Care)

1. Sebagai pendidikan (Health Education)

Memberikan pendidikan kesehatan kepada individu, keluarga,


kelompok, dan masyarakat baik di rumah, puskesmas, dan di masyarakat

secara terorganisir dalam rangka menanamkan perilaku sehat, sehingga

terjadi perubahan perilaku seperti yang diharapkan dalam mencapai

derajat kesehatan yang optimal.

2. Sebagai Pengamat Kesehatan (Health Monitor)

Melaksanakan monitoring terhadap perubahan – perubahan yang

terjadi pada individu, keluarga, kelompok dan masyarakat yang

menyangkut masalah – masalah kesehatan dan keperawatan yang timbul

serta berdampak terhadap status kesehatan melalui kunjungan rumah,

pertemuan – pertemuan, observasi dan pengumpulan data.

3. Koordinator Pelayanan Kesehatan (Coordinator Of Service)

Mengkoordinir seluruh kegiatan upaya pelayanan kesehatan

masyarakat dan puskesmas dalam mencapai tujuan melalui kerjasama

dengan team kesehatan lainnya sehingga tercipta keterpaduan dalam

sistem pelayanan kesehatan. Dengan demikian pelayanan kesehatan yang

diberikan merupakan suatu kegiatan yang menyeluruh dan tidak terpisah-

pisah antara satu dengan lainnya.

4. Sebagai pembaharuan (inovator)

Perawat kesehatan masyarakat dapat berperan sebagai agen

pembaharu terhadap individu, keluarga, kelompok dan terutama dalam

merubah perilaku dan pola hidup yang erat kaitannya dengan peningkatan

dan pemeliharaan kesehatan


5. Pengorganisir pelayanan kesehatan (organisator)

Perawat kesehatan masyarakat dapat berperan serta dalam

memberikan motivasi dalam meningkatkan keikutsertaan masyarakat

individu, keluarga, kelompok dan masyarakat dalam setiap upaya

pelayanan kesehatan yang dilaksanakan oleh masyarakat: kegiatan

posyandu, dana sehat, mulai dari tahap perencanaan, pelaksanaan sampai

tahap penilaian. Sehingga ikut dalam berpartisipasi dalam kegiatan

pengembangan pengorganisasian masyarakat dalam bidang kesehatan.

6. Sebagai panutan (rolemodel)

Perawat kesehatan masyarakat harus dapat memberikan contoh yang

baik dalam bidang kesehatan kepada individu, keluarga, kelompok dan

masyarakat tentang bagaimana tata cara hidup sehat yang dapat ditiru dan

di contoh oleh masyarakat.

7. Sebagai tempat bertanya (fasilitator)

Perawat kesehatan masyarakat dapat dijadikan tempat bertanya

individu, keluarga, kelompok dan masyarakat untuk memecahkan

berbagai permasalahan dalam bidang kesehatan dan keperawatan yang

dihadapi sehari-hari. Dan perawat kesehatan diharapkan dapat

membantu memberikan jalan keluar dalam mengatasi masalah kesehatan

dan keperawatan yang mereka hadapi.

8. Sebagai pengelola (manager)

Perawat kesehatan masyarakat diharapkan dapat mengelola berbagai

kegiatan pelayanan kesehatan puskesmas dan masyarakat sesuai dengan


beban tugas dan tanggung jawab yang dibebankan kepadanya.

D. Asuhan Keperawatan Komunitas

1. Pengkajian

Dilakukan untuk mengidentifikasi masalah kesehatan dan

keperawatan individu, keluarga, melalui pendekatan sosial dengan

langkah – langkah sebagai berikut :

a. Pengenalan siswa-siswi SDN Banjarsari

1) Pendekatan terhadap tokoh – tokoh pihak – pihak sekolahan

Formal Lade seperti ( kepala sekolah, dll ), Informal leader

seperti tokoh dalam siswa SDN Banjarsari

2) Mengenal struktur organisasi SDN Banjarsari

3) Mengenal organisasi sosial di SDN Banjarsari

4) Pemetaan demografi wialayah SDN Banjarsari

b. Pengenalan Masalah

Pengenalan masalah dilakukan dengan melalui wawancara dan

survey atau yang lebih dikenal survei mawas diri dengan

menggunakan instrumen pengumpulan data, contoh : Wawancara,

Observasi, Studi dokumentasi dan pemeriksaan fisik terhadap

seluruh warga Kelas 4,5, dan 6 SDN Banjarsari serta pihak terkait,

meliputi : keadaan demografis, geografis, data aktual, data kesehatan,

sarana dan prasarana.

c. Pengolahan data

Data yang sudah terkumpul kemudian diteliti kembali validitas


dan raliabilitasnya dengan langkah sebagai berikut : Editing, Coding,

klasifikasi, tabulasi, analisa data, perumusan masalah, prioritas

masalah.

2. Perencanaan

Setelah data diolah dan diketahui masalah kesehatan dan

keperawatan yang dihadapi oleh kelompok khusus siswa Kelas 4, 5, 6

SDN Banjarsari secara keseluruhan, dengan mempertimbangkan faktor

sebagai berikut:

a. Tujuan yang ingin dicapai

b. Kelompok sasaran

c. Jangka waktu

d. Target yang ingin dicapai

e. Sumber – sumber yang tersedia di SDN Banjarsari

f. Biaya dalam proses belajar mengajar

g. Kelompok kerja kesehatan

3. Pelaksanaan

Setelah perencanaan disusun, maka kegiatan selanjutnya adalah

kegiatan untuk menanggulangi masalah kesehatan dan keperawatan yang

ditemukan pada tingkat individu, keluarga, kelompok melalui kegiatan –

kegiatan: bimbingan dan penyuluhan kesehatan, mendidik dalam

pelaksanaan perawatan dasar, menemukan kasus secara dini dan

melaksanakan rujukan dan tindak lanjut pembinaan kasus, mengadakan

pendidikan dan pelatihan kesehatan, mengorganisir dalam menanggulangi


masalah kesehatan dan keperawatan, mendorong partisipasi aktif siswa

siswi seluruhnya.

4. Penilaian dan Pemantauan

Penilaian dan pemantauan merupakan kegiatan untuk menilai

sejauh mana keberhasilan pencapaian tujuan dari rencana yang telah di

buat, apakah telah mencapai hasilyang maksimal atau belum sesuai

dengan kriteria dan standar yang telah ditetapkan. Penilaian dan

pemantauan dapat dilaksanakan:

a. Selama pelaksanaan kegiatan ( penilaian formatif)

b. Setelah pelaksanaan kegiatan ( penialaian sumatif)

Penilaian dan pemantauan penting artinya untuk mengkaji ulang

perencanaan pembinaan dalam pelaksanaan perawatan kesehatan

masyarakat yang telah disusun mencapai sasaran atau tidak dan penting

juga untuk pengembangan perencanaan selanjutnya, termasuk perluasan

kegiatan dari segi kualitatif ( kualitas kegiatan ) apabila kegiatan tersebut

mendatangkan manfaat yang besar bagi masyarakat dan perluasan

kegiatan bila dilihat dari segi kuantitatif ( penambahan jumlah kegiatan )

bila kegiatan tersebut dipandang perlu untuk ditambah.


BAB III

ASUHAN KEPERAWATAN KOMUNITAS DI SEKOLAH DASAR

NEGERI BANJARSARI KECAMATAN TERAS KABUPATEN

BOYOLALI

Dalam rangka mengaplikasikan Ilmu Keperawatan dikomunitas dan untuk

menerapkan konsep-konsep dalam memberikan Asuhan Keperawatan dalam

konteks Keperawatan Dasar, maka mendapatkan tugas Keperawatan Komunitas

diwilayah Sekolah Dasar Negeri (SDN) Banjarsari, Kecamatan Teras, Kabupaten

Boyolali, mulai tanggal 2 Januari 2019 sampai 19 Januari 2019.

Tahap kegiatan, kelompok kerja komunitas yang akan dilaporkan meliputi

tahap-tahap sebagai berikut : persiapan, pengkajian, perencanaan, pelaksanaan

program kegiatan dan evaluasi serta rencana tindak lanjut.

A. Tahap Persiapan

Kegiatan asuhan keperawatan komunitas dimulai dengan tahap awal

dari semua kegiatan yang akandilakukan oleh mahasiswa selama melakukan

keperawatan komunitas. Tahap persiapan diawali dengan sosialisasi

mahasiswa dengan siswa yaitu dengan cara pendekatan dengan tokoh sekolah

yaitu kepala sekolah baik formal maupun informal dan perijinan terhadap

kegiatan kelompok di SDN Banjarsari. Dalam tahap ini juga dilakukan

penyusunan format pengkajian yang digunakan untuk pengambilan data

komunitas dilingkungan SDN Banjarsari. Tahap persiapan ini dimulai


tanggal 2 Januari 2018.

B. Tahap Pengkajian

Tahap pengkajian merupakan tahap awal dimulainya kegiatan Asuhan

Keperawatan Komunitas.Pada tahap ini kita melakukan pengkajian data

dasar, data lingkungan fisik dan pengkajian data warga sekolah. Pada data

dasar dan observasi sekitar lingkungan (Windshield Survey) ini dilakukan

dengan cara wawancara dengan tokoh antara lain dengan kepala sekolah,

guru, dan siswa yang ada di lingkungan SD Negeri Banjarsari dengan

menggunakan pedoman wawancara yang telah kami persiapkan.

Selain itu kami juga melakukan observasi langsung dilingkungan

sekolah dengan menggunakan pedoman Windshield survey. Hal yang

diobservasi antara lain quesioner, halaman sekolah, kamar mandi, tempat

pembuangan sampah, penampungan air dan pusat pelayanan kesehatan.

Metode lain yang kita gunakan adalah obsevasi partisipasi yang kami lakukan

dengan pengamatan secara langsung terhadap keadaan dan tatanan sosial di

SD Negeri Banjarsari, selain itu kami juga menggunakan metode analisa data

dan sekunder dengan melakukan penelusuran data yang ada di SD Negeri

Banjarsari. Pengkajian ini dimulai tanggal 2 Januari 2019, hasil analisa dari

data dasar tersebut dijadikan bahan untuk diskusi pada Musyawarah Sekolah.

Mahasiswa melakukan pengkajian dengan mengambil sample dan

melakukan wawancara dengan siswa diwilayah SD Negeri Mojolegi.

Berdasarkan hasil yang diperoleh sudah cukup mewakili. Adapun data yang
telah diolah dan disajikan adalah sebagai berikut:

1. Data Demografi

a. Jumlah Siswa : 73 (kelas 1-3)

b. Jumlah Guru : 9 guru

c. Jumlah Karyawan : 1 karyawan

d. Umur Siswa : 10-12 tahun

e. Jenis Kelamin : 1) Laki-laki : 47 orang

2) Perempuan : 26 orang

f. Agama : Islam & Kristen

2. Hasil pengkajian data berdasarkan hasil wawancara Kepala

Sekolah, Guru, dan Siswa di SD Negeri Banjarsari. Didapatkan

data

a. Untuk Kepala Sekolah dan Guru SD Negeri Banjarsari

1) Epidemiologi
Di SDN Banjarsari terdapat masalah kesehatan
dalam kurun 1 bulan terakhir yaitu siswa mengalami
kecelakaan yang mengakibatkan kaki patah. Sedangkan
dalam 1 minggu terakhir tidak ada masalah kesehatan. Di
SD N Banjarsari terdapat beberapa masalah kesehatan yang
muncul diantaranya pusing dan sakit perut terdapatsatu
siswa lemah fisik dan sering sesak nafas.
2) Perilaku dan lingkungan
Upaya yang dilakukan dari pihak sekolah untuk
menanggani masalah kesehatan diantaranya:
a) Membuat kantin sekolah yag sehat.
b) Kamar mandi dibuat sesuai syarat bersih.
c) Selokan-selokan dan lingkungan sekolah selalu
dibersihkan.
Dari pihak sekolah melakukan pemantauan terkait dengan
kesehatan siswa dengan bekerja sama dengan puskesmas
dalam kegiatan imunisasi, pelatihan dokter kecil dan
pembinaan sekolah sehat. Tidak ada peraturan khusus dari
sekolah yang mengatur mengenai perilaku kesehatan
karena sudah menjadi kebiasaan siswa untuk menjaga
perilaku kesehatan. Sementara itu, lingkungan sekitar
sekolah yang baik dapat mempengaruhi perilaku siswa
sehari-hari. Adapun upaya yang dilakukan oleh pihak
sekolah untuk menggiatkan pola hidup sehat disekolah
diantaranya cuci tangan dan gososk gigi.
3) Administrasi dan kebijakan
Menurut kepala sekolah dan guru di SDN Banjarsari
tidak ada pelajaran khusus yang diberikan kepada siswa
mengenai perilaku kesehatan sebagai bentuk pencegahan
penyakit dan peningkatan status kesehatan. Selama ini
pelajaran tersebut hanya diselip-selipkan dalam mata
pelajaran secara umum. Di SDN Banjarsari ada kunjungan
dari pihak puskesmas atau pelayanan kesehatan yang lain
melakukan pemeriksaan kesehatan. Menurut kepala
sekolah perlu ada pembelajaran khusus yang diberikan
kepada siswa terkait dengan permasalahan kesehatan
sehingga dapat meminimalisir masalah kesehatan. Kepala
sekolah mengatakan tidak ada kendala yang dialami oleh
pihak sekolah saat menanggulangi masalah kesehatan.
Solusi yang dilakukan oleh pihak sekolah untuk mengatasi
perilaku kesehatan yang menyimpang yaitu dengan
melibatkan dokter kecil seperti contohnya ketika ada anak
yang pingsan dokter kecil langsung membawa ke uks untuk
langsung ditanggani, bila tidak bisa ditanggani langsung
dirujuk ke puskesmas.
b. Wawancara Untuk Siswa
1) Epidemiologi
Berdasarkan hasil wawancara Siswa mengatakan
ada yang mengalami masalah kesehatan dalam kurun 1
bulan terakhir, sedangkan dalam kurun 1 minggu terakhir
tidak ada siswa yang mengalami masalah kesehatan. Ada
beberapa masalah kesehatan yang muncul pada siswa yaitu
seperti demam, dan sakit perut.
2) Perilaku dan Lingkungan
Berdasarkan hasil wawancara siswa mengatakan
dalam menangani masalah kesehatan yang dilakukan oleh
pihak sekolahan yaitu adalah dengan penanganan kesehatan
di UKS. Siswa mengatakan ada peraturan dari sekolah yang
mengatur tentang perilaku kesehatan yaitu seperti larangan
untuk jajan diluar sekolah, mencuci tangan sebelum makan
dan membuang sampah pada tempatnya. Siswa juga
mengatakan bahwa lingkungan sekitar sekolah dapat
mempengaruhi perilaku siswa sehari-hari seperti jika
lingkungan bersih maka siswa pun juga akan menjaga
kebersihan lingkungan sekolah. Untuk upaya yang
dilakukan oleh pihak sekolah untuk menggiatkan pola
hidup sehat di sekolah yaitu dengan cara membiasakan cuci
tangan, dan menjaga kebersihan lingkungan.
3) Administrasi dan Kebijakan.
Berdasarkan hasil wawancara siswa mengatakan
bahwa ada kunjungan dari pihak puskesmas atau pelayanan
kesehatan. Siswa mengatakan tidak ada pembelajaran
khusus yang diberikan kepada siswa terkait dengan
permasalahan kesehatan. Dan siswa juga mengatakan ada
kegiatan ekstrakulikuler yang terkait dengan kesehatan
yaitu dokter kecil pada saat mau lomba.
3. Observasi melalui Winshield Survey
a. Batas wilayah SDN Banjarsari

Sebelah Barat :

Sebelah Timur :

Sebelah Utara :

Sebelah Selatan :

b. Kepadatan pemukiman penduduk dilingkungan SD Negeri

Banjarsari termasuk pemukiman .

c. Jenis bangunan rumah permanen

d. Jalan utama SD Negeri Banjarsari beraspal, jalan

menggunakan aspal keadaannya datar.

e. Memiliki pendidikan formal.

f. Pusat pelayanan kesehatan Puskesmas di SD Negeri Banjarsari

dengan penyuluhan kesehatan, seperti mencuci tangan

memakai sabun, memotong kuku, dan menggosok gigi dan

mempraktikkannya langsung di lingkungan SD Negeri

Banjarsari.

g. Transportasi dapat menggunakan kendaraan umum, sepeda.

h. Tabel hasil observasi lingkungan SD Negeri Mojolegi

Variabel Aspekyang diobservasi Hasil


Lingkungan Kebersihan sekolah Di halaman sekolah

banyak daun yang

berserakan dan kertas-

kertas kecil

Pengelolaan sampah Di depan kelas sudah

disediakan tempat

sampah yang terdiri dari

organik, anorganik,

daun, dan logam. Tapi isi

tempat sampah belum

sesuai

Kondisi kamar mandi Kotor dan berbau

sekolah pesing

Sumber air : warna air, Warna air jernih, tidak

rasa, dan bau berbau

Kondisi kantin sekolah Cukup bersih, tempat

makan juga cukup

nyaman
Makanan yang tersedia Gorengan,nasi bandeng,

dikantin sekolah nasi sayur, soto, snack,

permen,minuman gelas,

es teh, dan es jeruk.

Tempat cuci tangan dan Sudah ada tempat cuci

tersedianya sabun tangan tapi sabun tidak

selalu tersedia

Ventilasi ruang kelas dan Setiap hari jendela

ruang guru ruangan selalu di buka

Pencahayaan ruang kelas Terdapat jendela yang

dan ruang guru berkaca dan lubang

masuknya cahaya ke

ruangan

Jenis fasilitas pelayanan Terdapat unit kesehatan

kesehatan yang ada di sekolah (UKS) dan

sekolah serta ketersediaan Dokter kecil

sarana prasarana fasilitas

kesehatan sekolah
C. Pengumpulan Data

1. Universal Self Care

a. Diagram 1.1 ventilasi di ruang kelas

Ventilasi di ruang kelas


(n = 70)

25
20
15
10
5
0
4 5 6
kelas

Ya Tidak

Berdasarkan diagram diatas sebanyak 20 siswa kelas 4 23 siswa

kelas 5 dan 24 siswa kelas 6 menyatakan tersedia ventilasi diruang

kelas, sedangkan 3 siswa dikelas 6 menyatakan tidak ada ventilasi

diruang kelas.

b. Diagram 1.2 ventilasi dibuka setiap hari

Ventilasi di buka setiap hari


(n = 70)

30
25
20
15
10
5
0
4 5 6
kelas

ya tidak
Berdasarka diagram diatas sebanyak 20 siswa kelas 4 23 siswa

kelas 5 dan 25 siswa dikelas 6 meyataka bahwa ventilasi diruang

kelas dibuka setiap hari, sedangkan 2 siswa dikelas 6 menyatakan

bahwa ventilasi diruang kelas tidak dibuka setiap hari.

c. Diagram 1.3 adanya polusi ruangan

Adanya Polusi ruangan


(n = 70)

30
25
20
15
10
5
0
4 5 6
kelas

ya tidak

Berdasarkan diagram diatas menunjukkan ruangan kelas siswa

kelas 4, 5, 6 ada polusi ruangan dikelas tersebut

d. Diagram 1.4 udara terasa segar

Udara Terasa Segar


(n = 70)

25
20
15
10
5
0
4 5 6
kelas

Ya Tidak
Berdasarkan diagram diatas, dapat disimpulkan bahwa udara Di

SDN Banjarsari terasa segar. Menurut kelas 4 sebanyak 20 siswa

menyatakan bahwa udara diruangan atau dilingkungan terasa segar

dan dikelas 5 sebanyak 23 siswa menyatakan bahwa diruangan atau

dilingkungan terasa segar. Sedangkan dikelas 6 jumlah siswa yang

menyatakan udara segar didalam kelas atau lingkungan sejumlah 25

siswa dan yang menyatakan tidak sejumlah 2 siswa. Jadi

kesimpulannya lingkungan Di SDN Banjarsari udaranya terasa

segar.

e. Diagram 1.5 pembersihan ruangan setiap hari

Pembersihan ruangan setiap hari


(n = 70)

20

15

10

0
Ya Tidak tentu setiap Tidak Pernah
hari

kelas 4 kelas 5 kelas 6

BerdasaBerdasarkan diagram diatas menunjukkan bahwa sebanyak

18 siswa kelas 4, 17 siswa kelas 5, dan 12 siswa kelas 6

menyatakan bahwa ruangan dibersihkan setiap hari.


f. Diagram 1.6 ketersediaan tempat sampah

Ketersediaan tempat sampah


(n = 70)

30
25
20
15
10
5
0
4 5 6
kelas

ya tidak

Berdasarkan diagram diatas menunjukkan bahwa dari jumlah siswa


kelas 4, 5, 6 terdapat 4 siswa menyatakan tidak ada tempat sampah.

g. Diagram 1.7 kebersihan toilet

Kebersihan toilet
20

15

10

bersih
kurang bersih

kelas 4 kelas 5 kelas 6

Berdasarkan diagram diatas menunjukkan bahwa dari jumlah siswa

kelas 4, 5, 6, menunjukkan bahwa kebersihan toilet baik.


h. Diagram 1.8 ketersediaan air cukup bersih

ketersediaan air cukup bersih


(n = 70)

30
25
20
15
10
5
0
4 5 6
kelas

ya tidak

Berdasarkan diagram diatas siswa kelas 4, 5, 6, menyatakan


ketersediaan air disekolah cukup bersih.

i. Diagram 1.9 kebiasaan mencuci tangan sebelum makan

Kebiasaan mencuci tangan sebelum


makan
(n=70)

25
20
15
10
5
0
4 5 6
kelas

Ya Tidak

Berdasarkan diagram diatas kebiasaan siswa mencuci tangan

sebelum makan kelas 4 sebanyak 13 siswa, kelas 5 sebanyak 18

siswa, dan kelas 6 sebanyak 21 siswa kesimpulannya siswa

melakukan kebiasaan mencuci tangan sebelum makan.


j. Diagram 1.2 kunjungan petugas kesehatan

Kunjungan Petugas Kesehatan


(n = 70)

20

15

10

0
Pernah Kadang-Kadang Tidak Pernah

Kelas 4 Kelas 5 Kelas 6

Dari diagram diatas menyatakan bahwa sebanyak 16 siswa kelas 4,

10 siswa kelas 5, dan 17 siswa kelas 6 menyatakan bahwa petugas

kesehatan pernah melakukan kunjungan.

k. Diagram informasi tentang masalah kesehatan

Pernah mendapatkan informasi tentang


masalah kesehatan
(n = 70)

30
20
10
0
4 5 6
kelas

Ya Tidak

Berdasarkan diagram diatas menunjukkan bahwa dari jumlah siswa

kelas 4, 5, 6 terdapat 6 siswa merasa tidak mendapat informasi

kesehatan.
l. Diagram cara memperoleh informasi PHBS

Cara memperoleh informasi PHBS


(n = 70)

25
20
15
10
5
0
sosial media kunjungan petugas televisi
kesehatan

kelas 4 kelas 5 kelas 6

Berdasarkan diagram diatas dapat disimpulkan bahwa menurut

siswa kelas 4 cara memperoleh informasi PHBS paling banyak dari

kunjungan petugas kesehatan sebanyak 20 siswa, menurut kelas 5

sebanyak 21 siswa memperoleh informasi PHBS dari petugas

kesehatan sedangkan kelas 6 sebanyak 22 siswa memperoleh

informasi dari kunjungan oetugas kesehatan. Jadi kesimpulannya

siswa kelas 4,5, 6 SDN Banjarsari memperoleh informasi PHBS

dari kunjungan petugas kesehatan.


m. Diagram jumlah jam tidur setiap hari

Jumlah jam tidur setiap hari


(n = 70 )

20

15

10

0
< 7 jam/hari 7-8 jam/hari > 8 jam/hari

kelas 4 kelas 5 kelas 6

Berdasarkan diagram diatas jumlah tidur setiap hari 7 jam perhari

kelas 4 sebanyak 4 siswa, kelas5 sebanyak 2 siswa, kelas 6 sebanyak

6 siswa. 7-8jam perhari kelas 4 sebanyak 5 siswa, kelas 5 sebanyak

5 siswa, kelas 6 sebanyak 19 siswa dan yang lebih dari 8 jam perhari

kelas 4 sebanyak 9 siswa, kelas 5 sebanyak 14 siswa kelas 6

sebanyak 2 siswa. Jadi kesimpulannya jumlah jam tidur setiap hari

terbanyak pada 7-8 jam perhari pada siswa siswa SDN Banjarsari.
n. Diagram siswa yang melakukan kegiatan di luar sekolah

Siswa Melakukan kegiatan di luar sekolah


(n = 70)

20
15
10
5
0
4 5 6
kelas

Ya Tidak

Berdasarkan diagram diatas menunjukkan bahwa dari jumlah siswa

kelas 4, 5, 6 terdapat kurang lebih 26 siswa melakukan kegiatan

diluar sekolah

2. Developmental Self Care

a. Diagram 2.1 persepsi siswa tentang pelayanan kesehatan

Persepsi siswa tentang pelayanan


kesehatan
(n = 70)

30
20
10
0
4 5 6
kelas

baik kurang baik


Berdasarkan diagram diatas menunjukkan bahwa dari jumlah siswa

kelas 4,5,6, persepsi siswa tenteang pelayanan kesehatan menjawab

baik.

b. Diagram 2.2 persepsi siswa terhadap pengembangan perawatan diri

Persepsi Siswa terhadap pengembangan


perawatan diri
(n = 70)

30
20
10
0
4 5 6
kelas

Baik Kurang Baik

Berdasarkan diagram diatas menunjukkan bahwa dari jumlah siswa

kelas 4, 5, 6, persepsi siswa terhadap pengembangan perawatan diri

siswa menjawab baik.

3. Health Deviation Care

a. Diagram 3.1 frekuensi mencuci rambut dalam seminggu

Mencuci rambut dalam seminggu


n = 70

10
8
6
4
2
0
1 x seminggu 2 x seminggu 3 x seminggu >3 x
seminggu

kelas 4 kelas 5 kelas 6


Berdasarkan diagram diatas dari jumlah siswa kelas 4,5,6, rata-rata

mencuci rambut 2 kali seminggu sebanyak 24 siswa, 1 kali seminggu

sebanyak 2 siswa, 3 kali seminggu 21 siswa dan lebih dari 3 kali

seminggu sebanyak 23 siswa.

b. Diagram 3.2 ganti pakaian setiap hari

ganti pakaian setiap hari


(n = 70)
25
20
15
10
5
0
4 5 6
kelas

ya tidak

Berdasarkan diagram diatas menunjukkan bahwa Di SDN

Banjarsari yang mengganti baju setiap hari dikelas 4 sebanyak 20

siswa, kelas 5 sebanyak 23 siswa kelas 6 sebanyak 21 siswa dan

yang tidak mengganti baju setiap hari sebanyak 6 siswa.


c. Diagram 3.3 kuku siswa pendek

kuku pendek
(n = 70)

20

15

10

0
4 5 6
kelas

ya tidak

Berdasarkan diagram diatas menunjukkan bahwa jumlah siswa Di

SDN Banjarsari yang kukunya pendek dikelas 4 sebanyak 15 siswa,

kelas 5 sebanyak 15 siswa, kelas 6 sebanyak 20 siswa. Sedangkan

yang kuunya panjang sebanyak 20 siswa

d. Diagram 3.4 frekuensi pemotongan kuku dalam seminggu

memotong kuku dalam seminggu


(n = 70)

20

15

10

0
1x seminggu 2x seminggu >2x seminggu

kelas 4 kelas 5 kelas 6


Berdasarkan diagram diatas frekuensi pemotongan kuku dalam

seminggu paling banyak 2 kali dalam seminggu.

e. Diagram 3.5 olahraga teratur

siswa olahraga teratur


(n = 70)
25
20
15
10
5
0
4 5 6
kelas

ya tidak

Berdasarkan diagram diatas bahwa siswa kelas 4, 5, 6 melakukan

olahraga teratur. Siswa kelas 4 sebanyak 18 melakukan olahraga

teratur dan 2 siswa tidak melakukan secara teratur dan kelas 5 yang

melakukan olahraga teratur sebanyak 20 siswa yang tidak

melakukan tidak secara teratur sebanyak 3 siswa, sedangkan kelas 6

yang melakukan olahraga secara teratur sebanyak 10 siswa, yang

tidak melakukan olahraga secara tidak teratur sebanyak 17 siswa.


f. Diagram 3.6 lama waktu setiap kali melaksanakan olahraga

lama waktu dalam olahraga


(n = 70)

12
10
8
6
4
2
0
< 10 menit 10-30 menit >30 menit

kelas 4 kelas 5 kelas 6

Berdasarkan diagram diatas dapat disimpulkan bahwa lama waktu

olahraga menurut kelas 4 sebanyak 20 siswa yang melakukan

kegiatan olahraga selama kurang dari 10 menit sebanyak 2 siswa,

sedangkan lama waktu olahraga 10-30 menit 11 siswa, yang lebih

dari 30 menit yaitu 6 siswa. Lama waktu olahraga yang dilakukan

kelas 5 kurang dari 10 menit sebanyak 7 siswa, sedangkan yang

berolahraga dengan lama waktu 10-30 menit adalah sebanyak 6

siswa dan lebih dari 30 menit sebanyak 9 siswa. Kelas 6 yang

berolahraga dengan lama waktu kurang dari 10 menit sebanyak 1

siswa, yang dalam waktu 10-30 menit ada 9 siswa dan lebih dari 30

menit yaitu 11 siswa. Jadi kesimpulannya lama waktu olahraga SDN

Banjarsari selama lebih dari menit 26 siswa.


g. Diagram 3.7 siswa merokok disekolah

Siswa merokok di sekolah


(n = 70)

25
20
15
10
5
0
4 5 6
kelas

ya tidak

Berdasarkan diagram diatas menunjukkan bahwa sebanyak 66

siswa dari kelas 4,5, dan 6 menyatakan bahwa dirinya tidak

merokok di sekolah.

h. Diagram 3.9 siswa membawa bekal sendiri ke sekolah

Siswa membawa bekal sendiri ke


sekolah
(n = 70)

15
10
5
0
4 5 6
kelas

ya tidak

Berdasarkan diagram diatas menunjukkan bawa jumlah siswa Di

SDN Banjarsari yang membawa bekal sendiri kelas 4 sebanyak 5

siswa dan yang tidak 15 siswa, kelas 5 10 siswa yang membawa


bekal dan yang tidak 13, kelas 6 12 siswa yang membawa bekal

kesekolah dan yang tidak sebanyak 15 siswa.

i. Diagram 3.10 siswa jajan di kantin

Siswa jajan di kantin


(n = 70)

30
20
10
0
4 5 6
kelas

ya tidak

Berdasarkan diagram diatas menunjukkan bahwa seluruh siswa

kelas 4, 5, 6 jajan dikantin dengan presentase 100%.

j. Diagram 3.11 siswa mengkonsumsi jenis makanan yang

mengandung vitamin dan mineral

Siswa mengkonsumsi jenis makanan


mengandung vitamin dan mineral

20

10

0
selalu sering kadang-kadang

kelas 4 kelas 5 kelas 6


Berdasarkan diagram diatas dari kelas 4, 5, 6 siswa yang

mengkonsumsi makanan yang mengandung vitamin dan mineral

sekitar 29 siswa.

k. Diagram 3.13 keteraturan siswa mengukur tinggi badan dan berat

badan setiap bulan

Keteraturan siswa mengukur tb dan bb


setiap bulan
(n = 70)

20

10

0
selalu sering kadang-kadang

kelas 4 kelas 5 kelas 6

Berdasarkan diagram diatas menunjukkan keteraturan siswa

mengukur tb dan bb setiap bulan. Yang selalu dikelas 4 adalah 5

siswa. Kelas 5 sebanyak 10 siswa dan kelas 6 sebanyak 5 siswa. Dan

yang sering adalah 10 siswa kelas 4 sebanyak 3 siswa, kelas 5 dan 9

siswa dikelas 6. Sedangkan, yang kadang – kadang yaitu kelas 4

sebanyak 5 siswa, kelas 5 sebanyak 10siswa dan kelas 6 sebanyak

13 siswa.dapat disimpulkan bahwa yang sering mengukur tb dan bb

adalah kelas 4.
D. Proses Keperawatan

1. Analisa Data

NO DATA FOKUS MASALAH KEPERAWATAN


1 Data Subyektif Kesiapan meningkatkan
manajemen kesehatan komunitas
- Berdasarkan hasil wawancara
dengan kepala sekolah SDN
Banjarsari Boyolali mengatakan
dalam satu bulan terakhir
didapatkan siswa yang
mengalami kaki patah, jatuh
karena bermain dan naik sepeda.
- Kepala Sekolah dan guru
mengatakan terdapat beberapa
siswa mengalami kelemahan
fisik (pingsan)
- Dari hasil quisioner 63 siswa
menyatakan sudah mendapatkan
informasi PHBS dari petugas
kesehatan (Cuci tangan, dan
potong kuku).
- Dari hasil quisioner berjumlah
61 siswa melakukan
pemotongan kuku sebanyak 1 –
2 x seminggu.
Data Obyektif:

- Masih terdapat sampah


berserakan
- Kamar mandi siswa tampak
kotor dan bau
- Siswa mampu cuci tangan
dengan baik namun kurang
benar

2. Diagnosa Keperawatan Komunitas

a. Kesiapan meningkatkan manajemen kesehatan


3. Perencanaan Keperawatan

Tujuan & Kriteria Hasil Rencana Keperawatan Evaluasi

Tgl Dx. Kep Kode


Tujuan Umum Tujuan Khusus Intervensi Metode Evaluator
NIC

Kesiapan Setelah dilakukan Setelah dilakukan Kesiapan meningkatkan Ceramah, Diskusi Mahasiswa
meningkatkan penyuluhan tindakan keperawatan management kesehatan : dan Demonstrasi
manajemen selama 120 menit selama 3 minggu
1. Kaji pemeliharan
kesehatan diharapkan diharapkan Manajemen
lingkungan sekolah
kesiapan Kesehatan Komunitas
2. Kaji tingkat kemampuan
meningkatkan ditingkatkan dengan
cuci tangan
manajemen criteria hasil :
3. Pendidikan kesehatan
kesehatan dapat
1. Siswa mampu dan pelatihan tentang
terlaksana dan
mendemonstrasikan Perilaku Hidup Bersih
ditingkatkan.
gerakan cuci tangan dan Sehat (PHBS)
2. Siswa mampu 4. Pendidikan kesehatan
meningkatkan dan pelatihan tentang
cuci tangan yang benar
kebersihan 5. Melakukan kerja bakti
lingkungan sekolah secara rutin.
3. Siswa mampu 6. Demonstrasikan
meredemonstrasika tindakan P3K
n tindakan P3K.
4. PLAN OF ACTION (POA)
PJ
MASALAH TUJUAN PERENCANAAN
KESEHATAN
No JANGKA JANGKA KEGIATAN SASARAN WAKTU TEMPAT
PANJANG PENDEK
1. Kesiapan 1. Tercapainya 1. Mengetahui 1. Pendidikan Semua siswa- Jumat, Halaman Semua
kesehatan masalah sekolah
Meningkatkan kesehatan dan siswi kelas 11
Mahasiswa
lingkungan kesehatan 4,5,6 SDN Januari
Manajemen pelatihan dan pihak
di SD N yang ada pada Banjarsari 2019
sekolah
kesehatan Banjarsari siswa SDN tentang Perilaku Boyolali
2. Siswa Banjarsari
Hidup Bersih
mampu 2. Mampu
menjaga menerapkan Sehat (PHBS )
kebersihan kegiatan untuk 2. Pendidikan
lingkungan meningkatkan kesehatan dan
3. Siswa-siswi derajat pelatihan
mampu kesehatan tentang Cuci
meningkatka Tangan yang
n derajat benar
kesehatan
3. Melakukan
kerja bakti
sekolah secara
rutin
4. Demonstrasi
tindakan P3K
5. Tahap Implementasi

Hari /
No Waktu Jenis Kegiatan Evaluasi
Tanggal
1. Jum’at, 07.30 – 1. Memberikan pendidikan kesehatan 1. Siswa tampak
11 Januari 08.15 dan demonstrasi kebersihan memperhatikan
2018 WIB lingkungan saat diberikan
penjelasan
a. Menjelaskan pengertian dari
mengenai
kebersihan lingkungan
kebersihan
b. Menjelaskan pentingnya
lingkungan.
kebersihan lingkungan
2. Siswa tampak
c. Menjelaskan manfaat dari
antusias untuk
lingkungan yang bersih
ikut dalam
d. Melakukan kebersihan lingkungan
kebersihan
sekolah
lingkungan
3. Lingkungan
tampak lebih
bersih setelah
dibersihkan

2. Memberikan pendidikan kesehatan 1. Siswa tampak


Jum’at, 11
08.30 - dan pelatihan tentang Cuci Tangan memperhatikan
Januari
09.00 yang benar saat diberikan
2019
WIB pendidikan
a. Menjelaskan tujuan mencuci
kesehatan dan
tangan tujuan mencuci tangan
pelatihan cuci
menurut Depkes (2007) adalah
tangan.
merupakan salah satu unsur
pencegahan penularan infeksi
b. Menjelaskan air yang bersih air 2. Siswa tampak
yang bersih tentu saja yang jernih, mengerti
tidak berbau dan tidak berwarna. bagaimana cara
c. Menjelaskan langkah-langkah mencuci tangan
mencuci tangan yang baik dan
benar.
3. Siswa tampak
menirukan
langkah-
langkah cuci
tangan

d. Menjelaskan 5 waktu cuci tangan


1) sebelum makan
2) sesudah makan
3) sebelum menyiapkan makanan
4) sesudah buang sair besar dan
buang air kecil
5) sebelum memegang bayi
Selasa, 8 09.15 – 3. Memberikan pendidikan kesehatan 1. Siswa tampak
Januari 10.00 mengenai tindakan P3K dan mendengarkan
2018 WIB demonstrasi P3K. apa yang
a. Menjelaskan tentang pengertian disampaikan
dari pinsan mengenai
b. Menjelaskan cara penangangan tindakan P3K.
pinsan 2. Siswa tampak
c. Menjelaskan tentang pertolongan antusias
pertama pada kecelakaan mengamati
d. Menjelaskan cara pembersihan demonstrasi
luka yang benar pinsan dan
e. Demonstrasi penanganan pinsan tindakan
f. Redemonstrasi penanganan pembersihan
pinsan luka
g. Demonstrasi cara pembersihan 3. Siswa sangat
luka yang benar antusias untuk
h. Redemonstrasi cara pembersihan melakukan
luka yang benar redemonstrasi
penanganan
pinsan dan
pembersihan
luka yang
benar.
6. Evaluasi

No. Diagnosa
Hr/Tgl Evaluasi
Dx Keperawatan

Jum’at, 1. Kesiapan S: siswa mengatakan mengerti tentang

11 meningkatkan kebersihan lingkungan, cuci tangan yang

Januari manajemen benar, dan tindakan pada P3K

2018 kesehatan siswa kelas O: - siswa mampu menyebutkan ulang materi

4, 5, 6 SDN yang telah disampaikan

Banjarsari - Siswa mampu melakukan redemonstrasi

cara cuci tangan yang benar dan

tindakan pada P3K

A: masalah teratasi

P: hentikan intervensi

7. Rencana Tindak Lanjut

Rencana tindak lanjut untuk anak usia sekolah masalah yang

ditemukan pada anak usia sekolah di lingkungan SDN Banjarsari adalah

kesiapan meningkatkan tumbuh kembang dan banyaknya anak yang

mencuci tangan namun dengan kurang benar, kurangnya menjaga

kebersihan lingkungan dan kurangnya pengetahuan tentang tindakan


P3K. Dari masalah tersebut implementasi yang dilaksanakan adalah

sosialisasi pada anak sekolah mengenai tugas perkembangan

serta demonstrasi mengenai cuci tangan bersih dengan 6 langkah,

menjaga kebersihan lingkungan, dan melakukan tindakan P3K. Dari

musyawarah sekolah 3 mengenai masalah dan implementasi yang telah

dilaksanakan, disepakati bahwa rencana tindak lanjut untuk anak usia

sekolah adalah mengembalikan pengawasan tumbuh kembang anak dan

perilaku cuci tangan kepada masing-masing orang tua serta guru.

Begitupula dengan guru-guru disekolah sebagai pengawas kedua

setelah orang tua diharapkan bisa memberikan informasi kepada siswa

siswi SD Negeri Banjarsari Teras Boyolali tentang mencuci tangan,

kebersihan lingkungan dan tindakan P3K yang baik dan benar. Dengan

demikian pemeliharaan kesehatan bagi siswa-siswi SD Negeri

Banjarsari Teras Boyolali menjadi efektif.


BAB IV

PEMBAHASAN

Pelayanan kesehatan komunitas adalah pekerjaan yang ditujukan pada

individu, keluarga, kelompok, dan masyarakat. Dalam rangka melaksnakan

keperawatan komunitas di SD N Banjarsari Boyolali, kami berupaya untuk

meningkatkan pertumbuhan dan perkembangan bagi terwujudnya Kesehatan drajat

kesehatan di SD N Banjarsari Boyolali khususnya siswa-siswi di SD N Banjarsari

Boyolali pada umumnya dengan melakukan kegiatan-kegiatan bersama siswa-siswi

di SD N Banjarsari Boyolali dan mengingat beragamnya karakteristik siswa-siswi

dengan asuhan keperawatan, maka ada beberapa kendala yang dihadapi dalam

setiap kegiatan asuhan keperawatan komunitas.

A. Tahap Persiapan

Tahap persiapan merupakan tahap awal kegiatan praktek keperawatan

komunitas. Pada tahap persiapan dilakukan penyusunan format pengkajian

dengan membagikan lembar kuesioner, pendekatan siswa-siswi SD N

Banjarsari Boyolali serta sosialisasi keberadaan mahasiswa dan perijinan

terhadap kegiatan mahasiswa. Penyusunan format pengkajian dilakukan untuk

mempermudah dalam pengambilan data komunitas. Pendekatan kepada Kepala

sekolah dan Guru SD N Banjarsari Boyolali untuk melakukan sosialisasi

keberadaan mahasiswa dan perijinan terhadap kegiatan mahasiswa pada tahap

persiapan untuk membina hubungan saling percaya dengan siswa-siswi SD N


Banjarsari Boyolali untuk mempermudah kegiatan yang dilakukan SD N

Banjarsari Boyolali selanjutnya.

1. Faktor pendukung

a. Kepala sekolah SD N Banjarsari Boyolali menerima mahasiswa

dengan baik dan membantu proses sosialisasi mahasiswa kepada

siswa-siswi SD N Banjarsari Boyolali.

b. Penyusunan format pengkajian berjalan lancar.

c. Mahasiswa sudah mendapatkan basecamp pada minggu pertama.

2. Faktor penghambat

Informasi tentang mahasiswa belum diketahui oleh seluruh

siswa-siswi SD N Banjarsari Boyolali. Pada saat pengisian kuesioner

belum memuaskan karena banyak faktor yang mempengaruhi

diantaranya banyak pengisian yang salah.

3. Faktor kesempatan

Kesempatan yang didapat mahasiswa untuk melakukan cukup besar

karena para guru membantu proses tersebut dengan baik.

B. Tahap Pengkajian

Tahap pengkajian merupakan tahap awal dimulainya kegiatan asuhan

keperawatan komunitas. Pada tahap pengkajian ini dilakukan pengkajian data

dasar yang meliputi kesehatan cara cuci tangan dengan baik dan benar,

kebersihan lingkungan dan penanganan P3K. siswa dengan menggunakan

angket atau kuesioner dan wawancara dengan guru dan siswa-siswi kelas 4, 5,

dan 6 yang ada di SD N Banjarsari Boyolali. Pengumpulan data ini dilakukan


melalui pembagian kuesioner. Selain itu pengumpulan data dilakukan melalui

wawancara dengan kepala sekolah dan guru yang ada di wilayah SD N

Banjarsari Boyolali.

Sebelum melakukan pendataan kepada siswa-siswi mahasiswa terlebih

dahulu melakukan pertemuan. Musyawarah kelas yang pertama untuk

keperluan sosialisasi dan eksplorasi masalah yang dirasakan siswa sehingga

pengkajian bisa lebih terarah.

Setelah pengumpulan data selesai dilanjutkan dalam proses analisa data

untuk merumuskan masalah kesehatan komunitas. Pada saat dilakukan

pengkajian ini ada beberapa faktor pendukung dan faktor penghambat dalam

memperoleh data komunikasi yang diperlukan.

1. Faktor pengkajian

a. Hubungan saling percaya

Hubungan saling percaya mulai terbina saat mahasiswa melakukan

pendataan melalui wawancara kepada kepala sekolah dan guru untuk

pengumpulan data. Hal ini terlihat dari kesediaan pihak sekolah

untuk menerima mahasiswa dan menjawab pertanyaan yang

diberikan mahasiswa.

b. Penerimaan siswa-siswi

Semua siswa-siswi kelas 4, 5, dan 6 SD N Banjarsari Boyolali pada

umumya dapat menerima kehadiran mahasiswa dengan baik.

Tanggapan siswa-siswi sangat positif terhadap kehadiran

mahasiswa.
c. Peran serta pihak sekolah

Kepala sekolah dan guru bersedia memberikan data yang

dibutuhkan terkait siswa-siswi yang ada di SD N Banjarsari

Boyolali.

2. Faktor penghambat

Waktu : Waktu yang dimiliki oleh mahasiswa dalam pengkajian cukup

singkat karena bersamaan dengan kegiatan pembelajaran sekolah.

3. Faktor kesempatan

Mahasiswa memiliki kesempatan yang besar dalam pengkajian karena

murid dan guru menerima mahasiswa dengan baik.

4. Faktor ancaman

Kesulitan untuk menemui kepala keluarga sehingga dilakukan kunjungan

ulang

C. Diagnosa Keperawatan Komunitas

Diagnosa keperawatan merupakan respon masyarakat terhadap

masalah kesehatan baik aktual,resiko maupun potensial yang dapat diantisipasi

masyarakat ,diagnosa keperawatan komunitas menggambarkan masalah

respon, kondisi dan mengidentifikasi kemungkinan data penyebab, data yang

diperoleh kemudian dianalisa dan disajikan kepada siswa-siswi kelas 4, 5, dan

6 SD N Banjarsari Boyolali dalam pertemuan musyawarah warga dari hasil

pengkajian ditemukan 3 masalah kesehatan yaitu:

1. Kesiapan meningkatkan managemen kesehatan komunitas SD N

Banjarsari Boyolali tentang mencuci tangan, kebersihan lingkungan


dan Penanganan P3K.

Dengan beberapa faktor

1. Faktor Pendukung

Data ditemukan oleh mahasiswa secara nyata melalui proses

pengumpulan data yaitu wawancara dengan murid,guru dan wali kelas

SD N Banjarsari Boyolali sesuai dengan format yang ada.

a. Dukungan dari warga sekolah SD N Banjarsari Boyolali berjalan

dengan lancar, mereka memberikan informasi kesehatan yang ada

di SD N Banjarsari Boyoali seperti yang diharapkan mahasiswa.

b. Dukungan dari kepala sekolah dan guru telah menyadari dan

merasakan adanya kesehatan komunitas tersebut, hal ini terlihat

dari dukungan guru dan wali kelas dari pernyataan sekolah

sewaktu musyawarah sekolah yang pertama.

2. Faktor Penghambat

Kesulitan dalam mengamakan data yang diperoleh dari sekolah dan dari

hasil pengkajian yang dilakukan dengan cara menyebarkan quisioner.

3. Faktor Kesempatan

Kesempatan yang dimiliki mahasiswa dalam merencanakan diagnosa

keperawatan besar sekali, karena mahasiswa memiliki sumber pustaka

sebagai bahan diskusi untuk merumuskan masalah kesehatan komunitas.

4. Faktor Ancaman

Dengan adanya data yang kurang falied maka dalam menentukan

prioritas diagnosa keperawatan menjadi lebih sulit.


D. Tahap Perencanaan

Tahap perencanaan merupakan tahap ketiga dari proses asuhan

keperawatan komunitas setelah pengkajian dan perumasan diagnosa

keperawatan. Pada tahap ini biasanya yang dilakukan mahasiswa antara lain

memprioritaskan masalah, perumusan tujuan baik jangka panjang maupun

jangka pendek, menetapkan rencana tindakan yang sesuai dengan masalah

komunitas serta menetapkan rencana evaluasi.

Masalah keperawatan yang telah teridentifikasi kemudian

diprioritaskan untuk masing-masing masalah dengan menggunakan kriteria

prioritas diagnosa keperawatan komunitas. Berdasarkan hasil scoring

prioritas masalah kesehatan yang ada di SD N Banjarsari Boyolali dan

kesepakatan dengan siswa-siswi maka urutan prioritasnya adalah sebagai

berikut :

1. Kesiapan meningkatkan manajemen kesehatan siswa kelas 4, 5, 6

SDN Banjarsari.

Dalam membuat perencanaan kegiatan keperawatan komunitas

melibatkan peran serta siswa dan guru. Hal ini dimaksudkan untuk

membangun kesadaran guru untuk mendorong anak dalam bidang

kesehatan. Perencanaan kegiatan ini telah disesuaikan dengan sumber daya

dan sumber dana di SD N Banjarsari Boyolali.

Perumusan tujuan disesuaikan dengan masalah yang akan ditindak

lanjuti dengan rumusan jangka panjang yang beroirentasi pada perubahan

perilaku baik secara kognitif, afektif, psikomotor dan rumusan tujuan jangka
pendek yang merupakan tujuan dan langkah yang harus dicapai untuk

mencapai tujuan jangka panjang serta hasil yang diharapkan pada setiap

akhir kegiatan.

Perumusan kegiatan untuk mengatasi masalah komunitas dalam

Musyawarah Kelas yang kedua. Dalam menetapkan rencana tindakan

setelah dipertimbangkan beberapa hal yang terkait seperti yang

direncenakan, kapan dilaksanakan, siapa sasarannya, siapa penanggung

jawab kegiatan dan sumber dana kegiatan tersebut sumber daya masyarakat,

kekuatan yang ada di wilayah SD N Banjarsari Boyoali .Penetapan rencana

evaluasi didiskripsikan dalam pernyataan kriteria yang merupakan tolak

ukur keberhasilan kegiatan dan standart yang merupakan tingkat

penampilan sesuai dengan tolak ukur yang ada.

1. Faktor Pendukung

Faktor pendukung dalam dalam perencanaan antara lain semua

perangkat siswa-siswi kelas 4, 5, dan 6 wali kelas dan guru SD N

Banjarsari Boyoali.

2. Faktor Penghambat

Murid yang baru saja masuk belum sepenuhnya aktif karena sebagian

pengurus pokjakes belum perpengalaman dan belum pernah

mendapatkan ilmu pengetahuan yang cukup. Sehingga dalam hal

penetapan rencana tindakan banyak difasilitasi oleh mahasiswa.

3. Faktor kesempatan
Kesempatan yang dimiliki cukup besar karena mahasiswa memiliki

sumber pustaka untuk bahan diskusi unttuk perencanaan tindakan.

E. Tahap Implementasi

Implementasi merupakan tahap realisasi dari rencana keperawatan yang

telah disusun. Implementasi diberikan secara langsung maupun tidak

langsung kepada siswa-siswi kelas 4, 5, dan 6. Pada umumnya tindakan

keperawatan yang dilakukan di SD N Banjarsari Boyolali sesuai dengan teori

yaitu berfokus pada upaya meningkatkan, mempertahankan, memperbaiki

kesehatan, mencegah penyakit dan rehabilitas dengan menggunakan strategi

yaitu proses kelompok, health promotion dan partnership.

Peningkatan kesehatan atau health promotion merupakan aktifitas individu

dan komunitas dalam upaya meningkatkan gaya hidup sehat yang siswa –

siswi kelas 4, 5, dan 6 SD N Banjarsari Boyolali. Kegiatan partnership

dilakukan dalam bentuk kerja sama lintas program dan lintas sektoral yaitu

kerja sama guna mengidentifikasi dan menjalin hubungan dengan murid dan

guru baik formal atau informal, memberikan fasilitas perluasan informasi

dengan memberikan pendidikan kesehatan kepada murid SD N Banjarsari

Boyolali.

Tindakan pelaksanaan atau implementasi yang dilakukan untuk mengatasi

masalah – masalah keperawatan komunitas adalah hasil kerja sama dengan

wali kelas dan siswa – siswi kelas 1, 2, dan 3 SD N Banjarsari Boyolali.

Implementasi pada :

1. Kesiapan meningkatkan managemen kesehatan komunitas SD N


Banjarsari Boyolali mencuci tangan, kebersihan lingkungan dan

penanganan P3K.

Implementasi :

Memberikan pendidikan kesehatan dan pelatihan tentang Perilaku

Hidup Bersih Sehat (PHBS ), Memberikan pendidikan kesehatan,

pentingnya cuci tangan dan Melakukan kerja bakti sekolah secara rutin

1. Faktor Pendukung

a. Peran serta siswa – siswi

Siswa – siswi aktif mengikuti kegitan yang dilakukan. Siswa –

siswi kelas 4, 5, dan 6 SD N Banjarsari Boyoali menyambut

dengan baik dan antusias terhadap kegiatan yang dilaksanakan.

Kepala sekolah dan guru yang ada berpartisipasi dan

memfasilitasi setiap kegiatan.

b. Sarana Prasarana

Kepala sekolah dan guru menyediakan tempat setiap diadakan

kegiatan yang direncanakan.

2. Faktor Penghambat

a. Penyuluhan Lingkungan

Lingkungan kelas yang kurang luas dan banyaknya siswa yang

berkumpul menjadi satu, menjadikan susasana penyuluhan

kurang kondusif.

3. Faktor Kesempatan
Kesempatan yang dimiliki cukup besar mengingat adanya peran

serta guru, siswa, dan kepala sekolah untuk implementasi yang

dilakukan.

F. Tahap Evaluasi

Evaluasi tahap akhir dari proses keperawatan yang digunakan untuk

menjalin keberhasilan dari pemecahan masalah keperawatan komunitas yang

ada dari evaluasi yang dilaksanakan bisa diketahui masalah keperawatan

komunitas bisa dipecahkan seluruhnya, sebagian atau tidak terpecahkan tetapi

menimbulkan masalah baru. Kegiatan evaluasi yang dilakukan adalah

mengukur keberhasilan dengan mengumpulkan data dan menganalisa

kegiatan yang dilakukan bersama guru dan siswa. Materi yang dihasilkan

secara umum meliputi evaluasi program yang disusun dengan kebutuhan

siswa, rencana yang dibuat, efisiensi biaya, dan efektifitas program bagi siswa

dan guru.

Evaluasi hasil kegiatan telah dilakukan untuk menilai efektifitas kegiatan

sesaat setelah kegiatan yang dilakukan dan evaluasi yang dilakukan pada

akhir program untuk menilai aktifitas jangka panjang yang akan dilakukan

rencana tindak lanjut di SD N Banjarsari Boyolali. Evaluasi secara umum

dilakukan setelah mahasiswa selesai melaksanakan kegiatan yang

direncanakan.Saat melaksanakan evaluasi kegiatan untuk mengatasi masalah

kesehatan yang muncul siswa – siswi SD N Banjarsari Boyolali :


Kesiapan meningkatkan managemen kesehatan komunitas SD N

Banjarsari Boyolali mencuci tangan, kebersihan lingkungan dan penanganan

P3K.
BAB V

PENUTUP

A. Kesimpulan

1. Dari hasil pengkajian masalah-masalah kesehatan di SD N Mojolgi

Boyolali di dapatkan data sebagai berikut :

a. Kesiapan meningkatkan managemen kesehatan komunitas SD N

Banjarsari Boyolali mencuci tangan, kebersihan lingkungan dan

penanganan P3K.

2. Intervensi yang direncanakan sesuai dengan musyawarah sekolah II

adalah Pendidikan kesehatan dan pelatihan tentang Perilaku Hidup

Bersih Sehat (PHBS ) ,Pendidikan kesehatan dan pelatihan tentang cuci

Tangan yang benar ,melakukan kerja bakti sekolah secara rutin , dan

penanganan P3K, koordinasi dengan guru yang mengampu tentang

masalah kesehatan kesehatan untuk memberikan materi tentang cara P3K

yang benar dalam jadwal pembelajaran,koordinasi dengan guru dan

pihak Puskesmas untuk melaksanakan pendidikan kesehatan mengenai

cuci tangan yang benar.

3. Implementasi yang sesuai dengan yang telah dilakukan di SD N

Banjarsari Boyolali adalah Memberikan pendidikan kesehatan dan

pelatihan tentang Perilaku Hidup Bersih Sehat (PHBS ), memberikan

pendidikan kesehatan dan pelatihan tentang Cuci Tangan yang benar ,

melakukan kerja bakti sekolah secara rutin ,memberikan pendidikan


kesehatan tentang penanganan P3K yang benar, berkoordinasi dengan

guru yang mengampu tentang memberikan materi secara demonstrasi,

berkoordinasi dengan guru dan pihak Puskesmas untuk melaksanakan

pendidikan kesehatan mengenai penanganan p3K minimal 1 minggu 1

kali.

B. SARAN

Terciptanya generasi anak yang cerdas dicerminkan dari pola hidup

kesehatan yang benar. Maka, dari kegitan di atas sebaiknya kegiatan

pentingnya akan kesehatan lebih diperdalam supaya siswa-siswi mampu

menerapkan kegiatan tersebut di dalam kehidupan sehari-hari


DAFTAR PUSTAKA

Anda mungkin juga menyukai