Anda di halaman 1dari 14

MAKALAH

KEPERAWATAN MATERNITAS
“Perspektif, Isu & Trend Keperawatan Maternitas, Serta
Peran & Fungsi Perawat Maternitas”

KELOMPOK 1 :

Arif Mudrik Bustan (P07220118033)


Bima Adinata Putra (P07220118009)
Dewi Paramita (P07220118038)
Ellyta Aldaria (P07220118011)
Hetty Olga Br. Hutahaen (P07220118013)
Iftihatin Khoiriyah (P07220118014)

POLITEKNIK KESEHATAN KEMENKES KALTIM


PROGRAM STUDI D-III KEPERAWATAN
TAHUN 2020

0
KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan atas kehadirat Tuhan YME, yang telah
memberikan nikmatnya kepada kami sehingga atas berkat dan rahmat serta
karunia-Nya lah kami dapat menyelesaikan makalah yang berjudul “Perspektif,
Isu & Trend Keperawatan Maternitas, Serta Peran & Fungsi Perawat Maternitas”
ini sesuai dengan waktu yang telah rencanakan.
Terima kasih kami sampaikan kepada dosen pengajar mata kuliah
Keperawatan Maternitas di Politeknik Kesehatan Kementrian Kesehatan
Kalimantan Timur yang telah memberikan kesempatan bagi kami untuk
mengerjakan makalah ini. Kami juga mengucapkan terima kasih yang sebesar-
besarnya kepada seluruh pihak baik yang secara langsung maupun tidak langsung
telah membantu kami dalam upaya penyelesaian makalah ini baik mendukung
secara moril maupun materil.
Ibarat pepatah “Tak Ada Gading Yang Tak Retak”, maka begitu pula
dengan halnya makalah ini, walaupun kami telah berusaha semaksimal mungkin,
akan tetapi kami selaku penulis menyadari bahwa masih banyak terdapat
kesalahan, kekurangan dan kekhilafan dalam penulisan makalah ini. Untuk itu,
saran dan kritik tetap kami harapkan demi perbaikan makalah ini ke depannya.
Akhir kata kami berharap makalah ini dapat bermanfaat bagi banyak orang.
Terima Kasih.

Wasalamualaikum wr.wb

Samarinda, 7 Januari 2020

1
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ............................................................................. 1

DAFTAR PUSTAKA .......................................................................... 2

BAB I : PENDAHULUAN
A. Latar Belakang ...................................................................... 3
B. Rumusan Masalah ..................................................................... 3
C. Tujuan ...................................................................................... 4

BAB II : PEMBAHASAN
A. Perspektif Keperawatan Maternitas ............................................... 5
B. Trend Dan Issue Keperawatan Maternitas ................................... 5
C. Peran dan Fungsi Perawat Maternitas ...................................... 9

BAB III : PENUTUP


A. Kesimpulan ...................................................................................... 11
B. Saran ...................................................................................... 12

DAFTAR PUSTAKA .......................................................................... 13

2
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Keperawatan maternitas merupakan pelayanan keperawatan profesional
yang ditujukan kepada wanita usia subur yang berkaitan dengan masa diluar
kehamilan, masa kehamilan, masa melahirkan, masa nifas sampai enam
minggu, dan bayi yang dilahirkan sampai berusia 40 hari beserta keluarganya.
Pelayanan berfokus pada pemenuhan kebutuhan dasar dalam melakukan
adaptasi fisik dan psikososial dengan menggunakan pendekatan proses
keperawatan. (CHS/KIKI, 1993).
Asuhan keperawatan yang diberikan bersifat holistik dengan selalu
menghargai klien dan keluarganya serta menyadari bahwa klien dan
keluarganya berhak menentukan perawatan yang sesuai untuk dirinya.
Kegiatan yang dilakukan meliputi kegiatan advokasi dan mendidik WUS dan
melakukan tindakan keperawatan dalam mengatasi masalah
kehamilanpersalinan dan nifas, membantu dan mendeteksi penyimpangan-
penyimpangan secara dini dari keadaan normal selama kehamilan sampai
persalinan dan masa diantara dua kehamilan, memberikan konsultasi tentang
perawatan kehamilan, pengaturan kehamilan, membantu dalam proses
persalinan dan menolong persalinan normal, merawat wanita masa nifas dan
bayi baru lahir sampai umur 40 hari menuju kemandirian, merujuk kepada
tim kesehatan lain untuk kondisi-kondisi yang membutuhkan penanganan
lebih lanjut.

B. Rumusan Masalah
1. Apa yang dimaksud dengan perspektif keperawatan maternitas?
2. Apa saja trend dan issue keperawatan maternitas?
3. Bagaimana peran dan fungsi perawat maternitas?

3
C. Tujuan
1. Mengetahui maksud dari perspektif keperawatan maternitas.
2. Mengetahui apa saja trend dan issue keperawatan maternitas.
3. Mengetahui bagaimana peran dan fungsi perawat maternitas.

4
BAB II
PEMBAHASAN

A. Perspektif Keperawatan Maternitas


Keperawatan Maternitas merupakan persiapan persalinan serta kwalitas
pelayanan kesehatan yang dilakukan dan difokuskan kepada kebutuhan bio-
fisik dan psikososial dari klien, keluarga dan bayi baru lahir. (May &
Mahlmeister, 1990)
Keperawatan Maternitas merupakan sub system dari pelayanan kesehatan
dimana perawat berkolaborasi dengan keluarga dan lainnya untuk membantu
beradaptasi pada masa prenatal, intranatal, postnatal, dan masa interpartal.
(Auvenshine & Enriquez, 1990)
Keperawatan Maternitas merupakan pelayanan professional berkwalitas
yang difokuskan pada kebutuhan adaptasi fisik dan psikososial ibu selama
proses konsepsi / kehamilan, melahirkan, nifas, keluarga, dan bayi baru lahir
dengan menekankan pada pendekatan keluarga sebagai sentra pelayanan.
(Reede, 1997)
Keperawatan maternitas merupakan pelayanan keperawatan profesional
yang ditujukan kepada wanita usia subur yang berkaitan dengan masa diluar
kehamilan, masa kehamilan, masa melahirkan, masa nifas sampai enam
minggu, dan bayi yang dilahirkan sampai berusia 40 hari beserta keluarganya.
Pelayanan berfokus pada pemenuhan kebutuhan dasar dalam melakukan
adaptasi fisik dan psikososial dengan menggunakan pendekatan proses
keperawatan. (CHS/KIKI, 1993).

B. Trend Dan Issue Keperawatan Maternitas


a. Masalah
1) Penyebab angka kematian bayi masih tinggi.
Kematian pada bayi disebabkan oleh penyakit menular seperti
radang paru-paru, diare dan malaria, Penyakit yang merenggut paling

5
banyak korban jiwa adalah radang paru-paru 18 persen, atau sebanyak
1,58 juta anak diare (15 persen, 1,34 juta) dan malaria 8 persen, 0.73
juta anak.
2) Penyebab angka kelahiran bayi masih tinggi.
Penyebab angka kelahiran bayi masih tinggi adalah pelayanan
kesehatan yang semakin meningkat, kurangnya pengetahuan
masyarakat progam KB.
3) Angka Kematian Ibu (AKI).
Angka Kematian Ibu (AKI) tiap tahun atau dua ibu tiap jam
meninggal oleh sebab yang berkaitan dengan kehamilan, persalinan
dan nifas (Depkes RI,Dirjen Binkesmas, 2004). Penyebab kematian
ibu cukup kompleks, dapat digolongkan atas faktor- factor reproduksi,
komplikasi obstetrik, pelayanan kesehatan dan sosio-ekonomi.
Penyebab komplikasi obstetrik langsung telah banyak diketahui dan
dapat ditangani, meskipun pencegahannya terbukti sulit. Perdarahan
sebagai penyebab kematian ibu terdiri atas perdarahan antepartum dan
perdarahan postpartum. Perdarahan antepartum merupakan kasus
gawat darurat yang kejadiannya masih banyak dari semua persalinan,
penyebabnya antara lain plasenta previa, solusio plasenta, dan
perdarahan yang belum jelas sumbernya (Chalik TMA, 1997).
Secara sempit, risiko obstetrik diartikan sebagai probabilitas
kematian dari seorang perempuan atau ibu apabila ia hamil. Indikator
yang lebih kompleks adalah adalah risiko seumur hidup (lifetime risk)
yang mengukur probabilitas kematian perempuan atau ibu sebagai
akibat kehamilan dan persalinan yang dialaminya selama hidup. Bila
istilah pertama hanya mencantumkan kehamilan maka yang kedua
mempunyai dimensi yang lebih lebar yaitu kemampuan dan jumlah
fertilitas. Tingginya kematian ibu sebagian besar disebabkan oleh
timbulnya penyulit persalinan yang tidak dapat segera dirujuk ke
fasilitas kesehatan yang lebih mampu. Keterlambatan merujuk

6
disebabkan berbagai faktor seperti masalah keuangan, transportasi dsb.
(Depkes RI, Dirjen Yanmedik, 2005)

b. Penyakit Menular Seksual


Penyakit menular seksual, atau PMS adalah berbagai infeksi yang
dapat menular dari satu orang ke orang yang lain melalui kontak seksual.
Kelompok remaja dan dewasa muda (15-24 tahun) adalah kelompok umur
yang memiliki risiko paling tinggi untuk tertular PMS, 3 juta kasus baru
tiap tahun adalah dari kelompok ini. Hampir seluruh PMS dapat diobati.
Namun, bahkan PMS yang mudah diobati seperti gonore telah menjadi
resisten terhadap berbagai antibiotik generasi lama. PMS lain, seperti
herpes, AIDS, dan kutil kelamin, seluruhnya adalah PMS yang disebabkan
oleh virus, tidak dapat disembuhkan. Beberapa dari infeksi tersebut sangat
tidak mengenakkan, sementara yang lainnya bahkan dapat mematikan.
Sifilis, AIDS, kutil kelamin, herpes, hepatitis, dan bahkan gonore
seluruhnya sudah pernah dikenal sebagai penyebab kematian. Beberapa
PMS dapat berlanjut pada berbagai kondisi seperti Penyakit Radang
Panggul (PRP), kanker serviks dan berbagai komplikasi kehamilan.
Sehingga, pendidikan mengenai penyakit ini dan upaya-upaya pencegahan
penting untuk dilakukan.

c. Penemuan Teknologi Terbaru


1) Alat Kontrasepsi Implan Terbaru.
UGM berhasil menemukan alat kontrasepsi implant atau susuk
KB generasi ke tiga yang dinamakan Gestplan. Kelebihan alat
kontresepsi ini bisa bertahan hingga 7 tahun di badingkan implant saat
ini yang ber umur 5 tahun. Penemuan ini hasil dari penelitian dari
jurusan Farmatologi dan Toksikologi UGM.
2) Water Birth.
Proses persalinan atau proses melahirkan yang dilakukan di
dalam air, manfaaatnya ibu akan merasakan lebih relaks karena semua

7
otot yang berkaitan dengan proses persalinan menjadi lebih elastic.
Metode ini juga akan mempermudah proses mengejar sehingga rasa
nyeri selama persalinan tidak terlalu dirasakan, di dalam air proses
proses pembukaan jalan lahir akan lebih cepat.

3) USG (Ultrasonografi) 3D dan 4D.

Alat USG (Ultrasonografi) 3D dan 4D adalah alat USG yang


berkemampuan menampilkan gambar 3 dan 4 dimensi di teknologi ini
janin dapat terlihat utuh dan jelas seperti layaknya bayi yang
sesungguhnya (Dr.Judi Januadi Endjun S.pog).
Alat USG ini bahkan dapat memperlihatkan seluruh tubuh bayi
berikut gerak- geriknya teknologi 3 dan 4 dimensimenjadi pelengkap
bila di duga janin dalam keadaan tidak normal dan perlu di cari
kelainan bawaannya seperti bibir sumbing, kelaina pada jantung dan
sebagainya.
Secara lebih detail kelebihan USG ( Ultrasonografi ) 3D dan 4D
ini pada janin dapat terbaca secara lebih akurat, karena teknologi ini
dikembangkan untuk meningkatkan ketepatan diagnosa.

8
4) Pil KB Terbaru
Pil KB dengan dorspirenone merupakan pil KB terbaru yang
memberikan perlindungan kontrasepsi yang dapat diandalkan, dengan
berbagai manfaat tambahan dalam suatu kombinasi yang unik Pil Kb
dengan dorspirenone adalah pil yang membuat seseorang merasa
lebih nyaman. Mengandung progestin baru dorspirenone yaitu homon
yang sangat menyerupai progesteron salah satu hormon dalam tubuh.
Dorspirenone mempunyai profil farmakologis yang sangat mirip
dengan progesteron alami dengan karateristik memiliki efek
antimineralokortoid dan antiandrogenik tidak memiliki aktifitas
ekstrogenik, androgenik, glukortikoid dengan sifat
antineralokortikoid. Pil KB dengan dorspirenone dapat memberikan
manfaat tambahan yaitu tidak menaikkan berat badan, mengurangi
gejala kembung, Haid menjadi teratur, mengurangi nyeri haid, dan
mengatur keluarnya darah haid, tidak menaikan tekanan darah dengan
androgennya. Pil KB dengan dorspirenone dapat memberikan
manfaat tambahan yaitu mengurangi jerawat, dan mempercantik
rambut dan kulit.

C. Peran dan Fungsi Perawat Maternitas


Peran perawat dalam keperawatan maternitas menurut Reeder (1997):
a. Pelaksana
1) Perawat yang bekerja member asuhan keperawatan di tempat
pelayanan kesehatan.
2) Meningkatkan kesehatan : mengidentifikasi dan memaksimalkan
kemampuan klien yang spesifik dan unik untuk mencapai hasil
maksimal dan hidup yang berkwalitas atau kematian yang tenang.
3) Mencegah penyakit : Sasaran objeknya mengurangi resiko sakit,
meningkatkan kebiasaan gaya hidup sehat mempertahankan
keadaan optimal.

9
4) Memulihkan kesehatan/rehabilitasi : fokusnya pada tingkat
kesakitan individu dari deteksi dini perawat, rehabilitasi dan
bimbingan saat pemulihan.
5) Memfasilitasi koping : Perawat lebih aktif dalam mempersiapkan
kematian dan kehidupan yang nyaman sebisa mungkin

b. Pendidik
Bertanggung jawab dalam hal pendidikan dan pengajaran ilmu
keperawatan dan tenaga kesehatan lainnya, bagi klien yang dalam
keadaan tidak tahu menjadi tahu, tidak mau menjadi mau dan tidak
mampu menjadi mampu.

c. Konselor
Perawat sebagai seorang yang mempunyai keahlian dalam
melakukan konseling kepada klien, konselor bertanggung jawab
memberikan layanan dan konseling.

d. Role model bagi para ibu


Panutan bagi para ibu-ibu yang sedang menjalankan keperawatan
maternitas.

e. Role model bagi teman sejawat


Panutan sesama perawat atau saling bekerja sama antar paerawat.

f. Perumus masalah
Mengetahui masalah-masalah yang muncul pada pasien dan
merumuskan masalah tersebut.

g. Ahli keperawatan
Perawat harus ahli dalam melaksanakan tugas keperawatan

10
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Keperawatan maternitas merupakan salah satu bentuk pelayanan
keperawatan profesional yang ditujukan kepada wanita pada masa usia subur
(WUS) berkaitan dengan system reproduksi, kehamilan, melahirkan, nifas,
antara dua kehamilan dan bayi baru lahir sampai umur 40 hari, beserta
keluarganya, berfokus pada pemenuhan kebutuhan dasar dalam beradaptasi
secara fisik dan psikososial untuk mencapai kesejahteraan keluarga dengan
menggunakan pendekatan proses keperawatan. Setiap individu mempunyai
hak untuk lahir sehat maka setiap individu berhak mendapatkan pelayanan
kesehatan yang berkualitas. Upaya mempertahankan kesehatan ibu dan
bayinya sangat membutuhkan partisipasi aktif dari keluarganya. Proses
kelahiran merupakan permulaan bentuk hubungan baru dalam keluarga yang
sangat penting. Pelayanan keperawatan ibu akan mendorong interaksi positif
dari orang tua, bayi dan angggota keluarga lainnya dengan menggunakan
sumber-sumber dalam keluarga.
Sikap, nilai dan perilaku setiap individu dipengaruhi oleh budaya dan
social ekonomi dari calon ibu sehingga ibu serta individu yang dilahirkan akan
dipengaruhi oleh budaya yang diwarisi. Dalam memberikan asuhan
keperawatan diperlukan kebijakan umum kesehatan (terintegrasi) yang
mengatur praktek, SOP/standar operasi prosedur, etik dan profesionalisme,
keamanan, kerahasiaan pasien dan jaminan informasi yang diberikan. Perawat
memiliki komitmen menyeluruh tentang perlunya mempertahankan privasi
dan kerahasiaan pasien sesuai kode etik keperawatan. Asuhan keperawatan
yang diberikan bersifat holistik dengan selalu menghargai klien dan
keluarganya serta menyadari bahwa klien dan keluarganya berhak
menentukan perawatan yang sesuai untuk dirinya. Keberhasilan penerapan
asuhan keperawatan memerlukan kerjasama tim yang terdiri dari pasien,
keluarga, petugas kesehatan dan masyarakat. 3.2 Saran a. Seluruh perawat
agar meningkatkan pemahamannya terhadap berbagai trend dan isu

11
keperawatan maternitas di Indonesia sehingga dapat dikembeangkan dalam
tatanan layanan keperawatan.

B. Saran
Diharapkan agar perawat bisa menindaklanjuti trend dan isu tersebut
melalui kegiatan riset sebagai dasar untuk pengembangan Evidence Based
Nursing Practice di Lingkungan Rumah Sakit dalam Lingkup Keperawatan
Maternitas.

12
DAFTAR PUSTAKA

Ali, Zaidin. 2002. Dasar- Dasar Keperawatan, Profesional. Widya Medika :


Jakarta.

Deitra Leonard Lowdermik, dkk. 1999. Maternity Nursing, fifth edition.


St.Louis: Mosby.

Emily Slone McKinney, dkk. 2000. Maternal-Child Nursing. W.B.Saunders

Depkes. RI. (2002). “Pendekatan kemasyarakatan”. Jakarta: Depkes RI.

Emily Slone McKinney, dkk. 2000. Maternal-Child Nursing.


W.B.Saunders Company.

13

Anda mungkin juga menyukai