Anda di halaman 1dari 62

Anesthesia For

Aditia
Retno Fitri
Ophthalmic
Surgery

DR.FATMA ALDAMMAS

INFLAMASI

Inflamasi
RADANG
ADALAH RESPON VASCULER
DAN SELULER DARI JARINGAN
HIDUP TERHADAP CIDERA

Tujuan radang :
dalam rangka menghancurkan dan
mengeliminasi agen penyebab

Perbaikan jaringan yang cidera

Penyebab Radang
Keberadaan
Benda Asing Dalam
Jaringan:
- Jaringan donor
- Agen Biologis
- Benda mati

Kerusakan Jaringan
yang menimbulkan
Nekrosa; Infark;
Hemoragi; Thrombus

Terkait infeksi :
Trauma fisik, Radiasi,
Racun, Suhu Ekstrim,
Respon Imun.

CIRI CIRI RADANG


a.
b.
c.
d.
e.

Rubor ( Redness ) = Kemerahan


Kalor ( Heat ) = Panas
Tumor ( Swelling ) = Bengkak
Dolor ( Pain ) = rasa Sakit
Fungsio laesa ( Loss Of Function )
= Fungsi jaringan / organ terganggu

PROSES INFLAMASI

Agen kausatif, respon jaringan sekitar agen


serta sel nekrotik di daerah radang akan
menghasilkan mediator inflamasi
Mediator Inflamasi menginduksi vascula,
aliran darah, dan mengaktifkan leukosit
Terjadinya vaso dilatasi arterioli maupun
kapiler disekitar daerah radang
menimbulkan perlambanan aliran darah dan
leukosit mengalir ditepi lumen vasculer.
( Aliran non axial )

PROSES INFLAMASI

Endothel kapiler meregang, timbul rongga,


permiabilitas meningkat, plasma darah keluar
terakumulasi di jaringan perivasculer.
Endothel menjadi lengket, leukosit
menggelinding dan melekat ( adhesi ) pada
permukaan endothel
Leukosit masuk ruang antar endothel
(diapedesis) dan keluar dari vasculer
(ekstravasasi)
Leukosit akan bergerak (migrasi) menuju agen
causatif inflamasi

PROSES INFLAMASI

Leukosit memfagosit baik agen asing, sel


inang terinfeksi, maupun jaringan inang
yang nekrotik degradasi agen secara
enzymatik.

PROSES INFLAMASI

Respon Radang
Respon Vaskuler
Cidera
aktivasi media inflamasi
vasodilatasi kapiler
-------------------------------------------------------------Respon Seluler
Aktivasi Leucosit
fagositosis

CIRI CIRI RADANG


a.
b.
c.
d.
e.

Rubor ( Redness ) = Kemerahan


Kalor ( Heat ) = Panas
Tumor ( Swelling ) = Bengkak
Dolor ( Pain ) = rasa Sakit
Fungsio laesa ( Loss Of Function )
= Fungsi jaringan / organ terganggu

CIRI CIRI RADANG


a.
b.
c.
d.
e.

Rubor ( Redness ) = Kemerahan


Kalor ( Heat ) = Panas
Tumor ( Swelling ) = Bengkak
Dolor ( Pain ) = rasa Sakit
Fungsio laesa ( Loss Of Function )
= Fungsi jaringan / organ terganggu

ANTI-INFLAMASI

Pembagian Antiinflamasi

Anti-inflammatory

corticosteroid

NSAID
Non Steroid Antiinflammation Drugs

Pembagian Antiinflamasi

Anti-inflammatory

corticosteroid

NSAID
Non Steroid Antiinflammation Drugs

Kortikosteroid

Bersifat kurang spesifik, dan telah digunakan


bertahun-tahun untuk terapi inflamasi dan
penyakit imunologis pada mata.

Untuk mencegah efek inflamasi: pembentukan


jaringan ikat &neovaskularisasi
Lebih efektif pada fase akut
Genevieuve N; Clinical and Experimental Optometry 2006

Kortikosteroid: Mekanisme Kerja


Peran pada hampir semua aspek inflamasi:
Vaskular:
Permiabilitas pembuluh darah
Selular :
Penghambatan proliferasi limfosit (limfosit T), dengan
imunitas selular
Penekanan kerja limfokin dalam migrasi makrofag dan
produksi faktor pertumbuhan
Inhibisi degranulasi netrofil granulosit, makrofag, sel mast,
dan basofil
supresi sintesis asam arakidonat produksi
prostaglandin

Genevieuve N; Clinical and Experimental Optometry 2006

Kortikosteroid: Indikasi

Genevieuve N; Clinical and Experimental Optometry 2006

Kortikosteroid: Preparat
Prednisolone
Studi menunjukkan bahwa Prednisolone memiliki efektivitas
anti-inflamasi terbesar dibanding steroid topikal mata lainnya.

Prednisolone acetate 1% merupakan steroid topikal mata


yang paling efektif untuk terapi uveitis dan inflamasi kornea.
Dapat digunakan pada inflamasi berat mata seperti
episkleritis, iritis, luka bakar kimiawi atau thermal pada
kornea.
Reveiw of optamometry; June 2006

Kortikosteroid: Preparat
Dexamethasone

Pada konsentrasi yang sesuai, Dexamethasone


secara klinis kurang efektif dibanding prednisolone
dan berpotensi lebih besar dalam menaikkan
Tekanan Intra Okular drug of second choice.

Reveiw of optamometry; June 2006

Kortikosteroid: Preparat
Fluorometholones
Memiliki sifat antiinflamasi yang cukup baik, tetapi
juga menyebabkan peningkatan TIO sekunder.
Terdapat dalam dua bentuk formulasi:
fluorometholone alkohol dan asetat.

Reveiw of optamometry; June 2006

Kortikosteroid: Preparat
Fluorometholone alkohol
Digunakan untuk menangani kondisi inflamasi
sedang pada permukaan mata, memerlukan lama
terapi yang panjang (hingga 3-4 minggu) seperti
pada iridosiklitis kronik dan alergi.
Bermanfaat pada kondisi kronis o.k. Kurang
menimbulkan peningkatan TIO

Reveiw of optamometry; June 2006

Kortikosteroid: Preparat
Fluorometholone acetate
Merupakan bentuk klinis yang lebih aktif.
Menimbulkan efektivitas yang lebih besar.
Indikasi: bila terdapat efek samping dengan
preparat kortikosteroid yang lain

Reveiw of optamometry; June 2006

Kortikosteroid: Preparat
Rimexolone
Cukup poten dan relatif aman, tapi tidak
seefektif prednisolone acetate1% ; pengaruh
pada TIO menyerupai fluorometholones.

Reveiw of optamometry; June 2006

Kortikosteroid
Bentuk Sediaan:
Topikal
Sistemik
Periokular

Kortikosteroid Topikal
Keuntungan:
Dapat diberikan didekat
lokasi yang memerlukan
indikasi untuk
inflamasi segmen
anterior
Dapat digunakan untuk
salah satu mata saja
Menghindari efek
sistemik

Kerugian:
Terkadang dapat terjadi
supresi adrenal
Ulkus dendritik
Menimbulkan residu
keputihan
Keratopati epitel bila
penggunaan terlalu
sering
Terkadang menimbulkan
infeksi konjungtiva

Efek Samping Steroid Topikal


Peningkatan TIO
Dapat menimbulkan kebutaan permanen bila tidak
terdeteksi/diterapi

Meningkatkan kerawanan terhadap infeksi virus atau


jamur
Berpotensi menimbulkan kebutaan

Penipisan sklera/kornea
Berpotensi menimbulkan kebutaan

Penundaan atau gangguan penyembuhan luka


Katarak

Tetes Mata Kortikosteroid


Digunakan pasca operasi untuk
inflamasi pada mata
Hanya boleh digunakan dibawah
panduan dokter spesialis mata
Dosis diturunkan bertahap sebelum
dihentikan sepenuhnya
Dihentikan mendadak: rebound
effect
Menimbulkan relaps

Kortikosteroid Topikal: Ringkasan


Topikal
Preparat:
prednisolone, dexamethasone, fluorometholone, remixolone

Mekanisme:
menghambat pelepasan asam arakidonat dari fospolipid dengan
cara menghambat fosfolipase A2

Indikasi kegunaan inflamasi segmen anterior


pasca operasi, uveitis anterior, konjungitvitis alergi berat,
konjungtivitis vernal, pencegahan reaksi penolakan graft kornea,
episkleritis, skleritis

Efek samping:
rawan terhadap infeksi, glaukoma, katarak, ptosis, midriasis,
pelunakan sklera, atrofi kulit
Prednisolone dan Dexamethasone paling poten menimbulkan
tekanan intraokular (TIO)

Kortikosteroid Sistemik
Keuntungan:
Mudah pemberiannya:
dengan tablet
Dapat mencapai seluruh
mata dengan lebih baik

Kerugian:
Terkadang dapat terjadi
supresi adrenal
Efek sistemik

Kortikosteroid Sistemik: Efek Samping

Peningkatan TIO
Hipertensi
Gula darah >>
Berat badan >/edema
Gangguan sal cerna
Gangguan psikiatrik
Infeksi oportunistik

Osteoporosis
Katarak
Supresi adrenal

Kortikosteroid
Sistemik:
Preparat:
prednisolone, cortisone, triamcinolone, depomedrol

Indikasi : inflamasi segmen posterior


Uveitis posterior, neuritis optikus, arteritis temporal anterior
dengan neuropathy iskemik

Efek samping:
Lokal: posterior subcapsular cataract, glaukoma, central serous
retinopathy
Sistemik: supresi aksis hipofisis-adrenal, hyperglikemia,
osteoporosis, ulkus peptikum, psikosis

Kortikosteroid : Kontraindikasi
Pada pasien DM, gagal ginjal, hipertensi
Sistemik: KI pada ulkus peptikum,
osteoporosis, psikosis
Topikal: KI pada glaukoma
KI pada sebagian besar infeksi, oleh karena:
Tidak membunuh bakteri
Menurunkan resistensi terhadap mikroorganisme
Menyamarkan progresivitas infeksi

Pembagian Antiinflamasi

Anti-inflammatory

corticosteroid

NSAID
Non Steroid Antiinflammation Drugs

Non-steroidal anti-inflammatory drugs


(NSAIDs)
Merupakan inhibitor sintesis prostaglandin dan
berperan sebagai antiinflamasi dan analgesik
Keuntungan NSAID dibanding KS adalah bahwa
NSAID tidak memicu penurunan aktivitas sistem
pertahanan tubuh dan tidak meningkatkan TIO
NSAID tidak berinteraksi dengan sistem
hemodinamik

Tissue Damage or Inflammatory pain

Stimulus

Chemical mediator inflammatory soup

Tissue Damage or Inflammatory pain

Stimulus

Chemical mediator inflammatory soup

NSAID: Mekanisme Kerja


Mekanisme kerja:
menghambat cyclooxygenase (COX) menghambat
produksi prostaglandin

Terdapat 2 jenis COX:


COX-1 penting dalam kondisi non inflamasi
penghambatan COX1 dapat menghindari ESO
(misal ESO lambung)
COX-2 diinduksi pada kondisi inflamasi
inhibisi COX-2 berperan dalam antiinflamasi
Aspirin, ibuprofen menghambat COX-1 & COX-2

NSAID: Mekanisme Kerja


Sebagian besar NSAID menghambat COX-1 dan COX-2
Penghambatan jalur sintetik dari asam arakidonat menjadi
prostaglandin dapat menimbulkan peningkatan leukotrien
yang dapat menimbulkan inflamasi
Hal ini dapat menimbulkan konsekuensi serius pada
beberapa pasien mis. Serangan asthma

Genevieuve N; Clinical and Experimental Optometry 2006

- Efek Penghambatan Prostaglandin


Efek Antiinflamasi
Prostaglandins merupakan mediator utama
inflamasi.

Efek Analgesik
Penurunan inflamasi penurunan nyeri.
Prostaglandin juga merupakan mediator nyeri
pada jaringan perifer inhibisi PG menimbulkan
analgesi

Efek antipiretik
(=penurunan panas)
Saat inflamasi, endotoksin bakteri
merangsang makrofag untuk
melepaskan IL-1, suatu pyrogen (=agen
yang menimbulkan demam) yang
menstimulasi pembentukan
prostaglandin E di hipotalamus dan
meningkatkan set-point pengatur
temperatur tubuh.

NSAID: Indikasi
Saat ini digunakan pada kondisi intra- dan pascaoperasi untuk menurunkan miosis pada saat
operasi dan inflamasi yang mengikut operasi
katarak dan laser trabeculoplasty.
Juga digunakan pada terapi dan pencegahan
cystoid macular oedema dan konjungtivitis
alergika.
Vale J; Ophthalm Physiol Opt 1998

NSAID: Indikasi
- Inflamasi segmen anterior mata, yang belum dapat
ditentukan penyebabnya apakah dari virus atau bakteri,
seperti pada edema kornea, edema konjungtiva dan skleritis.
- Reaksi inflamasi oleh karena trauma
- Neovaskularisasi kornea karena penggunaan lensa kontak
dan peradangan yang ditimbulkan

Vale J; Ophthalm Physiol Opt 1998

NSAID: Preparat
Preparat topikal NSAID yang dikenal:
- Diclofenac sodico
- Flubiprofene sodico
- Ketorolac trometamina
- Piroxicam
- Indometacina
- Suprofene

Genevieuve N; Clinical and Experimental Optometry 2006

Pada mata, preparat NSAID topikal lebih


disukai daripada sistemik, oleh karena NSAID
topikal memberikan konsentrasi obat yang
lebih besar dengan kurang menimbulkan efek
samping sistemik.
NSAID digunakan sebagai antiinflamasi dan
antinyeri pada kondisi inflamasi non infeksi
atau pasca trauma operasi.

NSAID: Keamanan
Topikal NSAID: jarang menimbulkan toksisitas
sistemik
Toksisitas lokal: sensasi terbakar, tersengat,
iritasi dan hiperemia konjungtiva
kerusakan epital, penipisan kornea
perforasi
Komplikasi kornea: pelunakan kornea
(Diklofenak)

NSAID: Precaution

NSAID : Kontraindikasi

NSAID: Interaksi Obat

NSAIDs: Indikasi

Inflamasi (perioperatif)
CME (cystoid macular edema)
Nyeri (operasi refraktif)
Alergi pada mata (jarang)
Antiinflamasi pre-operatif dan
Pasca operatif

Efek Samping NSAID (topikal)


Reaksi lokal (rasa terbakar)
Tidak menimbulkan peningkatan TIO
Tidak menimbulkan potensiasi infeksi HSV
dan jamur
Dapat menimulkan regresi pada operasi
refraktif
Jarang: kerusakan kornea (diklofenak)

NSAID: Ringkasan
E.g. ketorolac, diclofenac, flurbiprofen
Mekanisme: inaktivasi of cyclo-oxygenase
Indikasi: pasca operasi, konjungtivitis alergika
ringan, episkleritis, uveitis rignan, cystoid
macular edema, pra operasi untuk mencegah
miosis pada saat operasi.
Efek Samping: reaksi lokal

Terima

Anda mungkin juga menyukai