Anda di halaman 1dari 26

SALINAN

PERATURAN MENTERI NEGARA LINGKUNGAN HIDUP


NOMOR 26 TAHUN 2009
TENTANG
PEDOMAN PENYELENGGARAAN
PENDIDIKAN DAN PELATIHAN DI BIDANG LINGKUNGAN HIDUP

MENTERI NEGARA LINGKUNGAN HIDUP,

Menimbang : a. bahwa dalam rangka peningkatan kompetensi Pegawai


Negeri Sipil, Pemerintah dan pemerintah daerah
menyelenggarakan pendidikan dan pelatihan di bidang
lingkungan hidup;
b. bahwa berdasarkan ketentuan Pasal 9 Peraturan
Pemerintah Nomor 38 Tahun 2007 tentang Pembagian
Urusan Pemerintahan Antara Pemerintah, Pemerintahan
Daerah Provinsi, dan Pemerintahan Daerah
Kabupaten/Kota, penyelenggaraan Diklat di bidang
lingkungan hidup dilaksanakan sesuai dengan norma,
standar, prosedur dan kriteria yang ditetapkan oleh Menteri
yang menyelenggarakan urusan pemerintahan di bidang
lingkungan hidup;
c. bahwa berdasarkan pertimbangan sebagaimana dimaksud
dalam huruf a dan huruf b, perlu menetapkan Peraturan
Menteri Negara Lingkungan Hidup tentang Pedoman
Penyelenggaraan Pendidikan dan Pelatihan di bidang
Lingkungan Hidup;

Mengingat : 1. Undang-Undang Nomor 8 Tahun 1974 tentang Pokok-Pokok


Kepegawaian (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun
1974 Nomor 55, Tambahan Lembaran Negara Republik
Indonesia Nomor 3041) sebagaimana telah diubah dengan
Undang-Undang Nomor 43 Tahun 1999 tentang Perubahan
Atas Undang-Undang Nomor 8 Tahun 1974 tentang Pokok-
Pokok Kepegawaian (Lembaran Negara Republik Indonesia
Tahun 1999 Nomor 169, Tambahan Lembaran Negara
Republik Indonesia Nomor 3890);
2. Undang-Undang Nomor 23 Tahun 1997 tentang
Pengelolaan Lingkungan Hidup (Lembaran Negara Republik
Indonesia Tahun 1997 Nomor 68, Tambahan Lembaran
Negara Republik Indonesia Nomor 3699);
3. Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang
Pemerintahan Daerah (Lembaran Negara Republik
Indonesia Tahun 2004 Nomor 125, Tambahan Lembaran

1
Negara Republik Indonesia Nomor 4437) sebagaimana
telah diubah terakhir dengan Undang-Undang Nomor 12
Tahun 2008 tentang Perubahan Kedua Atas Undang-
Undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan
Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2008
Nomor 59, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia
Nomor 4844);
4. Peraturan Pemerintah Nomor 16 Tahun 1994 tentang
Jabatan Fungsional Pegawai Negeri Sipil (Lembaran Negara
Republik Indonesia Tahun 1994 Nomor 22, Tambahan
Lembaran Negara Repulik Indonesia Nomor 3547);
5. Peraturan Pemerintah Nomor 101 Tahun 2000 tentang
Pendidikan dan Pelatihan Jabatan Pegawai Negeri Sipil
(Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2000 Nomor
198, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia
Nomor 4019);
6. Peraturan Pemerintah Nomor 38 Tahun 2007 tentang
Pembagian Urusan Pemerintahan, Antara Pemerintah,
Pemerintahan Daerah Provinsi dan Pemerintahan Daerah
Kabupaten/Kota (Lembaran Negara Republik Indonesia
Tahun 2007 Nomor 82, Tambahan Lembaran Negara
Republik Indonesia Nomor 4737);
7. Peraturan Presiden Nomor 9 Tahun 2005 tentang
Kedudukan, Tugas, Fungsi, Susunan Organisasi, dan Tata
Kerja Kementerian Negara Republik Indonesia sebagaimana
telah beberapa kali diubah terakhir dengan Peraturan
Presiden Nomor 94 Tahun 2006;

MEMUTUSKAN :

Menetapkan : PEDOMAN PENYELENGGARAAN PENDIDIKAN DAN


PELATIHAN DI BIDANG LINGKUNGAN HIDUP.

BAB I
KETENTUAN UMUM

Pasal 1
Dalam Peraturan Menteri ini yang dimaksud dengan:
1. Pendidikan dan pelatihan di bidang lingkungan hidup yang selanjutnya
disebut Diklat lingkungan hidup adalah proses penyelenggaraan belajar
mengajar dalam rangka meningkatkan kemampuan Pegawai Negeri
Sipil dalam pengelolaan lingkungan hidup.
2. Pengelolaan Diklat lingkungan hidup adalah proses kegiatan berupa
perencanaan, pelaksanaan, pengawasan, dan pengendalian, monitoring

2
dan evaluasi guna meningkatkan kompetensi/kemampuan PNS di
bidang lingkungan hidup dalam suatu tugas secara efektif dan efisien.
3. Pembinaan Diklat lingkungan hidup adalah kegiatan yang dilakukan
agar penyelenggaraan Diklat dan capaian kinerja Diklat sesuai dengan
standar kualitas dan sasaran yang ditetapkan.
4. Instansi pembina Diklat lingkungan hidup yang selanjutnya disebut
Instansi pembina adalah unit kerja di Kementerian Negara Lingkungan
Hidup yang secara fungsional bertanggung jawab dalam koordinasi,
pengaturan, penyelenggaraan, pengawasan dan pengendalian Diklat
lingkungan hidup.
5. Instansi pembina jabatan fungsional bidang lingkungan hidup adalah
unit kerja di Kementerian Negara Lingkungan Hidup yang bertanggung
jawab atas pembinaan jabatan fungsional menurut peraturan
perundang-undangan yang berlaku.
6. Pegawai Negeri Sipil yang selanjutnya disingkat PNS adalah pegawai
sebagaimana dimaksud dalam Undang-undang Nomor 8 tahun 1974
tentang Pokok-Pokok Kepegawaian sebagaimana telah diubah dengan
Undang-Undang Nomor 43 tahun 1999.
7. Widyaiswara adalah PNS yang diangkat sebagai pejabat fungsional oleh
pejabat yang berwenang dan bertanggung jawab untuk mendidik,
mengajar, dan/atau melatih pada lembaga Diklat pemerintah.
8. Kurikulum adalah seperangkat rencana dan pengaturan mengenai
tujuan, isi, dan bahan pelajaran serta cara yang digunakan sebagai
pedoman penyelenggaraan kegiatan pembelajaran untuk mencapai
pengetahuan, keterampilan, dan sikap sesuai tujuan Diklat.
9. Diklat teknis bidang lingkungan hidup adalah Diklat untuk melengkapi
pencapaian persyaratan kompetensi teknis yang diperlukan untuk
pelaksanaan tugas PNS.
10. Diklat fungsional bidang lingkungan hidup adalah Diklat untuk
melengkapi persyaratan kompetensi jabatan fungsional yang diperlukan
untuk pelaksanaan tugas PNS.
11. Akreditasi adalah penilaian kelayakan lembaga Diklat pemerintah
dalam menyelenggarakan program Diklat tertentu yang ditetapkan
dalam surat keputusan dan sertifikat akreditasi oleh instansi pembina.
12. Lembaga Diklat terakreditasi adalah unit penyelenggara Diklat yang
mendapatkan surat keputusan dan sertifikat akreditasi dari instansi
pembina Diklat untuk penyelenggaraan Diklat teknis dan Diklat
fungsional.
13. Kompetensi adalah kemampuan dan karakteristik yang dimiliki oleh
seorang PNS dan non PNS di bidang lingkungan hidup berupa
wawasan, pengetahuan, keterampilan, dan sikap perilaku yang
diperlukan dalam pelaksanaan tugas dan jabatannya.
14. Jabatan fungsional adalah jabatan-jabatan fungsional tertentu sesuai
dengan ketentuan keputusan menteri yang bertanggung jawab di
bidang pendayagunaan aparatur negara.
15. Pemerintah daerah adalah gubernur, bupati, atau walikota, dan
perangkat daerah sebagai unsur penyelenggara pemerintahan daerah.

3
Pasal 2
(1) Peraturan Menteri ini bertujuan untuk memberikan pedoman bagi
Pemerintah dan pemerintah daerah dalam menyelenggarakan
pendidikan dan pelatihan di bidang lingkungan hidup.
(2) Diklat bertujuan untuk meningkatkan pengetahuan, keahlian,
keterampilan, dan sikap untuk dapat melaksanakan tugas jabatan
secara profesional dengan dilandasi kepribadian dan etika PNS
dan/atau profesi sesuai dengan kebutuhan.

Pasal 3
Ruang lingkup yang diatur dalam Peraturan Menteri ini meliputi kegiatan:
a. identifikasi kebutuhan Diklat;
b. jenis dan jenjang Diklat;
c. peserta Diklat;
d. kurikulum dan metode Diklat;
e. tenaga pengajar;
f. sarana dan prasarana Diklat;
g. penyelenggara Diklat;
h. surat keterangan Diklat;
i. pemantauan, evaluasi, dan pelaporan penyelenggaraan;
j. sistem informasi Diklat;
k. pengelola lembaga Diklat; dan
l. akreditasi.

BAB II
IDENTIFIKASI KEBUTUHAN DIKLAT

Pasal 4
(1) Lembaga Diklat lingkungan hidup instansi Pemerintah dan/atau
pemerintah daerah melakukan identifikasi kebutuhan Diklat
lingkungan hidup.
(2) Identifikasi kebutuhan Diklat sebagaimana dimaksud pada ayat (1)
dilakukan dengan mempertimbangkan:
a. identifikasi peran dan fungsi lembaga;
b. evaluasi kondisi sumber daya manusia;
c. analisis kesenjangan; dan
d. perencanaan sumber daya manusia.
(3) Identifikasi kebutuhan Diklat kebutuhan sebagaimana dimaksud pada
ayat (1) digunakan sebagai dasar bagi lembaga Diklat lingkungan hidup
instansi Pemerintah dan/atau pemerintah daerah dalam menyusun
rencana tahunan kebutuhan Diklat lingkungan hidup.
(4) Rencana tahunan kebutuhan Diklat lingkungan hidup sebagaimana
dimaksud pada ayat (3) disampaikan kepada Instansi Pembina sebagai
bahan penyusunan rencana identifikasi kebutuhan Diklat lingkungan
hidup nasional.
(5) Instansi Pembina dapat memberikan bantuan konsultasi kepada setiap
lembaga Diklat lingkungan hidup dalam menyusun rencana tahunan
kebutuhan Diklat lingkungan hidup sebagaimana dimaksud pada ayat
(3).

4
BAB III
JENIS DAN JENJANG DIKLAT LINGKUNGAN HIDUP

Pasal 5
(1) Diklat lingkungan hidup dilaksanakan berdasarkan jenis dan/atau
jenjang Diklat.
(2) Jenis dan/atau jenjang Diklat lingkungan hidup sebagaimana
dimaksud pada ayat (1) ditentukan berdasarkan kompetensi yang akan
dicapai.

Pasal 6
(1) Jenis Diklat lingkungan hidup antara lain meliputi:
a. Diklat teknis terdiri atas:
1. Diklat teknis substansi;
2. Diklat teknis manajemen; dan
3. Diklat teknis berdasarkan kebutuhan.
b. Diklat fungsional bidang lingkungan hidup.
(2) Jenis dan/atau jenjang Diklat lingkungan hidup sebagaimana
dimaksud pada ayat (1) diselenggarakan dengan memperhatikan tugas
dan tanggung jawab peserta diklat.

Pasal 7
Diklat teknis substansi sebagaimana dimaksud dalam Pasal 6 ayat (1)
huruf a angka 1 antara lain meliputi Diklat:
a. dasar-dasar pengelolaan lingkungan hidup;
b. pengendalian pencemaran udara;
c. pengelolaan bahan berbahaya dan beracun dan limbah bahan berbahaya
dan beracun;
d. pengelolaan dan pengendalian pencemaran air;
e. peningkatan konservasi sumber daya alam dan pengendalian kerusakan
lingkungan hidup;
f. pengelolaan tata lingkungan hidup; dan
g. penilaian analisis mengenai dampak lingkungan hidup dan penyusunan
analisa mengenai dampak lingkungan.

Pasal 8
Diklat teknis manajemen sebagaimana dimaksud dalam Pasal 6 ayat (1)
huruf a angka 2 antara lain meliputi Diklat:
a. sistem informasi geografi;
b. valuasi ekonomi lingkungan dan sumber daya alam;
c. kajian lingkungan hidup strategis; dan
d. alternatif penyelesaian sengketa lingkungan hidup.

5
Pasal 9
(1) Diklat teknis berdasarkan kebutuhan sebagaimana dimaksud dalam
Pasal 6 ayat (1) huruf a angka 3 diselenggarakan sesuai dengan tujuan
dan sasaran Diklat lingkungan hidup.
(2) Diklat teknis berdasarkan kebutuhan sebagaimana dimaksud pada
ayat (1) antara lain meliputi Diklat:
a. penegakan hukum lingkungan hidup;
b. kebijakan pengelolaan lingkungan hidup;
c. penyusunan dan perancangan peraturan perundang-undangan
lingkungan hidup; dan
d. penilai analisis mengenai dampak lingkungan bagi pengambil
keputusan.

Pasal 10
(1) Diklat fungsional sebagaimana dimaksud dalam Pasal 6 ayat (1) huruf b
merupakan Diklat strategis yang diselenggarakan untuk memenuhi dan
meningkatkan kompetensi PNS yang akan dan/atau telah menduduki
jabatan fungsional.
(2) Diklat fungsional sebagaimana dimaksud pada ayat (1) antara lain
meliputi Diklat:
a. pengendali dampak lingkungan hidup;
b. pengawas lingkungan hidup;
c. pemantauan kualitas lingkungan hidup; dan
d. penyidik pegawai negeri sipil lingkungan hidup.
(3) Jenjang Diklat fungsional sebagaimana dimaksud pada ayat (1) sesuai
dengan ketentuan peraturan perundang-undangan.

Pasal 11
Kepala instansi pembina dapat menetapkan rincian jenis Diklat lingkungan
hidup di luar ketentuan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 8 sampai
dengan Pasal 10.

BAB IV
PESERTA DIKLAT LINGKUNGAN HIDUP

Pasal 12
(1) Diklat lingkungan hidup diikuti oleh peserta diklat dalam rangka
memenuhi persyaratan kompetensi untuk pemantapan pelaksanaan
tugas dan fungsi di bidang lingkungan hidup.
(2) Peserta Diklat lingkungan hidup sebagaimana dimaksud pada ayat (1)
ditentukan sesuai persyaratan peserta dengan memperhatikan
pengembangan karir sumber daya manusia yang bersangkutan.
(3) Persyaratan peserta untuk masing-masing Diklat lingkungan hidup
sebagaimana dimaksud pada ayat (2) sesuai dengan pedoman diklat
teknis yang ditetapkan oleh kepala instansi pembina.

6
BAB V
KURIKULUM DAN METODE DIKLAT

Pasal 13
(1) Pendidikan dan pelatihan di bidang lingkungan hidup dilaksanakan
berdasarkan kurikulum di bidang pengelolaan lingkungan hidup.
(2) Kurikulum sebagaimana dimaksud pada ayat (1) memuat:
a. standar kompetensi;
b. kompetensi dasar;
c. metode Diklat;
d. jam pelajaran;
e. media pembelajaran; dan
f. alat bantu.
(3) Kurikulum sebagaimana dimaksud pada ayat (1) disusun dan
ditetapkan oleh kepala instansi pembina.
(4) Kurikulum sebagaimana dimaksud pada ayat (1) disusun dengan
melibatkan instansi terkait.

Pasal 14
(1) Pemerintah daerah dapat menyusun dan menetapkan muatan/kearifan
lokal sebagai tambahan materi ajar dalam kurikulum sebagaimana
dimaksud dalam Pasal 13.
(2) Penyusunan muatan/kearifan lokal sebagaimana dimaksud pada ayat
(1) dilaksanakan oleh lembaga Diklat lingkungan hidup daerah yang
terakreditasi dengan berkoordinasi dengan instansi terkait di bidang
lingkungan hidup daerah.

Pasal 15
(1) Kurikulum sebagaimana dimaksud dalam Pasal 13 ayat (1) disusun
sesuai dengan standar kompetensi yang akan dicapai.
(2) Standar kompetensi Diklat teknis substansi dan Diklat manajerial
ditetapkan oleh instansi pembina.
(3) Standar kompetensi Diklat fungsional ditetapkan oleh Menteri.

Pasal 16
(1) Metode penyelenggaraan Diklat lingkungan hidup dapat diselenggarakan
secara :
a. klasikal; atau
b. non klasikal.
(2) Metode klasikal sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf a dilakukan
dengan tatap muka.
(3) Metode non klasikal sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf b
dilakukan di alam terbuka, tempat kerja, dan/atau melalui internet.

Pasal 17
(1) Pendekatan dan metode pengajaran Diklat lingkungan hidup disusun
sesuai dengan tujuan dan sasaran jenis Diklat bagi orang dewasa
(andragogi).

7
(2) Pendekatan dan metode pengajaran Diklat lingkungan hidup
sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dilakukan dengan cara antara lain:
a. ceramah;
b. diskusi;
c. studi banding;
d. studi kasus;
e. simulasi; dan/atau
f. belajar dengan menggunakan media.
(3) Selain metode pengajaran Diklat lingkungan hidup sebagaimana
dimaksud pada ayat (2) dapat ditambahkan metode spesifik antara lain
dalam bentuk:
a. praktik, latihan, dan/atau laboratorium;
b. pengamatan lapangan;
c. penggunaan sistem informasi geografis; dan/atau
d. bermain peran.

BAB VI
TENAGA PENGAJAR

Pasal 18
(1) Lembaga Diklat harus mendayagunakan widyaiswara dan/atau tenaga
pengajar di lingkungan lembaga yang bersangkutan.
(2) Dalam hal widyaiswara dan/atau tenaga pengajar sebagaimana
dimaksud pada ayat (1) tidak tersedia sesuai dengan bidangnya,
lembaga Diklat dapat menggunakan widyaiswara dan/atau tenaga
pengajar lain di luar lembaga penyelenggara Diklat lingkungan hidup
yang mempunyai kompetensi sesuai dengan keahliannya.
(3) Widyaiswara dan/atau tenaga pengajar Diklat lingkungan hidup
sebagaimana dimaksud pada ayat (1) harus mempunyai sertifikat
Diklat lingkungan hidup bagi pengajar (Training of Trainers) dari
lembaga Diklat lingkungan hidup yang terakreditasi.

BAB VII
SARANA DAN PRASARANA DIKLAT

Pasal 19
(1) Sarana dan prasarana Diklat lingkungan hidup dipersiapkan sesuai
dengan tujuan, sasaran program, dan materi Diklat yang bersangkutan.
(2) Sarana dan prasarana Diklat lingkungan hidup sebagaimana dimaksud
pada ayat (1) meliputi :
a. Sarana
1. papan tulis;
2. flip chart;
3. overhead projector;
4. tv dan video;
5. kaset, perekam;
6. buku pegangan;
7. sound system;
8. komputer; dan

8
9. teknologi multimedia.
b. Prasarana
1. ruang kelas;
2. ruang diskusi;
3. ruang seminar;
4. ruang kantor;
5. ruang internet;
6. perpustakaan;
7. laboratorium; dan
8. asrama.
(3) Lembaga penyelenggara Diklat lingkungan hidup dapat
mendayagunakan sarana dan prasarana lembaga Diklat lingkungan
hidup lainnya.

BAB VIII
PENYELENGGARAAN DIKLAT LINGKUNGAN HIDUP

Pasal 20
(1) Pemerintah, pemerintah daerah provinsi, dan/atau pemerintah daerah
kabupaten/kota dapat menyelenggarakan Diklat teknis sebagaimana
dimaksud dalam Pasal 6 ayat (1) huruf a.
(2) Penyelenggaraan Diklat sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dapat
dilaksanakan sendiri, dikontrakkan, dan/atau kerja sama.
(3) Penyelenggaraan Diklat sebagaimana dimaksud pada ayat (2) hanya
dapat dilaksanakan oleh lembaga Diklat yang telah terakreditasi.

Pasal 21
(1) Kementerian Negara Lingkungan Hidup sebagai Instansi pembina
jabatan fungsional, menyelenggarakan Diklat fungsional lingkungan
hidup sebagaimana dimaksud dalam Pasal 6 ayat (1) huruf b dan Pasal
9.
(2) Penyelenggaraan Diklat fungsional sebagaimana dimaksud pada ayat
(1) dapat dilaksanakan melalui kerjasama dengan lembaga Diklat
Pemerintah, pemerintah provinsi, dan/atau pemerintah
kabupaten/kota.

BAB IX
SURAT KETERANGAN DIKLAT

Pasal 22
(1) Peserta Diklat yang telah menyelesaikan program Diklat dan memenuhi
persyaratan diberikan surat tanda tamat pendidikan dan pelatihan
(STTPP) bagi Diklat berjenjang atau sertifikat Diklat bagi peserta Diklat
tidak berjenjang.
(2) Peserta Diklat yang telah menyelesaikan program Diklat dan memenuhi
persyaratan serta menunjukkan prestasi luar biasa dapat diberikan
penghargaan dalam bentuk piagam.

9
(3) STTPP atau sertifikat Diklat sebagaimana dimaksud pada ayat (1)
ditandatangani oleh kepala lembaga penyelenggara diklat.
(4) Apabila penyelenggaraan Diklat dilakukan melalui kerjasama, STTPP
atau sertifikat Diklat ditandatangani oleh para pihak.

BAB X
PEMANTAUAN, EVALUASI DAN PELAPORAN

Pasal 23
(1) Instansi pembina melakukan pemantauan dan evaluasi terhadap
penyelenggaraan Diklat lingkungan hidup yang telah dilaksanakan oleh
lembaga Diklat atau unit pengelola Diklat lingkungan hidup.
(2) Lembaga Diklat atau unit pengelola Diklat lingkungan hidup
sebagaimana dimaksud pada ayat (1) harus:
a. melakukan evaluasi terhadap program, pelaksanaan Diklat,
widyaiswara, peserta, dan alumni; dan
b. menyampaikan laporan hasil evaluasi sebagaimana dimaksud dalam
huruf a kepada Instansi pembina.

BAB XI
SISTEM INFORMASI DIKLAT

Pasal 24
(1) Instansi pembina dan lembaga Diklat lingkungan hidup
mengembangkan sistem informasi Diklat lingkungan hidup.
(2) Sistem informasi Diklat lingkungan hidup sebagaimana dimaksud pada
ayat (1) merupakan media informasi pada penyelenggara Diklat yang
memuat :
a. jenis, jenjang dan program Diklat;
b. kepesertaan dalam suatu program Diklat;
c. kalender penyelenggara program Diklat;
d. widyaiswara;
e. sumber daya manusia penyelenggara Diklat;
f. sarana dan prasarana Diklat;
g. bahan dan/atau modul-modul Diklat;
h. lembaga Diklat yang terakreditasi; dan
i. alumni Diklat.
(3) Lembaga Diklat lingkungan hidup yang terakreditasi menyampaikan
informasi Diklat lingkungan hidup di lembaganya kepada Instansi
pembina sebagai bahan pengembangan sistem informasi Diklat
lingkungan hidup.
(4) Informasi Diklat lingkungan hidup yang dikelola oleh lembaga Diklat
lingkungan hidup dan Instansi pembina dapat diakses oleh setiap
lembaga Diklat lingkungan hidup.

10
BAB XII
PENGELOLA LEMBAGA DIKLAT LINGKUNGAN HIDUP

Pasal 25
(1) Lembaga Diklat lingkungan hidup dikelola oleh pengelola lembaga
Diklat yang mempunyai sertifikat pengelola Diklat (Management Of
Training) dan sertifikat penyelenggara Diklat (Training Officers Course).
(2) Pengelola lembaga Diklat sebagaimana dimaksud pada ayat (1)
mempunyai tugas dan fungsi mengelola serta mengembangkan
kapasitas kelembagaan, program, sumber daya manusia penyelenggara,
dan tenaga pengajar.
(3) Pengembangan kapasitas kelembagaan, program, sumber daya
manusia penyelenggara, dan tenaga pengajar sebagaimana dimaksud
pada ayat (2) dapat dilaksanakan melalui kerjasama dengan lembaga
Diklat lainnya.

BAB XIII
AKREDITASI

Pasal 26
(1) Menteri berwenang memberikan akreditasi penyelenggaraan Diklat
lingkungan hidup kepada lembaga Diklat lingkungan hidup.
(2) Akreditasi sebagaimana dimaksud pada ayat (1) diberikan dalam
bentuk sertifikat akreditasi.
(3) Akreditasi penyelenggaraan Diklat sebagaimana dimaksud pada ayat (1)
meliputi penilaian unsur:
a. tenaga kediklatan yang terdiri atas:
1. pengelola lembaga Diklat lingkungan hidup; dan
2. widyaiswara/tenaga pengajar.
b. program Diklat lingkungan hidup yang terdiri atas:
1. kurikulum;
2. bahan Diklat;
3. metode Diklat;
4. jangka waktu pelaksanaan program Diklat;
5. peserta Diklat; dan
6. panduan Diklat.
c. fasilitas Diklat yang terdiri atas:
1. sarana Diklat;
2. prasarana Diklat.
(4) Akreditasi penyelenggaraan Diklat sebagaimana dimaksud pada ayat (1)
dilaksanakan sesuai dengan prosedur akreditasi sebagaimana
tercantum dalam Lampiran yang merupakan bagian yang tidak
terpisahkan dari Peraturan Menteri ini.

11
BAB XIV
PEMBIAYAAN DIKLAT

Pasal 27
(1) Pembiayaan pelaksanaan Diklat bersumber dari:
a. Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN) untuk Diklat
teknis dan Diklat fungsional yang diselenggarakan Kementerian
Negara Lingkungan Hidup.
b. Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah (APBD) untuk Diklat
teknis yang diselenggarakan pemerintah daerah provinsi atau
kabupaten/kota; dan.
c. Penerimaan Negara Bukan Pajak (PNBP) untuk Diklat berdasarkan
kebutuhan.
(2) Selain sumber pembiayaan sebagaimana dimaksud pada ayat (1),
pembiayaan Diklat dapat berasal dari sumber lain sesuai dengan
peraturan perundang-undangan.
(3) Penyusunan dan penggunaan pembiayaan program Diklat dilakukan
oleh Lembaga Diklat sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-
undangan dengan memperhatikan prinsip efisiensi dan efektifitas
penyelenggaraan Diklat.

BAB V
KETENTUAN LAIN-LAIN

Pasal 28
Ketentuan dalam Peraturan Menteri ini berlaku juga bagi penyelenggaraan
Diklat lingkungan hidup yang dilaksanakan oleh lembaga Diklat lingkungan
hidup non pemerintah.

BAB V
KETENTUAN PENUTUP

Pasal 29
Peraturan Menteri ini mulai berlaku pada tanggal ditetapkan.

Ditetapkan di Jakarta
pada tanggal: 3 Juli 2009
MENTERI NEGARA
LINGKUNGAN HIDUP,

ttd

RACHMAT WITOELAR
Salinan sesuai dengan aslinya
Deputi MENLH Bidang
Penaatan Lingkungan,

ttd

Ilyas Asaad.

12
Lampiran
Peraturan Menteri Negara
Lingkungan Hidup
Nomor : 26 Tahun 2009
Tanggal : 3 Juli 2009

FORMULIR PENILAIAN AKREDITASI

A. Pengelola Lembaga Diklat

No Indikator Penilaian Kriteria Penilaian Nilai


1. Kompetensi pimpinan a. 80% ke atas memiliki 30
penyelenggaraan Diklat sertifikat Diklat MoT
Jumlah Pimpinan
penyelenggara Diklat b. 60 % s.d 80 % sertifikat 24
yang memiliki sertifikat Diklat MoT
Diklat Management of
Training (MOT) c. 40 % s.d 60% memiliki 18
sertifikat Diklat

d. 20% s.d 40% memiliki 12


sertifikat Diklat

e. 0% s.d 20% memiliki 6


sertifikat Diklat

2. Kompetensi a. 80% ke atas memiliki 30


penyelenggaraan Diklat sertifikat Diklat TOC
Jumlah penyelenggara
Diklat yang memiliki b. 60 % s.d 80 % sertifikat 24
sertifikat Training Officer Diklat TOC
Course (TOC)
c. 40 % s.d 60% memiliki 18
sertifikat Diklat TOC

d. 20% s.d 40% memiliki 12


sertifikat Diklat TOC

e. 0% s.d 20% memiliki 6


sertifikat Diklat TOC

3. Pengalaman a. 9 kali atau lebih 20


menyelenggarakan Diklat menyelenggarakan Diklat
Pengalaman dalam sejenis
menyelenggarakan Diklat
sejenis b. 7 s.d 9 kali 16
menyelenggarakan Diklat
sejenis

1
c. 5 s.d 7 kali 12
menyelenggarakan Diklat
sejenis

d. 3 s.d 5 kali 8
menyelenggarakan Diklat
sejenis

e. 0 s.d 3 kali 4
menyelenggarakan Diklat
sejenis

4. Pembagian tugas dan a. 80 % ke atas memiliki 20


tanggung jawab kejelasan pembagian tugas
Kejelasan pembagian dan tanggung jawab
tugas dan tanggung jawab
di antara pengelola dan b. 60% s.d 80% memiliki 16
penyelenggara Diklat kejelasan pembagian tugas
dan tanggung jawab

c. 40% s.d 60% memiliki 12


kejelasan pembagian tugas
dan tanggung jawab
d. 20% s.d 40% memiliki 8
kejelasan pembagian tugas
dan tanggung jawab

e. 0% s.d 20% memiliki 4


kejelasan pembagian tugas
dan tanggung jawab

B. Widyaiswara

No Indikator Penilaian Kriteria Penilaian Nilai


1. Pendidikan Formal a. 80% ke atas sesuai dengan 20
Kesesuaian pendidikan mata Diklat yang diampu
formal dengan mata
Diklat yang diampu b. 60% s.d 80% sesuai dengan 16
mata Diklat yang diampu

c. 40% s.d 60% sesuai dengan 12


mata Diklat yang diampu

d. 20% s.d 40% sesuai dengan 8


mata Diklat yang diampu

2
e. 0% s.d 20% sesuai dengan 4
mata Diklat yang diampu

2. Kompetensi Widyaiswara a. 80% ke atas memiliki 40


Jumlah Widyaiswara sertifikat ToT
yang memiliki sertifikat
training of trainers (ToT) b. 60% s.d 80% memiliki 32
sertifikat ToT

c. 40% s.d 60% memiliki 24


sertifikat ToT

d. 20% s.d 40% memiliki 16


sertifikat ToT

e. 0% s.d 20% memiliki 8


sertifikat ToT

3. Pengalaman mengajar a. 80% keatas memiliki 20


Relevansi pengalaman pengalaman mengajar yang
mengajar Widyaiswara relevan dengan Program
dengan program Diklat Diklatyangdiselenggarakan
yang diselenggarakan
b. 60% s.d 80% memiliki 16
pengalaman mengajar yang
relevan dengan Program
Diklat yang diselenggarakan

c. 40% s.d 60% memiliki 12


pengalaman mengajar yang
relevan dengan Program
Diklat yang diselenggarakan

d. 20% s.d 40% memiliki 8


pengalaman mengajar yang
relevan dengan Program
Diklat yang diselenggarakan

e. 0% s.d 20% memiliki 4


pengalaman mengajar yang
relevan dengan Program
Diklat yang diselenggarakan

4. Bidang Spesialisasi a. 80% ke atas memiliki 20


Relevansi bidang bidang spesialisasi yang
spesialisasi Widyaiswara relevan dengan mata Diklat
dengan mata Diklat untuk Program Diklat yang
untuk program Diklat diselenggarakan
yang diselenggarakan

3
b. 60% s.d 80% memiliki 16
bidang spesialisasi yang
relevan dengan mata Diklat
untuk program Diklat yang
diselenggarakan

c. 40% s.d 60% memiliki 12


bidang spesialisasi yang
relevan dengan mata Diklat
untuk program Diklat yang
diselenggarakan

d. 20% s.d 40% memiliki 8


bidang spesialisasi yang
relevan dengan mata Diklat
untuk program Diklat yang
diselenggarakan

e. 0% s.d 20% memiliki 4


bidang spesialisasi yang
relevan dengan mata Diklat
untuk program Diklat yang
diselenggarakan

C. Unsur Program Diklat

1. Kurikulum

No Indikator Penilaian Kriteria Penilaian Nilai

1. Mata Diklat a. 80% ke atas mata Diklat 50


Kesesuaian mata Diklat sesuai dengan tujuan dan
dengan tujuan dan sasaran program Diklat
sasaran program Diklat
b. 60% s.d 80% mata Diklat 40
sesuai dengan tujuan dan
sasaran program Diklat

c. 40% s.d 60%mata Diklat 30


sesuai dengan tujuan dan
sasaran program Diklat

d. 20% s.d 40% mata Diklat 20


sesuai dengan tujuan dan
sasaran program Diklat

4
e. 0% s.d 20% mata Diklat 10
sesuai dengan tujuan dan
sasaran program Diklat

2. Hasil Belajar dan a. 80 % ke atas hasil belajar 30


Indikator sesuai dengan tujuan dan
Hasil Belajar sasaran program Diklat
Kesesuaian hasil belajar
dan indikator hasil b. 60% s.d 80% hasil belajar 24
belajar pada setiap mata sesuai dengan tujuan dan
Diklat dengan tujuan sasaran program Diklat
dan sasaran program
Diklat c. 40% s.d 60% hasil belajar 18
sesuai dengan tujuan dan
sasaran program Diklat

d. 20% s.d 40% hasil belajar 12


sesuai dengan tujuan dan
sasaran program Diklat

e. 0% s.d 20% hasil belajar 6


sesuai dengan tujuan dan
sasaran program Diklat

3 Materi Pokok a. 80% ke atas materi pokok 20


Kesesuaian materi pokok sesuai dengan tujuan dan
pada setiap mata Diklat sasaran program Diklat
dengan tujuan dan
sasaran program Diklat b. 60% s.d 80% materi pokok 16
sesuai dengan tujuan dan
sasaran program Diklat

c. 40% s.d 60% materi pokok 12


sesuai dengan tujuan dan
sasaran program Diklat

d. 20% s.d 40% materi pokok 8


sesuai dengan tujuan dan
sasaran program Diklat

e. 0% s.d 20% materi pokok 4


sesuai dengan tujuan dan
sasaran program Diklat

5
2. Bahan Diklat

No Indikator Penilaian Kriteria Penilaian Nilai


1. Modul a. 80% ke atas modul sesuai 70
Kesesuaian Modul dengan dengan tujuan dan
tujuan dan sasaran sasaran program Diklat
program Diklat
b. 60% s.d 80% modul sesuai 56
dengan tujuan dan
sasaran program Diklat

c. 40% s.d 60% modul sesuai 42


dengan tujuan dan
sasaran program Diklat

d. 20% s.d 40% modul sesuai 28


dengan tujuan dan
sasaran program Diklat

e. 0%s.d 20% modul sesuai 14


dengan tujuan dan
sasaran program Diklat

2 Handout a. 80% ke atas modul sesuai 30


Kesesuaian handout dengan tujuan dan
(naskah, materi presentasi, sasaran program Diklat
dan sejenisnya) dengan
tujuan dan sasaran b. 40% s.d 80% modul sesuai 24
program Diklat dengan tujuan dan
sasaran program Diklat

c. 40% s.d 60% modul sesuai 18


dengan tujuan dan
sasaran program Diklat

d. 20% s.d 40% modul sesuai 12


dengan tujuan dan
sasaran program Diklat

e. 0% s.d 20% modul sesuai 6


dengan tujuan dan
sasaran program Diklat

6
3. Metode Diklat

No Indikator Penilaian Kriteria Penilaian Nilai


1. Kesesuaian metode Diklat a. Metode Diklat sangat 50
Kesesuaian metode Diklat sesuai dengan tujuan dan
dengan tujuan dan sasaran program Diklat
sasaran program Diklat
b. Metode Diklat sesuai 40
dengan tujuan dan
sasaran program Diklat

c. Metode Diklat cukup 30


sesuai dengan tujuan dan
sasaran program Diklat

d. Metode Diklat kurang 20


sesuai dengan tujuan dan
sasaran program Diklat

e. Metode Diklat tidak sesuai 10


dengan tujuan dan
sasaran program Diklat

2. Efektivitas metode Diklat a. 80% ke atas peserta Diklat 50


Efektivitas metode Diklat menilai metode Diklat
dalam membangun efektif dalam membangun
interaksi antara peserta interaksi antara peserta
dengan Widyaiswara, dan dengan widyaiswara dan
antar sesama peserta antar peserta

b. 60% s.d 80% peserta 40


Diklat menilai metode
Diklat efektif dalam
membangun interaksi
antara peserta dengan
widyaiswara dan antar
peserta

c. 40% s.d 60% peserta 30


Diklat menilai metode
Diklat efektif dalam
membangun interaksi
antara peserta dengan
widyaiswara dan antar
peserta

d. 20% s.d 40% peserta 20


Diklat menilai metode
Diklat efektif dalam

7
membangun interaksi
antara peserta dengan
widyaiswara dan antar
peserta

e. 0% s.d 20% peserta Diklat 10


menilai metode Diklat
efektif dalam membangun
interaksi antara peserta
dengan widyaiswara dan
antar peserta

4. Jangka Waktu Pelaksanaan Program Diklat

No Indikator Penilaian Kriteria Penilaian Nilai


1. Kesesuaian alokasi jumlah a. alokasi jumlah waktu 25
waktu dengan metode sangat sesuai dengan
pembelajaran metode pembelajaran
Kesesuaian alokasi jumlah pada setiap mata Diklat
waktu dengan metode
pembelajaran yang b. alokasi jumlah waktu 20
digunakan pada setiap sesuai dengan metode
mata Diklat pembelajaran pada setiap
mata Diklat

c. alokasi jumlah waktu 15


cukup sesuai dengan
metode pembelajaran pada
setiap mata Diklat.

d. alokasi jumlah waktu 10


kurang sesuai dengan
metode pembelajaran pada
setiap mata Diklat

e. alokasi jumlah waktu tidak 5


sesuai dengan metode
pembelajaran pada setiap
mata Diklat

2. Kesesuaian alokasi jumlah a. Alokasi jumlah waktu 25


waktu dengan ruang sangat sesuai dengan
lingkup mata Diklat metode pembelajaran
Kesesuaian jumlah waktu pada setiap mata Diklat
dengan ruang lingkup
setiap mata Diklat b. Alokasi jumlah waktu 20
sesuai dengan metode
pembelajaran pada setiap

8
mata Diklat

c. Alokasi jumlah waktu 15


cukup sesuai dengan
metode pembelajaran
pada setiap mata Diklat

d. Alokasi jumlah waktu 10


kurang sesuai dengan
metode pembelajaran
pada setiap mata Diklat

e. Alokasi jumlah waktu 5


tidak sesuai dengan
metode pembelajaran
pada setiap mata Diklat

3. Kesesuaian alokasi jumlah a. Alokasi jumlah waktu 50


waktu dengan tujuan dan program Diklat sangat
sasaran program Diklat sesuai dengan tujuan dan
Kesesuaian alokasi jumlah sasaran program Diklat
waktu program Diklat
dengan tujuan dan b. Alokasi jumlah waktu 40
sasaran program Diklat program Diklat sesuai
dengan tujuan dan
sasaran program Diklat

c. Alokasi jumlah waktu 30


program Diklat cukup
sesuai dengan tujuan dan
sasaran program Diklat

d. Alokasi jumlah waktu 20


program Diklat kurang
sesuai dengan tujuan dan
sasaran program Diklat
e. Alokasi jumlah waktu 10
program Diklat tidak
sesuai dengan tujuan dan
sasaran program Diklat

9
5. Peserta Diklat

No Indikator Penilaian Kriteria Penilaian Nilai


1. Persyaratan Administratif a. Peserta sangat memenuhi 60
dan Akademis persyaratan administratif
Kesesuaian peserta Diklat dan akademis
dengan persyaratan
administratif dan b. Peserta memenuhi 48
akademis masing-masing persyaratan administratif
program Diklat dan akademis

c. Peserta cukup 36
memenuhi persyaratan
administratif dan
akademis

d. Peserta kurang 24
memenuhi persyaratan
administratif dan
akademis

e. Peserta tidak memenuhi 12


persyaratan administratif
dan akademis

2. Jumlah a. Jumlah Peserta sangat 40


Kesesuaian jumlah peserta memenuhi jumlah yang
Diklat dengan jumlah dipersyaratkan dalam
yang dipesyaratkan Diklat tertentu
masing-masing program
Diklat b. JumlahPeserta memenuhi 32
jumlah yang
dipersyaratkan dalam
Diklat tertentu

c. Jumlah Peserta cukup 24


memenuhi jumlah yang
dipersyaratkan dalam
Diklat tertentu

d. Jumlah Peserta kurang 16


memenuhi jumlah yang
dipersyaratkan dalam
Diklat tertentu

e. Jumlah Peserta tidak 8


memenuhi jumlah yang
dipersyaratkan dalam
Diklat tertentu

10
6. Panduan Pelaksanaan Program Diklat

No Indikator Penilaian Kriteria Penilaian Nilai


1. Kelengkapan a. Muatan panduan sangat 40
Kelengkapan panduan lengkap dikaitkan dengan
pelaksanaan program tujuan dan sasaran
Diklat dikaitkan dengan program Diklat
tujuan dan sasaran b. Muatan panduan lengkap 32
program Diklat dikaitkan dengan tujuan
dan sasaran program
Diklat

c. Muatan panduan cukup 24


lengkap dikaitkan dengan
tujuan dan sasaran
program Diklat

d. Muatan panduan kurang 16


lengkap dikaitkan dengan
tujuan dan sasaran
program Diklat

e. Muatan panduan tidak 8


lengkap dikaitkan dengan
tujuan dan sasaran
program Diklat

2. Kejelasan a. Isi panduan sangat jelas 40


Kejelasan panduan bagi bagi peserta Widyaiswara
peserta Widyaiswara dan dan penyelenggara
penyelenggara
b. Isi panduan jelas bagi 32
peserta Widyaiswara dan
penyelenggara

c. Isi panduan cukup jelas 24


bagi peserta Widyaiswara
dan penyelenggara

d. Isi panduan kurang jelas 16


bagi peserta Widyaiswara
dan penyelenggara

e. Isi panduan tidak jelas 8


bagi peserta Widyaiswara
dan penyelenggara

11
3. Kualitas a. Isi panduan sangat jelas 20
Kualitas tampilan bagi peserta Widyaiswara
panduan pelaksanaan dan penyelenggara
program Diklat
b. Isi panduan jelas bagi 16
peserta Widyaiswara dan
penyelenggara

c. Isi panduan cukup jelas 12


bagi peserta Widyaiswara
dan penyelenggara

d. Isi panduan kurang jelas 8


bagi peserta Widyaiswara
dan penyelenggara

e. Isi panduan tidak jelas 4


bagi peserta Widyaiswara
dan penyelenggara

C. Unsur Fasilitas Diklat

1. Sarana Diklat

No Indikator Penilaian Kriteria Penilaian Nilai


1. Ketersediaan a. sarana Diklat sangat 50
Ketersediaan sarana Diklat lengkap dalam
dalam mewujudkan hasil mewujudkan hasil belajar
belajar dan indikator hasil dan indikator hasil belajar
belajar
b. sarana Diklat lengkap 40
dalam mewujudkan hasil
belajar dan indikator hasil
belajar

c. sarana Diklat cukup 30


lengkap dalam
mewujudkan hasil belajar
dan indikator hasil belajar

d. sarana Diklat kurang 20


lengkap dalam
mewujudkan hasil belajar
dan indikator hasil belajar

e. sarana Diklat tidak 10


lengkap dalam
mewujudkan hasil belajar

12
dan indikator hasil belajar

2. Kesesuaian a. sarana Diklat sangat 50


Kesesuaian sarana Diklat sesuai dalam
dalam mewujudkan hasil mewujudkan hasil belajar
belajar dan indikator hasil dan indikator hasil
belajar belajar

b. sarana Diklat sesuai 40


dalam mewujudkan hasil
belajar dan indikator
hasil belajar

c. sarana Diklat cukup 30


sesuai dalam
mewujudkan hasil belajar
dan indikator hasil
belajar

d. sarana Diklat kurang 20


sesuai dalam
mewujudkan hasil belajar
dan indikator hasil
belajar

e. sarana Diklat tidak sesuai 10


dalam mewujudkan hasil
belajar dan indikator
hasil belajar

2. Prasarana Diklat

No Indikator Penilaian Kriteria Penilaian Nilai


1. Ketersediaan a. Prasarana Diklat sangat 50
Ketersediaan prasarana lengkap untuk kebutuhan
Diklat untuk kebutuhan pelaksanaan program
pelaksanaan program Diklat
Diklat
b. Prasarana Diklat lengkap 40
untuk kebutuhan
pelaksanaan program
Diklat

c. Prasarana Diklat cukup 30


lengkap untuk kebutuhan
pelaksanaan program
Diklat

13
d. Prasarana Diklat kurang 20
lengkap untuk kebutuhan
pelaksanaan program
Diklat

e. Prasarana Diklat tidak 10


lengkap untuk kebutuhan
pelaksanaan program
Diklat

2. Kesesuaian a. Prasarana Diklat sangat 50


Kesesuaian prasarana sesuai untuk kebutuhan
Diklat untuk kebutuhan pelaksanaan program
pelaksanaan program Diklat
Diklat
b. Prasarana Diklat sesuai 40
untuk kebutuhan
pelaksanaan program
Diklat

c. Prasarana Diklat cukup 30


sesuai untuk kebutuhan
pelaksanaan program
Diklat

d. Prasarana Diklat kurang 20


sesuai untuk kebutuhan
pelaksanaan program
Diklat

e. Prasarana Diklat tidak 10


sesuai untuk kebutuhan
pelaksanaan program
Diklat

MENTERI NEGARA
LINGKUNGAN HIDUP,

ttd

RACHMAT WITOELAR
Salinan sesuai dengan aslinya
Deputi MENLH Bidang
Penaatan Lingkungan,

ttd

Ilyas Asaad

14

Anda mungkin juga menyukai