LAPORAN PENDAHULUAN
oleh
Pungki Wahyuningtyas
NIM. 152310101195
FAKULTAS KEPERAWATAN
UNIVERSITAS JEMBER
2018
LAPORAN PENDAHULUAN
Pankreas merupakan suatu organ retroperitoneal berupa kelenjar dengan panjang sekitar
15-20 cm pada manusia. Berat pankreas sekitar 75-100 g pada dewasa, dan 80-90% terdiri dari
jaringan asinar eksokrin. Pankreas terbentang dari atas sampai ke lengkungan besar dari perut
dan biasanya dihubungkan oleh dua saluran ke duodenum terletak pada dinding posterior
abdomen di belakang peritoneum sehingga termasuk organ retroperitonial kecuali bagian kecil
kaudanya yang terletak dalam ligamentum lienorenalis. Strukturnya lunak dan berlobulus
(Williams, 2013)
Pankreas dibagi menjadi 2 bagian yaitu bagian eksokrin dan bagian endokrin. Komponen
eksokrin membentuk sebagian besar pankreas dan terdiri dari asini serosa dan sel zimogenik yang
tersusun rapat dan membentuk banyak lobulus kecil. Komponen endokrin pankreas tersebar di seluruh
organ berupa pulau sel endokrin yang disebut insula pancreatica (pulau Langerhans). Sel-sel pulau
Langerhans terdiri dari empat macam (Eroschenko, 2008) yaitu sel alfa sebagai penghasil hormon
glukagon yang berfungsi meningkatkan kadar glukosa darah dengan mempercepat perubahan
glikogen, asam amino, dan asam lemak di hepatosit menjadi glukosa; Sel beta sebagai penghasil
hormon insulin yang berfungsi menurunkan kadar glukosa darah dengan meningkatkan transpor
membran glukosa ke dalam hepatosit, otot, dan sel adiposa; Sel Delta yang mensekresikan hormon
somatostatin untuk menurunkan dan menghambat aktivitas sekretorik sel alfa dan sel beta melalui
pengaruh lokal di dalam insula pancreatica; dan Sel F Mensekresi polipeptida pankreas yang
menghambat pembentukan enzim pankreas dan sekresi alkali.
Dua hormon penting yang dihasilkan oleh pancreas adalah insulin dan glukagon (Natan, T., 2018).
1). Insulin
Insulin adalah protein kecil yang berat molekulnya 5808 untuk manusia. Insulin terdiri dari dua
rantai asam amino, satu sama lain dihubungkan oleh ikatan disulfide. Sekresi insulin diatur oleh
glukosa darah dan asam amino yang memegang peranan penting. Perangsang sekresi insulin
adalah glukosa darah. Kadar glukosa darah adalah 80 – 90 mg/ml.
a.) Fungsi hati sebagai sistem buffer glukosa darah yaitu meningkatkan konsentrasinya setelah
makan, sekresi insulin juga meningkat sebanyak 2/3 glukosa yang di absorbsi dari usus dan
kemudian disimpan dalam hati dengan bentuk glikogen.
b.) Sebagai sistem umpan balik maka mempertahankan glukosa darah normal.
c.) Pada hypoglikemia efek langsung glukosa darah yang rendah terhadap hypothalamus adalah
merangsang simpatis. Sebaliknya epinefrin yang disekresikan oleh kelenjar adrenalin masih
menyebabkan pelepasan glukosa yang lebih lanjut dari hati. Juga membantu melindungi terhadap
hypoglikemia berat.
2). Glukagon
Glukagon adalah suatu hormon yang disekresikan oleh sel-sel alfa pulau langerhans
mempunyai beberapa fungsi yang berlawanan dengan insulin. Fungsi yang terpenting adalah :
meningkatkan konsentrasi glukosa dalam darah. Glukagon merupakan protein kecil mempunyai
berat molekul 3842 dan terdiri dari 29 rantai asam amino.
Menurut WHO (2018) Diabetes mellitus adalah penyakit kronis yang disebabkan oleh
kekurangan produksi insulin yang didapat dalam produksi insulin oleh pankreas, atau oleh
ketidakefektifan insulin yang dihasilkan. Kekurangan tersebut menyebabkan peningkatan
konsentrasi glukosa dalam darah yang dapat merusak banyak sistem tubuh, khususnya pembuluh
darah dan saraf.
Data yang baru-baru ini ditemukan, menunjukkan bahwa sekitar 150 juta orang menderita
diabetes mellitus di seluruh dunia, dan jumlah ini mungkin dua kali lipat pada tahun 2025.
Sebagian besar kenaikan ini akan terjadi di negara-negara berkembang dan akan disebabkan oleh
pertumbuhan populasi, penuaan, diet tidak sehat, obesitas dan gaya hidup yang kurang baik.
Sementara pada tahun 2025, kebanyakan penderita diabetes di negara maju berusia 65 tahun atau
lebih, di negara-negara berkembang kebanyakan berada di kelompok usia 45-64 tahun dan
dipengaruhi pada usia produktif mereka (WHO, 2018).
D. Etiologi
Penyebab diabetes melitus dibagi berdasarkan jenisnya yaitu sebagai berikut (NIDDK, 2016).
1. Diabetes tipe 1
Diabetes tipe 1 terjadi ketika sistem kekebalan tubuh dan sistem tubuh untuk melawan
infeksi, menyerang dan menghancurkan sel beta pankreas yang memproduksi insulin.
Ilmuwan berpendapat bahwa diabetes tipe 1 disebabkan oleh gen dan faktor lingkungan,
seperti virus, yang bisa memicu penyakit.
2. Diabetes tipe 2
Diabetes tipe 2 merupakan diabetes yang paling umum terjadi. DM tipe 2 disebabkan oleh
beberapa faktor, yaitu faktor gaya hidup dan gen, Berikut ini adalah penyebab dari DM tipe
2 yaitu:
a. kelebihan berat badan, obesitas, dan ketidakaktifan fisik.
Seseorang lebih mungkin terkena diabetes tipe 2 jika tidak aktif secara fisik dan
kelebihan berat badan atau obesitas. Berat badan berlebih terkadang menyebabkan
resistensi insulin dan umum pada orang dengan diabetes tipe 2. Lokasi lemak tubuh juga
membuat perbedaan. Lemak perut berlebihan dikaitkan dengan resistensi insulin,
diabetes tipe 2, dan penyakit jantung dan pembuluh darah.
b. Resistensi insulin
Diabetes tipe 2 biasanya dimulai dengan resistensi insulin, suatu kondisi dimana sel otot,
hati, dan lemak tidak menggunakan insulin dengan baik. Akibatnya, tubuh membutuhkan
lebih banyak insulin untuk membantu glukosa masuk ke dalam sel. Pada awalnya,
pankreas membuat lebih banyak insulin. Namun, pankreas tidak dapat membuat insulin
yang cukup sehingga kadar glukosa darah meningkat.
c. Gen dan riwayat keluarga
Seperti pada diabetes tipe 1, gen tertentu mungkin dapat menjadi penyebab diabetes tipe
2. Penyakit ini cenderung berjalan dalam keluarga dan lebih sering terjadi pada
kelompok ras / etnis orang Amerika keturunan Afrika, Penduduk asli Alaska, Orang
Indian Amerika, Orang Amerika asia, Hispanik/ Latin, Hawaii, dan Kepulauan Pasifik.
Gen juga dapat meningkatkan risiko diabetes tipe 2 dengan meningkatkan
kecenderungan seseorang untuk menjadi kelebihan berat badan atau obesitas.
E. Klasifikasi
F. Patofisiologi
Faktor Pencetus
Menurut Global Diabetes Community (2018), Gejala yang sering terjadi pada Diabetes Melitus
adalah sebagai berikut:
Hal ini disebabkan oleh karena kadar glukosa darah meningkat sampai melampaui daya serap
ginjal terhadap glukosa sehingga terjadi osmotic diuresis yang mana gula banyak menarik cairan
dan elektrolit sehingga penderita mengeluh banyak kencing.
Hal ini disebabkan pembakaran terlalu banyak dan kehilangan cairan banyak karena poliuri,
sehingga untuk mengimbangi penderita lebih banyak minum.
Hal ini disebabkan karena glukosa tidak sampai ke sel-sel mengalami starvasi (lapar).
d. Berat badan menurun, lemas, lekas lelah, tenaga kurang. Hal ini disebabkan kehabisan
glikogen yang telah dilebur jadi glukosa, maka tubuh berusama mendapat peleburan zat dari
bahagian tubuh yang lain yaitu lemak dan protein.
e. Mata kabur
Hal ini disebabkan oleh gangguan lintas polibi (glukosa – sarbitol fruktasi) yang disebabkan
karena insufisiensi insulin. Akibat terdapat penimbunan sarbitol dari lensa, sehingga
menyebabkan pembentukan katarak.
I. Pemeriksaan penunjang
Jenis-jenis pemeriksaan laboratorium untuk Diabetes Melitus adalah sebagai berikut :
d. Penatalaksanaan
a. Rencana diet, pada penderita diabetes dimaksudkan untuk mengatur jumlah kalori dan
karbohidrat yang dikonsumsi setiap hari. Jumlah kalori yang disarakan bervariasi, bergantung
pada kebutuhan untuk mempertahankan, menurunkan atau meningkatkan berat tubuh.
b. Latihan fisik dan pengaturan aktivitas fisik mempermudah transpor glukosa ke dalam sel-sel
dan meningkatkan kepekaan terhadap insulin. Pada individu sehat pelepasan insulin menurun
selama latihan fisik sehingga hipoglikemi dapat dihindarkan.
c. Pengetahuan tentang diabetes mellitus dan perawatan diri, pasien diabetes mellitus relative
dapat hidup normal asalkan mereka mengetahui dengan baik keadaan dan penatalaksana
penyakit yang dideritanya.
2. Penatalaksanaan Medis
Obat hipoglikemik oral (OHO)
1) Golongan sulfonilures bekerja dengan cara:
2) Biguanid
Menurunkan kadar glukosa darah tapi tidak sampai bawah normal. Preparat yang ada dan
aman adalah metformin. Obat ini dianjurkan untuk pasien dengan kegemukan.
Secara kompettitf menghambat kerja enzim alfa glukosidase di dalam saluran cerna
sehingga menrunkan hiperglikemia pasca pransial
ASUHAN KEPERAWATAN
A.Pengkajian
Identitas
Nama, usia (DM Tipe 1 Usia> 30 tahun. DM tipe 2 usia >30 tahun, cenderung meningkat pada usia
>65 tahun), kelompok etnik di Amerika Serikat golongan hispanik serta penduduk asli Amerika
tertentu memiliki kemungkinan yang lebih besar, jenis kelamin, status, agama, alamat, tanggal MRS,
diagnosa masuk. Pendidikan dan pekerjaan, orang dengan pendapatan tinggi cenderung mempunyai
pola hidup dan pola makan yang salah, cenderung untuk mengkonsumsi makanan yang banyak
mengandung gula dan lemak yang berlebihan. Penyakit ini biasanya banyak dialami oleh orang yang
pekerjaannya dengan aktivitas fisik yang sedikit.
a. Keluhan Utama
Pasien diabetes mellitus dating kerumah sakit dengan keluhan utama yang berbeda-beda. Pada
umumnya seseorang datang kerumah sakit dengan gejala khas berupa polifagia, poliuria,
polidipsia, lemas, dan berat badan turun.
b. Riwayat kesehatan sekarang
Pengkajian pada RPS berupa proses terjadinya gejala khas dari DM, penyebab terjadinya DM
serta upaya yang telah dilakukan oleh penderita untuk mengatasinya.
c. Riwayat kesehatan dahulu
Adanya riwayat penyakit DM atau penyakit – penyakit lain yang ada kaitannya dengan defisiensi
insulin misalnya penyakit pankreas. Adanya riwayat penyakit jantung, obesitas, maupun
arterosklerosis, tindakan medis yang pernah di dapat maupun obat-obatan yang biasa digunakan
oleh pasien.
d. Riwayat kesehatan keluarga
Kaji adanya riwayat keluarga yang terkena diabetes mellitus, hal ini berhubungan dengan proses
genetic dimana orang tua dengan diabetes mellitus berpeluang untuk menurunkan penyakit
tersebut kepada anaknya.
e. Riwayat psikososial
Meliputi informasi mengenai prilaku, perasaan dan emosi yang dialami penderita sehubungan
dengan penyakitnya serta tanggapan keluarga terhadap penyakit penderita
1. Pemeriksaan fisik
a. Status kesehatan umum
Meliputi keadaan penderita, kesadaran, suara bicara, tinggi badan, berat badan dan tanda – tanda
vital.
b. Kepala dan leher
Kaji bentuk kepala, keadaan rambut, adakah pembesaran pada leher, telinga kadang-kadang
berdenging, adakah gangguan pendengaran, lidah sering terasa tebal, ludah menjadi lebih kental,
gigi mudah goyah, gusi mudah bengkak dan berdarah, apakah penglihatan kabur / ganda,
diplopia, lensa mata keruh.
c. Sistem integumen
Turgor kulit menurun, adanya luka atau warna kehitaman bekas luka, kelembaban dan shu kulit
di daerah sekitar ulkus dan gangren, kemerahan pada kulit sekitar luka, tekstur rambut dan kuku.
d. Sistem pernafasan
Adakah sesak nafas, batuk, sputum, nyeri dada. Pada penderita DM mudah terjadi infeksi.
e. Sistem kardiovaskuler
Perfusi jaringan menurun, nadi perifer lemah atau berkurang, takikardi/bradikardi,
hipertensi/hipotensi, aritmia, kardiomegalis. Hal ini berhubungan erat dengan adanya komplikasi
kronis pada makrovaskuler.
f. Sistem gastrointestinal
Terdapat polifagi, polidipsi, mual, muntah, diare, konstipasi, dehidrase, perubahan berat badan,
peningkatan lingkar abdomen, obesitas.
g. Sistem urinary
Poliuri, retensio urine, inkontinensia urine, rasa panas atau sakit saat berkemih.
h. Sistem muskuloskeletal
Penyebaran lemak, penyebaran masa otot, perubahn tinggi badan, cepat lelah, lemah dan nyeri,
adanya gangren di ekstrimitas.
i. Sistem neurologis
Terjadi penurunan sensoris, parasthesia, anastesia, letargi, mengantuk, reflek lambat, kacau
mental, disorientasi.
1. Pola persepsi
Pada pasien gangren kaki diabetik terjadi perubahan persepsi dan tata laksana hidup sehat
karena kurangnya pengetahuan tentang dampak gangren kaki diabetuk sehingga
menimbulkan persepsi yang negatif terhadap dirinya dan kecenderungan untuk tidak
mematuhi prosedur pengobatan dan perawatan yang lama, oleh karena itu perlu adanya
penjelasan yang benar dan mudah dimengerti pasien.
gangguan nutrisi dan metabolisme yang dapat mempengaruhi status kesehatan penderita.
3. Pola eliminasi
Adanya hiperglikemia menyebabkan terjadinya diuresis osmotik yang menyebabkan pasien
sering kencing (poliuri) dan pengeluaran glukosa pada urine ( glukosuria ). Pada eliminasi
alvi relatif tidak ada gangguan.
4. Pemeriksaan laboratorium
a. Pemeriksaan darah
Pemeriksaan darah meliputi : GDS > 200 mg/dl, gula darah puasa >120 mg/dl dan dua jam
post prandial > 200 mg/dl.
b. Urine
Pemeriksaan didapatkan adanya glukosa dalam urine. Pemeriksaan dilakukan dengan cara
Benedict ( reduksi ). Hasil dapat dilihat melalui perubahan warna pada urine : hijau ( + ),
kuning ( ++ ), merah ( +++ ), dan merah bata ( ++++ ).
c. Kultur pus
Mengetahui jenis kuman pada luka dan memberikan antibiotik yang sesuai dengan jenis
kuman.
B. Diagnosa keperawatan
C. Intervensi keperawatan
Definisi: Penurunan cairan intravaskuler, interstisial, dan /atau intraseluler. Ini mengacu pada
dehidrasi, kehilangan cairan saja tanpa perubahan kadar natrium.
0602 Hidrasi
060205 Haus
NIC:
4. Konsultasikan ke dokter jika pengeluaran urin kurang dari 0,5 ml/kg/jam atau asupan
cairan orang dewasa
2. Berikan lingkungan yang aman kepada pasien yang memiliki masalah neurologis dan
neuromuskular sebagai manifestasi dari ketidakseimbangan elektrolit
3. Konsultasikan dengan dokter jika tanda-tanda dan gejala ketidakseimbangan cairan dan
atau elektrolit menetap atau memburuk
100411 Hidrasi
NIC:
6. Yakinkan diet yang dimakan mengandung tinggi serat untuk mencegah konstipasi
Definisi: rentan mengalami invasi dan multiplikasi organisme patogenik yang dapat
mengganggu kesehatan
070301 kemerahan
NIC:
Definisi: rasa letih luar biasadan penurunan kapasitas kerja fisik dan jiwa pada tingkat yang
biasanya secara terus- menerus.
000701 kelelahan
000702 kelesuan
1. Kaji status fisiologis pasien yang menyebabkan kelelahan sesuai dengan konteksusia
dan perkembangan
2. Konsulkan dengan ahli gizi mengenai cara peningkatan ampul dan ini makan
Bulechek, G.M., Butcher, H.K., Dochterman, J. M., & Wagner, C.M. 2013. Nursing Intervention
Classification (NIC). Indonesia: Elsevier.
Moorhead, S., Johnson, M., Maas, M.L., & Swanson, E. 2013. Nursing Outcomes Classification
(NOC). Indonesia: Elsevier.
Hadi Abdul. 2015. Pengertian, Fungsi, dan Struktur Pankreas. Diakses dari
http://www.softilmu.com/2015/06/Pengertian-Struktur-Bagian-Bagian-fungsi-Pankreas-
adalah.html pada tanggal 13 Januari 2018 pukul 17.08 WIB
Natan, Tebai. 2018. Laporan_Pendahuluan_Diabetes_Melitus. Diakses dari
https://www.academia.edu/8201048/LAPORAN_PENDAHULUAN_DIABETES_MELITU
S pada tanggal 14 Januari 2018 pukul 17.49 WIB.
WHO. 2018. Diabetes Mellitus. Diakses dari http://www.who.int/mediacentre/factsheets/fs138/en/
pada tanggal 14 Januari 2018 pukul 16.43 WIB.
NIDDK. November 2016. Symptoms & Causes of Diabetes What Are the Symptoms Of Diabetes.
Diakses dari https://www.niddk.nih.gov/health-information/diabetes/overview/symptoms-
causes pada tanggal 14 Januari 2018 pukul 19.13 WIB.
Azzahra, Nasha. 2012. Apa Sih Penyakit Diabetes Melitus Itu. Diakses dari
https://diabetics1.com/2012/03/apa-sih-penyakit-diabetes-melitus-itu.html pada tanggal 14
Januari 2018 pukul 21.40 WIB.
The Global Diabetes Community. 2018. Diabetes Symptomps. Diakses dari
https://www.diabetes.co.uk/diabetes-symptoms.html pada tanggal 14 Januari 2018 pukul
21.35 WIB.