Pada saat kehamilan kesehatan ibu dan janin adalah sangat penting dan saling mempengaruhi.
Kondisi janin yang baik sangat diperlukan tetapi keselamatan ibu menjadi prioritas utama.
Idealnya pengobatan ibu dengan obat-obatan, pemeriksaan diagnostik dan pembedahan perlu
dihindarkan pada ibu hamil, tetapi bila diperlukan dapat dilakukan.
Kehamilan yang mana ibunya menderita penyakit pastilah tidak sama penanganan atau kadang
terdapat perbedaan asuhan yang akan diberikan. Dalam pemberian obat kita harus bisa
menghilangkan atau meminimalkan efek samping yang ditimbulkan oleh obat yang diberikan.
Karena seperti yang kita ketahui kebanyakan obet dapat memberikan efek teratogenik yang dapat
menyebabkan kematian janin. Olehnya itu kita harus bisa mengetahui apa obat yang cock untuk
ibu yang tidak membahayakan anaknya. Sehingga dengan penanganan yang tepat penyakit yang
menyertai kehamilan dapat meminimalkan efek pada keadaan ibu dan janin.
A. DIABETES MELITUS
1. Pengertian diabetes
Diabetes mellitus merupakan komplikasi medis yang paling umum terjadi selama
kehamilan. Pengendalian kadar glukosa darah adalah hal penting selama kehamilan. Pada
pasien yang telah menderita DM sebelumnya jika kemudian hamil maka akan cukup
rawan untuk terjadi komplikasi pada janin yang dikandung, dan juga kesehatan si ibu
dapat memburuk apabila terjadi komplikasi-komplikasi diabetik. Diabetes Melitus pada
kehamilan atau sering disebut Diabetes Melitus Gestasional (DMG) didefinisikan sebagai
gangguan toleransi glukosa berbagai tingkat yang diketahui pertama kali saat hamil tanpa
membedakan apakah penderita perlu mendapat insulin atau tidak.
Teori yang lain mengatakan bahwa diabetes tipe 2 ini disebut sebagai “unmasked” atau
baru ditemukan saat hamil dan patut dicurigai pada wanita yang memiliki ciri gemuk,
riwayat keluarga diabetes, riwayat melahirkan bayi > 4 kg, riwayat bayi lahir mati, dan
riwayat abortus berulang.
Diagnosis atau Deteksi dini sangat diperlukan agar penderita DM dapat dikelola
sebaik-baiknya. Terutama dilakukan pada ibu dengan factor resiko berupa beberapa kali
keguguran, riwayat pernah melahirkan anak mati tanpa sebab, riwayat melahirkan bayi
dengan cacat bawaan, melahirkan bayi lebih dari 4000 gr, riwayat PE dan
polyhidramnion.
Juga terdapat riwayat ibu : umur ibu > 30 tahun, riwayat DM dalam keluarga, riwayat
DM pada kehamilan sebelumnya, obesitas, riwayat BBL > 4500 gr dan infeksi saluran
kemih berulang selama hamil.
Pada wanita hamil, sampai saat ini pemeriksaan yang terbaik adalah dengan test
tantangan glukosa yaitu dengan pembebanan 50 gram glukosa dan kadar glikosa darah
diukur 1 jam kemudian. Jika kadar glukosa darah setelah 1 jam pembebanan melebihi
140 mg% maka dilanjutkan dengan pemeriksaan test tolesansi glukosa oral.
Diabetes Melitus pada kehamilan memiliki dampak serius pada ibu dan bayinya bila tidak
ditatalaksana dengan baik.
Ada 2 jenis DM pada kehamilan yaitu:
a. DM yang sudah dialami sejak sebelum hamil (DM pra gestasional).
b. DM yang baru dialami sejak hamil (DM gestasional/DMG).
2. Patofisiologi
Pada DMG, selain perubahan-perubahan fisiologi tersebut, akan terjadi suatu keadaan
di mana jumlah/fungsi insulin menjadi tidak optimal. Terjadi perubahan kinetika
insulin dan resistensi terhadap efek insulin. Akibatnya, komposisi sumber energi
dalam plasma ibu bertambah (kadar gula darah tinggi, kadar insulin tetap tinggi).
Melalui difusi terfasilitasi dalam membran plasenta, dimana sirkulasi janin juga ikut
terjadi komposisi sumber energi abnormal. (menyebabkan kemungkinan terjadi
berbagai komplikasi).Selain itu terjadi juga hiperinsulinemia sehingga janin juga
mengalami gangguan metabolik (hipoglikemia, hipomagnesemia, hipokalsemia,
hiperbilirubinemia, dan sebagainya.
3. Manifestasi klinis
Gejala utama dari kelainan ini pada prinsipnya sama dengan gejala utama pada
penyakit diabetes yang lain yaitu:
1. sering buang air kecil (polyuri)
2. selalu merasa haus (polydipsi) sering merasa lapar (polyfagi).
Hal yang membedakan adalah keadaan pasien saat ini sedang hamil. Sayangnya
penemuan kasus kasus diabetes gestasional sebagian besar karena kebetulan sebab
pasien tidak akan merasakan sesuatu yang aneh pada dirinya selain kehamilan, dan
gejala sering kencing dan banyak makan juga biasa terjadi pada kehamilan normal.
Seperti halnya penyakit kencing manis pada umumnya, pada pemeriksaan gula darah
pun ditemukan nilai yang tinggi pada kadar gula darah puasa dan 2 jam setelah makan
serta bila dilakukan pemeriksaan kadar gula pada urine (air kencing) juga ditemukan
reaksi positif. Pemeriksaan ini dapat diulang selama proses pengobatan dengan obat
antidiabetes untuk memantau kadar gula darah.
Meskipun sebagian besar ibu dengan DMG akan kembali normal pasca melahirkan namun tetap
ada risiko berkembang menjadi DM tipe 2. Oleh karena itu penatalaksanaan diabetes pada
kehamilan sebaiknya dilakukan dengan optimal sehingga dapat menurunkan risiko kematian
pada ibu dan bayi.
1. Perencanaan makanan (diet)
Penanganan DMG yang terutama adalah diet, yang perlu diperhatikan dalam pengaturan diet
wanita hamil adalah kebutuhan kalori pada wanita hamil tidak sama dengan wanita normal
sekalipun wanita hamil tersebut menderita kencing manis.
Dianjurkan diberikan 25 kalori/kgBB ideal, kecuali pada penderita yang gemuk dipertimbangkan
kalori yang lebih mudah. Cara yang dianjurkan adalah cara Broca yaitu BB ideal = (TB-100)-
10% BB.Kebutuhan kalori adalah jumlah keseluruhan kalori yang diperhitungkan dari:
• Kalori basal 25 kal/kgBB ideal
• Kalori kegiatan jasmani 10-30%
• Kalori untuk kehamilan 300 kalor
• Perlu diingat kebutuhan protein ibu hamil 1-1.5 gr/kgBB
Jika dengan terapi diet selama 2 minggu kadar glukosa darah belum mencapai normal atau
normoglikemia, yaitu kadar glukosa darah puasa di bawah 105 mg/dl dan 2 jam pp di bawah 120
mg/dl, maka terapi insulin harus segera dimulai.
Pemantauan dapat dikerjakan dengan menggunakan alat pengukur glukosa darah kapiler.
Perhitungan menu seimbang sama dengan perhitungan pada kasus DM umumnya, dengan
ditambahkan sejumlah 300-500 kalori per hari untuk tumbuh kembang janin selama masa
kehamilan sampai dengan masa menyusui selesai.
Kenaikan berat badan ibu dianjurkan sekitar 1-2.5 kg pada trimester pertama dan selanjutnya
rata-rata 0.5 kg setiap minggu. Sampai akhir kehamilan, kenaikan berat badan yang dianjurkan
tergantung status gizi awal ibu (ibu BB kurang 14-20 kg, ibu BB normal 12.5-17.5 kg dan ibu
BB lebih/obesitas 7.5-12.5 kg).
• Gejala
Keluhan-keluhan yang sering muncul adalah:
cepat merasa lelah,
jantung berdebar-debar
sesak napas, kadang-kadang disertai kebiruan di sekitar mulut (sionosis),serta
bengkak pada tungkai atau terasa berat pada kehamilan muda.
Manifestasi klinis mudah lelah, nafas terengah-engah, ortopnea, dan kongesti paru adalah tanda
dan gejala gagal jantung kiri. Peningkatan berat badan, edema tungkai bawah, hepato megali,
dan peningkatan tekanan vena jugularis adalah tanda dan gejala gagal jantung kanan. Namun
gejala dan tanda ini dapat pula terjadi pada wanita hamil normal. Biasanya terdapat riwayat
penyakit jantung dari anamnesis atau dalam rekam medis. Perlu diawasi saat-saat berbahaya bagi
penderita penyakit jantung yang hamil yaitu :
a. Antara minggu ke 12 dan 32. Terjadi perubahan hemodinamik, terutama minggu ke 28 dan 32,
saat puncak perubahan dan kebutuhan jantung maksimum
b. Saat persalinan. Setiap kontraksi uterus meningkatkan jumlah darah ke dalam sirkulasi
sistemik sebesar 15 – 20% dan ketika meneran pada partus kala ii, saat arus balik vena dihambat
kembali ke jantung.
c. Setelah melahirkan bayi dan plasenta. Hilangnya pengaruh obstruksi uterus yang hamil
menyebabkan masuknya darah secara tiba-tiba dari ekstremitas bawah dan sirkulasi
uteroplasenta ke sirkulasi sistemik
d. 4-5 hari seetelah peralinan. Terjadi penurunan resistensi perifer dan emboli pulmonal dari
thrombus iliofemoral.
Gagal jantung biasanya terjadi perlahan-lahan, diawali ronkhi yang menetap di dasar paru dan
tidak hilang seteah menarik nafas dalam 2-3 kali.
Gejala dan tanda yang biasa ditemui adalah dispnea dan ortopnea yang berat atau progresif,
paroxysmal nocturnal dyspnea, sinkop pada kerja, nyeri dada, batuk kronis, hemoptisis, jari
tabuh, sianosis, edema persisten pada ekstremitas, peningkatan vena jugularis, bunyi jantung I
yang keras atau sulit didengar, split bunyi jantung II, ejection click, late systolic click, opening
snap, friction rub, bising sistolik derajat III atau IV, bising diastolic, dan cardio megali dengan
heaving ventrikel kiri atau kanan yang difus.
3. SISTEM PERNAPASAN
Pada umumnya penyakit paru-paru tidak mempengaruhi kehamilan, persalinan dan nifas,
walaupun kehamilan menyebabkan sedikit perubahan pada system pernapasan, karena uterus
yang membesar dapat mendorong diafragma dan paru-paru keatas serta sisa-sisa udara dalam
paru-paru kurang, namun penyakit tersebut tidak selalu meenjadi lebih parah. Ada 3 jenis
penyakit paru-paru yang perlu perhatian dalam kehamilan yaitu TBC, asma bronchial,
pneumonia, bronchitis dan influenza.
1. TUBERKULOSIS PARU-PARU
Diagnosa
Dalam anamneses Ibu mengatakan pernah berobat penyakit paru-paru
Penanganan :
Ibu hamil dengan proses aktif, hendaknya jangan dicampurkan dengan wanita hamil lainnya.
Pengobatan harus selalu bekerja sama dengan ahli paru-paru
TBC paru-paru tidak merupakan indikasi abortus buatan dan terminasi kehamilan
2. ASMA
Penyakit asma dan kehamilan kadang-kadang bertambah berat. Dalam batas yang wajar asma
tidak banyak pengaruhnya terhadap persalinan. Penyakit asma yang berat dapat mempengaruhi
pertumbuhan dan perkembangan janin dalam rahim melalui gangguan pertukaran o2 dan co2.
3. PENYAKIT PNEUMONIA
Penyakit radang paru-paru pneumonia dapat terjadi dalam kehamilan , persalinan atau nifas.
Pneumonia saat kehamilan memberikan gejala panas badan tinggi, gangguan pernapasan
mengganggu pertukaran o2 dan co2 sehingga membahayakan pertumbuhan dan perkembangan
janin dalam rahim sampai terjadi keguguran dan persalinan premature.
4. SISTEM PENCERNAAN
• Definisi
Gangguan pencernaan wanita hamil disebabkan oleh gangguan hormon kehamilan, janin yang
semakin membesar, dan memenuhi rongga perut anda, plus gaya hidup serta pola makan anda
sebelum hamil. jadi jika sebelum hamil anda sudah memiliki masalah pencernaan, anda harus
ekstra waspada sebab mungkin penyakit itu bertambah parah apabila gaya hidup anda tidak
berubah.
1. Hipermesis :
• Definisi
Hipermesis atau mual dan muntah wajar dialami wanita di 12 minggu pertama kehamilannya
karena perubahan hormon. Selama trisemester pertama anda dianjurkan untuk mengurangi porsi
dan menambah frekuensi makan serta menghindari minuman berkarbonasi. Umumnya mual, atau
muntah akan berakhir setelah melewati minggu ke-12 kehamilan.Namun jika mual atau muntah
berlangsung lebih lama dan parah sampai anda menderita dehidrasi (hiperemesis gravidarum),
Anda harus mewaspadainya sebab bayi didalam kandungan bisa ikut kekurangan cairan.
Beberapa indikasi Hiperemesis lain mencakup :
Rendahnya kadar sodium, klorida, dan potasium dalam darah
Dalam beberapa kasus, detak jantung bisa lebih dari 100 detak / menit dan tekanan darah
menurun.
Berat badan turun 5% dari berat badan sebelum hamil.
Ketidakseimbangan gizi dan metabolisme.
Tidak bisa beraktivitas normal.
• solusi
Solusinya bagi anda penderita hiperemesis parah, anda perlu mendapatkan penanganan langsung
di rumah sakit, karena anda perlu diopname untuk mendapatkan cairan dan juga makanan
melalui infus sebagai pengganti cairan tubuh atau nutrisi yang hilang. Dokter jaga akan memberi
anda obat anti mual dan muntah, serta obat-obatan lain yang akan disesuaikan dengan tingkat
keparahan hiperemesis anda. Berikut beberapa hal yang bisa anda lakukan untuk mengurangi
masalah ini :
Istirahat lebih panjang. Bila dokter menyarankan bed rest, lakukanlah meski anda tetap harus
sedikit bergerak mengingat otot perlu peregangan.
Minumlah teh herbal, jahe, atau pepermint. banyaklah minum untuk menggantikan air yang
hilang.
Terapi hipnosis. kendalikan keinginan muntah dengan hipnosis dan andapun bisa meneruskan
terapi ini sampai persalinan tiba.
Jangan segera turun tempat tidur sewaktu bangun pagi tetapi makanlah biskuit dengan teh
hangat. Makanan atau minuman hangat bisa meredakan badai di perut anda.
Hindari makanan berminyak dan berlemak seperti goreng-gorengan dan santan sebab dapat
menimbulkan rasa mual dan ingin muntah.
2. Konstipasi
• Definisi
Konstipasi adalah kondisi pencernaan dimana anda bisa buang air besar kurang dari tiga kali
seminggu. Konstipasi adalah masalah umum yang dialami wanita hamil dan pasca melahirkan.
Hormon kehamilan yang tinggi membuat pergerakan otot pada usus besar melambat. selain itu,
janin yang makin besar akan menekan usus besar sehingga mengganggu aktivitas normalnya.
Pasca melahirkan, konstipasi diakibatkan oleh episotomi (pengguntingan dan penjahitan kembali
bibir vagina), atau pada persalinan caesar, yang mana usus besar lumpuh sementara karena
pembiusan. Konstipasi memiliki berbagai gejala seperti sulit buang air besar, kembung, atau
bentuk kotoran keras dan kecil-kecil. sebaiknya begitu anda merasakan ingin buang air
besar,segeralah ke kamar mandi sebab menahan buang air besar akan membuat konstipasi
semakin parah
• Solusi :
Jalan cepat selama 30 menit perhari dapat membuat usus besar anda menegang sehingga nada
tidak merasa kembung
Minum setidaknya 10 gelas air putih perhari, karena selama kehamilan, jumlah air yang terserap
dari pencernaan ke dalam darah meningkat.
Mintalah resep suplemenkalsium, setidaknya 200 mg per tablet dengan dosis 5-6 kali per hari
dan multivitamin yang mengandung ekstra zat besi,folat, dan vitamin B kepada doter kandungan
anda. Jika memungkinkan , konsumsilah folat sejak 3-6 bulan sebelum anda hamil.
memperbanyak konsumsi serat. pilih roti gandum utuh daripada ropi putih biasa. Tambahkan
buah dan sayur dengan kulitnya pada menu anda. Pecahkan jadwal makan anda menjadi 5-6 kali
makan porsi kecil kaya serat
Dalam beberapa kasus, pencahar diperlukan untuk kasus konstipasi yang berkelanjutan. dokter
kandungan anda akan memberikan resep pencahar yang aman untuk menurunkan ketegangan di
dinding usus serta melembutkan kotoran agar dapat keluar dengan mulus.
3. Heartburn
• Definisi
Heartburn atau reflux adalah rasa panas di bagian ulu hati hingga ke kerongkongan karena asam
lambung yang meningkat. Hal ini disebabkan oleh tingginya hormon progesteron pada
kehamilan trsemester pertama. Bagi penderita sakit lambung (maag), perlu lebih waspada
terhadap heartburn.
• Solusi:
Hindari makanan berlemak, gurih dan gorengan, serta hindaru juga kafein, rokok dan alkohol.
Kurangi konsumsi sayuran seperti kol, selada dan brokoli yang tinggi gula. meski sehat, sayur-
sayuran itu akan meningkatkan jumlah asam di perut.
Tunggu satu jam setelah makan sebelum anda berbaring.
Jika anda sedang mengalami heartburn, konsumsi yoghurt atau segelas susu. anda bisa
tambahkan sesendok madu ke dalam susu yang hangat.
Sebelum mengonsumsi obat atau menjalani perawatan untuk masalah fisik ataupun mental, anda
perlu menimbang antara manfaat dan resiko. Obat-obatan memiliki manfaat menyembuhkan
tetapi bisa jadi ada efek samping terhadap janin.Jadi, selalu konsultasikan kesehatan anda ke
dokter kandungan sebelum mengonsumsi obat bebas sekalipun.
5. Gastritis
Diagnosis gastritis sering dibuat dalam kehamilan muda, hanya atas dasar keluhan penderita,
seperti mual, muntah-muntah, tidak ada nafsu makan, nyeri didaerah epigastrium dan
sebagainya. Dan setelah diperiksa dengan teliti ternyata penderita tidak menderita gastritis akan
tetapi mungkin emesis (hiperemesis), pirosis, esofagitis. Penderita diobservasi dan ditentukan
terapi konservatif seperti gastritis diluar kehamilan .
5. SISTEM HEMATOLOGI
a. Anemia
Anemia pada wanita tidak hamil didefinisikan sebagai konsentrasi hemoglobin yang
kurang dari 12 g/dl dan kurang dari 10 g/dl selama kehamilan atau masa nifas. Konsentrasi
hemoglobin lebih rendah pada pertengahan kehamilan, pada awal kehamilan dan kembali
menjelang aterm, kadar hemoglobin pada sebagian besar wanita sehat yang memiliki cadangan
besi adalah 11g/dl atau lebih. Atas alasan tersebut, Centers for disease control (1990)
mendefinisikan anemia sebagai kadar hemoglobin kurang dari 11 g/dl pada trimester pertama
dan ketiga, dan kurang dari 10,5 g/dl pada trimester kedua (Suheimi, 2007).
Wanita hamil berisiko menderita anemia dengan gejala cepat lelah, nafas pendek, dan
sering pusing. Gangguan ini bisa disebabkan karena kekurangan zat besi. Pada masa kehamilan
zat besi sangat diperlukan untuk memproduksi sel-sel darah merah janin sehingga kebutuhan
akan zat besi bertambah dua kali lipat. Anemia pada wanita hamil juga bisa disebabkan oleh
kekurangan asam folat. Akibat kekurangan asam folat, janin bisa mengalami risiko kecacatan
otak dan sumsum tulang belakang. Anemia juga dapat meningkatkan risiko penyakit infeksi
setelah melahirkan. Pada kondisi ini wanita hamil disarankan untuk mengatur nutrisi pada
makanannya atau bila perlu mengkonsumsi suplemen zat besi dan asam folat selama hamil.
Anemia defisiensi besi adalah anemia yang disebabkan oleh kurangnya zat besi dalam
tubuh, sehingga kebutuhan zat besi (Fe) untuk eritropoesis tidak cukup, yang ditandai dengan
gambaran sel darah merah hipokrom-mikrositer, kadar besi serum (Serum Iron = SI) dan jenuh
transferin menurun, kapasitas ikat besi total (Total Iron Binding Capacity/TIBC) meninggi dan
cadangan besi dalam sumsum tulang serta ditempat yang lain sangat kurang atau tidak ada sama
sekali. Banyak faktor yang dapat menyebabkan timbulnya anemia defisiensi besi, antara lain,
kurangnya asupan zat besi dan protein dari makanan, adanya gangguan absorbsi diusus,
perdarahan akut maupun kronis, dan meningkatnya kebutuhan zat besi seperti pada wanita hamil,
masa pertumbuhan, dan masa penyembuhan dari penyakit.
d. Gejala Klinis
Wintrobe mengemukakan bahwa manifestasi klinis dari anemia defisiensi besi sangat
bervariasi, bisa hampir tanpa gejala, bisa juga gejala-gejala penyakit dasarnya yang menonjol,
ataupun bisa ditemukan gejala anemia bersama-sama dengan gejala penyakit dasarnya. Gejala-
gejala dapat berupa kepala pusing, palpitasi, berkunang-kunang, perubahan jaringan epitel kuku,
gangguan sistem neurumuskular, lesu, lemah, lelah, disphagia dan pembesaran kelenjar limpa.
Pada umumnya sudah disepakati bahwa bila kadar hemoglobin <>
e. Derajat Anemia
Nilai ambang batas yang digunakan untuk menentukan status anemia ibu hamil,
didasarkan pada criteria WHO tahun 1972 yang ditetapkan dalam 3 kategori, yaitu normal (≥11
gr/dl), anemia ringan (8-11 g/dl), dan anemia berat (kurang dari 8 g/dl). Berdasarkan hasil
pemeriksaan darah ternyata rata-rata kadar hemoglobin ibu hamil adalah sebesar 11.28 mg/dl,
kadar hemoglobin terendah 7.63 mg/dl dan tertinggi 14.00 mg/dl.
Anemia juga menyebabkan rendahnya kemampuan jasmani karena sel-sel tubuh tidak
cukup mendapat pasokan oksigen. Pada wanita hamil, anemia meningkatkan frekuensi
komplikasi pada kehamilan dan persalinan. Risiko kematian maternal, angka prematuritas, berat
badan bayi lahir rendah, dan angka kematian perinatal meningkat. Di samping itu, perdarahan
antepartum dan postpartum lebih sering dijumpai pada wanita yang anemis dan lebih sering
berakibat fatal, sebab wanita yang anemis tidak dapat mentolerir kehilangan darah.
Dampak anemia pada kehamilan bervariasi dari keluhan yang sangat ringan hingga
terjadinya gangguan kelangsungan kehamilan abortus, partus imatur/prematur), gangguan proses
persalinan (inertia, atonia, partus lama, perdarahan atonis), gangguan pada masa nifas
(subinvolusi rahim, daya tahan terhadap infeksi dan stress kurang, produksi ASI rendah), dan
gangguan pada janin (abortus, dismaturitas, mikrosomi, BBLR, kematian perinatal, dan lain-lain)
g. Pengobatan Anemia
Pengobatan anemia biasanya dengan pemberian tambahan zat besi. Sebagian besar tablet
zat besi mengandung ferosulfat, besi glukonat atau suatu polisakarida. Tablet besi akan diserap
dengan maksimal jika diminum 30 menit sebelum makan. Biasanya cukup diberikan 1
tablet/hari, kadang diperlukan 2 tablet. Kemampuan usus untuk menyerap zat besi adalah
terbatas, karena itu pemberian zat besi dalam dosis yang lebih besar adalah sia-sia dan
kemungkinan akan menyebabkan gangguan pencernaan dan sembelit. Zat besi hampir selalu
menyebabkan tinja menjadi berwarna hitam, dan ini adalah efek samping yang normal dan tidak
berbahaya
6. SISTEM PERKEMIHAN
Sistem perkemihan merupakan suatu sistem dimana terjadi proses penyaringan darah sehingga
darah bebas dari zat-zat yang tidak dipergunakan oleh tubuh dan menyerap zat-zat yang masih
dipergunakan oleh tubuh. Zat-zat yang tidak dipergunakan lagi oleh tubuh larut dalam air dan
dikeluarkan berupa urin (air kemih). Infeksi saluran kemih adalah bila pada pemeriksaan urin,
ditemukan bakteri yang jumlahnya lebih dari 10.000 per ml. Urin yang diperiksa harus bersih,
segar dan dari aliran tengah atau diambil denagn fungsi suprasimpisis. Ditemukan bakteri yang
jumlahnya lebih dari 10.000 per ml disebut dengan istilah bakteriuria.
a. Sistitis
Sistitis adalah peradangan kandung kemih tanpa disertai radang bagian atas saluran kemih.
SIstitis ini sering dijumpai dalam kehamilan dan nifas, penyebab utama adalah E. coli,dapat pula
oleh kuman-kuman yang lain.
o Faktor predisposisi
Uretra wanita yang pendek, sistokel, adanya sisa air kemih yang tertinggal, disamping
penggunaan kateter yang sering dipakai dalam usaha mengeluarkan air kemih dalam
pemeriksaan ginekologik atau persalinan.
o Gejala-gejala
Kencing sakit terutama pada akhir berkemih
Meningkatnya frekuensi berkemih dan kadang-kadang disertai nyeri di bagian atas simfisis
Perasaan ingin berkemih yang tidak dapat ditahan
Air kemih kadang-kadang tersa panas
Suhu badan mungkin normal atu meningkat
Nyeri di daerah suprasimfisis
o Pengobatan
Penderita harus dirawat, istirahat berbaring, dan diberikan cukup cairan dan antibiotika seperti
ampisilin atau sulfonamide, sampai tes kepekaan kuman ada, kamudian antibiotika disesuaikan
dengan hasiltes kepekaan tersebut.
c. Glomerulonefritis akuta
Glomerulonefritis akuta jarang dijumpai pada wanita hamil. Penyakit ini dapat timbul setiap saat
dalam kehamilan, dan pnderita nefritis dapat menjadi hamil.biasanya disebakan oleh
streptococcus beta -haemolyticus jenis A.glomerulonefritis akuta mmpunyai pngaruh tidak baik
terhadap hasil konsepsi,terutama yang d sertai tkanan darah yang sangat tinggi dan insufisiensi
ginjal ,dapat menyebabkan abortus.partus prematururus dan kematian janin.
o Pengobatan
Istirahat baring sama dengan diluar kehamilan
Diet yang sempurna dan rendah garam,
Pengendalian hepertensi srta kesimbangan cairan dan elktrolit
d. Glomeruloneferitis kronika
Ialah pnyakit yang sudah di derita oleh ibu hamil beberapa tahun sebelumnya karena itu pada
pemeriksaan khamilan pertama dapat dijumpai proteinuria,sedimen yang tidak normal dan
hepertensi.
o Gejala-gejala
Terdapat proteinuria
Kelainan sedimen dan hipertensi
Edema di muka
Anemia
e. Sindroma nefrotik
Sindroma nefrotik dahulu di kenal dengan nama nefrosis ialah suatu kumpulan gejala yang
terdiri atas udem ,proteinuria (> dari 5 gram sehari),hipoalbuminemia dan
hiperkolestrolmia.penyakit-penyakit yang dapat menyertai sindroma nefrotik ialah glomerulo-
nefritis kronika (paling sering),lupus eritematosus, diabetes militus, amiloidosis, sifilis dan
thrombosis vena renalis.
o Pengobatan
Penderita di beri infus atau trnfusi darah
Di perhatikan kesembangan elektrolit dan cairan
Lakukan hemodialisis bila ada tanda-tanda.
g. Ginjal polikistik
Polikistik merupakan kelainan bawaan (herditer).kehamilan umumnya tidak mmpengaruhi
perkembangan pembentukan Ginjal kista pada ginjal,begitu pula sebaliknya.akan tetapi bila
fungsi ginjal kurang baik ,maka kehamilan akan memperberat atau merusak fungsinya
.sebaliknya wanita yang telah mempunyai klainan sebaiknya tidak hamil karena kemungkinan
timbul komplikasi akibat kehamilan yang sangat tinggi.
h. Tuberklosis ginjal
Jarang di jumpai wanita hamil dengan tubrklosis ginjal ,walaupun dalam literatur di sebutkan
ada.kehamilan akan mmpengaruhi TBC ginjal trsebut bila tidak di obati.TBC pada ginjal dapat
hamil terus ,asal fungsi ginjalnya baik. Terapi TBC ginjal sama dengan trapi TBC organ-organ
lain. Untuk mmbuat diagnose TBC ginjal diperlukan pemeriksaan laboratorium khusus.
Adapun kriteria yang harus dipenuhi oleh seorang wanita yang telah mendapat transplantasi
ginjal, untuk diperbolehkan hamil antara lain sbb:
1. Kesehatan penderita dalam keadaan baik dalam waktu 1-2 tahun setelah mendapat
transplantasi ginjal.
2. tidak ada kontra indikasi obstetri untuk hamil
3. Tidak ada proteinuria
4. Tidak ada tanda-tanda penolakan graft
5. Fungsi ginjal harus baik ,dngan hasil pmeriksaan laboratorium didapat kadar kreattinin
darah antara0,8-2 mg/ml
6. Tidak ada tanda-tanda bendungan,yabg di buktikan dengan pemeriksaan urogram
7. Tidak ada tanda-tanda hipertensi
8. Mendapat terapi