Anda di halaman 1dari 14

Laporan PSP2N Stase Keperawatan Gerontik – Fakultas 2020

Keperawatan Universitas Jember

SATUAN ACARA PENYULUHAN

PENDIDIKAN KESEHATAN RHEUMATOID ARTHRITIS


DI POLI UMUM PUSKESMAS RAMBIPUJI
KABUPATEN JEMBER
TAHUN 2020

Oleh

Ilya Farida, S.Kep


NIM 192311101058

PROGRAM PENDIDIKAN PROFESI NERS


FAKULTAS KEPERAWATAN
UNIVERSITAS JEMBER
2020
Laporan PSP2N Stase Keperawatan Gerontik – Fakultas 2020
Keperawatan Universitas Jember

SATUAN ACARA PENYULUHAN

PENDIDIKAN KESEHATAN RHEUMATOID ARTHRITIS


DI POLI UMUM PUSKESMAS RAMBIPUJI
KABUPATEN JEMBER
TAHUN 2020

Diajukan guna memenuhi tugas Stase Keperawatan Komunitas dan Keluarga

Oleh

Ilya Farida, S.Kep


NIM 192311101058

PROGRAM PENDIDIKAN PROFESI NERS


FAKULTAS KEPERAWATAN
UNIVERSITAS JEMBER
2020
Laporan PSP2N Stase Keperawatan Gerontik – Fakultas 2020
Keperawatan Universitas Jember

SATUAN ACARA PENYULUHAN (SAP)

Topik : Pendidikan Kesehatan tentang Rheumatoid Arthritis/ Rematik


Sasaran : Pasien dan Keluarga
Waktu : WIB - selesai
Hari/Tanggal : Sabtu, 14 Maret 2020
Tempat : Poli Umum Puskesmas Rambipuji

A. Latar Belakang

Rheumatoid Arthritis (RA) merupakan penyakit kronis akibat inflamasi


yang menyerang persendian dimana masyarakat menyebutnya dengan rematik.
Pada penyakit ini sendi akan mengalami peradangan sehingga dapat menimbulkan
gejala berupa nyeri sendi, kemerahan, bengkak, dan terasa hangat pada sendi
(Zamroni, 2016). Penderita rheumatoid arthritis biasanya ditemukan pada pekerja
yang melakukan aktivitas berlebih di bagian persendian. Semakin berat aktivitas
atau pekerjaan yang dilakukan maka akan lebih sering mengalami penekanan pada
bagian sendi (Saifuddin, 2018).
Permasalahan rheumatoid arthritis juga ditemukan pada usia yang lebih tua,
khususnya pada lansia. Lansia umumnya banyak mengalami penurunan akibat
dari proses menua (aging) baik penurunan kondisi fisik, psikologis, maupun
sosial. Perubahan kondisi fisik pada lansia diantaranya adalah menurunnya
kemampuan muskuloskeletal kearah yang lebih buruk. Masalah yang sering
terjadi pada lanjut usia salah satunya adalah nyeri pada persendian (Aspiani,
2014). Penyakit ini akan muncul bertahap selama bebrapa minggu hingga bulan
dan diikuti dengan gejala sistemik, kelelahan, nyeri otot, dan kaku (Saifuddin,
2018).
Menurut World Health Organization (WHO) tahun 2015 sebanyak 165 juta
jiwa di dunia menderita penyakit rheumatoid arthritis dengan prevalensi antara
0,3-0,5%. Sedangkan menurut WHO tahun 2016 tercatat penyakit rheumatoid
arthritis di dunia telah mencapai 355 juta. Angka ini diprediksi akan terus
Laporan PSP2N Stase Keperawatan Gerontik – Fakultas 2020
Keperawatan Universitas Jember

meningkat sampai tahun 2025 dengan kejadian 25% mengalami kelumpuhan


(Zamroni, 2016).
Di Indonesia penyakit rematik mencapai 23,6 % hingga 31,3 %.
Berdasarkan Riset Kesehatan Dasar (2016), jumlah lansia di Jawa Timur pada
tahun 2015 adalah 173.606 orang, dengan status kesehatan baik 64.818 orang,
cukup baik 72.705 orang, dan status kesehatan kurang baik 36.083 orang.
Bersumber laporan data kesakitan Puskesmas Rambipuji khususnya Desa Pecoro,
pada Bulan Januari sampai Desember 2019 tercatat 368 kunjungan pasien dengan
keluhan penyakit otot dan sendi.

B. Tujuan Intruksional Umum (TIU) / Standar Kompetensi


Setelah dilakukan pendidikan kesehatan, pasien dan keluarga memahami
mengenai penyakit Rheumatoid Arthritis/ rematik.

C. Tujuan Intruksional Khusus (TIK) / Kompetensi Dasar


Setelah dilakukan pendidikan kesehatan sasaran mampu:
a. Memahami pengertian Rheumatoid Arthritis
b. Memahami penyebab Rheumatoid Arthritis
c. Memahami tanda dan gejala Rheumatoid Arthritis
d. Memahami penanganan Rheumatoid Arthritis
e. Memahami pencegahan Rheumatoid Arthritis

D. Garis Besar Materi


Pendidikan kesehatan tentang Rheumatoid Arthritis

E. Sub Pokok Bahasan


a. Pengertian Rheumatoid Arthritis
b. Penyebab Rheumatoid Arthritis
c. Tanda dan gejala Rheumatoid Arthritis
d. Penanganan Rheumatoid Arthritis
e. Pencegahan Rheumatoid Arthritis
Laporan PSP2N Stase Keperawatan Gerontik – Fakultas 2020
Keperawatan Universitas Jember

F. Waktu
1 x 20 – 30 menit

G. Metode
Ceramah dan Tanya jawab

H. Media
1. Materi
2. Leafleat

I. Model Pembelajaran
a. Jenis model penyuluhan: ceramah dan tanya jawab
b. Langkah pokok:
1) Menciptakan suasana ruangan yang baik
2) Mengajukan masalah
3) Mengidentifikasi pilihan tindakan
4) Memberi komentar
5) Menetapkan tindak lanjut

J. Setting Tempat

Keterangan:

= Pemateri

= Peserta penyuluhan
Laporan PSP2N Stase Keperawatan Gerontik – Fakultas 2020
Keperawatan Universitas Jember

K. Persiapan
Penyuluh menyiapkan materi tentang Rheumatoid Arthritis, kemudian
membuat media pembelajaran yaitu leaflet dan lembar balik.

L. Kegiatan Pendidikan Kesehatan

Tindakan
Proses Kegiatan Pemateri Kegiatan Waktu
Peserta
Pendahuluan 1. Salam pembuka Menjawab 5 menit
2. Memperkenalkan diri salam,
3. Menjelaskan tujuan umum dan Memperhatika,
tujuan khusus dan
Mendengarkan
Penyajian 1. Menjelaskan Memperhatikan 20 menit
pengertian Rheumatoid Arthritis
2. Menjelaskan faktor peyebab
Rheumatoid Arthritis
3. Menjelaskan tanda dan gejala
Rheumatoid Arthritis
4. Menjelaskan penanganan
Rheumatoid Arthritis
5. Menjelaskan cara mencegah
Rheumatoid Arthritis
Penutup 1. Mengevaluasi hasil pendidikan Memperhatika, 5 menit
kesehatan Menanggapi,
2. Memberikan leaflet dan menjawab
3. Salam penutup salam
Laporan PSP2N Stase Keperawatan Gerontik – Fakultas 2020
Keperawatan Universitas Jember

DAFTAR PUSTAKA

Aspiani, R.Y. 2014. Buku Ajar Asuhan Keperawatan Gerontik Aplikasi NANDA,
NIC, dan NOC Jilid 1. Jakarta: Trans Info Media.

Kapita Selekta Kedokteran/editor. Chris Tanto, et al. Ed. IV. 2014. Jakarta: Media
Aesculapius.

Kementrian Kesehatan RI. 2016. Riset Kesehatan Dasar 2016. Jakarta: Riskesdas.

Putra, T.R., Suega, K., Artana A.G. 2013. Pedoman Diagnosis dan Terapi Ilmu
Penyakit Dalam. Denpasar: Fakultas Kedokteran Universitas Udayana.

Saifudin, D.M. 2018. Asuhan Keperawatan pada Lansia Ny.S dan Tn. S yang
Mengalami Reumatoid Artritis dengan Masalah Keperawatan Nyeri Kronis
di UPT PSTW Jember Tahun 2017. Publikasi Ilmiah. Fakultas
Keperawatan: Universitas Jember.

Terdampa, R. G, Mulyadi, dan Yolanda B. 2016. Hubungan Indeks Massa Tubuh


(IMT) dengan Artritis Reumatoid di Puskesmas Kampung Baru Kecamatan
Luwuk Kabupaten Banggai. E-journal keperawatan. 4(2):1-5.

Zamroni, M. A. 2016. Hubungan Keterbatasan Aktivitas Fisik pada Pasien Artritis


Reumatoid dengan Tingkat Kecemasan di Rumah Sakit Daerah Dr.
Soebandi Kabupaten Jember. Skripsi. Fakultas Keperawatan: Universitas
Jember.
Laporan PSP2N Stase Keperawatan Gerontik – Fakultas 2020
Keperawatan Universitas Jember

Daftar Lampiran
Lampiran 1 : Berita acara
Lampiran 2 : Daftar Hadir
Lampiran 3 : Materi
Lampiran 4 : Leaflet

Pemateri
Laporan PSP2N Stase Keperawatan Gerontik – Fakultas 2020
Keperawatan Universitas Jember

Lampiran 1: Berita Acara

KEMENTRIAN RISET, TEKNOLOGI, DAN PENDIDIKAN


TINGGI UNIVERSITAS JEMBER
FAKULTAS KEPERAWATAN T.A 2019/2020

BERITA ACARA

Pada hari ini, Sabtu 14 Maret 2020 pukul s/d selesai di Poli Umum
Puskesmas Rambipuji Kabupaten Jember Propinsi Jawa Timur telah dilaksanakan
Kegiatan Pendidikan Kesehatan “Rheumatoid Arthritis” oleh Mahasiswa Program
Studi Pendidikan Profesi Ners Universitas Jember. Kegiatan ini diikuti oleh
orang (daftar hadir terlampir).

Jember, 14 Maret 2020


Koordinator Pembimbing Klinik
Puskesmas Rambipuji

______________________
NIP.
Laporan PSP2N Stase Keperawatan Gerontik – Fakultas 2020
Keperawatan Universitas Jember

Lampiran 2: Daftar Hadir

KEMENTRIAN RISET, TEKNOLOGI DAN PENDIDIKAN


TINGGI UNIVERSITAS JEMBER
FAKULTAS KEPERAWATAN T.A 2019/2020

DAFTAR HADIR

Kegiatan Pendidikan Kesehatan “Rheumatoid Arthritis” dilakukan oleh


Mahasiswa Program Pendidikan Profesi Ners Universitas Jember. Pada hari ini,
Sabtu 14 Mei 2020 pukul s/d selesai di Poli Umum Puskesmas Rambipuji
Kabupaten Jember Propinsi Jawa Timur dihadiri oleh:

NO NAMA ALAMAT TANDA TANGAN


1. 1.
2. 2.
3. 3.
4. 4.
5. 5.
6. 6.
7. 7.
8. 8.
9. 9.
10. 10.
11. 11.
12. 12.
13. 13.
14. 14.
15. 15.

Jember, 14 Maret 2020


Koordinator Pembimbing Klinik
Puskesmas Rambipuji

_________________________
NIP.
Laporan PSP2N Stase Keperawatan Gerontik – Fakultas 2020
Keperawatan Universitas Jember

Lampiran 3: Materi

RHEUMATOID ARTHRITIS

1. Defisini Rheumatoid Arthritis


Kata arthritis mempunyai arti inflamasi pada sendi (“arthr” berarti sendi “itis”
berarti inflamasi). Inflamasi menggambarkan tentang rasa sakit, kekakuan,
kemerahan, dan pembengkakan. Reumatoid Artritis adalah suatu penyakit pada
persendian, biasanya sendi siku, tangan, kaki, pergelangan kaki, dan lutut yang
mengalami peradangan, sehingga terjadi pembengkakan, nyeri dan akhirnya
menyebabkan kerusakan bagian dalam sendi atau pembungkus sendi. Peradangan
pada persendian ini dapat terjadi secara mendadak atau menahun yang dapat
menyerang satu sendi atau beberapa sendi sekaligus (The Arthritis Society, 2015).
Penyakit rheumatoid yang tidak segera ditangani bisa membuat anggota tubuh
berfungsi tidak normal mulai dari benjol-benjol, sendi kaku, sulit berjalan, yang
dapat menyebabkan aktivitas atau kegiatan sehari-hari akan terganggu akibat
timbulnya rasa sakit tersebut (Terdampa, 2016).

2. Penyebab Rheumatoid Arthritis


Penyebab Rheumatoid Arthritis tidak diketahui secara pasti, namun berikut
faktor risiko yang dapat menyebabkan rematik (Elsi, 2018):
a. Usia
Setiap persendian tulang memiliki lapisan pelindung sendi yang menghalangi
terjadinya gesekan antara tulang dan di dalam sendi terdapat cairan yang
berfungsi sebagai pelumas sehingga tulang dapat digerakkan dengan leluasa.
Pada mereka yang berusia lanjut, lapisan pelindung persendian mulai menipis
dan cairan tulang mulai mengental, sehingga tubuh menjadi sakit saat
digerakkan dan menigkatkan risiko rematik. Rematik umumnya mulai
berkembang pada saat usia 40 –60 tahun.
Laporan PSP2N Stase Keperawatan Gerontik – Fakultas 2020
Keperawatan Universitas Jember

b. Genetik
Faktor genetik berperan 50% hingga 60% dalam perkembangan rematik.
Apabila ada riwayat dalam keluarga dengan rematik maka keturunan
selanjutnya berisiko mengalami rematik.
c. Gaya Hidup
- Perokok : Beberapa penelitian menunjukkan bahwa merokok
berhubungan dengan peningkatan risiko rematik yaitu memicu produksi
rheumatoid factor yang akan berkembang 10 sampai 20 tahun.
- Pekerjaan : jenis pekerjaan yang meningkatkan risiko rematik adalah
petani, pertambangan, dan yang terpapar dengan banyak zat kimia.
- Infeksi : beberapa penelitian mengaitkan adanya infeksi Epstein Barr
Virus, karena virus tersebut sering ditemukan dalam jaringan sinovial
pada pasien rematik.
- Bentuk tubuh : Risiko rematik meningkat pada pasien yang kelebihan
berat badan atau obesitas yang memiliki indeks massa tubuh lebih dari 30.

3 Tanda dan Gejala Rheumatoid Arthritis


Keluhan biasanya mulai secara perlahan dalam beberapa minggu atau bulan.
Keadaan awal terkadang tidak menunjukkan tanda yang jelas. Keluhan dapat
berupa keluhan pada sendi dan keluhan di luar sendi (Putra et al., 2013).
a. Kaku sendi di pagi hari
b. Bengkak
c. Nyeri sendi
d. Kemerahan dan teraba hangat
e. Ada nodul, benjolan pada kulit area dalam atau penonjolan tulang
Laporan PSP2N Stase Keperawatan Gerontik – Fakultas 2020
Keperawatan Universitas Jember

4. Penanganan Rheumatoid Arthritis


Penanganan rematik mencakup terapi farmakologi atau obat, rehabilitasi, dan
pembedahan bila diperlukan. Tujuan pengobatan adalah menghilangkan
peradangan, mencegah kelainan bentuk sendi atau deformitas, mengembalikan
fungsi sendi, dan mencegah terkikisnya sendi lebih lanjut (Kapita Selekta, 2014).
a. Pemberian obat
Pemberian obat diberikan sejak awal untuk mengurangi nyeri sendi akibat
peradangan. Obat yang diberikan seperti aspirin, ibu profen, piroksikam, dan
sebagainya.
b. Rehabilitasi
Rehabilitasi dilakukan dengan mengistirahatkan sendi, bisa dilakukan melalui
pemakaian tongkat, pemasangan bidai, dan latihan.
c. Pembedahan
Jika segala pengobatan tidak memberikan hasil yang diharapkan, maka dapat
dipertimbangkan pembedahan yang bersifat ortopedi.

5. Pencegahan Rheumatoid Arthritis


Ada beberapa hal yang dapat dilakukan untuk menekan faktor risiko rematik
yaitu sebagai berikut:
d. Melakukan peregangan setiap pagi untuk memperkuat otot sendi. Gerakan
gerakan yang dapat dilakukan antara lain, jongkok bangun, menarik kaki ke
belakang pantat, ataupun gerakan untuk melatih otot lainnya.
e. Menjaga berat badan, jika orang semakin gemuk, lutut akan bekerja lebih
berat untuk menyangga tubuh. Mengontrol berat badan dengan diet makanan
dan olah raga dapat mengurangi risiko terjadinya radang pada sendi.
f. Mengkonsumsi makanan kaya kalsium seperti kacang polong, bayam, buncis,
yogurt, vitamin A, C, D, E sebagai antioksidan yang mampu mencegah
peradangan pada sendi.
g. Memenuhi kebutuhan air tubuh. Cairan pelumas pada sendi (sinovial) juga
terdiri dari air. Diharapkan dengan mengkonsumsi air dalam jumlah yang
cukup dapat memaksimalkan sistem bantalan sendi yang melumasi antar
Laporan PSP2N Stase Keperawatan Gerontik – Fakultas 2020
Keperawatan Universitas Jember

sendi, sehingga gesekan bisa terhindarkan. Konsumsi air yang disarankan


yaitu 8 gelas setiap hari.

Anda mungkin juga menyukai