Disusun Oleh :
1. Arsyila
3. Dinda (24)
4. Yusuf AR (34)
1
KATA PENGANTAR
Makalah ini dibuat untuk memenuhi salah satu tugas mata pelajaran Ilmu
Pengetahuan Sosial. Dalam makalah ini membahas tentang perkembangan
politik, perkembangan ekonomi, dan kehidupan masyarakat Indonesia pada masa
orde baru. Akhirnya penyusun sampaikan terima kasih atas perhatiannya terhadap
makalah ini, dan penulis berharap semoga makalah ini bermanfaat bagi diri
penyusun sendiri dan khususnya pembaca pada umumnya. Tak ada gading yang
tak retak,begitulah adanya makalah ini.
Penyusun menyadari bahwa dalam penyusunan makalah ini jauh dari kata
sempurna. Tapi penyusun telah melakukan hal yang terbaik daalam
penulisannya.Semoga makalah ini dapat memberikan sumbangan positif bagi
kitas emua.
Penyusun
2
DAFTAR ISI
JUDUL ................................................................................................................. 1
KATA PENGANTAR ......................................... 2Error! Bookmark not defined.
DAFTAR ISI ........................................................................................................ 3
BAB I. PENDAHULUAN................................................................................... 4
1.1 Latar Belakang ............................................................................................. 4
1.2 Rumusan Masalah ........................................................................................ 4
1.3 Tujuan..........................................................................................................4
BAB II. PEMBAHASAN .................................................................................... 5
2.1 Perkembangan Politik .................................................................................. 5
2.2 Perkembangan Ekonomi ............................................................................ 11
2.3 Kehidupan Masyarakat Indonesia pada Masa Orde Baru ......................... 10
BAB III. PENUTUP .......................................................................................... 12
3.1. Kesimpulan ............................................................................................... 12
3.2. Saran ......................................................................................................... 15
DAFTAR PUSTAKA ............................................ Error! Bookmark not defined.
3
BAB I
PENDAHULUAN
· Setelah Orde Baru memegang talpuk hal tersebut selalu dianggap sah dan
benar, walaupun kekuasaan dan mengendalikan pemerintahan, muncul suatu
keinginan untuk terus-menerus mempertahankan status quo. Hal ini
menimbulkan ekses-ekses negative, yaitu semakin jauh dari tekad awal Orde
Baru tersebut. Akhirnya berbagai macam penyelewengan dan penyimpangan
dari nilai-nilai Pancasila dan ketentuan-ketentuan yang terdapat pada UUD
1945, banyak dilakukan oleh pemerintah Orde Baru. Penyelewengan dan
penyimpangan yang dilakukannya itu direkayasa untuk melindungi kepentingan
penguasa, sehingga merugikan rakyat.
4
1.3 Tujuan
BAB II
PEMBAHASAN
a. Supersemar
Pada 11 Maret 1966, Indonesia masih dalam keadaan terguncang dan terjebak
dalam kekacauan. Tepat pada hari itu, Presiden Soekarno dipaksa
menandatangani sebuah dekrit yang memberikan kekuasaan kepada Jenderal
Suharto untuk melakukan tindakan-tindakan demi menjaga keamanan,
kedamaian dan stabilitas negara. Dekrit ini dikenal sebagai
dokumen Supersemar (Surat Perintah Sebelas Maret) dan menjadi alat
pemindahan kekuasaan eksekutif dari Soekarno ke Suharto. Suharto dengan cepat
melarang segala aktivitas PKI, mulai membersihkan militer dari elemen-elemen
aliran kiri, dan mulai memperkuat peran politik militer di masyarakat Indonesia.
Meski masih tetap presiden, kekuatan Soekarno makin lama makin berkurang
sehingga Suharto secara formal dinyatakan sebagai pejabat sementara presiden
pada tahun 1967 dan dilantik menjadi Presiden Indonesia kedua pada tahun
1968. Ini menandai munculnya era baru yang disebut 'Orde Baru' dan berarti
bahwa kebijakan-kebijakan pemerintah diubah dengan drastis. Pemerintah
Suharto ini berfokus pada pembangunan ekonomi. Hubungan dengan dunia
Barat, yang telah dihancurkan Soekarno, dipulihkan sehingga memungkinkan
5
mengalirnya dana bantuan asing yang sangat dibutuhkan masuk ke Indonesia.
Manajemen fiskal yang penuh kehati-hatian mulai dilaksanakan oleh para
teknokrat dan konfrontasi yang berbahaya dan mahal melawan Malaysia
dihentikan.
6
Suharto 'mendorong' sembilan partai politik yang ada untuk bergabung sehingga
tinggal dua partai. Partai pertama adalah Partai Persatuan Pembangunan (PPP)
yang terdiri dari partai-partai Islam dan partai kedua adalah Partai Demokrasi
Indonesia (PDI) terdiri dari partai-partai nasionalis dan Kristen. Kendati begitu,
aktivitas-aktivitas politik kedua partai ini sangat dibatasi sehingga hanya
menjadi masa-masa kampanye singkat sebelum pemilihan umum.
Kabinet awal pada masa peralihan kekuasaan (28 Juli 1966) adalah Kabinet
AMPERA dengan tugas yang dikenal dengan nama Dwi Darma Kabinet
Ampera yaitu untuk menciptakan stabilitas politik dan ekonomi sebagai
persyaratan untuk melaksanakan pembangunan nasional.
7
Dikeluarkan pula keputusan yang menyatakan bahwa PKI sebagai organisasi
terlarang di Indonesia.
c. Pemilihan Umum
8
Indonesia secara resmi akhirnya kembali menjadi anggota PBB sejak tanggal 28
Desember 1966.
Hubungan kerjasama yang terjalin adalah dalam bidang politik, ekonomi, sosial,
dan budaya. Adapun negara yang tergabung dalam ASEAN adalah Indonesia,
Thailand, Malysia, Singapura, dan Filipina.
9
d. Pemilihan Umum
Selama masa Orde Baru telah berhasil melaksanakan pemilihan umum
sebanyak enam kali yang diselenggarakan setiap lima tahun sekali, yaitu: tahun
1971, 1977, 1982, 1987, 1992, dan 1997.
Penyelenggaraan Pemilu yang teratur selama Orde Baru menimbulkan kesan
bahwa demokrasi di Indonesia sudah tercipta. Apalagi pemilu itu berlangsung
secara tertib dan dijiwai oleh asas LUBER(Langsung, Umum, Bebas, dan
Rahasia).Kenyataannya pemilu diarahkan pada kemenangan peserta tertentu
yaitu Golongan Karya (Golkar) yang selalu mencolok sejak pemilu 1971-1997.
Kemenangan Golkar yang selalu mendominasi tersebut sangat menguntungkan
pemerintah dimana terjadi perimbangan suara di MPR dan DPR. Perimbangan
tersebut memungkinkan Suharto menjadi Presiden Republik Indonesia selama
enam periode pemilihan. Selain itu, setiap Pertangungjawaban, Rancangan
Undang-undang, dan usulan lainnya dari pemerintah selalu mendapat
persetujuan dari MPR dan DPR tanpa catatan.
10
bahwa TNI adalah tentara pejuang dan pejuang tentara. Kedudukan TNI dan
Polri dalam pemerintahan adalah sama di lembaga MPR/DPR dan DPRD
mereka mendapat jatah kursi dengan pengangkatan. Pertimbangan
pengangkatannya didasarkan pada fungsi stabilisator dan dinamisator.
11
*Pemerataan kesempatan berusaha
*Pemerataan kesempatan berpartisipasi dalam pembangunan khususnya bagi
generasi muda dan kaum perempuan
*Pemerataan penyebaran pembagunan di seluruh wilayah tanah air
*Pemerataan kesempatan memperoleh keadilan.
4. Pelita IV
Dilaksanakan pada tanggal 1 April 1984 hingga 31 Maret 1989. Titik beratnya
adalah sektor pertanian menuju swasembada pangan dan meningkatkan industri
yang dapat menghasilkan mesin industri sendiri. Terjadi resesi pada awal tahun
1980 yang berpengaruh terhadap perekonomian Indonesia. Pemerintah akhirnya
mengeluarkan kebijakan moneter dan fiskal sehingga kelangsungan
pembangunan ekonomi dapat dipertahankan.
5. Pelita V
Dilaksanakan pada tanggal 1 April 1989 hingga 31 Maret 1994. Titik beratnya
pada sektor pertanian dan industri. Indonesia memiki kondisi ekonomi yang
cukup baik dengan pertumbuhan ekonomi rata-rata 6,8 % per tahun. Posisi
perdagangan luar negeri memperlihatkan gambaran yang menggembirakan.
Peningkatan ekspor lebih baik dibanding sebelumnya.
6. Pelita VI
Dilaksanakan pada tanggal 1 April 1994 hingga 31 Maret 1999. Titik beratnya
masih pada pembangunan pada sektor ekonomi yang berkaitan dengan industri
dan pertanian serta pembangunan dan peningkatan kualitas sumber daya
manusia sebagai pendukungnya. Sektor ekonomi dipandang sebagai penggerak
utama pembangunan. Pada periode ini terjadi krisis moneter yang melanda
negara-negara Asia Tenggara termasuk Indonesia. Karena krisis moneter dan
peristiwa politik dalam negeri yang mengganggu perekonomian menyebabkan
rezim Orde Baru runtuh
12
untuk perbaikan kesejahteraan rakyat yang dilaksanakan pada masa Orde Baru
antara lain adalah sebagai berikut.
1). Transmigrasi
13
kesehatan (promotif) dan pemulihan kesehatan (rehabilitatif). Adapun Posyandu
mulai didirikan pada tahun 1984. Pelayanan kesehatan yang diberikan Posyandu
antara lain adalah Kesehatan Ibu dan Anak (KIA), KB, Gizi, Penanggulangan
Diare dan Imunisasi. Puskesmas dan Posyandu yang dikembangkan sejak masa
Orde Baru telah berhasil meningkatkan kesehatan masyarakat. b. Pendidikan
Pada masa Orde Baru, dimunculkan sebuah konsepsi pendidikan yang dikenal
dengan sekolah pembangunan. Konsepsi ini diajukan oleh Mashuri S.H selaku
Menteri Pendidikan dan Kebudayan (P & K). Dalam konsepsi sekolah
pembangunan, para siswa dikenalkan kepada jenis-jenis dan lapangan serta
lingkungan kerja. Hal ini dimaksudkan agar mereka dapat melihat kemungkinan
untuk memberikan jasa melalui karyanya. Anak-anak didik tidak hanya diberi
pelajaran teori, tetapi juga diperkenalkan kepada sejumlah pekerjaan yang kira-
kira dapat mereka lakukan. Dengan cara itu, mereka akan dapat menyalurkan
bakatnya masing-masing sekaligus dapat menyesuaikan diri dengan lingkungan
kerja yang akan mereka hadapi. Dalam rangka memberikan kesempatan belajar
yang lebih luas, pemerintah Orde Baru melaksanakan program-program berikut.
1) Instruksi Presiden (Inpres) Pendidikan Dasar. Adanya Instruksi Presiden ini
membuat jumlah sekolah dasar meningkat pesat. Tercatat pada periode
1993/1994 hampir 150.000 unit SD Inpres telah dibangun. 2) Program
Pemberantasan Buta Huruf yang dimulai pada tanggal 16 Agustus 1978 3)
Program Wajib Belajar yang dimulai pada tanggal 2 Mei 1984 4) Program
Gerakan Orang Tua Asuh (GNOTA).
14
Upaya ini diwujudkan dengan menginventarisasi peninggalan purbakala yang
meliputi 1165 situs purbakala dan rehabilitasi serta perluasan museum.
BAB III
PENUTUP
3.1. Kesimpulan
Sejalan dengan dasar empirik sebelumnya, masa awal orde baru ditandai oleh terjadinya perubahan
besar dalam pegimbangan politik di dalam Negara dan masyarakat, sebelumya pada era Orde Lama
kita tahu bahwa pusat kekuasaan ada di tangan presiden, militer dan PKI. Namun pada Orde Baru
terjadi pergeseran pusat kekuasaan dimana dibagi dalam militer, teknokrat, dan kemudian birokrasi.
Namun harapan itu akhirnya menemui ajalnya ketika pada pemilu 1971, golkar secara mengejutkan
memenangi pemilu lebih dari separuh suara dalam pemilu.Itulah beberapa sekelumit cerita tentang
Orde Lama dan Orde Baru, tentang bagaimana kehidupan sosial, politik dan ekonomi di masa itu.
Yang kemudian pada orde baru akhirnya tumbang bersamaan dengan tumbangnya Pak Harto atas
desakan para mahasiswa di depan gendung DPR yang akhrinya pada saat itu titik tolak era Reformasi
lahir. Dan pasca reformasilah demokrasi yang bisa dikatakan demokrasi yang di Inginkan pada saat
itu perlahan-lahan mulai tumbuh hingga sekarang ini.
3.2. Saran
Perjalanan kehidupan birokrasi di Indonesia selalu dipengaruhi oleh kondisi sebelumnya. Budaya
birokrasi yang telah ditanamkan sejak jaman kolonialisme berakar kuat hingga reformasi saat ini.
Paradigma yang dibangun dalam birokrasi Indonesia lebih cenderung untuk kepentingan kekuasaan.
Struktur, norma, nilai, dan regulasi birokrasi yang demikian diwarnai dengan orientasi pemenuhan
kepentingan penguasa daripada pemenuhan hak sipil warga negara. Budaya birokrasi yang korup
semakin menjadi sorotan publik saat ini. Banyaknya kasus KKN menjadi cermin buruknya mentalitas
birokrasi secara institusional maupun individu.
Sejak orde lama hingga reformasi, birokrasi selalu menjadi alat politik yang efisien dalam
melanggengkan kekuasaan. Bahkan masa orde baru, birokrasi sipil maupun militer secara terang-
terangan mendukung pemerintah dalam mobilisai dukungan dan finansial. Hal serupa juga masih
terjadi pada masa reformasi, namun hanya di beberapa daerah. Beberapa kasus dalam Pilkada yang
sempat terekam oleh media menjadi salah satu bukti nyata masih adanya penggunaan birokrasi
untuk suksesi. Sebenarnya penguatan atau ”penaklukan” birokrasi bisa saja dilakukan dengan
catatan bahwa penaklukan tersebut didasarkan atas itikad baik untuk merealisasikan program-
program yang telah ditetapkan pemerintah. Namun sayangnya, penaklukan ini hanya dipahami para
pelaku politik adalah untuk memenuhi ambisi dalam memupuk kekuasaan.
15
Mungkin dalam hal ini, kita sebagai penerus bangsa harus mampu dan terus bersaing dalam
mewujudkan Indonesia yang lebih baik dari sebelumnya , harga diri bangsa Indonesia adalah
mencintai dan menjaga aset Negara untuk dijadikan simpanan buat anak cucu kelak. Dalam proses
pembangunan bangsa ini harus bisa menyatukan pendapat demi kesejahteraan masyarakat
umumnya.
DAFTAR PUSTAKA
https://www.indonesia-investments.com/id/budaya/politik/orde-baru-suharto/item180?
https://www.indonesia-investments.com/upload/images/Suharto-Nixon-Indonesia-Investments.jpg
http://sayasofie.blogspot.com/2016/12/stabilitas-politik-dan-ekonomi-orde-baru.html
https://www.coursehero.com/file/p5c70ep/b-Penyederhanaan-Partai-Politik-Pada-masa-Orde-Baru-
pemerintah-melakukan/
http://kukerjakanprmu.blogspot.com/2016/10/perkembangan-ekonomi-indonesia-pada.html
http://shentiald.blogspot.com/2013/12/makalah-indonesia-pada-masa-orde-baru.html
16