Anda di halaman 1dari 21

WALK THROUGH SURVEY

DI PERUSAHAAN PT. KARMA MANGGALA YUDHA 16 MARET 2017


KELOMPOK 2: ERGONOMI DAN KESEHATAN KERJA

Disusun Oleh :
dr. Kamal Faruq
dr. Muhammad Rizdimas Ridho Putra
dr. Husna
dr. Hana Chovicha Yulia
dr. Jasmine Felita Pane
dr. Mona Sintya Fransisca Manurung
dr. Kinanti Rizky Chairunisa
dr. Indah Puspitha Sari
dr. Loly Sixteen Oramani Purba
dr. Hanna Merdiana
dr. Fenny Purnamasari
dr. Julius Tanoto
dr. Muthiah Muchlis
dr. Lisa Trisnawati
dr. Irene Kristi Taslim
dr. Marleen
dr. M. Ridha Zulfikar, MH
dr. Putri Mutiara Sari
dr. Luthfia Rozanah
dr. Haifa Auriana Sagita Putri
dr. Emma Feronia

Pelatihan Hiperkes Dan Kesehatan Kerja


Dokter Perusahaan
Periode 13-17 Maret 2017

1
BAB I
PENDAHULUAN

I. Latar Belakang
Ergonomi adalah suatu cabang ilmu yang sistematis untuk memanfaatkan
informasi-informasi mengenai sifat, kemampuan dan keterbatasan manusia
merancang suatu sistem kerja, sehingga manusia dapat hidup dan bekerja pada
sistem itu dengan baik, yaitu mencapai tujuan yang diinginkan melalui pekerjaan itu
dengan efektif, aman, dan nyaman. Fokus dari ergonomi adalah manusia dan
interaksinya dengan produk, peralatan, fasilitas, prosedur, dan lingkungan dan
pekerja serta kehidupan sehari-hari dimana penekananya adalah pada faktor
manusia.
Para operator dalam melakukan pekerjaanya, posisi kerja mereka tidak
sesuai dengan prinsip-prinsip ergonomi yaitu terlalu membungkuk, jangkauan
tangan yang tidak normal, alat yang terlalu kecil dan lain-lain. Sehingga dari posisi
kerja operator tersebut dapat mengakibatkan timbulnya berbagai permasalahan
yaitu: kelelahan dan rasa nyeri pada pinggang akibat dari posisi duduk yang tidak
ergonomis tersebut, timbulnya rasa nyeri pada bahu dan kaki akibat ketidaksesuaian
antara pekerja dan lingkungan kerjanya.
Kesehatan kerja adalah spesialisasi dalam ilmu kesehatan/kedokteran
beserta prakteknya yang bertujuan, agar pekerja/masyarakat memperoleh derajat
kesehatan setingg-tingginya, baik fisik, atau mental, maupun sosial, dengan usaha-
usaha preventif dan kuratif, terhadap penyakit-penyakit/gangguan-gangguan
kesehatan yang diakibatkan faktor-faktor pekerjaan dan lingkungan kerja, serta
terhadap penyakit-penyakit umum.
Jenis sifat-sifat kesehatan kerja yaitu :
1. Sasaran adalah manusia
2. Bersifat medis
Salah satu perusahaan yang kami kunjungi mengenai masalah ergonomi dan
kesehatan kerja adalah PT. KARMA MANGGALA YUDHA, yaitu perusahaan yang
bergerak dalam bidang industri kosmetika dan wangi-wangian.

2
II. Tujuan
1.Tujuan umum
Untuk mengetahui ergonomi dan kesehatan kerja pada PT.KARMA MANGGALA
YUDHA
2.Tujuan Khusus
Untuk mengetahui beberapa hal yang menyangkut ergonomi dan kesehatan kerja,
yang meliputi:
a) Sikap kerja
b) Cara kerja
c) Beban kerja
d) Gizi kerja
e) Pelayanan kesehatan
f) Pencegahan penyakit menular seperti HIV/AIDS dan konsumsi narkoba
g) Penyakit akibat kerja
h) Top ten Disease

IV.Dasar Hukum
 Undang – undang No. 1 tahun 1970 tentang keselamatan kerja
 Undang – undang Republik Indonesia No. 13 tahun 2003 tentang ketenaga
kerjaan
 PP No 50 tahun 2012 tentang penerapan sistem keselamatan dan kesehatan
kerja ( SMK3)
 Peraturan menteri tenaga kerja dan transmigrasi dan koperasi
No.per01/MEN/1976 tentang wajib pelatihan hiperkes bagi dokter perusahaan
 Peraturan menteri tenaga kerja dan transmigrasi dan koperasi
No.per13/MEN/X/2011 tentang nilai ambang batas faktor fisika dan faktor
kimia di tempat kerja
 Peraturan menteri tenaga kerja dan transmigrasi dan koperasi
No.per03/MEN/1982 tentang pelayan kesehatan kerja

Dasar Hukum

• UU no.13/2003

3
Pasal 86

(1) Setiap pekerja/buruh mempunyai hak untuk memperoleh perlindungan atas:


a) Keselamatan & kesehatan kerja
b) Moral & kesusilaan
c) Perlakuan yang sesuai dengan harkat & martabat manusia
d) Untuk melindungi keselamatan kerja/buruh guna mewujudkan produktivitas
kerja yang
optimal diselenggarakan upaya K3.

(2) Perlindungan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) & ayat (2) dilaksanakn
sesuai dengan peraturan perundang-undangan yang berlaku.

• UU no.14/1969

Pasal 9

Tiap tenaga kerja berhak mendapatkan perlindungan atas:

1. Keselamatan

2. Kesehatan

3. Kesusilaan

4. Pemeliharaan moril kerja serta perlakuan yang sesuai dengan martabat


manusia & moral agama

Pasal 10

Pemerintah membina norma perlindungan tenaga kerja yang meliputi :

1. Norma keselamatan kerja

2. Norma kesehatan kerja

3. Norma kerja

4. Pemberian ganti kerugian, perawatan & rehabilitasi dalam hal kecelakaan kerja

• UU no.1/1970

4
1. Agar pekerja & setiap orang lainnya yang berada ditempat kerja selalu berada
dalam keadaan sehat & selamat.

2. Agar sumber-sumber produksi dapat dipakai & digunakan secara aman &
efisien.

3. Agar proses produksi berjalan secara lancar tanpa hambatan.

• UU no.3/1992
1. Kecelakaan kerja
Kecelakaan kerja adalah kecelakaan yang terjadi berhubungan dengan
hubungan kerja termasuk penyakit yang timbul karena hubungan kerja, demikian
pula kecelakaan yang terjadi dalam perjalanan berangkat dari rumah menuju tempat
kerja & pulang kerumah melalui jalan yang biasa atau wajar dilalui.
2. Jaminan kecelakaan kerja
Tenaga kerja yang tertimpa kecelakaan kerja berhak menerima jaminan
kecelakaan kerja meliputi:
1. Biaya pengangkutan.
2. Biaya pemeriksaan pengobatan dan/atau perawatan.
3. Biaya rehabilitasi.
4. Santunan berupa uang meliputi :
a. Santunan sementara tidak mampu bekerja.
b. Santunan cacat sebagian untuk selamanya.
c. Santunan cacat total untuk selamanya baik fisik maupun mental.
d. Santunan kematian

 PerMen no 15 tahun 2008


Pertolongan pertama pada kecelakaan
Pada pasal 9 ayat (2) diesebutkan bahwa:
(2) persyaratan ruang p3k sebagaimana dimaksud di ayat 1 meliputi :
a. lokasi ruang p3k :
1. dekat dengan toilet atau kamar mandi
2. dekat dengan jalan keluar
3. mudah dijangkau dari area kerja
4. dekat dengan tempat parkir kendaraan

5
b. Mempunyai luas minimal cukup unruk menampung satu tempat tidur pasien dan masih
terdapat ruang gerak bagi seorang petugas P3K serta penempatan fasilitas P3K lainnya
c. Bersih dan terang, ventilasi baik, memiliki pintu dan jalan yang cukup lebar untuk
memindahkan korban;

d. Diberi tanda dengan papan nama yang jelas dan mudah dilihat;

e. sekurang-kurangnya dilengkapi dengan:


1. wastafel dengan air mengalir
2. kertas tissue atau lap
3. usungan atau tandu
4.bidai/spalk
5.kotak p3k dan isi
6. tempat tidur dengan bantal dan selimut
7. tempat untk menyimpan alat-alat, seperti tandu dan/kursi roda
8. sabun dan sikat
9. pakaian bersih untuk penolong
10. tempat sampah
11. kursi tunggu bila diperlukan

 Surat edaran menteri dan tenaga kerja dan transmigrasi 01/MEN/1979


tentang Pengadaan kantin dan Ruang Makan
Disebutkan dalam surat edaran ini bahwa pemerintah dalam hal ini departemen
tenaga kerja dan transmigrasi mengambil kebijakan untuk menganjurkan kepada:
1. Semua perusahaan yang memperkerjakan buruh antar
50 – 200 orang, supaya menyediakan ruang atau tempat makan di
perusahaan yang bersangkutan.
2. Semua perusahaan yang memperkerjakan buruh lebih
dari 200 orang, supaya menyediakan kantin di perusahaan yang
bersangkutan.

V. PROFIL PERUSAHAAN
PT. Karma Manggala Yudha merupakan perusahaan yang didirikan pada tahun
1983. Perusahaan ini berlokasi di Jalan Jend. A. Yani Kav. 49 Jakarta Pusat.
Perusahaan ini dipimpin oleh Ir. Christian Wibowo. Merupakan sebuah perusahaan

6
jasa konstruksi nasional berdiri sejak tahun 1983 dan bergerak dibidang sipil,
arsitektur, mekanikal, dan sedang melaksanakan proyek high class building seperti
apartemen The Green Pramuka. Saat ini sedang dilakukan pembangunan
apartemen dengan luas area 10,3 Ha dan akan membangun 9 tower.

 JUMLAH TENAGA KERJA


PT Karma Manggala Yudha memiliki karyawan tetap 70 orang dan pegawai
tidak tetap 500 orang data terakhir pada tahun 2014. Sampai saat ini, PT Karma
Manggala Yudha belum memiliki sertifikasi, dan sedang dalam proses pengajuan.
Jam kerja pegawai dilaksanakan pada hari Senin-Sabtu pukul 08.00 – 16.00
WIB. Waktu istirahat pada pukul 12.00 – 13.00 WIB. Tidak terdapat sistem
pembagian shift saat ini, waktu lembur dimulai pukul 18.00 - 22.00 WIB. Asuransi
pegawai untuk supervisor kebawah berupa Jamsostek dalam bentuk JKK (Jaminan
Kecelakaan Kerja) sedangkan untuk supervisor keatas ditambah dengan JKT
(Jaminan Kesehatan Hari Tua) dan JKM (Jaminan Kematian). Untuk pegawai tidak
tetap tidak memiliki jaminan kesehatan maupun jaminan kematian.

 PELAKSANAAN K3 DI PERUSAHAAN
K3 adalah salah satu bentuk upaya untuk menciptakan lingkungan kerja yang
aman, sehat dan sejahtera, bebas dari kecelakaan kerja dan penyakit akibat kerja
serta bebas pencemaran lingkungan yang bertujuan agar produktivitas meningkat
sesuai Undang-undang No. 1 Tahun 1970 tentang Keselamatan Kerja. Seperti kita
ketahui bahwa kecelakaan kerja bukan hanya menimbulkan korban jiwa maupun
kerugian material bagi pekerja dan pengusaha tetapi dapat juga mengganggu
proses produksi secara menyeluruh dan merusak lingkungan yang akhirnya
berdampak kepada masyarakat luas. Karena itu perlu dilakukan upaya yang nyata
untuk mencegah dan mengurangi risiko terjadinya kecelakaan kerja dan penyakit
akibat kerja secara maksimal.
Kesehatan Kerja sendiri mempunyai pengertian spesialisasi dalam ilmu
kesehatan/kedokteran beserta prakteknya yang bertujuan agar tenaga kerja
memperoleh derajat kesehatan yang setinggi-tingginya, baik fisik atau mental
maupun sosial, dengan usaha-usaha promotif, preventif & kuratif terhadap penyakit-
penyakit/gangguan-gangguan kesehatan yang diakibatkan faktor-faktor pekerjaan
dan lingkungan kerja serta terhadap penyakit-penyakit umum.

7
Higiene Perusahaan merupakan salah satu faktor yang memegang peran
penting untuk menciptakan lingkungan kerja yang aman, sehat, dan bebas dari PAK.
Higiene perusahaan sendiri adalah spesialisasi dalam ilmu higiene beserta
prakteknya yang dengan mengadakan penilaian kepada faktor-faktor penyebab
penyakit kualitatif & kuantitatif dalam lingkungan kerja dan perusahaan melalui
pengukuran yang hasilnya dipergunakan untuk dasar tindakan korektif kepada
lingkungan tersebut serta lebih lanjut pencegahan agar pekerja dan masyarakat
sekitar suatu perusahaan terhindar dari akibat bahaya kerja serta dimungkinkan
mengecap derajat kesehatan yang setinggi-tingginya (Soeripto, Ir., DIH., 1992).
Pada tanggal 12 Juni 2014, kami telah melakukan kunjungan ke PT Karma
Manggala Yudha yang bergerak dibidang sipil, arsitektur, mekanikal, dan sedang
melaksanakan proyek high class building.
Dalam kunjungan tersebut kami mendapatkan beberapa hal yang menjadi pusat
perhatian kami yang berkaitan dengan higiene dan penerapannya di tempat kerja
sehingga dapat bermanfaat bagi bidang keilmuan kami. Dan bersama ini kami juga
mengucapkan terima kasih atas perkenaan dan arahan yang telah diberikan oleh PT
Karma Manggala Yudha.

IV. ALUR PRODUKSI


Memastikan sudah ada sertifikat tanah dan IMB (Ijin Mendirikan Bangunan),
jika sudah ada, maka baru dilanjutkan dengan konstruksi dilapangan.
Pertama dilakukan streeping (land clearing) atau perataan tanah, kemudian
dilakukan tes kadar tanah (peel land) untuk menentukan garis badan, antisipasi
banjir, dll. Jika sudah dilakukan pengukuran peel land, dilanjutkan dengan
ekstrakvasi tanah untuk mengukur lapisan tanah sampai titik terkeras. Jika sudah,
baru dilanjutkan borpile dengan cara pertama dibor terlebih dahulu tanahnya
kemudian dimasukkan besi setelah itu baru di cor (beton),cara ini dilakukan untuk
mengurangi kebisingan yang muncul jika menggunakan paku bumi. Jika borpile
sudah selesai dilanjutkan menentukan pilecape. Setelah borpile dan pilecape
selesai dipasang baru dilakukan pembuatan basement. Basement selesai terbentuk
baru dilanjutkan dengan pembuatan struktur bangunan diatasnya.

V. TINJAUAN TEORITIS
1. Pengertian Ergonomi

8
Ergonomi sering disebut Human Factor Engineering, suatu ilmu yang
mengatur bagaimana manusia bekerja. Istilah “ergonomi” berasal dari bahasa
Yunani yaitu Ergo (kerja) dan Nomos (peraturan dan hukum kerja) serta dapat
didefenisikan sebagai penerapan ilmu-ilmu biologi tentang manusia bersama-sama
dengan ilmu-ilmu teknik dan teknologi untuk mencapai penyesuaian satu sama lain
secara optimal dari manusia terhadap pekerjaannya.

Ergonomi adalah suatu cabang ilmu yang mempelajari perancangan


pekerjaan-pekerjaan yang dilaksanakan oleh manusia, sistem orang dan mesin,
peralatan yang dipakai manusia agar dapat dijalankan dengan cara yang paling
efektif termasuk alat-alat peragaan untuk memberi informasi kepada manusia.
Perhatian utama ergonomi adalah pada efisiensi yang diukur berdasarkan pada
kecepatan dan ketelitian performance manusia dalam penggunaan alat. Faktor
keamanan dan kenyamanan bagi pekerja telah tercakup di dalam pengertian
efisiensi tersebut.

Suatu rancangan memenuhi kriteria “baik” apabila mampu memenuhi konsep


ENASE (Efektif, Nyaman, Aman,Sehat dan Efisien). Dan untuk mencapai konsep
ENASE ini maka ilmu ergonomi memiliki peran yang sangat besar. Karena di dalam
ilmu ergonomi manusia merupakan bagian utama dari sebuah system (Human
Integrated Design), maka harus disadari benar bahwa faktor manusia akan menjadi
kunci penentu sukses didalam operasionalisasi sistem manusia-mesin (produk);
tidak peduli apakah sistem tersebut bersifat manual, semiautomatics (mekanik)
ataupun full-automatics.

2. Manfaat dan Peran Ilmu Ergonomi

Ergonomi memeiliki beberapa manfaat, diantaranya :

a) Meningkatkan unjuk kerja, seperti : menambah kecepatan kerja, ketepatan,


keselamatan kerja, mengurangi energi serta kelelagan yang berlebihan.

b) Mengurangi waktu, biaya pelatihan dan pendidikan

c) Mengoptimalkan pendayagunaan sumber daya manusia melalui peningkatan


ketrampilan yang diperlukan.

9
d) Mengurangi waktu yang terbuang sia-sia dan meminimalkan kerusakan
peralatan yang disebabkan kesalahan manusia.

e) Meningkatkan kenyamanan karyawan dalam bekerja

Dalam lapangan kerja, ergonomi ini juga mempunyai peranan yang cukup besar.
Semua bidang pekerjaan selalu menggunakan ergonomi. Ergonomi ini diterapkan
pada dunia kerja supaya pekerja merasa nyaman dalam melakukan pekerjaannya.
Dengan adanya rasa nyaman tersebut maka produktivitas kerja diharapkan menjadi
meningkat. Secara garis besar ergonomi dalam dunia kerja akan memperhatikan
hal-hal sebagai berikut:

1) Bagaimana orang mengerjakan pekerjaannya.

2) Bagaimana posisi dan gerakan tubuh yang digunakan ketika bekerja.

3) Peralatan apa yang mereka gunakan.

3. Resiko Karena Kesalahan Ergonomi

Sering dijumpai pada sebuah industri terjadi kecelakaan kerja. Kecelakaan


kerja tersebut disebabkan oleh faktor dari pekerja sendiri atau dari pihak menajemen
perusahaan. Kecelakaan yang disebabkan oleh pihak pekerja sendiri, karena
pekerja tidak hati-hati atau mereka tidak mengindahkan peraturan kerja yang telah
dibuat oleh pihak manajemen. Sedangkan faktor penyebab yang ditimbulkan dari
pihak manajemen, biasanya tidak adanya alat-alat keselamatan kerja atau bahkan
cara kerja yang dibuat oleh pihak manajemen masih belum mempertimbangkan segi
ergonominya. Misalnya pekerjaan mengangkat benda kerja di atas 50 Kg tanpa
menggunakan alat bantu. Kondisi ini bisa menimbulkan cidera pada pekerja.

Untuk menghindari cedera, pertama-tama yang dapat dilakukan adalah


mengidentifikasi resiko yang bisa terjadi akibat cara kerja yang salah. Setelah jenis
pekerjaan tersebut diidentifikasi, maka langkah selanjutnya adalah menghilangkan
cara kerja yang bisa mengakibatkan cidera.

4. Kesehatan Kerja

Kesehatan kerja adalah hal yang sangat penting didalam dunia kerja khusus
nya dunia industri yang bergerak dibidang produksi, kesehatan kerja hendaknya

10
dapat dipahami betapa penting nya kesehatan kerja tersebut di dalam bekerja
kesehariannya. Hal ini memiliki kepentingan yang besar, baik untuk kepentingan diri
sendiri maupun dikarenakan aturan perusahaan yang meminta untuk menjaga hal-
hal tersebut dalam rangka meningkatkan kinerja dan mencegah potensi kerugian
bagi perusahaan.

Patut diketahui pula bahwa ide tentang kesehatan telah ada sejak dua puluh
tahun yang lalu, namun hingga saat ini, masih ada pekerja dan perusahaan yang
belum memahami korelasi antara kesehatan dengan peningkatan kinerja
perusahaan, bahkan tidak mengetahui eksistensi aturan tersebut. Sehingga para
pengusaha tidak mementingkan kesehatan para pekerja an menjadikan hal tersebut
menjadi hal yang mahal dan dapat mengganggu proses para pekerja.

Untuk menjalani semua itu maka pemerintah telah menerbitkan undang-undang no 1


tahun 1970 tentang keselamatan kerja, yaitu :

1. Mencegah dan mengurangi kecelakaan.

2. Mencegah, mengurangi, dan memadamkan kebakaran.

3. Mencegah dan mengurangi bahaya peledakan.

4. Memberi kesempatan atau jalan menyelamatkan diri pada waktu kebakaran


atau kejadian- kejadian lain yang berbahaya.

5. Memberikan pertolongan pada kecelakaan.

6. Memberi alat-alat perlindungan diri pada para pekerja.

7. Mencegah dan mengendalikan timbul atau menyebarluaskan suhu,


kelembaban, debu, kotoran, asap, uap, gas, hembusan angin, cuaca, sinar
atau radiasi, suara dan getaran.

8. Mencegah dan mengendalikan timbulnya penyakit akibat kerja, baik fisik


maupun psikis, peracunan, infeksi dan penularan.

9. Memperoleh penerangan yang cukup dan sesuai.

10. Menyelenggarakan suhu dan kelembaban udara yang baik.

11
11.Menyelenggarakan penyegaran udara yang cukup.

12. Memelihara kebersihan, kesehatan, dan ketertiban.

13. Memperoleh keserasian antara tenaga kerja, alat kerja, lingkungan, cara dan
proses kerjanya.

14. Mengamankan dan memperlancar pengangkutan orang, binatang, tanaman


atau barang

15. Mengamankan dan memelihara segala jenis bangunan.

16. Mengamankan dan memperlancar pekerjaan bongkar muat, perlakuan dan


penyimpanan barang.

17. Mencegah terkena aliran listrik yang berbahaya.

18. Menyesuaikan dan menyempurnakan pengamanan pada pekerjaan yang


berbahaya kecelakaannya menjadi bertambah tinggi.

Dari undang-undang yang dibuat tersebut, maka para pekerja dapat bekerja
dengan tenang dan dapat menaikkan pendapatan perusahaan tempatnya bekerja
tanpa harus memikirkan bagaimana membayar biaya pengobatan apabila pekerja
tersebut sakit karena kesehatan mereka sudah dijamin oleh undang-undang.

12
BAB II

PELAKSANAAN

I. Tanggal dan Waktu Pelaksanaan


1) Tanggal
Kunjungan ini dilakukan pada hari kamis, 16 Maret 2017
2) Waktu
Kunjungan ini dilakukan pada pukul 09.00 s/d 12.00 WIB

II. Lokasi Pengamatan


Kunjungan ini dilakukan di PT. KARMA MANGGALA YUDHA Jl. Jend.
Ahmad Yani Kav. 49 Jakarta Pusat
III. Dokumen Pengamatan

13
BAB III

HASIL PENGAMATAN

3.1 ERGONOMI

a. SIKAP KERJA

Hasil pengamatan mengenai sikap tenaga kerja dilapangan sebagian besar


belum sesuai dengan aspek kesehatan dan ergonomis.

b. Posisi kerja

Posisi kerja tenaga kerja sebagian besar belum sesuai dengan aspek
ergonomi. Posisi kerja cenderung dipengaruhi oleh faktor kenyamanan
pekerja tanpa mementingkan aspek ergonomi. Terdapat tenaga kerja yang
melakukan posisi membungkuk dan berotasi dengan posisi bertumpu
pada pinggang, contohnya pada pengangkutan pasir.

c. Proses Kerja

Dalam proses kerja, para tenaga kerja sebagian besar menggunakan alat
manual dan tenaga manusia karena sudah dalam tahap mendekati
penyelesaian pembangunan.

d. BEBAN KERJA

Dalam pembahasan ini terdapat dua aspek yang dibicarakan, yang pertama
adalah beban kerja dan yang kedua adalah lamanya jam kerja.

 Beban Kerja

Beban kerja dinilai dari barang yang di angkat oleh tenaga kerja. Barang
terdiri dari berbagai ukuran dan berat. Untuk barang berukuran kecil
dengan berat kurang lebih sekitar 5 kilogram masih diangkat oleh pekerja
dan ditumpuk sesuai dengan jangkauan tenaga kerja. Sedangkan barang
yang lebih besar dipindahkan dan diangkut dengan menggunakan

14
gerobak dorong. Sehingga dalam pelaksanaan yang kami amati, beban
kerja telah sesuai.

 Jam Kerja

Jam kerja tenaga kerja dimulai dari pukul 08.00 WIB hingga pukul 16.00
WIB dan ditambah jam lembur hingga pukul 22.00 selama 6 hari kerja
(Senin – Sabtu).

3.2 KESEHATAN KERJA


3.2.1 SEPULUH BESAR PENYAKIT DI TEMPAT KERJA
Dari hasil diskusi tidak diterangkan secara urut dan rinci mengenai sepuluh
penyakit tersering di perusahaan tersebut. Tetapi dari keterangan nara sumber
didapatkan infeksi saluran pernapasan atas yang sering dikeluhkan. Hal ini menurut
narasumber dipengaruhi kondisi lingkungan kerja.

3.2.2 FASILITAS KESEHATAN


Hasil pengamatan mengenai fasilitas kesehatan di perusahaan tersebut
didapatkan adanya fasilitas ruang P3K untuk tenaga kerja perusahaan. Fasilitas ini
hanya melayani pertolongan pertama pada kecelakaan kerja. Bila ada kecelakaan
serius maka tenaga kerja akan dibawa ke Rumah Sakit yang sudah bekerja sama
dengan perusahaan. Rumah sakit tersebut antara lain RS Agung dan RSAL
Mintoharjdo, RSUK Cempaka Putih.

3.4.3 KANTIN DAN GIZI KERJA

Hasil pengamatan dilapangan tidak terdapat kantin khusus untuk tenaga


kerja. Tenaga kerja harus mencari kebutuhan makanan sendiri-sendiri dengan
dibekali uang makan harian.

3.4.4 PEMERIKSAAN KESEHATAN

Pada hasil pengamatan tidak didapatkan adanya pemeriksaan kesehatan


awal, berkala maupun khusus pada tenaga kerja. Pemeriksaan kesehatan hanya
dalam bentuk kuesioner saat melamar pekerjaan tentang riwayat penyakit dahulu.

3.4.5 PROGRAM KESEHATAN

15
Dari hasil pengamatan dilapangan juga tidak ada tindakan promosi keshatan
dan pencegahan penyakit contohnya untuk HIV AIDS dan narkoba.

16
BAB IV

PEMECAHAN MASALAH

PEMECAHAN MASALAH

No Unit Kerja Permasalahan Penanganan

1. Program Tidak ada upaya promotif Melakukan kerjasama dengan


Kesehatan dan preventif untuk bahaya pemberi jasa kesehatan untuk
kesehatan serta HIV AIDS melakukan program kesehatan
dan narkoba

2 Fasilitas Hanya ada ruangan P3K Menyediakan jasa medis dan


Pelayanan tanpa adanya personel paramedis
Kesehatan kesehatan dari medis,
dan personel paramedis, sampai
kesehatan pegawai yang memiliki
lisensi kesehatan yang
stand by di ruangan
tersebut

2 Pemeriksaan tidak didapatkan adanya Melakukan pemeriksaan awal pada


Kesehatan pemeriksaan kesehatan pekerja dengan kerjasama klinik yang
awal, berkala maupun bekerja sama dengan perusahaan
khusus pada tenaga kerja

17
4 Ergonomi 1. 1. Memberikan pelatihan kepada
Sebagian besar belum karyawan mengenai sikap bekerja
sesuai dengan aspek yang baik sehingga dapat menunjang
keselamatan kerja dan efektifitas pekerjaan dan kesehatan
ergonomis karyawan.
2. Mengusulkan kepada pimpinan
2. Jam kerja melebihi
perusahaan untuk membuat
standar yaitu 48 jam
kebijakan baru untuk mengadakan
dalam 1 minggu
pembagian shift bagi tenaga kerja
10 besar didapatkan infeksi saluran Melakukan penilaian risiko dengan
penyakit pernapasan atas yang rapat internal guna mendapatkan
pada sering dikeluhkan intervensi terbaik untuk mengatasi
pelayanan penyakit yang ada pada tenaga kerja,
kesehatan seperti pemakaian masker saat
bekerja, asupan gizi yang seimbang
untuk daya tahan tubuh.

5 Gizi tidak terdapat kantin Menyediakan kantin khusus pekerja


khusus untuk tenaga kerja dari perusahaan untuk memenuhi gizi
pekerja

6 Sarana P3K Sarana belum sesuai Memenuhi sarana P3K sesuai


dengan PER/Men No. 15 dengan peraturan
tahun 2008

18
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN

2. KESIMPULAN
Hal-hal penting yang dapat kami simpulkan mengenai aspek ergonomic dan
kesehatan kerja di PT. KARMA MANGGALA YUDHA adalah:
• Belum terpenuhinya aspek ergonomi dalam sikap kerja, cara kerja, posisi
kerja dan beban kerja.
• Kesehatan kerja belum berjalan dengan baik seperti penyediaan gizi
karyawan meskipun sudah terdapat kantin yang nyaman bagi pegawai.
• Tidak adanya personil kesehatan di tempat kerja karena standar perusahaan
hanya memiliki tenaga Health Safety Environment (HSE) yaitu tenaga yang
sudah terlatih dan terstandar PMI.

3. SARAN
Saran yang dapat disampaikan untuk perusahaan PT. KARMA MANGGALA
YUDHA adalah:
 Menganti uang makan dengan menyediakan makanan yang bergizi yang
cukup untuk tenaga kerja
 Melakukan edukasi tentang cara bekerja yang baik sesuai ergonomis
 Perusahaan dapat menarik personil kesehatan yang dapat memberikan
pengobatan secara komprehensif, dari promosi kesehatan, preventif, kuratif
dan rehabilitasi.
 Dilakukan kerja sama yang lebih lanjut antara pimpinan perusahaan dengan
fasilitas kesehatan tingkat pertama untuk memberikan keuntungan yang lebih
bagi kedua belah pihak.

19
DAFTAR PUSTAKA

1. Soeripto, M.2008. Higiene Industri. Jakarta: Balai Penerbit FKUI


2. Subaris, Heru.2008.Hygiene Lingkungan Kerja. Yogyakarta: Mitra Cendika
Press.
3. Suma’mur.1994.Higiene Perusahaan dan Kesehatan Kerja. Jakarta: CV Haji
Masagung.
4. Suma’mur.1996. Higiene Perusahaan dan Kesehatan Kerja. Jakarta: Toko
gunung agung.
5. Wahyu, Atjo.2003. Higiene Perusahaan. Universitas Hasanuddin.
6. Indan,Entjang.2000. Ilmu Kesehatan Masyarakat. Bandung: PT. Citra Aditya
Bakti
7. http://media.kompasiana.com/buku/2012/04/17/makalahq-higiene-industry/

20
Lampiran

21

Anda mungkin juga menyukai