Anda di halaman 1dari 16

MAKALAH ILMU PENGETAHUAN SOSIAL

“ INDONESIA PADA MASA ORDE BARU ( 1966-1998 ) ”

Disusun Oleh :

1. Arsyila

2. M. Hilman Rizaldi (19)

3. Dinda (24)

4. Yusuf AR (34)

1
KATA PENGANTAR

Alhamdulillah puji syukur penyusun panjatkan kepada Allah SWT yang


masih memberikan rahmat sehat, sehingga penyusun dapat menyelesaikan
pembuatan makalah ini dengan judul “ INDONESIA PADA MASA ORDE
BARU ( 1966-1998 ) ”.

Makalah ini dibuat untuk memenuhi salah satu tugas mata pelajaran Ilmu
Pengetahuan Sosial. Dalam makalah ini membahas tentang perkembangan
politik, perkembangan ekonomi, dan kehidupan masyarakat Indonesia pada masa
orde baru. Akhirnya penyusun sampaikan terima kasih atas perhatiannya terhadap
makalah ini, dan penulis berharap semoga makalah ini bermanfaat bagi diri
penyusun sendiri dan khususnya pembaca pada umumnya. Tak ada gading yang
tak retak,begitulah adanya makalah ini.

Penyusun menyadari bahwa dalam penyusunan makalah ini jauh dari kata
sempurna. Tapi penyusun telah melakukan hal yang terbaik daalam
penulisannya.Semoga makalah ini dapat memberikan sumbangan positif bagi
kitas emua.

Malang, 20 Januari 2019

Penyusun

2
DAFTAR ISI

JUDUL ................................................................................................................. 1
KATA PENGANTAR ......................................... 2Error! Bookmark not defined.
DAFTAR ISI ........................................................................................................ 3
BAB I. PENDAHULUAN................................................................................... 4
1.1 Latar Belakang ............................................................................................. 4
1.2 Rumusan Masalah ........................................................................................ 4
1.3 Tujuan..........................................................................................................4
BAB II. PEMBAHASAN .................................................................................... 5
2.1 Perkembangan Politik .................................................................................. 5
2.2 Perkembangan Ekonomi ............................................................................ 11
2.3 Kehidupan Masyarakat Indonesia pada Masa Orde Baru ......................... 10
BAB III. PENUTUP .......................................................................................... 12
3.1. Kesimpulan ............................................................................................... 12
3.2. Saran ......................................................................................................... 15
DAFTAR PUSTAKA ............................................ Error! Bookmark not defined.

3
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

· Orde baru merupakan sebuah istilah yang digunakan untuk memisahkan


antara kekuasaanmasa Sukarno (Orde Lama) dengan masa Suharto. Sebagai
masa yang menandai sebuah masa baru setelah pemberontakan Gerakan 30
September tahun 1965. Orde baru lahir sebagai upayauntuk: mengoreksi total
penyimpangan yang dilakukan pada masa Orde Lama, penataan kembali seluruh
aspek kehidupan rakyat, bangsa, dan negara Indonesia,melaksanakan Pancasila
dan UUD1945 secara murni dan konsekuen dan menyusun kembali kekuatan
bangsa untuk menumbuhkan stabilitas nasional guna mempercepat proses
pembangunan bangsa.

· Setelah Orde Baru memegang talpuk hal tersebut selalu dianggap sah dan
benar, walaupun kekuasaan dan mengendalikan pemerintahan, muncul suatu
keinginan untuk terus-menerus mempertahankan status quo. Hal ini
menimbulkan ekses-ekses negative, yaitu semakin jauh dari tekad awal Orde
Baru tersebut. Akhirnya berbagai macam penyelewengan dan penyimpangan
dari nilai-nilai Pancasila dan ketentuan-ketentuan yang terdapat pada UUD
1945, banyak dilakukan oleh pemerintah Orde Baru. Penyelewengan dan
penyimpangan yang dilakukannya itu direkayasa untuk melindungi kepentingan
penguasa, sehingga merugikan rakyat.

1.2 Rumusan Masalah

1. Bagaimana perkembangan politik pada masa orde baru?


2. Bagaimana perkembangan ekonomi pada masa orde baru?
3. Bagaimana kehidupan masyarakat Indonesia pada masa orde baru?

4
1.3 Tujuan

1. Untuk mengetahui perkembangan politik pada masa orde baru


2. Untuk mengetahui perkembangan ekonomi pada masa orde baru
3. Untuk mengetahui kehidupan masyarakat Indonesia pada masa orde baru

BAB II
PEMBAHASAN

2.1 Perkembangan politik masa pemerintahan Orde Baru

a. Supersemar

Pada 11 Maret 1966, Indonesia masih dalam keadaan terguncang dan terjebak
dalam kekacauan. Tepat pada hari itu, Presiden Soekarno dipaksa
menandatangani sebuah dekrit yang memberikan kekuasaan kepada Jenderal
Suharto untuk melakukan tindakan-tindakan demi menjaga keamanan,
kedamaian dan stabilitas negara. Dekrit ini dikenal sebagai
dokumen Supersemar (Surat Perintah Sebelas Maret) dan menjadi alat
pemindahan kekuasaan eksekutif dari Soekarno ke Suharto. Suharto dengan cepat
melarang segala aktivitas PKI, mulai membersihkan militer dari elemen-elemen
aliran kiri, dan mulai memperkuat peran politik militer di masyarakat Indonesia.

Meski masih tetap presiden, kekuatan Soekarno makin lama makin berkurang
sehingga Suharto secara formal dinyatakan sebagai pejabat sementara presiden
pada tahun 1967 dan dilantik menjadi Presiden Indonesia kedua pada tahun
1968. Ini menandai munculnya era baru yang disebut 'Orde Baru' dan berarti
bahwa kebijakan-kebijakan pemerintah diubah dengan drastis. Pemerintah
Suharto ini berfokus pada pembangunan ekonomi. Hubungan dengan dunia
Barat, yang telah dihancurkan Soekarno, dipulihkan sehingga memungkinkan

5
mengalirnya dana bantuan asing yang sangat dibutuhkan masuk ke Indonesia.
Manajemen fiskal yang penuh kehati-hatian mulai dilaksanakan oleh para
teknokrat dan konfrontasi yang berbahaya dan mahal melawan Malaysia
dihentikan.

Langkah selanjutnya yang dilakukan Suharto adalah depolitisasi Indonesia. Para


menteri tidak diizinkan membuat kebijakan mereka sendiri. Sebaliknya, mereka
harus mengimplementasikan kebijakan-kebijakan yang diformulasikan oleh
atasannya (Presiden). Golkar (akronim dari Golongan Karya, atau kelompok-
kelompok fungsional) digunakan sebagai kendaraan parlementer yang kuat
milik Suharto. Golkar ini mencakup beberapa ratus kelompok fungsional yang
lebih kecil (seperti persatuan-persatuan buruh, petani dan pengusaha) yang
memastikan bahwa masyarakat Indonesia tidak bisa lagi dimobilisasi oleh
partai-partai politik.

Golkar dikembangkan menjadi sebuah alat untuk memastikan bahwa mayoritas


suara dalam pemilihan umum akan mendukung pemerintah. Golkar memiliki
jaringan sampai ke desa-desa dan didanai untuk mempromosikan Pemerintah
Pusat. Para pegawai negeri sipil diwajibkan mendukung Golkar sementara
kepala-kepala desa menerima kuota suara untuk Golkar yang harus dipenuhi.
Kebijakan-kebijakan ini menghasilkan kemenangan besar untuk Golkar pada
pemilihan umum 1971. Untuk semakin memperkuat kekuasaan politiknya,

6
Suharto 'mendorong' sembilan partai politik yang ada untuk bergabung sehingga
tinggal dua partai. Partai pertama adalah Partai Persatuan Pembangunan (PPP)
yang terdiri dari partai-partai Islam dan partai kedua adalah Partai Demokrasi
Indonesia (PDI) terdiri dari partai-partai nasionalis dan Kristen. Kendati begitu,
aktivitas-aktivitas politik kedua partai ini sangat dibatasi sehingga hanya
menjadi masa-masa kampanye singkat sebelum pemilihan umum.

b. Penataan stabilitas sosial

Langkah yang diambil pemerintah untuk penataan kehidupan Politik yaitu:

1) Penataan politik dalam negeri

a. Pembentukan Kabinet Pembangunan

Kabinet awal pada masa peralihan kekuasaan (28 Juli 1966) adalah Kabinet
AMPERA dengan tugas yang dikenal dengan nama Dwi Darma Kabinet
Ampera yaitu untuk menciptakan stabilitas politik dan ekonomi sebagai
persyaratan untuk melaksanakan pembangunan nasional.

Selanjutnya setelah sidang MPRS tahun 1968 menetapkan Soeharto sebagai


presiden untuk masa jabatan 5 tahun maka dibentuklah kabinet yang baru
dengan nama Kabinet Pembangunan dengan tugasnya yang disebut dengan
Pancakrida, yang meliputi :

 Penciptaan stabilitas politik dan ekonomi


 Penyusunan dan pelaksanaan Rencana Pembangunan Lima Tahun Tahap
pertama
 Pelaksanaan Pemilihan Umum
 Pengikisan habis sisa-sisa Gerakan 30 September
 Pembersihan aparatur negara di pusat pemerintahan dan daerah dari
pengaruh PKI.

b. Pembubaran PKI dan Organisasi massanya

Soeharto sebagai pengemban Supersemar guna menjamin keamanan,


ketenangan, serta kestabilan jalannya pemerintahan maka melakukan :

Pembubaran PKI pada tanggal 12 Maret 1966 yang diperkuat dengan


dikukuhkannya Ketetapan MPRS No. IX Tahun 1966.

7
Dikeluarkan pula keputusan yang menyatakan bahwa PKI sebagai organisasi
terlarang di Indonesia.

Pada tanggal 8 Maret 1966 dilakukan pengamanan 15 orang menteri yang


dianggap terlibat Gerakan 30 September 1965. Hal ini disebabkan muncul
keraguan bahwa mereka tidak hendak membantu presiden untuk memulihkan
keamanan dan ketertiban.

c. Pemilihan Umum

Selama masa Orde Baru telah berhasil melaksanakan pemilihan umum


sebanyak enam kali yang diselenggarakan setiap lima tahun sekali, yaitu: tahun
1971, 1977, 1982, 1987, 1992, dan 1997.

Penyelenggaraan Pemilu yang teratur selama Orde Baru menimbulkan kesan


bahwa demokrasi di Indonesia sudah tercipta. Apalagi pemilu itu berlangsung
secara tertib dan dijiwai oleh asas LUBER(Langsung, Umum, Bebas, dan
Rahasia).

Kenyataannya pemilu diarahkan pada kemenangan peserta tertentu yaitu


Golongan Karya (Golkar) yang selalu mencolok sejak pemilu 1971-1997.
Kemenangan Golkar yang selalu mendominasi tersebut sangat menguntungkan
pemerintah dimana terjadi perimbangan suara di MPR dan DPR. Perimbangan
tersebut memungkinkan Soeharto menjadi Presiden Republik Indonesia selama
enam periode pemilihan. Selain itu, setiap Pertanggungjawaban, Rancangan
Undang-undang, dan usulan lainnya dari pemerintah selalu mendapat
persetujuan dari MPR dan DPR tanpa catatan.

2) Penataan Politik Luar Negeri

a. Kembali menjadi anggota PBB

Indonesia kembali menjadi anggota PBB dikarenakan adanya desakan dari


komisi bidang pertahanan keamanan dan luar negeri DPR terhadap pemerintah
Indonesia. Pada tanggal 3 Juni 1966 akhirnya disepakati bahwa Indonesia harus
kembali menjadi anggota PBB dan badan-badan internasional lainnya dalam
rangka menjawab kepentingan nasional yang semakin mendesak. Keputusan
untuk kembali ini dikarenakan Indonesia sadar bahwa ada banyak manfaat yang
diperoleh Indonesia selama menjadi anggota PBB pada tahun 1950-1964.

8
Indonesia secara resmi akhirnya kembali menjadi anggota PBB sejak tanggal 28
Desember 1966.

Kembalinya Indonesia mendapat sambutan baik dari sejumlah negara Asia


bahkan dari pihak PBB sendiri hal ini ditunjukkan dengan ditunjuknya Adam
Malik sebagai Ketua Majelis Umum PBB untuk masa sidang tahun 1974.
Kembalinya Indonesia menjadi anggota PBB dilanjutkan dengan tindakan
pemulihan hubungan dengan sejumlah negara seperti India, Filipina, Thailand,
Australia, dan sejumlah negara lainnya yang sempat renggang akibat politik
konfrontasi Orde Lama.

b. Pendirian ASEAN (Association of South-East Asian Nations)


Indonesia menjadi pemrakarsa didirikannya organisasi ASEAN pada tanggal 8 Agustus 1967. Latar
belakang didirikan Organisasi ASEAN adalah adanya kebutuhan untuk menjalin hubungan kerja sama
dengan negara-negara secara regional dengan negara-negara yang ada di kawasan Asia Tenggara.

Tujuan awal didirikan ASEAN adalah untuk membendung perluasan paham


komunisme setelah negara komunis Vietnam menyerang Kamboja.

Hubungan kerjasama yang terjalin adalah dalam bidang politik, ekonomi, sosial,
dan budaya. Adapun negara yang tergabung dalam ASEAN adalah Indonesia,
Thailand, Malysia, Singapura, dan Filipina.

c. Penyederhanaan Partai Politik

Setelah pemilu 1971 maka dilakukan penyederhanakan jumlah partai tetapi


bukan berarti menghapuskan partai tertentu sehingga dilakukan penggabungan
(fusi) sejumlah partai. Sehingga pelaksanaannya kepartaian tidak lagi
didasarkan pada ideologi tetapi atas persamaan program. Penggabungan
tersebut menghasilkan tiga kekuatan sosial-politik, yaitu :
a. Partai Persatuan Pembangunan (PPP) merupakan fusi dari NU, Parmusi, PSII,
dan Partai Islam Perti yang dilakukan pada tanggal 5 Januari 1973 (kelompok
partai politik Islam)
b.Partai Demokrasi Indonesia (PDI), merupakan fusi dari PNI, Partai Katolik,
Partai Murba, IPKI, dan Parkindo (kelompok partai politik yang bersifat
nasionalis).
c.Golongan Karya (Golkar)

9
d. Pemilihan Umum
Selama masa Orde Baru telah berhasil melaksanakan pemilihan umum
sebanyak enam kali yang diselenggarakan setiap lima tahun sekali, yaitu: tahun
1971, 1977, 1982, 1987, 1992, dan 1997.
Penyelenggaraan Pemilu yang teratur selama Orde Baru menimbulkan kesan
bahwa demokrasi di Indonesia sudah tercipta. Apalagi pemilu itu berlangsung
secara tertib dan dijiwai oleh asas LUBER(Langsung, Umum, Bebas, dan
Rahasia).Kenyataannya pemilu diarahkan pada kemenangan peserta tertentu
yaitu Golongan Karya (Golkar) yang selalu mencolok sejak pemilu 1971-1997.
Kemenangan Golkar yang selalu mendominasi tersebut sangat menguntungkan
pemerintah dimana terjadi perimbangan suara di MPR dan DPR. Perimbangan
tersebut memungkinkan Suharto menjadi Presiden Republik Indonesia selama
enam periode pemilihan. Selain itu, setiap Pertangungjawaban, Rancangan
Undang-undang, dan usulan lainnya dari pemerintah selalu mendapat
persetujuan dari MPR dan DPR tanpa catatan.

e. Pedoman Penghayatan dan Pengamalan Pancasila (P4)


Pada tanggal 12 April 1976, Presiden Suharto mengemukakan gagasan mengenai pedoman untuk
menghayati dan mengamalkan Pancasila yaitu gagasan Ekaprasetia Pancakarsa. Gagasan tersebut
selanjutnya ditetapkan sebagai Ketetapan MPR dalam sidang umum tahun 1978 mengenai
“Pedoman Penghayatan dan Pengamalan Pancasila” atau biasa dikenal sebagai P4.
Guna mendukung program Orde baru yaitu Pelaksanaan Pancasila dan UUD 1945 secara murni dan
konsekuen maka sejak tahun 1978 diselenggarakan penataran P4 secara menyeluruh pada semua
lapisan masyarakat.
Tujuan dari penataran P4 adalah membentuk pemahaman yang sama mengenai demokrasi
Pancasila sehingga dengan pemahaman yang sama diharapkan persatuan dan kesatuan nasional
akan terbentuk dan terpelihara. Melalui penegasan tersebut maka opini rakyat akan mengarah pada
dukungan yang kuat terhadap pemerintah Orde Baru.
Pelaksanaan Penataran P4 tersebut menunjukkan bahwa Pancasila telah dimanfaatkan oleh
pemerintahan Orde Baru. Hal ini tampak dengan adanya himbauan pemerintah pada tahun 1985
kepada semua organisasi untuk menjadikan Pancasila sebagai asas tunggal. Penataran P4 merupakan
suatu bentuk indoktrinasi ideologi sehingga Pancasila menjadi bagian dari sistem kepribadian, sistem
budaya, dan sistem sosial masyarakat Indonesia.
7. Mengadakan Penentuan Pendapat Rakyat (Perpera) di Irian Barat dengan disaksikan oleh wakil
PBB pada tanggal 2 Agustus 1969.

f. Dwi Fungsi ABRI

Guna menciptakan stabilitas politik maka pemerintah menempatkan peran


ganda bagi ABRI yaitu sebagai peran hankam dan sosial. Sehingga peran ABRI
dikenal dengan Dwifungsi ABRI. Peran ini dilandasi dengan adanya pemikiran

10
bahwa TNI adalah tentara pejuang dan pejuang tentara. Kedudukan TNI dan
Polri dalam pemerintahan adalah sama di lembaga MPR/DPR dan DPRD
mereka mendapat jatah kursi dengan pengangkatan. Pertimbangan
pengangkatannya didasarkan pada fungsi stabilisator dan dinamisator.

2.2 Perkembangan Ekonomi

Pelaksanaannya pembangunan nasional dilakukan secara bertahap yaitu:


1) Jangka panjang mencakup periode 25 sampai 30 tahun
2) Jangka pendek mencakup periode 5 tahun (Pelita/Pembangunan Lima
Tahun), merupakan jabaran lebih rinci dari pembangunan jangka panjang
sehingga tiap pelita akan selalu saling berkaitan/berkesinambungan.Selama
masa Orde Baru terdapat 6 Pelita, yaitu :
1. Pelita I
Dilaksanakan pada 1 April 1969 hingga 31 Maret 1974 yang menjadi landasan
awal pembangunan Orde Baru.Tujuannya adalah untuk meningkatkan taraf
hidup rakyat dan sekaligus meletakkan dasar-dasar bagi pembangunan dalam
tahap berikutnya dengan sasaran dalm bidang Pangan, Sandang, Perbaikan
prasarana, perumahan rakyat, perluasan lapangan kerja, dan kesejahteraan
rohani.
2. Pelita II
Dilaksanakan pada tanggal 1 April 1974 hingga 31 Maret 1979. Sasaran
utamanya adalah tersedianya pangan, sandang,perumahan, sarana dan prasarana,
mensejahterakan rakyat dan memperluas kesempatan kerja. Pelaksanaan Pelita
II cukup berhasil pertumbuhan ekonomi rata-rata mencapai 7% per tahun. Pada
awal pemerintahan Orde Baru laju inflasi mencapai 60% dan pada akhir Pelita I
laju inflasi turun menjadi 47%. Selanjutnya pada tahun keempat Pelita II, inflasi
turun menjadi 9,5%.
3. Pelita III
Dilaksanakan pada tanggal 1 April 1979 hingga 31 Maret 1984. Pelita III
pembangunan masih berdasarkan pada Trilogi Pembangunan dengan penekanan
lebih menonjol pada segi pemerataan yang dikenal dengan Delapan Jalur
Pemerataan, yaitu:
*Pemerataan pemenuhan kebutuhan pokok rakyat, khususnya sandang, pangan,
dan perumahan.
*Pemerataan kesempatan memperoleh pendidikan dan pelayanan kesehatan.
*Pemerataan pembagian pendapatan
*Pemerataan kesempatan kerja

11
*Pemerataan kesempatan berusaha
*Pemerataan kesempatan berpartisipasi dalam pembangunan khususnya bagi
generasi muda dan kaum perempuan
*Pemerataan penyebaran pembagunan di seluruh wilayah tanah air
*Pemerataan kesempatan memperoleh keadilan.
4. Pelita IV
Dilaksanakan pada tanggal 1 April 1984 hingga 31 Maret 1989. Titik beratnya
adalah sektor pertanian menuju swasembada pangan dan meningkatkan industri
yang dapat menghasilkan mesin industri sendiri. Terjadi resesi pada awal tahun
1980 yang berpengaruh terhadap perekonomian Indonesia. Pemerintah akhirnya
mengeluarkan kebijakan moneter dan fiskal sehingga kelangsungan
pembangunan ekonomi dapat dipertahankan.
5. Pelita V
Dilaksanakan pada tanggal 1 April 1989 hingga 31 Maret 1994. Titik beratnya
pada sektor pertanian dan industri. Indonesia memiki kondisi ekonomi yang
cukup baik dengan pertumbuhan ekonomi rata-rata 6,8 % per tahun. Posisi
perdagangan luar negeri memperlihatkan gambaran yang menggembirakan.
Peningkatan ekspor lebih baik dibanding sebelumnya.
6. Pelita VI
Dilaksanakan pada tanggal 1 April 1994 hingga 31 Maret 1999. Titik beratnya
masih pada pembangunan pada sektor ekonomi yang berkaitan dengan industri
dan pertanian serta pembangunan dan peningkatan kualitas sumber daya
manusia sebagai pendukungnya. Sektor ekonomi dipandang sebagai penggerak
utama pembangunan. Pada periode ini terjadi krisis moneter yang melanda
negara-negara Asia Tenggara termasuk Indonesia. Karena krisis moneter dan
peristiwa politik dalam negeri yang mengganggu perekonomian menyebabkan
rezim Orde Baru runtuh

2.3 Kehidupan Masyarakat pada masa Orde Baru

Kehidupan Masyarakat Indonesia pada Masa Orde Baru

a. Kehidupan Sosial Pada masa Orde Baru, pemerintah berhasil mewujudkan


stabilitas politik dan menciptakan suasana aman bagi masyarakat Indonesia.
Perkembangan ekonomi juga berjalan dengan baik dan hasilnya dapat terlihat
secara nyata. Dua hal ini menjadi faktor pendorong keberhasilan pemerintah
Orde Baru dalam melaksanakan perbaikan kesejahteraan rakyat. Keberhasilan
tersebut dapat dilihat dari penurunan angka kemiskinan, penurunan angka
kematian bayi, dan peningkatan partisipasi pendidikan dasar. Program-program

12
untuk perbaikan kesejahteraan rakyat yang dilaksanakan pada masa Orde Baru
antara lain adalah sebagai berikut.

1). Transmigrasi

Transmigrasi adalah suatu program yang dibuat oleh pemerintah Indonesia


untuk memindahkan penduduk dari suatu daerah yang padat penduduk ke
daerah lain di dalam wilayah Negara Kesatuan Republik Indonesia. Pemindahan
tersebut dilakukan untuk meratakan persebaran penduduk Indonesia yang sejak
zaman dahulu banyak terkonsentrasi di Pulau Jawa. Pada masa Orde Baru
program transmigrasi gencar dilaksanakan. Daerah-daerah yang menjadi tujuan
transmigrasi antara lain adalah Sumatra, Kalimantan, Sulawesi dan Papua.

2). Keluarga Berencana (KB)

Keluarga Berencana (KB) merupakan program pemerintah yang dirancang


untuk menyeimbangkan antara kebutuhan dan jumlah penduduk. Pada masa
Orde Baru, program KB dilaksanakan untuk pengendalian pertumbuhan
penduduk. Pengendalian penduduk dimaksudkan untuk meningkatkan kualitas
rakyat Indonesia dan peningkatan kesejahteraannya. Melalui program KB
pertumbuhan penduduk di Indonesia berhasil ditekan, pada tahun 1967
pertumbuhan penduduk Indonesia mencapai 2,6% dan pada tahun 1996 telah
menurun drastis menjadi 1,6%. Keberhasilan Indonesia dalam pengendalian
jumlah penduduk dipuji oleh UNICEF, karena dinilai berhasil menekan tingkat
kematian bayi dan telah melakukan berbagai upaya lainnya dalam rangka
mensejahterakan kehidupan anak-anak di tanah air. UNICEF mengemukakan
bahwa tindakan yang telah dilakukan pemerintah Indonesia itu hendaknya
dijadikan contoh bagi negara- negara lain yang tingkat kematian bayi masih
tinggi. 3). Puskesmas dan Posyandu

Pusat Kesehatan Masyarakat (Puskesmas) dan Pos Pelayanan Terpadu


(Posyandu) merupakan dua fasilitias kesehatan yang didirikan oleh pemerintah
untuk meningkatkan pelayanan kesehatan masyarakat. Puskesmas mulai
dibangun sejak ditetapkannya konsep Puskesmas dalam Rapat Kerja Kesehatan
Nasional pada tahun 1968. Pelayanan kesehatan yang diberikan Puskesmas
adalah pelayanan kesehatan menyeluruh (komprehensif) yang meliputi
pelayanan: pengobatan (kuratif), upaya pencegahan (preventif), peningkatan

13
kesehatan (promotif) dan pemulihan kesehatan (rehabilitatif). Adapun Posyandu
mulai didirikan pada tahun 1984. Pelayanan kesehatan yang diberikan Posyandu
antara lain adalah Kesehatan Ibu dan Anak (KIA), KB, Gizi, Penanggulangan
Diare dan Imunisasi. Puskesmas dan Posyandu yang dikembangkan sejak masa
Orde Baru telah berhasil meningkatkan kesehatan masyarakat. b. Pendidikan

Pokok-pokok penting kebijakan pada bidang pendidikan di masa Orde Baru di


antaranya diarahkan untuk menciptakan kesempatan belajar yang lebih luas dan
diimbangi dengan peningkatan mutu pendidikan. Pendidikan tinggi diarahkan
pada sasaran pembinaan mahasiswa yang mampu menjawab tantangan
modernisasi. Oleh karena itu, dikembangkanlah sistem pendidikan yang
berhubungan dengan pengembangan kesempatan dan kualifikasi bagi jenis-jenis
lapangan kerja yang diperlukan oleh pembangunan nasional.

Pada masa Orde Baru, dimunculkan sebuah konsepsi pendidikan yang dikenal
dengan sekolah pembangunan. Konsepsi ini diajukan oleh Mashuri S.H selaku
Menteri Pendidikan dan Kebudayan (P & K). Dalam konsepsi sekolah
pembangunan, para siswa dikenalkan kepada jenis-jenis dan lapangan serta
lingkungan kerja. Hal ini dimaksudkan agar mereka dapat melihat kemungkinan
untuk memberikan jasa melalui karyanya. Anak-anak didik tidak hanya diberi
pelajaran teori, tetapi juga diperkenalkan kepada sejumlah pekerjaan yang kira-
kira dapat mereka lakukan. Dengan cara itu, mereka akan dapat menyalurkan
bakatnya masing-masing sekaligus dapat menyesuaikan diri dengan lingkungan
kerja yang akan mereka hadapi. Dalam rangka memberikan kesempatan belajar
yang lebih luas, pemerintah Orde Baru melaksanakan program-program berikut.
1) Instruksi Presiden (Inpres) Pendidikan Dasar. Adanya Instruksi Presiden ini
membuat jumlah sekolah dasar meningkat pesat. Tercatat pada periode
1993/1994 hampir 150.000 unit SD Inpres telah dibangun. 2) Program
Pemberantasan Buta Huruf yang dimulai pada tanggal 16 Agustus 1978 3)
Program Wajib Belajar yang dimulai pada tanggal 2 Mei 1984 4) Program
Gerakan Orang Tua Asuh (GNOTA).

c. Kebudayaan Pada masa Orde baru, usaha peningkatan dan pengembangan


seni dan budaya diarahkan kepada upaya memperkuat kepribadian, kebanggaan,
dan kesatuan nasional. Oleh karena itu, dilakukan pembinaan dan
pengembangan seni secara luas melalui sekolah seni, kursus seni, organisasi
seni dan wadah- wadah kegiatan seni lainnya. Selain itu, dilakukan pula upaya
penyelamatan, pemeliharaan, dan penelitian warisan sejarah budaya nasional.

14
Upaya ini diwujudkan dengan menginventarisasi peninggalan purbakala yang
meliputi 1165 situs purbakala dan rehabilitasi serta perluasan museum.

BAB III
PENUTUP

3.1. Kesimpulan
Sejalan dengan dasar empirik sebelumnya, masa awal orde baru ditandai oleh terjadinya perubahan
besar dalam pegimbangan politik di dalam Negara dan masyarakat, sebelumya pada era Orde Lama
kita tahu bahwa pusat kekuasaan ada di tangan presiden, militer dan PKI. Namun pada Orde Baru
terjadi pergeseran pusat kekuasaan dimana dibagi dalam militer, teknokrat, dan kemudian birokrasi.
Namun harapan itu akhirnya menemui ajalnya ketika pada pemilu 1971, golkar secara mengejutkan
memenangi pemilu lebih dari separuh suara dalam pemilu.Itulah beberapa sekelumit cerita tentang
Orde Lama dan Orde Baru, tentang bagaimana kehidupan sosial, politik dan ekonomi di masa itu.
Yang kemudian pada orde baru akhirnya tumbang bersamaan dengan tumbangnya Pak Harto atas
desakan para mahasiswa di depan gendung DPR yang akhrinya pada saat itu titik tolak era Reformasi
lahir. Dan pasca reformasilah demokrasi yang bisa dikatakan demokrasi yang di Inginkan pada saat
itu perlahan-lahan mulai tumbuh hingga sekarang ini.

3.2. Saran
Perjalanan kehidupan birokrasi di Indonesia selalu dipengaruhi oleh kondisi sebelumnya. Budaya
birokrasi yang telah ditanamkan sejak jaman kolonialisme berakar kuat hingga reformasi saat ini.
Paradigma yang dibangun dalam birokrasi Indonesia lebih cenderung untuk kepentingan kekuasaan.
Struktur, norma, nilai, dan regulasi birokrasi yang demikian diwarnai dengan orientasi pemenuhan
kepentingan penguasa daripada pemenuhan hak sipil warga negara. Budaya birokrasi yang korup
semakin menjadi sorotan publik saat ini. Banyaknya kasus KKN menjadi cermin buruknya mentalitas
birokrasi secara institusional maupun individu.

Sejak orde lama hingga reformasi, birokrasi selalu menjadi alat politik yang efisien dalam
melanggengkan kekuasaan. Bahkan masa orde baru, birokrasi sipil maupun militer secara terang-
terangan mendukung pemerintah dalam mobilisai dukungan dan finansial. Hal serupa juga masih
terjadi pada masa reformasi, namun hanya di beberapa daerah. Beberapa kasus dalam Pilkada yang
sempat terekam oleh media menjadi salah satu bukti nyata masih adanya penggunaan birokrasi
untuk suksesi. Sebenarnya penguatan atau ”penaklukan” birokrasi bisa saja dilakukan dengan
catatan bahwa penaklukan tersebut didasarkan atas itikad baik untuk merealisasikan program-
program yang telah ditetapkan pemerintah. Namun sayangnya, penaklukan ini hanya dipahami para
pelaku politik adalah untuk memenuhi ambisi dalam memupuk kekuasaan.

15
Mungkin dalam hal ini, kita sebagai penerus bangsa harus mampu dan terus bersaing dalam
mewujudkan Indonesia yang lebih baik dari sebelumnya , harga diri bangsa Indonesia adalah
mencintai dan menjaga aset Negara untuk dijadikan simpanan buat anak cucu kelak. Dalam proses
pembangunan bangsa ini harus bisa menyatukan pendapat demi kesejahteraan masyarakat
umumnya.

DAFTAR PUSTAKA
https://www.indonesia-investments.com/id/budaya/politik/orde-baru-suharto/item180?

https://www.indonesia-investments.com/upload/images/Suharto-Nixon-Indonesia-Investments.jpg

http://sayasofie.blogspot.com/2016/12/stabilitas-politik-dan-ekonomi-orde-baru.html

https://www.coursehero.com/file/p5c70ep/b-Penyederhanaan-Partai-Politik-Pada-masa-Orde-Baru-
pemerintah-melakukan/

http://kukerjakanprmu.blogspot.com/2016/10/perkembangan-ekonomi-indonesia-pada.html

http://shentiald.blogspot.com/2013/12/makalah-indonesia-pada-masa-orde-baru.html

16

Anda mungkin juga menyukai